Marah Halim Cup Dekade 1972 – 1979

Acara pembukaan atau Open Ceremonial turnamen Marah Halim ini diadakan pada 7 April dengan dihadiri oleh Komandan Upacara Letkol B. Hutasuhut. BA serta sebagai Inspektur Upacara yaitu Gubernur Sumut, Marah Halim Harahap. Acara ini diramaikan dengan defile keenam tim peserta turnamen yang diiringi oleh Pleton Musik ‘Bukit Barisan’ dan ‘Brimob Men. V’. Para defile tersebut diterima langsung oleh Gubernur Marah HalimHarahap sebagai Inspektur Upacara di tribun kehormatan Stadion Teladan Medan. Sementara itu Walikota Medan Sukarni juga turut hadir dalam acara pembukaan dan memberikan pidato ‘Selamat Datang’ kepada semua peserta sekaligus turut juga memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Medan ke 63. Turnamen Marah Halim Cup yang pertama ini memang disengaja diselenggarakan tepat bersamaan dengan Hari Lahir Kota Medan. Laga pertama dimulai di Pool A antara kesebelasan tuan rumah PSMS Medan melawan Persema Malang. Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan tipis bagi PSMS 1-0, satu-satunya gola pada pertandingan itu dicetak oleh Parlin Siagian pada menit ke-25 babak pertama. Dalam laga ini PSMS mendominasi jalannya pertandingan, banyak peluang tercipta namun kurang tenang dalam penyelesaiannya. Masih dari Pool A, pertandingan kedua PSMS yaitu melawan PSM yang menjadi tim unggulan untuk menjuarai turnamen Mahal ini. PSM berhasil unggul lebih dulu di babak pertama lewat tendangan penalti setelah bek PSMS, Zulham, melakukan handball di dalam kotak penalti PSMS. Namun keunggulan PSM 27 tersebuttidak berlangsung lama, selang beberapa menit kemudian PSMS langsung membalasnya lewat tendangan terukur dari Anwar Udjang. Skor imbang 1-1 pun bertahan hingga akhir pertandingan, sehingga kedua tim harus puas dengan membawa satu poin saja. Dari Pool B pertandingan perdana yaitu antara Persija melawan Persib, pertandingan ini menghidangkan permainan bola-bola pendek yang mengasikkan. Pada babak pertama kesebelasan Persib lebih mendominasi dari Persija, kiper Persija, Nukman, berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang. Babak kedua permainan Persija lebih berkembang, klimaksnya terjadi dimenit 79 ketika Bob Parmadi, gelandang kiri tim Persija berhasil melesakkan gol ke gawang Persib Bandung. Persija pun akhirnya berhasil memenangi pertandingan pertamanya. Persib kembali melakoni pertandingan keduanya melawan Persebaya. Dalam pertandingan ini Persib benar-benar diluluhlantakkan oleh lawannya. Persebaya berhasil mencetak gol pertama pada menit ke-4 oleh gelandang kiri Artono. Gol ini menjadi satu-satunya gol yang terjadi di babak pertama. Di babak kedua Persebaya kembali menguasai jalannya pertandingan. Terbukti Persebaya tak tanggung-tanggung membukukan dua gol di babak kedua ini lewat sepasang gol Ahmad Kadir. Skor 3-0 pun bertahan hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan. Kekalahan telak ini tak pelak membuat malu seluruh staf dan pemain tim berjuluk “Maung Bandung” itu. Setelah masing-masing tim memainkan seluruh pertandingannya maka didapatkanlah 2 tim dari kedua grup yang berhak lolos ke babak semifinal. Dari Grup A PSMS sebagai juara bertahan maju ke babak selanjutnya ditemani oleh Persema. Persebaya dan Persija menjadi wakil dari Grup B yang lolos ke babak semifinal untuk berhadapan dengan lawan-lawan dari Grup A. Pertandingan semifinal antara PSMS dan Persija berlangsung sangat alot. Walaupun bermain dengan tekanan penuh dari pendukung tuan rumah Persija tetap tampil percaya diri dan berulang kali merepotkan barisan pertahanan PSMS. Namun keberuntungan lebih berpihak kepada tim tuan rumah, di awal babak pertama tepatnya menit ke-4 PSMS berhasil memanfaatkan kelengahan barisan pertahanan Persija. Adalah Parlin yang membuat gol cepat tersebut. Sampai akhir pertandingan skor tetap bertahan 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah. PSMS pun berhak melaju ke final menanti pemenang antara Persema melawan Persebaya. Persebaya akhirnya menyusul ke final untuk menantang tim tuan rumah PSMS setelah sukses mengkandaskan perlawanan dari Persema dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal dalam pertandingan ini dicetak oleh Guntur pada menit ke 73. Partai final antara PSMS dan Persebaya digelar pada 16 April 1972 di Stadion Teladan. Pertandingan final Marah Halim Cup antara PSMS dengan Persebaya berjalan sangat menarik dan menegangkan. Kedua kesebelasan bermain dengan tempo yang cukup tinggi. Sunaryo dan Sukiman, yang menjadi andalan lini belakang PSMS berkali-kali harus melakukan tekel untuk menghentikan serangan dari Persebaya yang 29 dimotori oleh Ngurah Ray dan Jacob Sisahale. 18 Setelah tertinggal lewat gol Tarmilin, Persebaya berusaha mati-matian mengepung barisan pertahanan PSMS. Untungnya Ronny Paslah kembali bermain sangat baik dalam pertandingan ini, berkali-kali dia berhasil menahan tembakan para pemain Persebaya dari gawangnya. Tapi nampaknya setelah serangan bertubi-tubi yang dilancarkan hanya tinggal menunggu waktu saja bagi Persebaya untuk dapat menciptakan gol. Hal ini menjadi kenyataan ketika pada menit ke-35 Hartono nomor punggung 6 berhasil melesakkan gol ke gawang PSMS yang dijaga Ronny Paslah. Babak pertama pun berakhir dengan skor imbang 1-1. Pada menit ke-5, berawal dari serangan balik, PSMS berhasil mencuri gol lewat kerjasama apik antara Parlin yang memberi passing akurat kepada Tarmilin, dan sukses dikonversi menjadi gol oleh penyerang PSMS itu. Menurut pengamat, gol dari Tarmilin itu merupakan gol tercantik selama turnamen ini berlangsung. 19 Babak kedua PSMS bermain lebih beringas, petaka bagi Persebaya terjadi pada menit ke-50 ketika Nobon berhasil membuat PSMS kembali unggul, skor pun berubah menjadi 2-1. Setelah gol kedua PSMS ini pertandingan jadi tambah memanas, ditandai dengan banyaknya tekel-tekel keras dan benturan-benturan kepala yang terjadi di lapangan. Wasit Salam Sunarjo yang memimpin pertandingan ini berkali-kali juga harus menghentikan pertandingan. PSMS akhirnya berhasil mengunci kemenangan mereka lewat gol kedua dari Nobon di menit ke 78. Skor 3-1 18 Harian waspada 15 April 1972 19 Ibid. untuk kemenangan PSMS ini bertahan hingga akhir pertandingan. Tim berjuluk “Ayam Kinantan” akhirnya sukses mencatat sejarah sebagai tim yang pertama kali menjuarai Turnamen Marah Halim dan berhak menggondol Piala berbalut emas yang telah disiapkan oleh Panitia Penyelenggara. Grup A 1. PSMS Medan 2. PSM Makasar 3. Persema Malang Grup B 1. Persija Jakarta 2. Persib Bandung 3. Persebaya Surabaya Adapun hasil seluruh pertandingan Marah Halim Cup pertama sebagai berikut: • babak penyisihan 07 April 1972 PSMS Medan VS Persema Malang 1-0 08 April 1972 Persija Jakarta VS Persib Bandung 1-0 09 April 1972 PSMS Medan VS PSM Makasar 1-1 10 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persib Bandung 3-0 11 April 1972 Persema Malang VS PSM Makasar 2-1 12 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persija Jakarta 1-1 31 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 PSMS 2 1 1 - 2-1 3 2 Persema 2 1 - 1 2-2 2 3 PSM 2 - 1 1 2-3 1 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Persebaya 2 1 1 - 4-1 3 2 Persija 2 1 1 - 2-1 3 3 Persib 2 - - 2 0-4 • SEMIFINAL 13 April 1972 PSMS Medan VS Persija Jakarta 1-0 14 April 1972 Persebaya Surabaya VS Persema Malang 1-0 JUARA III IV 15 April 1972 Persija Jakarta VS Persema Malang 4-1 • FINAL JUARA I II 16 April 1972 PSMS Medan VS Persebaya Surabaya 3-1 Turnamen sepakbola Marah Halim Cup ke-2 Yang memperebutkan sebuah piala emas yang bernilai 3 juta rupiah pada tanggal 11 April 1973 secara resmi dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Marah Halim. Sebelum gubernur menyampaikan restu pembukaan turnamen ini lebih dulu diramaikan pertunjukkan hiburan di Stadion Teladan yang diiringi dengan rangkaian drum band dari seluruh Sumatera Utara serta diikuti regu pembawa bendera sebanyak 64 buah, sebagai lambang hari jadi Kota Medan yang ke-64. 20 Pertandingan pertama tahun ini dibuka dengan tim tuan rumah dan sang juara bertahan, PSMS Medan berhadapan dengan Malaysia. Pada pertandingan ini PSMS Mengingat suksesnya tahun pertama turnamen Marah Halim, OC sebagai penyelenggara memutuskan untuk menambah jumlah tim yang akan bertarung maka itu untuk tahun ini terdapat 11 tim yang ikut serta meramaikan Turnamen. Tercatat tim-tim yang berlaga tahun lalu sebagian besar masih diikutsertakan, yaitu PSMS, Persija, Persib, dan Persebaya, ditambah juga dengan tim lokal lainnya seperti Aceh dan Ujung Pandang. Yang lebih menarik ialah diundangnya beberapa tim dari luar negeri untuk berlaga di turnamen ini, mereka antara lain Burma, Malaysia, Hongkong, Thailand dan Singapura. Dengan adanya 11 tim maka babak penyisihan dibagi menjadi 3 grup. Grup A dihuni oleh PSMS, Persib, Malaysia dan Singapura, sedangkan Grup B diisi 3 tim saja, Persija, Ujung Pandang dan Hongkong. Sedangkan Persebaya, Aceh, Burma dan Thailand akan saling bertemu di Grup C. 20 Harian Waspada 11 April 1973 33 berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor telak 3-0, meskipun pada saat itu PSMS tanpa kiper andalan mereka, Ronny Paslah yang masih menderita cedera. Masing-masing gol PSMS dicetak oleh Sarman Panggabean dan dua gol oleh Tumsila. 21 Akan tetapi Burma berhasil bangkit di pertandingan berikutnya dengan mencukur tim Aceh 8-1. Skor lebih telak lagi terjadi pada pertandingan selanjutnya saat Persebaya Surabaya berhasil menghajar Aceh dengan skor 8-2. Budi Santoso menjadi pemain terbaik dalam laga itu setelah memborong 4 gol dari delapan gol Persebaya sore itu. Masih di hari yang sama, tepatnya pada malam hari, Burma yang menjadi favorit juara pada turnamen ini hanya bisa meraih hasil imbang saat meladeni Thailand. Burma yang tertinggal lebih dulu akhirnya bisa mencetak gol untuk menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir pertandingan lewat sepakan Zau Min nomor punggung 12. 22 Sedangkan Thailand juga berhasil mengalahkan Persebaya dengan skor 3-2. Dari Grup B Persija masih terlalu tangguh bagi Ujung Pandang dan Hongkong. Masing-masing kedua tim dibuat takluk oleh tim ibukota tersebut dengan 3-0 melawan Ujung Pandang dan 5-0 melawan Hongkong. 23 Setelah seluruh tim menjalani semua pertandingannya maka terdapatlah dua tim dari masing-masing grup yang lolos ke babak berikutnya. Dari Grup A PSMS 21 Ibid. 22 Harian Waspada 13 April 1973 23 Ibid. didampingi Persib, Grup B diwakili oleh Persija dan Ujung Pandang, serta dari Grup C yaitu Burma dan Thailand Muangthai. Babak Penyisihan : Grup A : Medan, Bandung, Malaysia dan Singapura Medan vs Malaysia : 3-0 Bandung vs Singapura : 3-3 Malaysia vs Singapura : 3-5 Medan vs Bandung : 1-0 Medan vs Singapura : 2-0 Medan vs Malaysia : 2-0 Grup B : Jakarta, Ujung Pandang dan Hongkong Ujung Pandang vs Jakarta : 0-3 Jakarta vs Hongkong : 5-0 Grup C : Surabaya, Aceh, Burma dan Thailand Surabaya vs Aceh : 8-2 Thailand vs Burma : 1-1 Burma vs Aceh : 8-1 Surabaya vs Thailand : 3-3 Aceh vs Thailand : 1-2 Surabaya vs Burma : 2-0 35 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Medan 3 3 - - 6-0 6 2 Bandung 3 1 1 1 5-4 3 3 Singapura 3 1 1 1 8-8 3 4 Malaysia 3 - - 3 3-10 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jakarta 2 2 - - 8-0 4 2 Ujung Pandang 2 1 - 1 2-4 2 3 Hongkong 2 - - 2 1-7 Grup C No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Burma 3 2 1 - 11-2 5 2 Thailand 3 1 2 - 6-5 4 3 Surabaya 3 1 1 1 11-7 3 4 Aceh 3 - - 3 4-18 Grup D : Bandung, Jakarta dan Thailand Bandung vs Thailand : 1-1 Jakarta vs Thailand : 2-1 Bandung vs Jakarta : 0-0 Grup E : Medan, Burma dan Ujung Pandang Burma vs Ujung Pandang : 2-1 Medan vs Ujung Pandang : 3-1 Burma vs Medan : 0-0 Grup D No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Medan 2 1 1 - 3-1 3 2 Burma 2 1 1 - 2-1 3 3 Ujung Pandang 2 - - 2 2-3 Grup E No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jakarta 2 1 1 - 2-1 3 2 Bandung 2 - 2 - 1-1 2 3 Thailand 2 - 1 1 2-3 1 SEMIFINAL Medan vs Bandung : 4-1 Jakarta vs Burma : 1-0 FINAL JUARA III IV Burma vs Bandung : 4-1 JUARA I II Medan vs Jakarta : 1-0 37 Tahun 1974 Marah Halim Cup tetap diadakan dan lebih kompetitif dari tahun- tahun sebelumnya. Masih tetap disemarakkan oleh tim-tim dari luar negeri seperti Singapura, Thailand serta empat tim luar negeri yang baru ikut turnamen ini untuk pertama kalinya, Jepang, Kamboja, Vietnam, dan Korea Selatan. Myanmar atau Burma pada waktu itu tidak ikut serta dalam turnamen ini lagi setelah pada tahun sebelumnya terkena kasus pemukulan terhadap wasit asal Singapura pada salah satu pertandingan Marah Halim Cup tahun 1973, namun hal ini berlainan dengan konfirmasi langusng dari pihak Burma yang menyatakan mereka tidak ikut serta dalam turnamen karena pemainnya banyak yang menjadi pegawai negeri. Turnamen jilid ketiga ini dibuka tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana Gubernur Marah Halim sendiri langsung datang ke stadion Teladan dan menendang bola ke gawang sebagai tanda resmi dibukanya turnamen tersebut. Meskipun begitu acara pembukaan tetap meriah dan ditandai dengan pidato yang turut memakai bahasa Inggris. Pertandingan demi pertandingan dalam Marah Halim Cup yang ketiga ini diwarnai intrik-intrik kericuhan. Misalnya baku hantam antara pemain Vietnam dengan Korea Selatan di babak pendahuluan turnamen, juga bentrok pemain PSMS, Tumsila, dengan pemain Persebaya, Jacob Sihasale serta Didiek. Perseteruan tidak hanya terjadi antara PSMS dengan Persebaya, namun juga berlanjut di pertandingan berikutnya antara PSMS dengan Vietnam. Hal ini terjadi bermula dari ragu-ragunya hakim garis Polinaidu menganulir gol dari pemain PSMS yang jelas saat itu sudah berada pada posisi offside. Kapten Vietnam, Nguen Van Mon, mengajukan keberatan kepada wasit atas hal itu. Namun ketika sang wasit berkonsultasi dengan Polinaidu mereka malah mengesahkan gol tersebut. Selepas pertandingan pelatih Vietnam pun melampiaskan kekecewaannya dengan menyatakan “kalau begini caranya, tahun depan kami pikir-pikir dulu untuk ikut lagi”. Untuk pertandingan final antara PSMS dengan kesebelasan Jepang, Kamaruddin Panggabean selaku panitia acara turnamen diliputi rasa kesal karena PSMS sang juara bertahan dipaksa takluk oleh tim matahari terbit itu. Anak asuhannya tak berjaya mempertahankan piala Marah Halim, setelah melewati perpanjangan waktu 2 x 15 menit hingga adu penalti dengan skor akhir 3-2 untuk Jepang. Setelah pertandingan ini berakhir, M. Syarifuddin selaku Humas OC memberikan komentar “Pak Gubernur memang lebih senang jika piala itu dibawa ke Jepang, dengan diboyongnya Piala Marah itu paling tidak Sumatera Utara sudah dikenal di sana Jepang”. Berikut adalah hasil-hasil pertandingan dari fase penyisihan grup sampai final Piala Marah Halim ketiga Tahun 1974: Grup A : Medan, Bandung, Vietnam, dan Singapura Medan vs Bandung : 2-0 Vietnam vs Singapura : 3-1 Bandung vs Singapura : 1-0 39 Medan vs Vietnam : 2-2 Bandung vs Vietnam : 0-3 Medan vs Singapura : 6-1 Grup B : Aceh, Ujung Pandang, Jepang, dan Kamboja Ujung Pandang vs Kamboja : 0-2 Aceh vs Jepang : 0-2 Kamboja vs Aceh : 0-3 Ujung Pandang vs Jepang : 1-6 Aceh vs Ujung Pandang : 1-2 Jepang vs Kamboja : 4-0 Grup C : Surabaya, Irian Jaya, Korea, dan Thailand Irian Jaya vs Thailand : 0-4 Surabaya vs Korea : 0-0 Irian Jaya vs Korea : 0-3 Thailand vs Surabaya : 1-1 Surabaya vs Irian Jaya : 7-0 Korea vs Thailand : 1-1 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Medan 3 2 1 - 10-3 5 2 Vietnam 3 2 1 - 8-3 5 3 Bandung 3 1 - 2 10-5 2 4 Singapura 3 - - 3 2-10 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jepang 3 2 - - 12-1 6 2 Ujung Pandang 3 2 - 1 6-9 4 3 Aceh 3 1 - 2 4-4 2 4 Kamboja 3 - - 3 2-10 Grup C No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Surabaya 3 1 2 - 8-1 4 2 Thailand 3 1 2 - 6-2 4 3 Korea 3 1 2 - 4-1 4 4 Irian Jaya 3 - - 3 0-14 Grup D : Medan, Ujung Pandang, dan Surabaya Surabaya vs Ujung Pandang : 1-2 Ujung Pandang vs Medan : 1-1 Medan vs Surabaya : 2-1 Grup E : Vietnam, Jepang, dan Thailand Vietnam vs Thailand : 0-3 Jepang vs Thailand : 2-0 Vietnam vs Jepang :0-1 Grup D No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Medan 2 1 1 - 13-2 3 2 Ujung Pandang 2 1 1 - 3-2 3 3 Surabaya 2 - - 2 2-4 41 Grup E No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jepang 2 2 - - 3-0 4 2 Thailand 2 1 - 1 3-2 2 3 Vietnam 2 - - 2 0-4 SEMIFINAL Medan vs Thailand : 3-2 Jepang vs Ujung Pandang : 3-1 JUARA III IV Ujung Pandang vs Thailand : 14-13 FINAL JUARA I II Jepang vs Medan : 4-3 MARAH HALIM CUP Ke-IV 1975 Grup A : Medan, Taiwan, Bandung, Singapura, dan India Medan vs Taiwan : 6-3 Bandung vs Singapura : 6-0 Singapura vs India : 2-5 Medan vs Bandung : 1-0 Taiwan vs India : 0-2 Medan vs Singapura : 1-1 Bandung vs Taiwan : 1-0 India vs Bandung : 1-0 Taiwan vs Singapura : 0-2 India vs Medan : 3-1 Grup B : Ujung Pandang, Thailand, Surabaya, Australia, dan Jepang Ujung Pandang vs Thailand : 2-2 Surabaya vs Australia : 1-4 Jepang vs Ujung Pandang : 1-0 Australia vs Thailand : 2-1 Jepang vs Surabaya : 1-2 Ujung Pandang vs Australia : 2-1 Jepang vs Thailand : 2-3 Surabaya vs Ujung Pandang : 3-1 Jepang vs Australia : 2-4 Surabaya vs Thailand : 2-3 Grup C : Aceh, Jakarta, Malaysia, dan Korea Aceh vs Jakarta : 0-2 Malaysia vs Korea : 0-2 Jakarta vs Korea : 1-1 Malaysia vs Aceh : 2-2 Aceh vs Korea : 0-3 Malaysia vs Jakarta : 1-1 43 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 India 4 4 4 - 11-3 8 2 Medan 4 2 1 1 11-5 5 3 Bandung 4 2 - 2 6-2 4 4 Singapura 4 1 1 2 5-12 3 5 Taiwan 4 - - 4 3-11 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Australia 4 3 - 1 11-6 6 2 Thailand 4 2 1 1 9-8 5 3 Surabaya 4 2 - 2 8-9 4 4 Ujung Padang 4 1 1 2 5-7 3 5 Jepang 4 1 - 3 6-9 2 Grup C No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Korea 3 2 1 - 6-1 5 2 Jakarta 3 1 2 - 4-2 4 3 Malaysia 3 - 2 1 3-5 2 4 Aceh 3 - 1 2 2-7 Grup D : Korea, Thailand, dan India Korea vs Thailand : 2-1 Thailand vs India : 1-0 India vs Korea : 0-3 Grup E : Australia, Medan, dan Jakarta Medan vs Jakarta : 2-1 Jakarta vs Australia : 1-2 Australia vs Medan : 2-0 SEMIFINAL Korea vs Medan : 1-0 Australia vs Thailand : 3-1 JUARA III IV Medan vs Thailand : 3-1 FINAL JUARA I II Australia vs Korea : 2-0 Grup D No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Korea 2 2 - - 5-1 4 2 Thailand 2 1 - 1 2-1 2 3 India 2 - - 2 0-4 Grup E No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Australia 2 2 - - 4-1 4 2 Medan 2 1 - 1 2-3 2 3 Jakarta 2 - - 2 2-4 45 Kejuaraan Marah Halim Cup ke-V pada Jumat sore, 30 April 1976 resmi dibuka langsung oleh Gubsu Marah Halim dalam suatu upacara yang meriah dan menarik. Dalam pidatonya, Gubsu menghimbau kepada khalayak masyarakat agar dapat menjaga nama baik dan menjadi tuan rumah yang baik kepada para tamunya. Sebelumnya telah juga menyampaikan laporan yaitu Ketua O.C Mahal Cup ke-V, Kamaruddin Panggabean yang mengatakan bahwa segala persiapan untuk kejuaraan ini telah dilaksanakan dengan sempurna. Dilaporkan juga dalam gelaran turnamen tahun ini diikuti oleh 13 kesebelasan, 6 dari dalam negeri dan 7 dari luar negeri atau internasional. Kejuaraan Mahal Cup ke-V ini direncanakan berlangsung sampai tanggal 16 Mei dengan catatan tidak ada satupun pertandingan pada tanggal 14 Mei. Kesebelasan PSMS akhirnya bisa menggulingkan Persija Jakarta dengan skor 3-2. 24 Babak kedua perlawanan masing-masing tim mulai sengit. Budi Riva lagi-lagi menjadi momok yang menakutkan bagi para pemain PSMS. Ia berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang PSMS dan langsung melesakkan tendangan keras ke arah gawang Surury, Persija kembali memimpin 2-1. Pertandingan ini sendiri sempat tertunda lebih satu jam karena lapangan stadion tergenang air. Persija berhasil memimpin lebih dulu pada menit ke-3 lewat pemain nomor 11, Budi Riva. Lebih kurang 10 menit setelah gol pertama Persija, PSMS baru bisa menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Zulkarnain. Skor imbang 1-1 pun bertahan sampai waktu turun minum. 24 Harian Waspada 2 Mei 1976 Baru lebih kurang 15 menit berikutnya PSMS berhasil membuat skor imbang lagi 2-2 lewat sebuah tendangan dari Deddy yang cukup keras setelah mendapatkan umpan dari pemain belakang Suparjo. Setelah gol tersebut kedua tim sama-sama mendapatkan banyak peluang untuk mencetak gol lebih banyak lagi. Barulah pada menit ke-83 gol penentu kemenangan PSMS pun tercipta lewat penyerang mereka Parlin Siagian. Parlin berhasil mengecoh pemain belakang Persija yang sudah melakukan blunder karena menyangka Parlin berada pada posisi offside. Para pemain Persija pun seakan tak terima dengan keputusan wasit, Kiper Persija, Rake menjadi pemain yang tak terima dengan keputusan hakim garis asal Malaysia, Kebal Singh. Namun begitu, wasit yang memimpin pertandingan tetap melihat itu adalah sebuah gol, PSMS akhirnya menang 3-2 atas tim ‘Macan Kemayoran” itu. Kesebelasan Persebaya Surabaya telah membuat debut cukup baik dalam pertandingannya yang pertama dalam turnamen Marah Halim Cup ke-V. Mereka berhasil mencukur kesebelasan Aceh dengan skor 5-0 3-0. 25 Persebaya berhasil mencetak gol pertama mereka pada menit-5 lewat tendangan cantik Budi Santoso. Aceh sebenarnya berusaha keluar dari tekanan Persebaya, namun petaka bagi Aceh kembali terjadi pada menit ke-35, adalah Selamet Purnomo yang berhasil membungkam para pendukung kesebelasan Aceh. Kesebelasan Aceh dibuat tidak berdaya menghadapi kelincahan barisan penyerang Persebaya yang dipimpin oleh Budi Santoso. Tim Aceh yang semula diharapkan dapat memberikan permainan yang berimbang ternyata sampai akhir tidak banyak berkutik. 25 Harian Waspada 30 April 1976 47 Tidak sampai disitu, Persebaya berhasil menambah gol lagi sebelum peluit berakhirnya babak pertama dibunyikan wasit, kali ini lewat sepakan Oie Kim Kie. Di babak kedua Persebaya belum mengendurkan serangannya, alhasil mereka berhasil menambah dua gol lagi lewat Rudy dan Guntur. Dari Grup C Birma dan Korea Selatan dipastikan lolos ke babak selanjutnya, setelah keduanya bertanding dan dimenangkan oleh Birma 3-0. Meski kalah Korea tetap lolos ke babak selanjutnya namun hanya menjadi runner up. Birma dalam pertandingan ini menggunakan sistem short passing yang terbukti berhasil mengobrak-abrik pertahanan Korea. Sementara itu Burma yang diduga akan berhasil mengalahkan Thailand dalam pertandingan kedua babak perempat final ternyata hanya mampu bermain seri 2-2 dengan Thailand. Tiga dari empat gol yang tercipta pada malam itu dihasilkan lewat tendangan penalti. Pertandingan ini sendiri berjalan dalam tempo yang amat tinggi serta sangat sering terjadi bentrok atau pelanggaran bagi para pemain. Kesebelasan PSMS secara gemilang berhasil memukul kesebelasan Thailand 3-1 1-0. Pemain-pemain PSMS yang berhasil mencetak gol kemenangan adalah Teguh No. 9, Parlin Siagian No. 16, dan Effendy Marico No. 8. 26 26 Harian Waspada 12 Mei 1976 Dengan kemenangan ini PSMS sebagai tuan rumah turnamen berhak melaju ke babak semifinal meskipun masih menyisakan satu partai lagi melawan Burma, yang pada akhirnya PSMS harus kalah 0-3. Perjuangan PSMS ternyata harus terhenti di semifinal oleh Korea Selatan lewat adu tendangan penalti, setelah dalam 2 x 45 menit plus 2 x 15 menit skor tetap hanya 1-1. Goal penalti kemenangan bagi Korea tersebut dicetak oleh pemain nomor punggung 7 Kim Hong Sup, dengan demikian skor menjadi 5-4 bagi Korea. Setelah itu giliran pemain PSMS, Posan, yang menendang pinalti, namun apa daya tendangannya dapat ditebak dan ditepis oleh kiper Baek Yong Ki. Kesebelasan Korea Selatan pun berhak melaju ke babak final. 27 Lawan Korea Selatan di final adalah tim Australia yang di babak semifinal berhasil mengalahkan perlawanan tim Burma. Para pemain Australia Barat bermain penuh konsentrasi untuk menjaga nama baik mereka sebagai juara bertahan 1975. Di bawah sorotan 30 ribu penonton yang memadati Stadion Teladan, Australia tampil trengginas dengan melesakkan 4 gol ke gawang Burma, sedangkan Burma sendiri tak berhasil menyarangkan satu gol pun. 28 Australia akhirnya berhasil menjadi juara turnamen Marah Halim Cup kelima ini setelah menundukkan Korea Selatan dengan skor 2-0. Bagi Australia ini adalah gelar kedua mereka setelah tahun 1975 mereka juga berhasil menyabetnya. Gubernur Marah Halim pun dengan bangga malam itu menyerahkan piala Marah Halim kepada kapten kesebelasan Australia, Dennis Barstow, serta mengalungkan medali-medali emas kepada pemain-pemainnya. Di samping menerima duplikat piala Marah Halim 27 Harian Waspada 15 Mei 1976 28 Harian Waspada 16 Mei 1976 49 ke-V, kesebelasan Australia berhasil juga membawa pulang piala dari Pangkowilhan- I beserta uang 1000 dollar Amerika. 29 29 Ibid. Grup A : Medan, Jakarta, Japan, Taiwan, Malaysia Medan vs Jakarta : 3-2 Jepang vs Taiwan : 7-0 Malaysia vs Medan : 0-2 Jakarta vs Jepang : 1-3 Jakarta vs Malaysia : 1-3 Taiwan vs Medan : 0-4 Medan vs Jepang : 0-0 Malaysia vs Taiwan : 2-0 Jakarta vs Taiwan : 1-0 Malaysia vs Jepang : 0-0 Grup B : Surabaya, Aceh, Australia, Thailand Australia vs Thailand : 1-0 Surabaya vs Aceh : 5-0 Aceh vs Australia : 2-7 Thailand vs Surabaya : 4-3 Aceh vs Thailand : 1-5 Surabaya vs Australia : 0-2 Grup C : Ujung Pandang, Bandung, Korea, Burma Ujung Pandang vs Burma : 1-1 Bandung vs Korea : 0-2 Bandung vs Ujung Pandang : 2-1 Burma vs Bandung : 2-0 Ujung Pandang vs Korea : 0-3 Korea vs Burma : 0-3 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Medan 4 3 1 - 9-2 7 2 Jepang 4 2 2 - 10-1 6 3 Malaysia 4 2 1 1 5-3 5 4 Jakarta 4 1 - 3 5-9 2 5 Taiwan 4 - - 4 0-14 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Australia 3 3 - - 10-2 6 2 Thailand 3 2 - 1 9-5 4 3 Surabaya 3 1 - 2 8-6 2 4 Aceh 3 - - 3 3-17 Grup C No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Burma 3 2 1 - 6-1 5 2 Korea 3 2 - 1 5-3 4 3 Bandung 3 1 - 1 2-5 2 4 Ujung Pandang 3 - 1 2 2-6 1 Grup D : Medan, Thailand, Burma Burma vs Thailand : 2-2 51 Thailand vs Medan : 1-3 Medan vs Burma : 0-3 Grup E : Jepang, Australia, Korea Jepang vs Korea : 1-1 Australia vs Korea : 1-2 Australia vs Jepang : 1-0 Grup D No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Burma 2 1 1 - 5-2 3 2 Medan 2 1 - 1 3-4 2 3 Thailand 2 - 1 1 3-5 1 Grup E No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Korea 2 1 1 - 3-2 3 2 Australia 2 1 - 1 2-2 2 3 Jepang 2 - 1 1 1-2 1 SEMIFINAL Australia vs Burma : 4-0 Korea vs Medan : 6-5 1-1 JUARA III IV Burma vs Medan : 4-0 FINAL JUARA I II Australia vs Korea : 2-0 Dibandingkan dengan tahun-tahun lewat, mutu turnamen tahun ini kian melorot. Banyak yang kecewa melihat permainan team-team yang datang ke Medan. Selain Australia, Singapura, Burma, Jepang, Thailand, Malaysia dan Singapura ditambah Korea Selatan, turnamen 1977 ikut didukung Persija, PSMS, PSM Ujung Pandang, Persib Bandung, Persebaya juga PSP Padang diikutkan. “PSP diundang atas permintaan gubernur Marah Halim sendiri”, ucap seorang anggota panitia pelaksana turnamen. 30 Juga di Jakarta dalam pertandingan yang sama, di tahun 1976 – dan tim Junaedi gagal. Dalam pre-Olimpik barusan di Singapura, Jun juga sebagai pemain inti dan gagal. Di tingkat bond, ketika Jun turut dalam Persebaya yang beberapa kali nyaris jadi juara kesebelasan itu juga gagal. Tanggal 8 April yang lalu, si senterpor yang berkaos nomor 9 ini menikah. Nah, kali ini ia tidak gagal. Ia kawin dengan Tiny Tapi team-team yang datang tidak lebih baik dari team yang pernah muncul tahun lalu, yang juga dihadiri Taiwan. Tahun ini Taiwan dan Aceh tidak diundang. Ketika Persija masuk final turnamen Marah Halim Cup disingkat Mahal Cup 1977, hampir tak seorang yang percaya bahwa kesebelasan Ibukota ini bisa meraih gelar juara. Seorang penggemar dengan nada mantap memberi alasan: “Soalnya dalam tim tersebut ada Junaedi Abdillah sih”. Junaedi Abdillah 29 tahun, berasal Ampenan, Lombok, bukan pemain jelek. Dia sebenarnya ibarat seorang dirigen merangkap tukang tembak. Jadi kurang apa lagi? Kurang nasib baik, barangkali. Dia pernah turut pre-Olimpik 1972 di Rangoon. 30 Majalah Tempo 16 April 1977 53 Cahyawaty, anak perempuan seorang perwira tinggi Hankam. Mereka berkenalan Nopember 1975. PSSI waktu itu sedang gencar-gencarnya dilatih pelatih Belanda Wiel Coerver. Pesta perkawinan diadakan di Bali Room, Hotel Indonesia Sheraton. Berbicara tentang kesialan, Ketua Umum Persija yang juga Wakil Gubernur DKI Jaya, Urip Widodo SH, berucap: “Coba lihat faktanya. Persija dan Jun ‘kan berhasil keluar sebagai juara Mahal Cup”. Bekas Wakil Gubernur Irian Jaya kini Wakil Ketua Bidang Tehnik Persija Acub Zainal lantas meningkahi: “Soalnya bagaimana kita bisa menjiwai pemain dan tim itu sendiri”. 31 Yang tak diduga adalah Burma. Meski materi pemain-pemainnya banyak yang muda-muda dan di antaranya juga ada Maung Maung Tin dan Maung Kyi Lwin Australia yang tahun lalu masih baik, tahun ini datang dengan team yang tak kuat. Singapura malah mengirim team junior. Dan ke Medan seperti mencari sparring-partner untuk menguji ketangguhannya sebelum 10 April berangkat ke Teheran dalam turnamen untuk junior Asia di sana. Dalam babak penyisihan, Singapura masuk kotak mengikuti jejak PSP, Persib, PSM, Persebaya, Korea dan Australia. Malaysia yang didukung bekas 7 pemain nasional seperti Namat Abdullah dan Syed Ahmad, agak lumayan dibanding tahun lalu. Mereka bersama Burma, PSMS, Thailand, Persija, Jepang berhasil masuk perempat final. Tapi gagal maju ke semi final. 31 Majalah Tempo 23 April 1977. selain kiper Maung Maung Nyunt yang merupakan pemain nasional Burma gagal berhadapan dengan Persija di final. Dalam semi final mereka kandas melawan Jepang dengan 2-0. Selain dari ausdauer pemain, kelebihan lain tak ada dalam team Jepang yang datang tahun ini. Tapi ucapan klasik bahwa bola itu bulat seperti dikatakan pelatih Burma, U Hla Tin terjadi. Burma malah sempat mengalahkan Persija 1-0 dalam perempat final. Tapi apa yang diharapkan berulang kembali, Burma bakal jumpa di final dengan Persija tak pernah terjadi. Malah dalam perebutan juara tiga, Burma tak disangka kalah 0-2 dari Thailand yang bermain tanpa Niwatana. Bagero Peserta turnamen juga bukan tak mengeluh. “Turnamen ini berlangsung terlalu lama dan tidak baik”, kata Niwatana dari Thailand. “Pemain-pemain tidak sempat beristirahat. Kita terlalu lelah dan terpaksa untuk main”. 32 Dari hasil penjualan karcis selama turnamen berlangsung di Stadion Teladan Medan uang yang sudah terkumpul Rp 161.531.500. Penonton sempat duduk di tepi lapangan. “Hal ini mengganggu konsentrasi pemain”, kata pelatih Jepang, Mitsuo Kamata. “Ini turnamen internasional, bukan pertandingan persahabatan”, tambah Larutnya turnamen dikeluhkan bukan saja tahun ini. Pada tahun lalu sudah pernah dilontarkan. Tapi Kamaruddin Panggabean seperti tak ambil peduli. Kapasitas stadion yang menampung 23 ribu penonton, seperti dalam final barusan, dipaksakan memuat sampai 40 ribu orang. Karcis dijual berlebihan. Biaya turnamen perebutan Piala Marah Halim tahun 1977, menurut Kamaruddin Panggabean, Rp 149 juta. 32 Majalah Tempo, Op.Cit. 55 Kamata. Dalam final lalu, malah ada suara penonton yang melontarkan bagero kepada anak-anak Jepang. Kiper Choei Sato kena lempar dari penonton yang berjubel di belakang gawangnya, sehingga wasit Udon Anantapong dari Thailand menghentikan jalannya pertandingan sebentar dan minta pengamanan. Sebelum Persija-Jepang turun ke lapangan, pertandingan Burma-Thailand yang seharusnya dimulai pada jam 17.30 terhalang 30 menit gara-gara penonton di pinggir lapangan. Wasit Eddie Evans dari Australia keberatan memimpin pertandingan sebelum penonton mundur dari garis pinggir lapangan 10 meter. “Bagaimana saya bisa memimpin pertandingan dengan keadaan penonton yang rapat dengan pemain”, katanya pada TEMPO. Yang juga ditakutkan justru bagaimana kalau Jepang menang lawan Persija, yang jadi favorit, “apa Jepang-Jepang itu tak diserbu orang?”, ucap seorang petugas. 33 Konsul Muda Jepang setiba di tribun kehormatan yang sudah sesak sempat diusir duduk di sana. Kalau keadaan seperti turnamen barusan, kabarnya tahun depan kesebelasan Jepang tidak mau ikut lagi. Sebelum itu wasit R. Bala dari Singapura pernah kena lempar batu. Wasit-wasit dari luar negeri dan membawa lambang FIFA itu banyak yang mengomel karena melihat fasilitas stadion dan perlakuan yang mereka alami dari penonton. “Stadion ini sudah melebihi kapasitas”, kata Lee Woo Hyun yang terkenal di Korea sebagai wasit galak pada TEMPO. Ketika pertandingan Persebaya lawan Burma ia sempat juga mau dipukul salah seorang pemain 33 Majalah Tempo, Op.Cit. Surabaya.Adanya makian dan lemparan terhadap pemain dan wasit, menurut Panggabean, “kemungkinan saja pengakuan Konfederasi Sepakbola Asia yang sudah mengakui turnamen Piala Marah Halim di Medan bisa dicabut”. Sebab itulah ia meminta supaya penonton tidak memaki wasit atau pemain dan melempar mereka. Tapi pada hari-hari tertentu seperti diharapkan Panggabean sendiri penonton melimpah ke Stadion Teladan. Tapi tidak dikatakan kenapa musti melimpah. Orang mulai curiga. Dengan harga selembar tiket sampai Rp 8.000 si penonton disuruh duduk di atas plastik di tepi lapangan. Kecurigaan berlebihan tiket dijual dengan sengaja tak mungkin untuk dibantah. Sehingga ada penonton yang mengoceh: “Panitia mau cari duit banyak saja. Penonton disiksa dan stadion tak perlu diperbesar”. Prasangka mulai terlontar pada turnamen perebutan Piala Marah Halim setelah belum lama ini dimasukkan dalam Peraturan Daerah Perda. 34 Setelah melihat turnamen yang lalu, menurut sebuah sumber TEMPO di Medan, ada dua kendala yang timbul dan menonjol. “Dari turnamen ini tampaknya segi keuntungan yang diburu. Fasilitas dan mutunya biar melorot, tak apa”, katanya. “Turnamen ini disebut internasional, tetapi kenyataannya adalah kampungan”. Selain itu team yang diundang mutu permainannya banyak yang haw-haw brengsek. Komentar-komentar itu timbul cukup alasan. Apa gunanya diundang banyak tim dari berbagai negara dan daerah kalau mereka tidak mengirim team yang kuat atau team 34 Majalah Tempo, Op.Cit. 57 nasional. Sehingga ada yang mengusulkan, lebih baik pada tahun depan tim yang turut dalam turnamen sekitar 8 kesebelasan saja. Tapi agaknya panitia pelaksananya punya selera lain. Dengan team yang banyak hadir itu turnamen bisa berlarut panjang. Bukankah perkara komersil sudah bicara, sehingga mutu turnamen boleh saja dikesampingkan? Sayang. Panggabean belum mau menggubris suara-suara yang sudah lama terlontar itu. Malah lain. “Setelah turnamen ini, sudahlah. Saya mau undurkan diri”, katanya. Tahun lalu dia juga bilang begitu. Mengenai soal mutu ini kelihatannya Kamaruddin Panggabean, Ketua O.C. Marah Halim Cup, dengan turnamen itu memang sedang mencari mutu. Sehingga uang dari kocek gubernur Marah Halim tidak pula sia-sia dihamburkan untuk bola. “Tahun depan saya akan mengundang sekitar sepuluh kesebelasan saja”, katanya pada TEMPO. “Tahun ini saya harapkan sebenarnya Korea bisa masuk final. Tapi keburu kalah dan Thailand”, sambungnya lagi. Selama melihat turnamen itu dalam otak Panggabean telah terencana untuk mengundang sekitar 6 kesebelasan luar negeri dan 4 kesebelasan dalam negeri. “Irian Jaya tidak saya undang Iagi tahun depan. Pak Acub juga bilang bahwa mereka terlalu capek bermain. Tapi bagi saya yang penting, bukan jumlah kesebelasan yang harus bermain di dalam perebutan Marah Halim Cup ini. Tapi kesebelasan yang berkualitas”, katanya. Grup A : Malaysia, Medan, Korea, Singapura, Padang Malaysia vs Medan : 3-1 Medan vs Korea : 3-1 Korea vs Singapura : 2-1 Padang vs Malaysia : 1-4 Singapura vs Medan : 1-6 Korea vs Padang : 5-1 Singapura vs Malaysia : 2-4 Medan vs Padang : 3-0 Malaysia vs Korea : 2-0 Singapura vs Padang : 1-0 Grup B : Jepang, Burma, Bandung, Surabaya Jepang vs Burma : 0-0 Burma vs Bandung : 0-0 Bandung vs Surabaya : 2-1 Surabaya vs Jepang : 1-1 Burma vs Surabaya : 2-1 Jepang vs Bandung : 1-0 Grup C : Jakarta, Thailand, Australia, Ujung Pandang Jakarta vs Thailand : 4-0 Thailand vs Australia : 2-1 Australia vs Ujung Padang : 2-0 Ujung Pandang vs Thailand : 1-2 59 Australia vs Jakarta : 0-1 Jakarta vs Ujung Pandang : 1-1 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Malaysia 4 4 - - 13-4 8 2 Medan 4 3 - 1 13-5 6 3 Korea 4 2 - 2 8-7 4 4 Singapura 4 1 - 3 5-12 2 5 Padang 4 - - 4 2-13 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jepang 3 1 2 - 2-1 4 2 Burma 3 1 2 - 2-1 4 3 Bandung 3 1 1 1 2-2 3 4 Surabaya 3 - 1 2 3-5 1 Grup D : Burma, Jakarta, Malaysia Burma vs Jakarta : 1-0 Jakarta vs Malaysia : 5-0 Malaysia vs Burma : 1-2 Grup E : Thailand, Jepang, Medan Thailand vs Jepang : 2-1 Grup C No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jakarta 3 2 1 - 6-1 5 2 Thailand 3 2 - 1 4-6 4 3 Australia 3 1 - 2 3-5 2 4 Ujung Pandang 3 - 1 2 2-5 1 Jepang vs Medan : 1-0 Medan vs Thailand : 0-1 Grup D No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Burma 2 2 - - 03-Jan 4 2 Jakarta 2 1 - 1 05-Jan 2 3 Malaysia 2 - - 2 01-Jul - Grup E No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Thailand 2 1 1 - 1-0 3 2 Jepang 2 - 2 - 01-Jan 2 3 Medan 2 - 2 - 01-Feb 1 SEMIFINAL Jepang vs Burma : 2-0 Jakarta vs Thailand : 1-0 JUARA III IV Thailand vs Burma : 2-0 FINAL JUARA I II Jakarta vs Jepang : 1-0 61 Pembukaan perebutan Marah Halim Cup ke-VII tahun 1978 telah dilangsungkan pada tanggal 3 Mei 1978 di Stadiion Teladan Medan oleh Pjs. Gubernur Sumatera Utara, H. Marah Halim. Tahun ini Mahal cup diikuti oleh empat kesebelasan dalam negeri dan kesebelasan luar negeri. Ketua O.C. Mahal Cup Kamaruddin Panggabean sebelum dimulainya pembukaan terlebih dahulu memberikan laporan kepada Gubernur Marah Halim. Turnamen tahun ini akan berlangsung hingga tanggal 14 April 1978. Acara ‘opening ceremony’ Mahal Cup Internasional ke-VII dimulai tepat pukul 17.15 dengan atraksi dan display drumband W.R. Supratman, serta menampilkan lima rombongan kombinasi warna jaket yang gemilang, lembayung, orange, biru laut, dan merah jambu, dengan display yang nonstop selama 30 menit. 35 Acara kemudian diteruskan dengan atraksi tari-tarian yang mendapat antusias dari penonton. Sambil atraksi tari yang dikomandoi oleh Drs. Bonar Gultom lalu Persis pukul 18.00 WIB baru pintu stadion utama Timur Teladan dibuka, dengan acara defile para peserta, yang didahului oleh regu Pembawa Bendera Nasional negara-negara yang diundang. Kemudian sebagai peserta pertama dibarisan depan masuk tim Aceh dengan seragam putih dan celana abu-abu. Diikuti oleh tim Burma dengan setelan biru tua, Taiwan dengan kemeja biru dan celana blau tua, Jepang dengan warna biru gelap dan Korea dengan seragam kemeja putih celana ungu. Barulah setelah giliran itu tim-tim dalam negeri melakukan delfie dengan busana masing-masing juga. 35 Harian Waspada 4 Mei 1978 masuk dari pintu timur sebuah ‘Kereta Kencana’, diatasnya patung kuda terbang dan seorang dara sedang duduk berjuntai dengan pakaian serba kuning, menjaga Piala Emas Marah Halim yang diarak keliling lapangan. Arak-arakan terhenti sejenak ketika dikumandangkan Mars Marah Halim Cup yang diiringi suara koor. Dara pembawa piala akhirnya naik ke tribun untuk mempersembahkan piala emas tersebut kepada Gubernur Marah Halim dan beliau pun menerimanya, kemudian piala dibawa turun dan dimasukkan kekotak kaca yang secara simbolik telah resmi untuk diperebutkan oleh seluruh tim peserta turnamen tahun 1978 ini. Setelah beberapa hari semua tim telah mengikuti seluruh pertandingan maka didapatkanlah juara dan runner up dari masing-masing grup yang berarti berhak lolos ke babak semifinal. Dari Grup A PSMS Medan harus puas menjadi runner up setelah tertatih-tatih berjuang, sedangkan Burma dengan mulus menjadi juara grup. Grup B menjadi milik Jepang diikuti oleh Korea Selatan sebagai runner up. Hasil ini berarti mempertemukan PSMS-Jepang dengan Burma-Korea Selatan. Kesebelasan Burma memastikan diri melaju ke babak final setelah dalam pertandingan Jumat malam di Stadion Teladan berhasil mengalahkan tim Korea dengan skor 2-1 dalam perpanjangan waktu 2 x 15 menit. 36 36 Harian Waspada 12 Mei 1978 Sebelumnya kedua tim bermain imbang 1-1. Jalannya pertandingan di babak pertama dimulai oleh serangan- serangan Korea yang banyak dikreasikan oleh gelandang sayap kiri mereka, Song Jong Chul. Selanjutnya Burma pelan tapi pasti berhasil keluar dari tekanan Korea dan 63 sesekali melancarkan serangan berbahaya. Aye Maung dan kawan-kawan membuat lini pertahanan Korea panik dan kocar-kacir. Alhasil pada menit ke-37 Burma berhasil menggetarkan gawang Korea melalui kapten mereka Aye Maung setelah melewati dua pemain bertahan Korea Selatan. Skor berubah menjadi 1-0 untuk Burma dan bertahan hingga babak pertama berakhir. Memasuki babak kedua tempo permainan bertambah cepat dan tensi yang meninggi. Pada menit ke-5 babak kedua hampir saja pemain kedua kesebelasan baku hantam akibat salah seorang Korea melakukan pelanggaran yang cukup keras. Korea baru bisa membalas gol pada menit ke 85 memanfaatkan kesalahan para pemain Burma. Skor sampai 90 menit pertandingan pun menjadi 1-1. Sesuai dengan peraturan yang ada kedua tim harus melanjutkan pertandingan ke babak extra time 2 x 15 menit. Gol penentu yang ditunggu-tunggu akhirnya terjadi pada menit ke- 19. Adalah tim Burma yang berhasil menyarangkan gol lewat sepakan Soe Naing. Sampai berakhirnya perpanjangan waktu hanya satu gol dari Burma tersebut yang berhasil diciptakan, Burma akhirnya melenggang ke final, sementara Korea Selatan harus tertenduk lesu setelah gagal menang. 37 Setelah Burma telah memastikan diri maju ke final, satu tempat di final masih diperebutkan oleh kedua tim yaitu PSMS dan Jepang yang bertanding sehari setelah pertandingan Burma-Korea Selatan. Jalannya pertandingan yang dilakoni PSMS melawan Jepang sedikit tidak mengecewakan para suporternya. Mereka bermain dengan umpan-umpan pendek nan cepat. Baru saja babak pertama dimulai, para 37 Ibid. penyerang PSMS telah banyak melakukan ‘shot on goal’ ke gawang Jepang, adalah Sakirman tercatat sebagai pemain yang sangat agresif saat itu. Gol yang ditunggu-tunggu publik Stadion Teladan pun baru muncul pada menit 22, adalah Sakirman Saswa berhasil memecah kebuntuan dengan gol berkelasnya setelah lebih dulu terjadi kemelut di depan gawang kesebelasan Jepang. Skor pun berubah menjadi 1-0 dan bertahan sampai turun minum. 38 Pada babak kedua Jepang berusaha keras membalas ketertinggalan mereka, namun serangan- serangan mereka selalu berhasil dikandaskan oleh barisan pertahanan PSMS. Akan tetapi PSMS mulai kehilangan konsenstrasi di menit-menit pertengahan, hal ini dimaksimalkan dengan baik oleh para pemain Jepang. Satu serangan dari Masaru Kawaguchi denga cepat menggiring bola dan memberikan umpan lambung dari pinggir lapangan. Takashi Miyanari dengan sigap menyambut umpan cantik tersebut dengan sundulan kepalanya, bola sundulan itu pun melaju kencang ke gawang PSMS yang dikawal Taufik Lubis, skor berubah menjadi 1-1. 39 Kebobolan satu gol membuat PSMS keluar menyerang, pada menit 72 Parlin Siagian dengan cepat berhasil menggiring bola sampai ke kotak pinalti Jepang dan terpaksa dijatuhkan oleh pemain Jepang, sehingga wasit menyatakan itu sebuah pelanggaran dan menunjuk titik putih, yang berarti PSMS mendapatkan hadiah pinalti dari wasit asal Thailand, Watana. Pinalti ini dieksekusi sendiri oleh Parlin Siagian dan dengan tenang dia berhasil mengelabui kiper Jepang, Masayuki, skor berubah 38 Harian Waspada 13 Mei 1978 39 Ibid. 65 lagi menjadi 2-1 untuk kesebelasan PSMS. Sampai 90 menit pertandingan PSMS berhasil mempertahankan keunggulan mereka dan berhak bertemu Burma di partai final esok. 40 Dari pertandingan final kesebelasan Burma akhirnya keluar sebagai juara turnamen setelah berhasil mengalahkan tim tuan rumah PSMS Medan dengan kedudukan 2-1 pada Minggu Malam di Stadion Teladan. Gol kemenangan untuk Burma masing-masing diciptakan oleh Sein Win Lay pada menit ke-36 dan oleh Than Win di menit 18 perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Sedangkan gol balasan PSMS tercipta oleh Sunardi pada menit ke 89. 41 “Dengan selesainya pertandingan akhir antara Burma dan Medan, maka berakhirlah Turnamen Marah Halim Cup ke 7. Selamat bertemu kembali dalam Marah Halim Cup ke 8 tahun depan” Di bawah sorotan 35.000 penonton yang membanjiri Stadion Teladan, disaksikan oleh empat tim yang berhak menerima piala Burma, PSMS, Jepang dan Korea, Gubernur Marah Halim dengan pidato singkat bahasa Indonesia dan Inggris menyatakan; 42 Begitu pertandingan berakhir, tim pemenang, Burma, PSMS, Jepang dan Korea Selatan berbaris di depan tribun tertutup. Kemudian ketua O.C. Komaruddin 40 Ibid. 41 Harian Waspada 14 Mei 1978 42 Ibid. Panggabean mengungumkan hasil kejuaraan tersebut; Juara I: Burma, Juara II: PSMS, Juara III: Jepang, Juara IV: Korea Selatan. Pemain terbaik dalam negeri yang berhak dapat tiket berlibur ke Argentina adalah: Sunardi no.14 PSMS. Pemain terbaik luar negeri, yaitu Aye Maung no. 10 Burma. Sedangkan tim ter-sportif jatuh kepada kesebelasan Jepang. Gubsu Marah Halim turun dari tribun untuk menyerahkan piala tetap dan bergilir serta duplikat Mahal Cup kepada Kapten Burma Aye Maung, Kapten PSMS Sunardi, Kapten Jepang dan juga Korea Selatan yang disambut dengan riuh tepuk tangan para penonton. Grup A : Kes.Myanmar, PSMS Medan, Persebaya Surabaya, Kes. Taiwan, Kes. Thailand. Myanmar vs PSMS : 2-1 PSMS vs Persebaya : 2-1 PSM vs Jepang : 1-2 Persebaya vs Taiwan : 0-0 Taiwan vs Thailand : 2-0 Myanmar vs Persebaya : 1-1 Taiwan vs PSMS : 0-2 Thailand vs Myanmar : 1-8 PSMS vs Thailand : 1-0 Thailand vs Persebaya : 1-4 Myanmar vs Taiwan : 0-0 67 Grup B : Kes.Korea Selatan, Jepang, Persiraja, PSM Makasar Korea Selatan vs Jepang : 1-2 Persiraja vs PSM : 1-1 Jepang vs Persiraja : 2-0 Korea Selatan vs PSM : 4-2 Persiraja vs Korea Selatan : 0-1 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Myanmar 4 2 2 - 11-3 6 2 PSMS 4 3 - 1 6-3 6 3 Persebaya 4 1 2 1 6-4 4 4 Taiwan 4 1 2 1 2-2 4 5 Thailand 4 - - 4 2-15 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jepang 3 3 - - 6-2 6 2 Korea Selatan 3 2 - 1 6-4 4 3 Persiraja 3 - 1 2 1-4 1 4 PSM 3 - 1 2 4-7 1 SEMIFINAL Myanmar vs Korea Selatan : 2-1 PSMS vs Jepang : 2-1 JUARA III IV Korea Selatan vs Jepang : 0-0 FINAL JUARA I II Myanmar vs Medan : 2-1 Turnamen sepakbola Marah Halim Cup ke-VIII yang berlansung selama 13 hari sampai tanggal 9 Mei 1979, Jumat sore resmi dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara EWP Tambunan. Di tribun kehormatan hadir mantan Gubernur Sumut H. Marah Halim Harahap dan Ketua Umum PSSI Ali Sadikin. Wajah mereka nampak berseri-seri dan sesekali melemparkan pandangan ke arah ribuan penonton yang sudah tidak sabar menanti dilangsungkannya parade artis-artis ibukota. Bagio Cs, pelawak kenamaan ibukota, pada penampilannya cukup mendapat sambutan yang meriah, hingga dalam dialog lawaknya Bagio keseleo mengucapkan di Medan banyak “Tambunan sampah.” 43 43 Harian Waspada 27 April 1979 Menyadari kalau ucapannya bisa menyinggung perasaan, spontan saja ia berulang kali membungkukkan badan dan kepala pertanda meminta maaf beribu maaf yang dibarengi dengan “kena kartu merah.” Karena yang dimaksudkan sebenarnya adalah ‘timbunan sampah.’ Jika pada tahun-tahun sebelumnya Turnamen Marah halim Cup selalu dimeriahkan dengan dentuman meriam di udara serta kembang api yang bertaburan beraneka warna, pada tahun ini hanya diisi dengan dentuman meriam dan pelepasan balon yang bertuliskan nama-nama tim peserta turnamen ke langit. Namun hal ini tentu tidak menghalangi semarak dan meriahnya upacara pembukaan turnamen. 69 Kesebelasan Burma, sang juara bertahan marah halim Cup ke-VIII mencatat kemenangan perdana mereka tahun ini dengan skor 1-0 atas kesebelasan Korea Selatan. Gol tunggal Burma dicetak oleh pemain sayap nomor 7 Aye Maung. Pertandingan kedua tim ini sesungguhnya kurang berkesan, sekalipun kedua kesebelasan saling jual-beli serangan. 44 Sementara itu di partai lainnya Persiraja Banda Aceh berhasil memaksa Persebaya Surabaya bermain imbang 3-3. Hingga menit ke 81 Surabaya sudah unggul 3-2, tapi pemain Galatama Pardedetex, T. Hermansyah yang dipinjam sementara oleh Persiraja, tampil menjadi pahlawan ketikaa di menit 82 melalui tendangan yang terarah berhasil memaksa kiper Suharsoyo memungut bola dari gawangnya, pertandingan pun berakhir dengan imbang 3-3. 45 Masih dalam pertandingan fase grup, PSMS Medan yang bermain di kandang sendiri dipaksa bermain imbang 1-1 oleh Persija Jakarta dalam pertandingan kedua Mahal Cup 1979. Di hadapan lebih kurang 25.000 penonton, PSMS hampir ‘kehilangan muka’ karena sampai menit-menit akhir pertandingan mereka masih tertinggal 0-1. Adalah Sunardi yang menjadi “penyelamat” PSMS malam itu. Satu menit menjelang pertandingan berakhir ia berhasil membuat gol lewat tendangan keras dari jarak jauh, sehingga selamatlah PSMS dari kekalahan. 46 Burma akhirnya keluar sebagia juara di Grup B setelah menggasak Islandia 1-0 dalam pertandingan yang hanya disaksikan sedikit penonton. Satu-satunya gol 44 Ibid. 45 Ibid. 46 Harian Waspada 28 April 1979 yang tercipta dari Burma dicetak oleh Aye Maung dari titik pinalti. 47 47 Harian Waspada 5 Mei 1979 Pertandingan melawan Islandia ini sebenarnya tidak mempengaruhi kedudukan Burma untuk maju ke semifinal sebagai juara grup. Tetapi Burma tetap serius melakoni setiap pertandingannya untuk menjaga kehormatan mereka sebagai yang tak terkalahkan selama Mahal Cup tahun ini berlangsung. Sementara ini keberuntungan berpihak kepada tim Islandia, meski kalah oleh Burma mereka akhirnya tetap lolos ke semifinal sebagai runner up grup. Hal ini terjadi karena di partai lainnya Korea Selatan hanya mampu bermain imbang 2-2 melawan Persebaya Surabaya. Kesebelasan Islandia dalam hal ini hanya menang tipis lewat selisih gol atas Korea Selatan, sementara Persebaya harus puas berada di peringkat empat di bawah Korea Selatan. Dari Grup B, Jepang masih terlalu perkasa bagi tim-tim yang berada satu grup dengan mereka. PSMS sebagai tuan rumah hanya bisa bertengger di posisi tiga klasemen setelah pada pertandingan terakhirnya mereka dibantai Jepang 0-4. Turki memberi banyak kejutan dalam turnamen ini, mereka memainkan strategi yang atraktif dengan passing-passing akurat dan disertai penguasaan bola yang dominan di setiap pertandingannya. Turki pun berhak lolos ke semifinal mendampingi Jepang yang sudah lebih dulu memastikan diri sebagai juara Grup A. Dengan demikian babak semifinal tahun 1979 ini mempertemukan 4 tim dari luar negeri, Jepang- Islandia serta Burma dan Turki. 71 Hasil semifinal akhirnya mempertemukan kesebelasan Burma dengan Islandia untuk saling berhadapan di partai final Mahal Cup 1979. Burma harus berjuang keras melawan strategi defensif dari Turki, mereka menang tipis 1-0. Sedangkan di partai lain Islandia secara mengejutkan menghentikan langkah Jepang ke final setelah menang 2-1. Kesebelasan Burma akhirnya untuk kedua kali berhasil menjuarai Turnamen Marah Halim Cup, setelah mengalahkan Islandia lewat babak adu penalti 5-3 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 sepanjang 2 x 45 menit. 48 Islandia dipaksa menyerah dalam adu penalti ini setelah pemain mereka yang bernomor punggung 2, Guyon, gagal mengeksekusi tendangan ke gawang yang dijaga kiper Burma, Maung Maung Nyunt yang dengan cemerlang menepis Penikmat sepakbola malam itu disuguhkan dengan gaya bermain Burma yang khas, pendek dan cepat melawan gaya Eropa-nya Islandia yang khas dengan drible-drible cantik serta umpan terobosan yang tajam. Islandia di babak pertama berhasil unggul terlebih dulu lewat pemain nomor 7 Hakonarsson di menit ke-22. Burma baru berhasil membalas gol pada menit 75 oleh Maung Ye Win dengan tendangan melengser ke tanah. Sampai pluit panjang babak kedua dibunyikan skor tidak lagi berubah, pertandingan pun dilanjutkan dengan extra time 2 x 15 menit. Di babak extra time ini pertandingan menjadi monotan karena faktor kelelahan yang dialami kedua kesebelasan, alhasil skor pun teteap tak berubah hingga dilanjukanlah penentuan juara pada babak adu penalti. 48 Harian Waspada 9 Mei 1979 tendangan Guyon. Alhasil, Burma berhasil mempertahankan Piala Marah Halim Cup dua kali berturut-turut sejak tahun 1978 kemarin. 49 49 Ibid. Grup A : Japan U23, Turki, PSMS Medan, Kes. Thailand, Persija Jakarta Thailand vs Turki : 2-0 Persija vs Jepang : 0-7 Jepang vs Turki : 1-1 PSMS vs Jepang : 0-4 Persija vs Turki : 0-8 Thailand vs Persija : 4-2 Turki vs PSMS : 2-1 Thailand vs Jepang : 0-1 PSMS vs Persija : 1-1 Thailand vs PSMS : 0-4 Grup B : Kes.Myanmar, IA Akranes, Islandia, Kyung Hee University Korsel, Persebaya Surabaya, Persiraja Banda Aceh Myanmar vs Kyung Hee University : 1-0 IA vs Persebaya : 1-1 IA vs Persiraja : 5-0 Myanmar vs Persebaya : 4-0 IA vs Kyung Hee University : 1-1 73 IA vs Myanmar : 0-1 Kyung Hee University vs Persiraja : 2-0 Myanmar vs Persiraja : 6-1 Kyung Hee University vs Persebaya : 2-2 Persebaya vs Persiraja : 3-3 Grup A No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Jepang 4 3 1 - 13-1 6 2 Turki 4 3 1 - 13-2 6 3 PSMS 4 1 1 2 6-7 4 4 Thailand 4 1 - 3 4-9 4 5 Persija 4 - 1 3 3-20 Grup B No Tim Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1 Myanmar 4 4 - - 12-1 8 2 IA 4 1 2 2 6-4 4 3 Kyung Hee 4 1 2 2 4-3 4 4 Persebaya 4 - 3 3 5-8 3 5 Persiraja 4 - 1 1 5-16 1 SEMIFINAL IA vs Jepang : 2-1 Myanmar vs Turki : 1-0 JUARA III IV Jepang vs Turki : 0-1 FINAL JUARA I II Myanmar vs IA : 1-1 4-2

3.2 Marah Halim Cup Dekade 1980-1989

Walaupun dalam dua tahun berturut-turut Piala Marah Halim selalu dimenangkan oleh kesebelasan BurmaMyanmar dan jikapun tahun ini tetap mereka lagi yang menjadi juara, Gubernur Sumatera utara. E.W.P. Tambunan dengan mantap mengatakan, “turnamen sepakbola tahunan di Sumatera Utara ini harus jalan terus”. 50 Ketua pelaksana turnamen Marah Halim Cup, Kamaruddin Panggabean, mengemukakan sekiranya Burma kembali menjadi juara tahun ini, yang artinya juara tiga kali berturut-turut, maka mereka berhak memiliki “piala emas” bernilai 60 juta rupiah itu selama-lamanya. Daerah Sumatera Utara saat itu sedang mencari bentuk “pesta keramaian tahunan”. Pesta Olahraga tahunan tersebut berkaitan dengan Pekan Raya Medan, Pesta Danau Toba dan peragaan alat-alat kesenian tradisional yang sudah berlangsung serta Pesta Mejuah-juah di Kabupaten Karo pada Agustus 1980 yang akan datang. 51 50 Harian Waspada 28 April 1980 51 Ibid. 75 “sekiranya ini terjadi tergantung pada yayasan, apakah pesta olahraga tahunan di Sumatera Utara yang telah berjalan sembilan kali ini berhenti sampai tahun ini saja” tutur Panggabean. Semula memang cukup banyak spekulasi yang tumbuh bahwa pemerintah daerah, terutama Gubernur Tambunan kurang “sreg” untuk menunjang kelanjutan Turnamen Marah Halim Cup, karena ‘namanya’ yang dikaitkan dengan nama Gubernur Sumatera Utara yang sudah tidak lagi menduduki jabatannya. Tetapi dengan adanya penegasan langsung oleh E.W.P. Tambunan bahwa turnamen ini harus tetap dilanjutkan meski kesebelasan Burma berhasil kembali menjuarai turnamen tahun ini. Namun Tambunan juga memunculkan isu kemungkinan besar turnamen Marah Halim akan berganti nama jika hal itu benar-benar terjadi. Laga perdana turnamen Mahal Cup ke-IX ini dimulai dengan duel dua tim Asia, Korea Selatan versus Jepang. Korea Selatan pada akhirnya berhasil menggulung Jepang dengan skor mencolok 5-1 2-0. 52 Kesebelasan Perdetex yang pada tahun ini turut mewakili Kota Medan dalam turnamen Marah Halim Cup, dalam pertandingan pertamanya berhasil mengobati hati masyarakat Medan yang kecewa atas kekalahan PSMS 0-4 dari Burma di hari yang Kekalahan Jepang ini membuat kans mereka untuk melaju ke semifinal sangat kecil mengingat lawan- lawan yang masih akan dia hadapi selanjutnya sangatlah berat. 52 Harian Waspada 30 April 1980