Marah Halim Cup Dekade 1980-1989
75 “sekiranya ini terjadi tergantung pada yayasan, apakah pesta olahraga tahunan
di Sumatera Utara yang telah berjalan sembilan kali ini berhenti sampai tahun ini saja” tutur Panggabean.
Semula memang cukup banyak spekulasi yang tumbuh bahwa pemerintah daerah, terutama Gubernur Tambunan kurang “sreg” untuk menunjang kelanjutan
Turnamen Marah Halim Cup, karena ‘namanya’ yang dikaitkan dengan nama Gubernur Sumatera Utara yang sudah tidak lagi menduduki jabatannya. Tetapi
dengan adanya penegasan langsung oleh E.W.P. Tambunan bahwa turnamen ini harus tetap dilanjutkan meski kesebelasan Burma berhasil kembali menjuarai turnamen
tahun ini. Namun Tambunan juga memunculkan isu kemungkinan besar turnamen Marah Halim akan berganti nama jika hal itu benar-benar terjadi.
Laga perdana turnamen Mahal Cup ke-IX ini dimulai dengan duel dua tim Asia, Korea Selatan versus Jepang. Korea Selatan pada akhirnya berhasil
menggulung Jepang dengan skor mencolok 5-1 2-0.
52
Kesebelasan Perdetex yang pada tahun ini turut mewakili Kota Medan dalam turnamen Marah Halim Cup, dalam pertandingan pertamanya berhasil mengobati hati
masyarakat Medan yang kecewa atas kekalahan PSMS 0-4 dari Burma di hari yang Kekalahan Jepang ini
membuat kans mereka untuk melaju ke semifinal sangat kecil mengingat lawan- lawan yang masih akan dia hadapi selanjutnya sangatlah berat.
52
Harian Waspada 30 April 1980
sama, dengan mengalahkan Niac Mitra, sang juara Aga Khan Cup tahun 1979 dengan skor 2-0.
53
Diantara seluruh peserta atau tim dalam turnamen kali ini, Belanda adalah yang paling difavoritkan dan paling ditunggu-tunggu permainannya oleh penonton.
Saat itu kesebelasan dari “negeri kincir angin” ini sedang dalam puncak performanya berkat permainan “total football” yang mulai mereka peragakan kembali.
54
Belanda berhasil memetik kemenangan pertama mereka saat meladeni tim Perkesa 78, mereka unggul telak dengan skor 3-0.
Meski hanya membawa tim amatir, tapi Belanda tetap menarik minat para insan sepakbola
di Tanah Air, terlebih untuk mempelajari ilmu sepakbola mereka itu.
55
“yang terpenting kami diundang ke Marah Halim Cup tidak bermaksud mengecewakan masyarakat Medan. Dan tetap bermain sebaik mungkin.”
Ungkap A.De Vrost. Meski sempat bermasalah dengan
adaptasi cuaca di Medan, kesebelasan Belanda tetap tampil dengan serius dalam menghadapi turnamen Marah Halim ini. Seluruh jajaran staf dan pelatih mereka tidak
memandang remeh tim-tim lainnya dan sebisa mungkin tampil optimal, seperti yang diutarakan oleh pelatih kesebelasan Belanda, A.De Vrost;
53
Ibid.
54
Total Football ialah Filosofi sepakbola Belanda yaitu taktik permainan yang memungkinkan semua pemain bertukar posisi secara konstan sambil menekan pemain lawan yang menguasai bola.
Dengan demikian taktik ini mengharuskan tim berisi para peamin yang mempunyai skill menyerang dan bertahan yang sama bagusnya serta memilki fisik prima unutk bisa tampil konstan selama 90
menit. Taktik ini pertama dipopulerkan oleh klub Ajax Amsterdam pada tahun 1969 sampai 1973. Tim Nasional Belanda kemudian mengadopsi gaya ini pada Piala Dunia 1974 dan terus menjadi ciri khas
permainan tim Belanda dan Ajax Amsterdam sampai sekarang.
55
Harian Waspada 2 Mei 1980
77 Masih dari fase grup, Belanda kembali menyuguhkan permainan yang
mempesona penonton ketika mengalahkan juara bertahan Burma dengan skor akhir 2- 1.
56
Semifinal pun tersaji antara Burma dengan Luxemburg. Permainan “short passing” Burma dibarengi dengan ketepatan, kecepatan dan kegesitan berhasil
mengantar mereka ke babak final turnamen Mahal ke-IX. Mereka menang meyakinkan dengan skor 2-0.
Dengan formasi 4-2-4 dan kadang-kadang diselingi dengan total football, Belanda berhasil menekan benteng pertahanan Burma. Burma yang berambisi untuk
mempertahankan juaranya menjadi tiga kali berturut-turut ternyata menunjukkan permainan yang pantang menyerah melihat postur tubuh para pemain mereka jauh
lebih kecil dibandingkan dengan pemain Belanda yang berpostur tinggi dan kekar. Kemenangan Belanda atas Burma ini memastikan langkah mereka ke
semifinal, sedangkan Burma hanya bisa lolos sebagai runner up setelah menang di pertandingan terakhir fase grup melawan Perkesa. Di Grup lainnya, Luxemburg dan
Korea Selatan sama-sama lolos ke semifinal masing-masing sebagai juara dan runner up grup.
57
Sementara itu Belanda pada pertandingan jam pertama berhasil juga maju ke final, menundukkan Korea Selatan dengan skor 3-
0.
58
56
Harian Waspada 6 Mei 1980
57
Harian Waspada 13 Mei 1980
58
Ibid.
Dengan demikian Burma dan Belanda akan saling berhadapan di final sekaligus kesempatan melakukan pertemuan kembali bagi tim Burma setelah dibabak fase grup
mereka dikalahkan oleh Belanda.
Beberapa saat sebelum pertandingan final antara Belanda melawan Burma berlangsung kesebelasan Burma semula diunggulkan untuk dapat memboyong Piala
Marah Halim Cup yang berharga enampuluh juta rupiah itu. Bahwa pertandingan Belanda-Burma akan ramai memang sudah diduga, mengingat ambisi Burma yang
begitu besar untuk memiliki Marah Halim Cup karena mereka sudah menjadi juara selama dua tahun berturut-turut.
Untuk melawan ‘balas dendam’ Burma ini, kesebelasan Belanda dengan mantap menggunakan sistem “total football” secara komplit, meskipun dengan dasar
3-4-3. Dengan memakai strategi ini para pemain Belanda dapat dengan sangat cepat melakukan serangan hingga 8 orang berada di wilayah pertahanan Burma. Namun
saat dalam kondisi terserang, 8 orang pemain pula sudah siap sedia berada di wilayah pertahanan mereka untuk membentengi gawang.
Kecepatan permainan Belanda yang menyebabkan pertahanan Burma yang terkenal dengan strategi “lengkung sabut” itu berhasil diporakporandakan oleh
terobosan jarak pendek yang dimotori oleh Mayerink, Scheepers dan Schurmans. Belanda pun berhasil unggul di babak pertama dengan skor 2-1.
59
Pada babak kedua tontonan menarik semi total football dari Belanda semakin mempesona. Belanda sedikit bermain ‘show’ kebolehannya di lapangan dan tidak
mau terpancing dengan permainan fors yang diperagakan Burma. Namun keadaan sedikit berubah pada menit ke-3 babak kedua, striker Belanda Martin Toet dengan
keras disikut oleh Maung Thet Win hingga tergeletak. Wasit dari Indonesia, Kosasih
59
Harian Waspada 15 Mei 1980
79 Kartareja langsung mengeluarkan kartu merah buat pemain Burma tersebut, alhasil
Burma pun harus rela bermain dengan 10 pemain. Unggul jumlah pemain membuat Belanda lebih percaya diri dan berhasil
menambah keunggulan mereka dengan 2 gol tambahan, sementara Burma hanya bisa menambah 1 gol saja. Hingga akhir pertandingan Belanda unggul dengan skor 4-2,
bagi Burma kekalahan ini membuat harapan mereka untuk juara ketiga kali berturut- turut harus sirna.
60
Grup A
Dengan kemenangan Belanda ini, Piala Marah Halim Cup yang dikuatirkan akan pindah dan menetap di Yangoon akhirnya masih tetap menjadi turnamen milik
masyarakat Kota Medan, meskipun pialanya harus hijrah ke Amsterdam, setidaknya masyarakat Medan tidak kehilangan simbol kebanggaan mereka dalam
persepakbolaan. Sementara itu untuk tahun depan Kamaruddin Panggabean dalam keterangannya menyarankan agar turnamen ini bisa lebih berkembang akan
diusahakan untuk mendatangkan minimal satu tim masing-masing dari Amerika Latin dan Afrika, serta beberapa tim dari Eropa dan Asia.
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Belanda
4 4
- -
8-2 8
2 Myanmar
4 3
- 1
10-2 6
3 PSMS
4 2
- 2
7-10 4
4 Iran
4 -
- 3
5-8 2
5 Perkesa 78
4 -
- 4
4-12
60
Ibid.
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol
Poin 1
Luxemburg 5
3 1
1 8-6
7 2
Korea Selatan
5 3
- 2
12-7 6
3 Niac Mitra
5 3
- 2
7-5 6
4 Pardedetex
5 2
1 2
7-7 5
5 Jepang
5 2
1 2
4-6 5
6 Port
Authority 5
- 1
4 3-10
1
SEMIFINAL Belanda vs Korea Selatan
: 3-0 Myanmar vs Luxemburg
: 2-0 JUARA III IV
Korea Selatan vs Luxemburg : 3-0
FINAL Belanda vs Myanmar
: 4-2
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Belanda
4 4
- -
11-4 8
2 Thailand
4 2
1 1
5-2 5
3 Singapura
4 1
1 2
3-8 3
4 Persija
4 1
1 2
6-6 3
5 PSMS
4 -
1 3
5-10
81
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Korea
Selatan 4
3 1
- 8-1
7 2
Jepang 4
3 -
1 7-4
6 3
Australia 4
2 1
1 11-2
5 4
PSP Padang 4
1 -
3 4-9
2 5
Persiraja Aceh
4 -
- 4
0-14
SEMIFINAL Korea Selatan vs Thailand
: 3-0 Belanda vs Jepang
: 2-3 JUARA III IV
Belanda vsThailand : 4-0
FINAL Korea Selatan vs Jepang
: 3-2
Kamaruddin Panggabean menganggap acara pembukaan turnamen Marah Halim Cup XI sore hari itu di Stadion Teladan tidak terlalu meriah. Minat penonton
berkurang bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Ini terjadi karena jadwal turnamen bertepatan dengan acara-acara akbar lainnya pada waktu itu, diantaranya
turnamen internasional bola basket Panin Cup VI dan Pesta Danau Toba.
61
61
Harian Waspada 10 Juni 1982
Selain itu juga jadwal penyelenggaraan turnamen Marah Halim bertepatan dengan berlangsungnya kejuaraan sepak bola Piala Dunia World Cup. Hal ini tak
pelak membuat Kamaruddin kecewa. Kamaruddin yang pernah menjadi ketua OC Mahal Cup selama sembilan kali sejak dimulai pada tahun 1972 lalu, sangat
menyesalkan tidak matangnya persiapan OC Mahal Cup pada tahun ini, lebih lanjut ia mengatakan;
“ini bukan karena saya sentimen, tapi adalah untuk mengkoreksi saja guna kebaikan turnamen ini” tambah Komaruddin.
62
Tim Jepang berhasil memantapkan diri tampil sebagai juara Grup A setelah pada pertandingan terakhirnya sukses menundukkan tim tuan rumah PSMS Medan 2-
1 1-0.
63
Sedangkan di tempat lainnya, Italia hanya mampu lolos sebagai runner up Grup A setelah mengkandaskan perlawanan Persija Jakarta 5-1, yang artinya
mengharuskan mereka berhadapan dengan juara Grup B, Jerman Barat di semifinal. Dengan demikian kesebelasan negeri sakura itu akan bertemu runner up
Grup B, Korea Selatan di babak semifinal.
64
62
Ibid.
63
Harian Waspada 18 Juni 1982
64
Ibid.
Dengan demikian tidak ada satupun kesebelasan tanah air yang berhasil melaju ke babak semifinal. Ini tentu sebuah tamparan yang cukup telak bagi persepakbolaan
nasional terkhusus PSSI pada waktu itu.
83 Jepang akhirnya berhasil melaju ke babak final Mahal Cup XI setelah Sabtu
malam mengalahkan Korea Selatan dengan skor tipis 2-1
65
Babak kedua baik Korea Selatan maupun Jepang mencoba merotasi pemain dengan memasukkan pemain-pemain baru yang mengakibatkan tempo permainan
semakin meningkat. Menit ke-55 barisan belakang Jepang “memakan” Masaki Sakaida begitu keras namun tidak mendapat tindakan apapun dari wasit Drs. Sutoyo
yang memimpin jalannya pertandingan. . Disaksikan sekitar 8000
penonton yang memadati Stadion Teladan, Jepang sukses mendominasi jalannya pertandingan di babak pertama. Pada menit ke-42, pemain sayap kanan Jepang,
Masaki Sakaida berhasil membobol gawang Korsel yang dijaga kiper Yoo Young Wha, alhasil Jepang pun memimpin dengan skor 1-0. Setelah berhasil menyarangkan
gol, permainan Jepang makin lebih agresif namun skor babak pertama tetap bertahan 1-0.
66
Insiden ini menjadi pangkal kian memanasnya suasana pertandingan yang berlangsung keras sejak menit pertama babak kedua dimulai. Segenap pemain Korsel
bergegas lari ke pinggir lapangan mendekati sang hakim garis. Mereka protes akan keputusan wasit yang dianggap tidak adil. Percekcokan pun tak terelakkan, para
pemain Korsel sudah tak mampu lagi menguasai diri dan menyerang hakim garis yang terpaksa harus lari terbirit-birit, sementara para penonton meneriaki dan
mencaci-maki wasit yang dinilai tidak tegas itu. Sampai-sampai pemain Korea, Jiu
65
Harian Waspada 19 Juni 1982
66
Ibid.
Yong Kil menendang wasit Sutoyo sebagai bentuk luapan emosinya. Baru setelah masuknya pihak keamanan dan official suasana mulai mencair dan dingin sehingga
pertandingan dapat dilanjutkan kembali. Hingga pertandingan berakhir kedua tim masing-masing hanya dapat
menambah 1 gol sehingga hasil ini membuat Jepang menang dengan skor 2-1. Korea Selatan pun gagal mempertahankan gelar juaranya dan hanya bisa berharap
mendapatkan juara ketiga turnamen Mahal Cup XI ini. Pada kesempatan lainnya tim Jerman Barat berhasil mengikuti jejak tim Jepang melenggang ke final setelah
mengalahkan Italia dengan skor 2-1 juga. Dalam partai final ini, Jerman sebagai tim pendatang baru akhirnya berhasil
membawa pulang piala Marah Halim Cup setelah pada minggu malam 20 Juni 1982 berhasil memukul kesebelasan Jepang dua gol tanpa balas.
67
Gubernur Sumatera Utara F.W.P. Tambunan, menyerahkan secara langsung trofi juara I Marah Halim Cup kepada tim Jerman Barat, juara II Jepang, dan juara III
Italia. Dalam turnamen kali ini juga diberikan beberapa penghargaan untuk para peserta turnamen. Jepang terpilih sebagai kesebelasan terfavorit selama turnamen ini
berlangsung, sedangkan sebagai pemain terbaik turnamen terpilih sang kapten Penyerang tengah
Jerman Barat, Nebel Robert nomor 9, tampil sebagai pahlawan dengan memborong dua gol untuk timnya. Gol pertama dicetak menit ke-32, sedangkan gol kedua pada
menit 52.
67
Harian Waspada 20 Juni 198
85 kesebelasan Jerman Barat, Wilhelm Jurgen, serta terpilih juga penghargaan pemain
harapan yang jatuh ke tangan kapten kesebelasan Jepang, Tomoyuki Kajino.
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jepang
3 3
- -
9-1 6
2 Italia
3 2
- 1
9-4 4
3 PSMS
3 1
- 2
5-7 2
4 Persija
3 -
- 3
2-1
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Jerman Barat 3
2 -
1 8-4
4 2
Korea Selatan
3 2
- 1
4-4 4
3 Australia
3 1
1 1
5-5 3
4 PSIS
3 -
1 2
4-8 1
SEMIFINAL Jepang vs Korea Selatan
: 2-1 Jerman Barat vs Italia
: 2-1 JUARA III IV
Italia vs Korea Selatan : 3-0
FINAL Jerman Barat vs Jepang
: 2-0
MARAH HALIM CUPKe XII 1983
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1
Korea Selatan
3 3
- -
5-0 6
2 PSMS
3 2
- 1
3-3 4
3 Jerman Barat 3
- 1
2 2-4
1 4
PSSI Junior 3
- 1
2 2-5
1
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1
Irak 2
2 -
- 3-1
4 2
Jepang 2
- 1
1 2-3
1 3
Pardedetex 2
- 1
1 1-2
1
SEMIFINAL Korea Selatan vs Jepang
: 3-1 PSMS vs Irak
: 1-0 JUARA III IV
Irak vs Jepang : 5-2
FINAL Korea Selatan vs PSMS
: 3-1
87 Menggunakan nama mantan Gubernur Sumut, turnamen yang lahir 1972 dari
ide tokoh kawakan Kamaruddin Panggabean ini terus didominir tim luar negeri. Terakhir dalam turnamen ke-13 yang ditutup Kamis pekan lalu, giliran Irak
memboyong piala yang disebut-sebut berbalut enam kg emas itu. Seterunya, Inggris, disudutkan 7-6 melalui adu penalti di final yang diguyur hujan lebat sejak babak
kedua.
68
68
Harian Waspada 10 Mei 1984
Tim dalam negeri hanya tiga kali merebutnya. Tuan rumah PSMS dua kali 1972-1973 dan Persija 1977. Tapi perlu dicatat, turnamen pertama 1972 tanpa
diikuti tim luar negeri. Tahun 1974, Jepang pertama kali merebutnya dari tangan PSMS. Kemudian selama dua tahun, beralih ke tangan tim Australia Barat. Untung
tahun 1977, Persija yang masih diperkuat Iswadi tampil sebagai penyelamat. Mengembalikan piala itu ke dalam negeri.
Menurut peraturan turnamen, bila piala tersebut direbut satu tim tiga tahun berturut, tim bersangkutan berhak memilikinya terus. Australia Barat yang telah dua
kali meraihnya, ternyata sudah langsung gugur di babak penyisihan di tahun 1977 itu. Bergabung di pool C bersama Persija, Muangthai, dan PSM Ujung Pandang,
Australia Barat dikalahkan Persija 1-0 dan Muangthai 2-1. Walaupun Australia berhasil mengalahkan PSM 2-0, tak berhasil menolongnya mengimbangi Muangthai
dan Persija yang lolos ke semifinal. Persija sendiri tampil sebagai juara setelah memukul Jepang 1-0.
Kejayaan tim domestik ternyata tak bisa terus dipertahankan. Dari tangan Persija piala direbut Burma. Tahun 1979 Burma masih mampu mempertahan
reputasinya. Tapi 1980, Belanda menggesernya. Dari tangan Belanda berpindah ke Korsel. Tahun 1982 muncul pula tim Jerman Barat. Hanya setahun berada di tangan
tim yang mewakili negara Eropa karena Korsel yang diwakili tim mahasiswa kembali menunjukkan kejayaannya.
Dan pekan lalu, piala itu beralih ke tangan Irak yang diwakili tim Angkatan Bersenjata. Dengan demikian turnamen yang diakui AFC Asian Football
Confederation ini sepuluh kali dirajai tim luar negeri. Apakah ini petunjuk lain keambrukan sepakbola nasional? Walau pun tak secara langsung paling tidak dari
turnamen ini bisa ditakar bahwa tim lokal masih terus tercecer. Paling parah terlihat di turnamen ke-13 ini. Juara nasional PSMS bertekuk
lutut di hadapan publiknya. Dibantai Inggris 4-1 dan Muangthai 5-0.
69
Nasib Semen Padang, satu lagi tim dalam negeri, sebenarnya juga sama dengan PSMS. Tim Galatama dari Sumbar ini memang lolos ke semifinal. Tapi
penggemar sepakbola Medan tak bisa memicingkan mata. Semen Padang sebenarnya sengaja dikatrol Irak. Hanya mengalahkan 3-2, lebih kecil satu gol dari Korsel yang
disudutkannya 3-1. Tak jadi
alasan bahwa PSMS tanpa empat pemain intinya, tangkis seorang tokoh sepakbola Medan. Yang jelas dengan fakta selama ini kita harus akui jujur, sepakbola kita
masih tertinggal jauh, tambahnya mengomentari dalih di antara pengurus PSMS.
69
Tabloid Bola 18 Mei 1984
89 Diikuti enam tim yang dibagi dua pool, yakni Korsel, Semen Padang, Irak
A. PSMS, Inggris, Muangthai B, di semifinal Semen Padang dibabak-belurkan Inggris 6-3 dan dalam perebutan tempat ketiga digunduli Muangthai 5-0. Ya, kita
menyadari betapa lemahnya tim-tim kita dalam turnamen ini, jawab A. Wahab Abdi Ketua Penyelenggara turnamen kepada BOLA seusai pertandingan final.
Juga sebagai Ketua III PSSI Bidang Perserikatan, Wahab bersama unsur penyelenggara lainnya bertekad, dalam tumamen ke-14 tahun depan, akan diusahakan
penampilan tim dalam negeri yang lebih kuat. Misalnya juara Galatama dan lain-lain. Tidak mungkin. Karena turnamen dikhususkan bagi klub-klub juara atau
perserikatan, kata Wahab ketika BOLA menyodorkan saran agar tim nasional juga disertakan dalam turnamen itu sebagai uji coba. Misalnya PSSI Garuda yang
dipersiapkan ke SEA Games. Mereka memerlukan arena uji coba yang berkesinambungan. “tidak hanya pertandingan ujicoba sesekali. Tidakkah di SEA
Games nanti anak-anak Garuda akan menghadapi pertandingan yang berkesinambungan?” kata Wahab.
70
70
Ibid.
Melihat arena turnamen Piala Marah Halim dengan tim-tim luar negerinya bukan turnamen ingusan, agaknya saran ini perlu dipikirkan. Mengenai ini, Wahab
tercenung sejenak. Walaupun tak mengangguk, tapi hatinya tampak membenarkan. Yah, pikirkan yang matanglah. Asal jangan sampai jadi pikiran melulu.
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol
Poin 1
Al-Jaish 2
2 -
- 6-3
4 2
Semen Padang
2 -
1 1
2-3 4
3 Korea
Selatan 2
- 1
1 1-3
1
SEMIFINAL Al-Jaish vs Thailand
: 1-0 Middlesex Wanderers vs Semen Padang : 6-3
JUARA III IV Thailand vs Semen Padang
: 5-0 FINAL
Al-Jaish vs Middlesex Wanderers : 7-6
Turnamen Marah Halim Cup yang ke 14 tahun 1985 santer dikritik oleh isu- isu yang tak sedap. Sebelum hari penyelenggaraannya banyak pihak-pihak yang
melemparkan isu untuk menggagalkan turnamen ini. Ada isu bahwa turnamen kali ini tidak akan jadi karena ditahun sebelumnya OC menderita kerugian besar, ada lagi
kritik kalau turnamen ini sudah kurang bermutu dan tidak menarik karena semakin
Grup B
No Tim
Main Menang Seri
Kalah Selisih Gol
Poin 1
Middlesex Wanderers
2 2
- -
7-2 4
2 Thailand
2 1
- 1
6-3 2
3 PSMS
2 -
- 2
1-9
91 dikitnya peserta dari luar negeri. Ditambah lagi tidak ikut sertanya tim Irak, yang
notabene sebagai juara bertahan tahun sebelumnya, dalam turnamen kali ini. Pihak OC sebagai panitia penyelenggara turnamen tahun ini lantas
menanggapi semua isu tersebut. Mereka mengatakan bahwa sedikit banyaknya jumlah peserta dari mancanegara bukan menjadi indikator tinggi rendahnya kualitas
sebuah turnamen. Mengenai untung rugi turnamen ini OC mengatakan bahwa sejak dari awal lahirnya turnamen Marah Halim cup, masyarakat Sumatera Utara sudah
menganggapnya sebagai sebuah “pesta” sepakbola. Suatu pesta sudah tentu tidak seharusnya memperhitungkan untung-rugi, namun kegiatan ini mempunyai misinya
tersendiri yaitu dapat membina dan meningkatkan mutu persepakbolaan Sumatera Utara. Di tengah banyaknya kritik-kritik itulah turnamen Mahal ke 14 ini
diselenggarakan dan terbukti sukses pada akhirnya. Kompetisi kali ini diikuti oleh 6 tim, 2 kesebelasan nasional PSMS dan
Persib, 1 tim perwakilan dari PSSI yaitu PSSI Garuda, dan tiga kesebelasan dari internasional Inggris, Korea Selatan, dan Thailand. Seperti sebelum-sebelumnya
keenam tim ini dibagi ke dalam dua grup A dan B. Grup A diisi oleh PSSI Garuda, Korsel, dan Inggris, sedangkan Grup B dihuni oleh PSMS, Thailand dan Persib.
Pertandingan pembuka pada turnamen Mahal tahun ini menyajikan duel antara tuan rumah PSMS melawan Thailand dan setelah itu dilanjutkan pertandingan
dua tim luar negeri, Inggris melawan Korea Selatan. Pada pertandingan pertama ini PSMS dipaksa bertekuk lutut oleh permainan kolektif tim Thailand. PSMS kalah
dengan skor tipis 1-0 lewat gol yang dicetak oleh Theveewat nomor punggung 11 melalui sundulan kepala pada menit ke 40.
71
Inggris yang diwakili tim Middlesex berhasil mencuri poin maksimal berkat gol tunggal dari striker mereka, N.Gibson di babak pertama. Hingga 2 kali 45 menit
skor tetap untuk kemenangan Middlesex 1-0. Dalam pertandingan ini PSMS banyak menurunkan pemain lapis kedua
mereka, termasuk kiper Supriono. Walaupun hanya kebobolan satu gol, Supriono tetap menjadi pemain yang memiliki permainan terburuk pada pertandingan ini, dia
juga ikut andil melakukan kesalahan fatal sehingga terjadi gol untuk Thailand. Pada menit ke 60 sebenarnya memiliki peluang untuk menambah keunggulan,
namun sayangnya gol mereka dianulir oleh wasit asal Inggris, Kenred Fern, karena pemain Thailand sudah lebih dulu berdiri pada posisi offside. Siraman hujan yang
membasahi lapangan saat itu membuat para pemain kedua tim beberapa kali membuat pelanggaran yang lumayan keras. Alhasil menjelang pertandingan berakhir nyaris
timbul perkelahian ketika Musimin di takle keras oleh Boonam Suksawat. Sampai babak kedua berakhir skor tetap untuk kemenangan Thailand 1-0.
72
71
Harian Waspada 13 April 1985
72
Ibid.
Para pemain Inggris pun merayakan kemenangan mereka dengan bernyanyi sambil memberi hormat kepada penonton di
tribun tertutup dan dengan wajah penuh kegembiraan mereka meninggalkan lapangan permainan.
93 Setelah pada pertandingan keduanya melawan Persib, kesebelasan Thailand
akhirnya berhasil melangkah lebih dulu ke babak semifinal. Mereka bermain imbang 1-1, hal ini tentu membuat langkah PSMS ke partai semifinal semakin berat. Untuk
dapat ke semifinal PSMS harus menang melawan Persib, sementara Persib hanya butuh hasil imbang saja untuk melanjutkan langkah mereka dalam turnamen ini.
Partai hidup mati ini pun tak terelakkan lagi bagi kedua tim nasional tersebut. Dalam duel ini PSMS benar-benar menurunkan tim terbaiknya, termasuk
kiper Jamaluddin Hutauruk yang pada partai sebelumnya tidak dimainkan. Benar saja, tim inti PSMS ini berhasil mengobrak-abrik pertahanan Persib. Hanya dalam
rentang waktu 5 menit PSMS berhasil menyarangkan 2 gol ke gawang Persib. Gol pertama di cetak Sakum Nugroho pada menit 15 dan gol kedua oleh Musimin pada
menit ke 20. Pertandingan pun berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan PSMS.
73
73
Harian Waspada 15 April 1985
Lolosnya PSMS ke semifinal Mahal ke 14 ini merupakan ulangan peristiwa dua tahun lalu setelah menggulingkan tim Jerman Barat 1-0. Hasil ini juga sekaligus memupus
harapan revans Persib Bandung atas PSMS setelah kekalahan mereka musim lalu. Lolosnya tim asuhan Parlin Siagian ke semifinal ini menjadikan hanya PSMS-
lah satu-satunya wakil dari Indonesia yang tersisa pada turnamen ini setelah di Grup B Inggris dan Korea Selatan memastikan diri melaju ke semifinal. Hal ini tak pelak
menambah beban moral bagi kubu tuan rumah untuk dapat lebih berprestasi mengharumkan nama bangsa.
Bentrok duel pun terjadi antara tim unggulan, Inggris dengan Middlesex-nya berhadapan dengan tim tuan rumah turnamen, PSMS Medan. Di atas kertas Inggris
memang jauh diunggulkan, namun hal ini tidak membuat semangat pemain PSMS menciut. Media-media lokal dan nasional pada saat itu yakin PSMS dapat memberi
kejutan, terlebih dengan permainan cantik yang mereka peragakan sewaktu melibas Persib.
Namun semangat para pemain dan masyarakat Sumut tersebut tak bisa dipenuhi oleh anak asuh Parlin Siagian itu. Mereka harus mengakui kemenangan
Middlesex dengan skor 0-2.
74
Di pertandingan lainnya Korea Selatan sukses menundukkan Thailand dan berhak melaju ke final untuk bertemu lagi dengan Australia. Korea berhasil menang
dengan skor 2-1, masing-masing gol dicetak oleh Jung Dong Bok di menit 47, dan Kim Jun Hyun menit ke-60 lewat titik putih. Tim Korsel yang diwakili Universitas
Yonsei akhirnya berhasil menjuarai turnamen Mahal ke-14 ini setelah menundukkan Middlesex juga dengan skor 2-1.
Bermain dengan tempo yang tinggi nampak para pemain PSMS kehabisan stamina sedangkan pemain Inggris tetap terus saja berlari
sepanjang permainan. Inggris memecah kebuntuan pada menit ke 4 lewat gol C. Green dan ditambah lagi pada menit ke-44 lewat N. Gibson. Kekalahan ini lantas
dijadikan semangat bagi Ketua Umum PSMS saat itu, Bahmid Muhammad untuk lebih serius lagi membenahi pembinaan PSMS.
75
74
Harian Waspada 16 April 1985
75
Harian Waspada 18 April 1985
95 Pertandingan puncak ini diwarnai dengan siraman hujan yang lebat sejak
kick-off dimulai. Derasnya hujan yang turun membuat banyak terdapat genangan air di lapangan, dan berakibat tidak lancarnya aliran bola. Wasit Jafar Umar pun sempat
menghentikan pertandingan di babak kedua meski pada saat itu curah hujan sudah mulai mereda, namun genangan air di lapangan tetap belum surut. Pertandingan
akhirnya dihentikan selama beberapa menit tapi kemudian tetap dilanjutkan setelah air mulai surut. Korsel akhirnya berhasil unggul lebih dulu ketika dimenit ke-70 Jung
Dong Bok berhasil memanfaatkan kemelut di gawang Inggris. Alih-alih membalas gol, Inggris justru kembali kebobolan di menit 86 oleh tendangan jarak jauh Kim
Bong Kii. Inggris baru bisa membalas dimenit-menit akhir pertandingan lewat eksekusi penalti C. Green. Skor 2-1 pun bertahan hingga akhir pertandingan,
kegembiraan meluap-meluap dari para pemain Korsel, sang kapten tim Jong Woong Il pun berhak mengangkat Piala Mahal ke-14 ini sekaligus mengukir sejarah baru.
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Inggris
2 2
- -
3-1 4
2 Korsel
2 1
1 2-2
4 3
PSSI Garuda 2 2
2-4 1
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Thailand
2 1
1 -
2-1 3
2 PSMS
2 1
- 1
2-1 2
3 Persib
2 -
1 1
1-3
SEMIFINAL Inggris vs PSMS
: 2-0 Thailand vs Korsel
: 1-2 JUARA III dan IV
Thailand vs PSMS : 3-1
FINAL Korsel vs Inggris
: 2-1
Marah Halim Cup XV 1986
Grup A Persib vs Thailand
: 0-3 PSMS vs Thailand
: 2-3 Persib vs PSMS
: 1-1 Grup B
Korea Selatan vs Yugoslavia Jr : 0-3
PSSI Jr vs Korea Selatan : 1-3
PSSI Jr vs Yugoslavia Jr : 0-8
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Thailand
2 2
- -
6-2 4
2 PSMS
2 -
1 1
3-4 1
3 Persib
2 -
1 1
1-4 1
97
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Yugoslavia
Jr 2
2 -
- 11-0
4 2
Korea Selatan
2 1
- 1
3-4 2
3 Indonesia Jr
2 -
- 2
1-11
SEMIFINAL Korea Selatan vs Thailand
: 3-1 Yugoslavia Jr vs PSMS
: 7-0 JUARA III IV
Thailand vs PSMS : 3-2
FINAL Korea Selatan vs Korea Selatan
: 0-2
Turnamen Marah Halim yang ke-16 pada tahun 1988 ini diwarnai dengan polemik panjang seputar keputusan OC untuk menentukan siapa-siapa saja tim yang
akan dijadikan peserta turnamen. Sampai pada hari Minggu 155 yang artinya 12 hari menjelang diresmikannya Turnamen Mahal ke-16 ini belum ada keputusan yang
valid siapa yang akan menggantikan tim PSSI Selection.
Ketidakbisaan PSSI Selection ikut dalam Mahal Cup tahun ini membuat kedua kubu, OC dan PSSI saling bersitegang. Sekretaris Umum Sekum PSSI,
Nugraha Besoes mengecam OC Mahal Cup dengan menyebutnya “tidak profesional”, karena kurang mendalami peraturan-peraturan yang berlaku. Kecaman dari Sekum
PSSI itu langsung dibalas oleh Ketua Harian OC Mahal Cup, Sahrun Isa yang mengatakan bahwa PSSI-lah yang tidak profesional. Debat kusir pun terus berlanjut,
sampai muncul kebijakan agar ketegangan ini semakin mereda yaitu mengutus Kamaruddin Panggabean dan Zainuddin Sekretaris Komda ke Jakarta untuk
meminta tim PSSI A yang dilatih oleh Bertje Matulapelwa bersedia menggantikan PSSI Selection.
Usaha ini pun pada akhirnya tidak juga berhasil, karena sebelum kedua utusan tersebut berangkat untuk “kortsluiting”, permasalahan PSSI dengan OC belum lagi
diselesaikan. Permasalahan menyangkut tentang penunjukan oleh PSSI bahwa Arema Malang saat itu berlaga di liga kelas Galatama menjadi peserta turnamen
menggantikan PSSI Selection, tetapi saat itu ditolak mentah-mentah oleh pihak OC dengan berbagai dalih, diantaranya menyebut “tidak komersial”. Penolakan dari OC
ini pun tak pelak membuat PSSI merasa tersinggung dan membuat penilaian masyarakat semakin buruk terhadap PSSI.
Kegaduhan ini membuat OC semakin panik karena pertandingan sudah semakin dekat tapi belum semua tim fix untuk ikut serta. Dalam suasana kepanikan
tersebut pihak OC mengundang beberapa tim untuk mau ikut serta seperti Federal Territory dari Malaysia dan PSDS Deli Serdang. Namun kedua tim tersebut menolak
karena berbagai alasannya masing-masing.
76
76
Federal Territory secara langsung meminta maaf karena tak bisa ikut serta dalam turnamen tahun itu, hal ini dikarenakan hampir semua pemain mereka ‘pulang kampung’ untuk merayakan hari
raya lebaran. Sedangkan PSDS Deli Serdang menolak tampil karena merasa mereka hanya akan dijadikan tumbal atau ajang pembantaian oleh tim-tim lain mengingat kapasitas pemain mereka yang
99 Jalan terakhir untuk hal ini adalah dengan mengajak tim galatama lainnya
yang masih berasal dari Sumut, Medan Jaya. Pada awalnya Medan Jaya dengan senang hati bersedia ikut serta dalam turnamen, tetapi mereka mengajukan sebuah
syarat yaitu boleh memakai sebagian pemain dari PSMS Medan sebagai skuad mereka. Sayarat ini dirasa perlu direkomendasikan oleh kubu Medan Jaya mengingat
pemain mereka saat itu belum sekualitas pemain-pemain liga divisi satu. Hal ini tentu menimbulkan gesekan lagi, OC dan Pengurus PSMS tentu tidak setuju dengan syarat
itu, bagi mereka peminjaman pemain PSMS ke dalam tim Medan Jaya hanya akan membuat sakit hati pemain mereka dan akan membuat jalannya turnamen menjadi
tidak kompetitif. Setelah berunding beberapa hari akhirnya dibuat kebijakan bahwa Medan Jaya
tetap ikut dalam Mahal Cup dengan bergabung bersama PSDS. Koalisi kedua tim ini menghasilkan nama ‘Medan Jaya Plus’ yang akan dipakai sepanjang turnamen Marah
Halim Cup ke-16 ini berlangsung. Kepastian ikutnya Medan Jaya Plus tersebut setelah ketua umumnya Amru Daulay, SH mendapat izin dari Ketua II PSSI A
Wahab Abdi yang juga menjadi pengurus Mahal Cup tahun 1988 ini. Akhirnya Turnamen Marah Halim Cup ke-16 ini secara resmi diikuti oleh 8
tim, empat tim nasional dan empat tim luar negeri. Turnamen tetap dibagi ke dalam 2 grup, di Grup A dihuni oleh tim Hongaria, Korea Selatan, Inggris dan PSSI U-23.
Tim nasional PSSI U-23 saat itu diprediksi hanya akan jadi bulan-bulanan oleh ketiga
tidak sama kualitasnya dengan tim lain, hal ini tentu dirasa hanya akan membuat malu pendukung dan nama baik tim.
tim luar negeri tersebut. Grup B menyajikan tim-tim yang lebih berimbang kekuatannya, yaitu PSMS, Persebaya, Medan Jaya Plus, dan Jepang. Persaingan di
Grup B tak kalah menarik karena masyarakat sangat antusias menunggu pertandingan derby antara PSMS Medan melawan Medan Jaya Plus.
Pembukaan turnamen Mahal Cup ke-16 ini dimulai hari Jumat sore dan dimeriahkan oleh artis ibukota Titiek Puspa, Camelia Malik, Vina Panduwinata dan
grup lawak D’Bodor. Tidak kurang dari 20.000 penonton yang memadati Stadion Teladan Medan pada hari itu sangat terhibur dengan aksi panggung artis-artis ibukota
tersebut. Suasana pembukaan turnamen sepakbola internasional ini terbilang meriah, sehingga cukup melegakan pihak panitia penyelenggara OC Mahal Cup dimana
pada tahun dua tahun sebelumnya mereka mengalami kerugian yang cukup besar. Pertandingan pembuka tersaji antara tim nasional PSSI U-23 melawan wakil
dari Korea Selatan, Halleluya. Kejutan pun terjadi dalam laga ini, PSSI U-23 yang tidak diunggulkan justru berhasil mengalahkan Korsel dengan skor tipis 1-0.
77
Masih di hari yang sama waktu malam pertandingan dilanjutkan antara Hongaria melawan
kebelelasan Inggris. Dalam pertandingan yang menurut pendapat penonton “sangat membosankan” ini berkesudahan dengan skor 2-1 untuk kemenangan tim Hongaria.
78
Sehari sebelum pertandingan Grup B berlangsung, hadir sebuah keputusan baru mengenai pergantian nama Medan Jaya Plus menjadi PSSI Sumut.
79
77
Harian Waspada 28 Mei 1988
78
Ibid.
79
Ibid.
Menurut Ketua Umum OC Mahal Cup XVI dan Komda PSSI Sumut, Amru Daulay, pihaknya
101 semula bersikeras untuk tetap menggunakan nama Medan Jaya Plus. Masalahnya,
kesalahan bukan terletak pada mereka melainkan PSSI yang tidak konsekuen denga suratnya. Lebih lanjut ia mengatakan;
“dapat anda bayangkan sampai sekarang surat dari PSSI prihal tim-tim yang diundang tidak dicabut. Dalam surat itu disebut salah satu tim dalam negara
Liga Selection.Semata-mata kita bekerja demi sepakbola, bukan untuk mencari keuntungan malah berkorban moral dan material.” Ungkap Amru.
80
Debut perdana di Grup B terjadi antara PSMS melawan Persebaya. Skor akhir pertandingan yaitu 0-0. Dari pertandingan lainnya Jepang berhasil mengkandaskan
perjuangan PSSI Sumut dengan skor 3-1. OC Mahal Cup akhirnya mengalah untuk tidak makin memperkeruh suasana
persitengangan antara mereka dengan pihak PSSI. Lagipula turnamen sudah dimulai dan beberapa pertandingan sudah menunggu untuk dimainkan. Alhasil nama Medan
Jaya Plus pun diganti dengan PSSI Sumut.
81
Hasil ini membawa kesebelasan Jepang optimis untuk melaju ke semifinal. Dipertandingan keduanya Jepang sukses
mempermalukan tim tuan rumah PSMS dengan skor 5-0.
82
Partai terakhir mengharuskan terjadinya ‘perang saudara’, kedua tim PSMS dan PSSI Sumut sama-sama memiliki peluang untuk lolos ke semifinal dengan
Sedangkan PSSI Sumut sukses menahan imbang Persebaya.
80
Ibid.
81
Harian Waspada 29 Mei 1988
82
Harian Waspada 30 Mei 1988
catatan Persebaya harus takluk melawan Jepang. Hasil akhir duel perang saudara ini berkesudahan dengan skor 4-1 untuk kemenangan PSMS dan benar saja merekalah
yang berhak mendampingi Jepang ke semifinal setelah Persebaya kalah dengan skor 0-5 oleh Jepang. Sementara itu di Pool A, PSSI U-23 diluar dugaan berhasil melaju
ke semifinal menemani tim kuat Hongaria. Partai semifinal lantas mempertemukan antara PSMS berhadapan Hongaria,
serta Jepang melawan PSSI U-23. PSMS memastikan langkah mereka ke semifinal setelah mengalahkan Hongaria dengan skor 2-1.
83
Adalah Sugito yang tampil sebagai pahlawan bagi tim berjuluk ‘Ayam Kinantan’ itu. Ia menciptakan dua gol PSMS
masing-masing pada menit ke-12 dan 34. Di final PSMS akan berhadapan lagi dengan Jepang yang sukses menggulung PSSI U-23 dengan skor 4-0.
84
Namun di partai puncak ambisi PSMS untuk membawa pulang piala pun gagal, mereka takluk dari keperkasaan Jepang dengan skor 3-1.
85
Keberhasilan Jepang merebut gelar juara tahun ini merupakan yang kedua kalinya setelah pada
tahun 1974, Jepang juga menang dari PSMS yang ketika itu sebagai juara bertahan turnamen tahun 1972 dan 1973, dengan skor 4-3. Piala Marah Halim pun kembali
terbang menuju Tokyo. Meski kalah PSMS Medan patut berbangga hati karena pemain mereka, Aris Rinaldy, terpilih sebagai pemain terbaik turnamen tahun 1988
ini.
83
Harian Waspada 3 Juni 1988
84
Ibid.
85
Harian Waspada 4 Juni 1988
103 Grup A : Hongaria, PSSI U-23, Inggris dan Korea Selatan
Grup B : Jepang, PSMS, Persebaya dan PSSI Sumut
Grup A
No Tim
Main Menang
Seri Kalah
Selisih Gol Poin
1 Hongaria
3 1
2 05-Apr
4 2
PSSI U-23 3
1 2
03-Feb 4
3 Inggris
3 1
1 1
03-Mar 3
4 Korea
Selatan 3
1 2
02-Apr 1
Grup B
No Tim
Main Menang
Seri Kalah
Selisih Gol Poin
1 Jepang
3 3
13-Jan 6
2 PSMS
3 1
1 1
04-Jun 3
3 Persebaya
3 2
1 01-Jun
2 4
PSSI Sumut 3
1 2
03-Agust
SEMIFINAL Hongaria vs PSMS
: 1-2 PSSI U-23 vs Jepang
: 0-4 JUARA III IV
Hongaria vs PSSI U-23 : 2-1
FINAL PSMS vs Jepang
: 1-3