Marah Halim Cup Sebagai Kebanggaan Masyarakat Sumatera Utara

Untuk menjamin kesuksesan turnamen ini, terutama dalam penghasilan penjualan karcis, Medan harus menampilkan kesebelasan yang menjadi finalis, untuk menarik minat banyak penonton. Bukti terakhir adalah pada tahun 1991 ketika Medan Jaya berhasil tampil sebagai salah satu kesebalasan finalis dan pada tahun 1995 Medan Jaya keluar sebagai juaranya. Sebaliknya bila hanya tim luar negeri yang berlaga di babak final, arus penonton mungkin tidak seramai bila tim kesayangannya yang berjuang. Oleh sebab itu kota Medan harus mempersiapkan kesebelasan yang tangguh, berbobot yang dalam final dapat memberikan perlawanan gigih terhadap lawan, agar pada tahun- tahun yang berikutnya Piala Marah Halim tidak selalu diterbangkan ke luar negeri. Untuk lebih menarik perhatian penonton terhadap turnamen ini, maka Kamaruddin Panggabean mengambil kebijaksanaan untuk merangsang wartawan agar mau menulis dan membuat ulasan-ulasan yang lebih menarik. Cara yang ditempuh adalah dengan menilai tulisan dan foto terbaik. Setelah selesai turnamen Marah Halim Cup ke V tahun 1976, di dalam suatu pertemuan dengan seluruh wartawan yang meng-cover Marah Halim itu, dia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh wartawan yang telah berpartisipasi. Sehingga turnamen yang ke-V ini mencapai sukses yang lebih dari tahun-tahun sebelumnya. Agar partisipasi yang telah diberikan tahun itu dilanjutkan pada tahun- tahun mendatang, mengingat Marah halim Cup berlangsung tiap tahun. 129 Pada kesempatan itu oleh Dewan Juri dibacakan keputusan mengenai para pemenang tulisan dan foto terbaik, sebagai berikut; Tulisan Terbaik : 1. Arsyad Yahya Waspada 2. Muhammad TWH Mimbar Umum 3. Johanis Chan Sinar Indonesia Baru Foto Terbaik : 1. Azm Majid Analisa 2. Ilyas Sinik Sinar Pembangunan 3. B. Sofan Angkatan Bersenjata Kepada pemenang-pemenang tersebut diserahkan tiket pesawat Pemenang I mendapatkan tiket Medan-Singapura, Pemenang II mendapatkan tiket Medan-Kuaa Lumpur, dan pemenang III tiket ke Medan-Penang. 110 Untuk menyuguhkan pertandingan yang bermutu, selalu diusahakan mengundang kesebelasan-kesebalasan pilihan, baik dari dalam maupun dari uar negeri. Dapat dimaklumi, bahwa tidak mudah mengundang tim-tim dari luar negeri, Hadiah itu serupa baik untuk tulisan maupun untuk foto. Di samping itu OC. Mahal Cup menyediakan lagi 3 malam biaya hotel kelas I ditambah lagi dengan uang saku. Para pemenang memanfaatkan sebaik-sebaiknya hadiah-hadiah tersebut. 110 Sorip Harahap Tim, Sejarah Olahraga Sumatera Utara, Medan: Hasmar, 1991, hlm. 92 karena sudah terikat oleh jadwal pertandingan tahunan. Berkat kebijaksanaan Panitia Penyelenggara dapat diundang kesebelasan-kesebelasan yang menarik banyak penonton dan ditambah dengan acara pembukaan yang memenuhi selera penonton. Penyelengaraan turnamen Marah Halim telah menghasilkan jumlah uang penjualan karcis yang dapat menutupi semua perongkosan, malahan memberikan keuntungan, yang dapat dipakai sebagai modal untuk turnamen berikutnya. Sejak semula Yayasan Marah Halim Cup bertujuan berdiri sendiri. Akan tetapi ada kalanya pada tahun-tahun yang lalu jalan yang harus dilalui tidak selalu mulus. Akibatnya timbul kerugian. Melalui kerja keras penyelenggaraan turnamen Piala Marah Halim tahun 1991 ini berjalan baik dan menghasikan untung, semoga di tahun-tahun yang akan datang lebih baik lagi, sehingga terjamin keberlangsunggannya demi kemajuan persepakboaan di Sumatera Utara khususnya, dan di Indonesia umumnya Disebutkannya, penyelenggaraan Marah Halim Cup berdampak positif bagi kemajuan sepakbola di daerah ini, terutama bagi PSMS Medan. Pada masa itu, beberapa pemain dari keturunan Tamil turut memberi andil terhadap prestasi yang diraih klub berjuluk Ayam Kinantan itu. Salah satu pemain turunan Tamil yang pernah memperkuat skuad PSMS pada masa itu, di antaranya Tumsila. Selain itu, sejumlah pemain turunan Tamil juga banyak memperkuat PSMS dan sejumlah klub terkemuka di Tanah Air, antara lain Julius Raja, Puspom, A.Y Jaya Silen, dan Apoy. Muhammad TWH mengatakan Marah Halim tak hanya membuat hal yang besar untuk persepakbolaan Sumut, namun juga membuat bidang-bidang lainnya ikut 131 besar, terkhusus bidang seni, salah satu kesukaan Marah Halim yang sering bergaul dengan para seniman. Pembangunan Studio Film Sunggal menjadi bukti wujud keseriusannya, Marah Halim sendiri yang memfasilitasi semua pembangunan studio tersebut. Dana pembangunan waktu itu diambil dari pajak penonton pertandingan Marah Hali1m Cup selama tahun 1975-1977. Muhammad TWH menceritakan saat itu, hadirnya Studio Film Sunggal turut memberi dampak lahirnya praktisi-praktisi perfilman Sumut. Ia sangat menyayangkan tak sanggupnya pemerintahan sekarang untuk mempertahankan keberadaan studio sunggal dari penguasaan pihak swasta. “Hanya ada satu kamera yang tersisa sebagai kenangan kejayaan studio film sunggal dulu. Dan kamera itu sudah kita serahkan ke museum daerah Sumut,” ucap Muhammad TWH. 111 111 Wawancara dengan Muhammad TWH 13 Oktober 2014 di Medan Dilihat dari segi infrastruktur pada zaman diselenggarakannya Marah Halim Cup cukup efektif dengan kebutuhan masyarakat Sumut yang mayoritas penduduknya hidup dari hasil pertanian dan perkebunan. Kala itu Marah Halim paham betul dengan baiknya infrastruktur seperti sarana lalu lintas akan memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendistribusikan hasil-hasil bumi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Marah Halim Cup berdiri atas dasar minimnya prestasi yang di capai Sumatera Utara terutama di bidang olahraga khususnya sepakbola. Marah Halim Cup ini di prakarsai oleh Kamaruddin Panggabaen yang pada saat itu menjabat sebagai Komisaris Daerah PSSI Sumatera Utara. Pelaksanaan pertama kali Marah Halim Cup dilakukan pada April 1972 sekaligus menyemarakkan perayaan hari jadi Kota Medan yang ke – 63. Pada mulanya Marah Halim Cup merupakan sebuah ajang atau turnamen olahraga yang mana dalam ajang ini yang menjadi peserta adalah perwakilan-perwakilan dari daerah tingkat dua di Sumatera Utara yang dipersiapkan untuk menghadapi PON. Perkembangan selanjutnya penyelenggaraan turnamen Marah Halim Cup ini tidak hanya diadakan di ranah nasional, melainkan turnamen ini merambah di kancah internasional dengan mengundang klub-klub dari luar negeri, baik dari Asia maupun Eropa. Puncak prestasi tertinggi yang diraih Marah Halim Cup adalah mendapatkan pengesahan Asian Football Confederation AFC dan Federation Internationale de Football Assosiation FIFA pada tahun 1975. Hal ini membuktikan adanya kepercayaan yang diberikan oleh federasi internasional terhadap Marah Halim Cup atas diadakannya turnamen sepakbola ini. 133 Dari tahun ke tahun, panitia penyelenggara berusaha untuk mendatangkan tim-tim tangguh atau kesebelasan-kesebelasan dari luar negeri dengan maksud menyajikan pertandingan yang bermutu dan menarik penonton sebanyak- sebanyaknya. Namun pada tahun ke – 7 pelaksanaan Marah Halim Cup, peserta turnamen mengalami penurunan dari 13 tim menjadi 9 tim di tahun 1978. Angka ini selanjutnya mengalami penurunan kembali di tahun-tahun berikutnya. Hal ini disebabkan adanya pergantian panitia penyelenggara turnamen yang mana panita penyelenggaraan yang baru gagal mengundang kesebelasan luar negeri. Dalam perkembangannya kemudian terjadi kemerosotan prestasi bagi tim-tim lokal yang berlaga di Marah Halim Cup. Terhitung sejak Persija Jakarta menjadi juara pada tahun 1977, tim-tim lokal tidak pernah lagi merengkuh gelar juara bahkan sangat sering tak satupun tim lokal yang lolos ke babak semifinal. Piala Marah Halim Cup selalu berhasil dibawa terbang ke negara lain, hingga sempat menjadi milik negara Birma seutuhnya jika saja mereka berhasil mempertahankan juara menjadi 3 kali berturut-turut pada tahun 1980. Tim lokal baru bisa kembali merengkuh juara di tahun terakhir even Marah Halim Cup ini bergulir, yaitu tahun 1995. Saat itu ialah kesebelasan Medan Jaya yang berhasil membawa pulang Piala Marah Halim setelah piala tersebut sangat lama melanglang buana menjadi milik negara lain. Mereka berhasil mengalahkan sesama tim lokal bahkan sesama tim Sumatera Utara, Harimau Tapanuli.