Marah Halim Cup Dekade 1989-1995
105 melawan Thailand. Hasil pertandingan kedua tim ini juga berakhir dengan draw skor
1-1.
Selanjutnya laga yang tak kalah seru lahir dari pertandingan di Grup A antara Jepang vs PSDS. Di luar perkiraan, PSDS malam itu memainkan permainan ngotot
sepanjang pertandingan. Mereka berhasil mengimbangi Jepang yang berakhir dengan skor 1-1.
88
Jepang unggul lebih dulu lewat sepakan keras Hiroki Hattori sebelum disamakan oleh Suganda Lubis lewat tendangan penalti yang sempurna dieksekusi.
Hasil ini tentu menambah daya juang tim PSDS untuk menang di laga berikutnya. Namun apa daya, mereka harus rela melepaskan tiket ke semifinal setelah di hari
berikutnya hanya bisa bermain imbang melawan Wageningen 1-1. Hasil ini tidak hanya memupuskan harapan PSDS tapi juga tim sekota-nya Medan Jaya yang di
pertandingan lain takluk oleh Jepang dengan skor 1-2.
89
Dari Grup B setelah semua tim masing-masing menyelesaikan pertandingannya maka dapatlah dua tim yang melaju ke semifinal untuk masing-
masing berhadapan dengan lawan dari Grup A yang telah lebih dulu lolos, kedua tim itu adalah Persib dan RR Cina Tianjin. Persib memastikan langkahnya setelah pada
pertandingan terakhir mengkandaskan Thailand yang diwakili oleh Bangkok Bank dengan skor 3-2, sedangkan Tianjin lolos setelah mengalahkan tim tuan rumah PSMS
Dengan demikian dari Grup A ialah Jepang dan Wageningen yang berhak lolos.
88
Harian Waspada 4 Juli 1989
89
Harian Waspada 7 Juli 1989
Medan dengan skor 1-0.
90
Babak semifinal mempertemukan Persib Bandung Plus berhadapan dengan Wageningen serta Jepang yang ditantang RR CinaTianjin. Kedua partai semifinal ini
berakhir dengan dramatis karena kemenangan harus ditentukan lewat adu penalti. Wageningen yang kesulitan menghadapi perlawanan Persib Plus harus meladeni tim
asal Bandung itu sampai pada adu penalti setelah skor 0-0 bertahan sampai babak perpanjangan waktu. Dalam drama adu penalti ini tak satupun pemain Persib yang
Bagi PSMS sendiri kekalahan dan tidak lolosnya mereka ke babak semifinal merupakan sebuah kekecewaan yang mendalam.
Permasalahan utama yang harus dibenahi oleh PSMS menurut para pengamat pada saat itu adalah tumpulnya lini depan. Menyinggung striker PSMS yang masih
tetap dipertahankan pelatih Parlin Siagian yaitu David Matulessi, Kamaruddin menyatakan sebaiknya menempatkan David sebagai gelandang serang saja. Masih
menurut Kamaruddin, masuknya Suharto untuk menambah daya gedor PSMS dinilai sangatlah terlambat. Sangat disayangkan Suharto waktu itu tidak diturunkan dari awal
pertandingan. Meski gagal lolos ke semifinal, banyak publik yang salut melihat perjuangan
anak-anak PSMS bermain, yang notabene didominasi oleh pemain-pemain muda yang kurang berpengalaman tapi syarat akan masa depan yang cerah. PSMS pun
diminta untuk segera melakukan evaluasi atas kegagalan mereka tahun ini dan terus membina pemain-pemain muda yang ada agar dapat bersinar di ajang-ajang yang
akan mereka lakoni musim depan.
90
Ibid.
107 berhasil mengeksekusinya sedangkan pemain Belanda sukses mengeksekusi ketiga
tendangannya. Hasil ini membuat pelatih kepala Wegeningen, Piet Butler senang bukan kepalang.
Di partai semifinal lainnya terjadi duel antara negara sesama Asia Timur, Jepang melawan RR Cina. Kesebelasan Tianjin sebenarnya lebih mendominasi
pertandingan, statistik shot on goal serta ball possesion jauh lebih banyak bagi kesebelasan RR Cina. Namun tetap sampai 90 menit pertandingan tidak ada gol yang
terjadi bagi kedua tim. Hasil serupa juga terjadi pada babak perpanjangan waktu sehingga mengharuskan kedua tim melakukan duel adu penalti. Adalah pemain
Tianjin, Wang Kai, yang gagal mengeksekusi tendangan penalti terakhir yang sekaligus membuat Jepang menang penalti dengan skor 5-4 dan lolos ke babak final
untuk menantang Belanda dengan Wageningen-nya.
91
Tim Wageningen dari Belanda akhirnya menjuarai turnamen sepakbola internasional Marah Halim XVII setelah dalam pertandingan final menang 1-0 atas
tim nasional B Jepang di Stadion Teladan Medan, Minggu malam. Dengan demikian Belanda berhak memboyong piala tersebut ke negaranya. Satu-satunya gol untuk
Belanda malam itu diciptakan lewat sundulan kepala Gilbert Schijner setelah menerima umpan langsung dari tendangan pojok. Gilbert juga menjadi pemain
terbaik Turnamen Mahal Cup ke-17 mengalahkan Hiroki Hattori dari tim nasional Jepang B.
92
91
Harian Waspada 8 Juli 1989
92
Harian Waspada 10 Juli 1989
Grup A
Jepang B vs Wageningen : 2-1
Medan Jaya vs PSDS : 2-1
PSDS vs Jepang B :1-1
Wageningen vs Medan Jaya : 1-0
Medan Jaya vs Jepang B : 1-2
Wageningen vs PSDS : 1-1
Grup B
Tianjin vs Bangkok Bank : 1-1
PSMS vs Persib : 0-0
Tianjin vs Persib : 3-3
PSMS vs Bangkok Bank : 0-0
Persib vs Bangkok Bank : 3-2
Tianjin vs PSMS : 1-0
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol
Poin 1
Jepang B 3
2 1
- 5-3
5 2
Wageningen 3
1 1
1 3-3
3 3
Medan Jaya 3
1 -
2 3-4
2 4
PSDS 3
- 2
1 3-4
2
109
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol
Poin 1
Persib 3
1 2
- 6-5
4 2
Tianjin 3
1 2
- 5-4
4 3
Bangkok Bank
3 -
2 1
3-4 2
4 PSMS
3 -
2 1
0-1 2
SEMIFINAL Persib vs Wageningen
: 0-0 0-3 pen Tianjin vs Jepang B
: 0-0 4-5 pen JUARA III IV
Tianjin vs Persib : 2-1
FINAL Wageningen vs Jepang B
: 1-0
Untuk ke-18 kalinya Turnamen Piala Marah Halim Mahal berlangsung di Stadion Teladan, Medan yang dijadwalkan berlangsung hingga pada 5 September
1991. Namun sejarah event yang sudah mendapatkan pengakuan dari Badan Sepakbola Dunia FIFA dan Asia AFC ini terbilang cukup memprihatinkan buat
tim-tim dalam negeri pada umumnya dan tim tuan rumah pada khususnya. Hal ini terjadi, sebab sejak pertama kalinya turnamen yang dicetuskan oleh Kamaruddin
Panggabean sejak tahun 1972 ini baru tiga kali tim dalam negeri keluar sebagai juaranya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, terlebih setelah ikut sertanya kesebelasan- kesebelasan internasional, Piala Mahal selalu terbang diboyong tim luar negeri
tersebut, sedangkan tim domestiklokal selalu gagal memberikan perlawanan yang berarti.
Pada tahun ini tercatat terdapat tiga tim yang “keroyokan” untuk mempertahankan gengsi Sumut. Ketiga tim itu masing-masing PSMS Medan, Medan
Jaya Galatama, dan Perstu Tapanuli Utara. Para pecinta si kulit bundar di daerah ini sangat mengharapkan di antara tiga tim perwakilan Sumut tersebut mampu
merengkuh gelar juara turnamen. Piala Marah Halim yang ke-18 ini sendiri diharapkan menjadi tonggak sejarah
bangkitnya kembali persepakbolaan nasional, khususnya di Sumut yang pada waktu itu terkenal sebagai gudangnya pemain-pemain lokal berbakat. Semangat Ayam
Kinantan diharapkan mencuat, begitu juga dengan Medan Jaya dan Perstu yang sangat diharapkan mampu berjuang ekstra keras untuk mempertahankan gengsi
Sumut di forum internasional ini. Pada tahun ini jadwal pertandingan sedikit mengalami perubahan setelah tim
RR Cina sebagai salah satu peserta turnamen terlambat sehari tiba di Medan akibat terbentur masalah visa. RR Cina baru bisa mendapatkan visa untuk masuk ke
Indonesia pada tanggal 27 Agustus. Padahal menurut jadwal mereka sudah harus tiba sebelum tanggal 27 Agustus. Keterlambatan tim RR Cina menerima visa sebenarnya
berada di luar perkiraan pihak penyelenggara.
111 Pamor turnamen Marah Halim Cup pada tahun ini sedikit terangkat dibanding
dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini ditandai dengan terisinya sebagian besar tempat duduk Stadion Teladan Medan sejak hari pertama pembukaan turnamen.
Dalam dua kali pelaksanaan Piala Mahal sebelumnya, pemandangan Stadion Teladan seperti pada tahun 1991 ini cukup langka. Memang membludaknya jumlah penonton
yang datang terkhusus pada hari pertama pembukaan turnamen tidak lepas dari hiburan musik yang dimeriahkan oleh penyanyi ibukota Achmad Albar dan Nicky
Astria.
93
Dr. Robert F. Siregar Namun begitu pun pada tahun-tahun sebelumnya turnamen ini juga selalu
dimeriahkan oleh artis ibukota, tapi tidak begitu semeriah pada tahun ini.
94
Sistem pertandingan Marah Halim Cup pada tahun 1991 ini masih tetap sama menggunakan sistem 2 grup A dan B, di mana masing-masing grup berisikan 4 tim.
Grup pertama atau Grup A dihuni oleh kesebelasan Persija Jakarta Pusat, PSSI B, Australia, serta Perstu. Di sisi lain, Grup B dihuni oleh kesebelasan Persebaya, RR
yang termasuk “orang baru” dalam kepengurusan inti kepanitiaan tahun 1991 ini juga ikut membenarkan besarnya antusias penonton. Ia
berharap jumlah penonton pada hari pertama juga akan terjadi pada hari-hari berikutnya. Untuk itu panitia telah bertekad untuk menjadikan event Marah Halim
Cup tahun ini sebagai ‘era baru’ bagi pembinaan sepakbola di daerah Sumut serta juga sebagai sarana hiburan bagi para khalayak pecandu sepakbola.
93
Harian Waspada 29 Agustus 1991
94
Pada saat itu beliau merupakan Ketua Umum KTI Sumut dan juga berprofesi sebagai dokter ahli bedah.
Cina, serta dua tim dari Sumatera Utara yang terpaksa harus lebih awal baku hantam untuk merebut kemenangan, yaitu PSMS dan Medan Jaya.
Dari Grup A, setelah masing-masing tim melakoni 3 pertandingan untuk memperebutkan posisi pertama dan kedua grup terbukti dua tim raksasa yang
memang sebelumnya sudah diunggulkan akan lolos ke semifinal, Australia dan Persija, berhasil melenggang ke semifinal meski dengan perlawanan yang tak mudah.
Di pertandingan pertama Persija sudah harus berhadapan dengan Australia yang secara statistik unggul jauh dari tim Macan Kemayoran tersebut. Namun begitu
hasil di lapangan agak berpihak kepada Persija. Mereka bisa mengimbangi gaya permainan ‘negara kangguru’ tersebut, meski selalu diserang sepanjang 90 menit.
Alhasil skor imbang kacamata 0-0 menjadi hasil yang harus diraih kedua tim.
95
Kesebelasan Perstu yang diharapkan dapat membuat kejutan pada turnamen kali ini harus rela menjadi juru kunci klasemen di Grup A, setelah dalam tiga
Usai pertandingan pelatih Persija Pusat, Sutan Harhara, menyebutkan anak- anak Persija telah menjalankan taktik sesuai instruksinya yaitu dapat menjaga disiplin
terutama pemain belakangnya yang dikoordinir oleh Marzuki Nyak Mad. Mereka bermain taktis dan tenang dalam menggalang barisan pertahanan yang sempat
membuat tim asuhan pelatih Gary Marrochi frustrasi.
95
Harian Waspada 29 Agustus 1991
113 pertandingan yang telah dilakoninya hanya berhasil mengumpulkan satu poin lewat
pertandingan dengan skor kacamata 0-0 melawan kesebelasan Australia.
96
Dari Grup B, di mana terdapat dua tim dari Sumatera Utara, banyak terjadi kejutan di setiap pertandingannya. Medan Jaya tak disangka-sangka dapat
melenggang mulus ke babak semifinal setelah mengumpulkan 6 poin dengan 3 kali kemenangan di sapu bersih oleh mereka. Sementara itu hasil mengecewakan terjadi
pada tim tuan rumah lainnya, PSMS yang harus puas hanya bertengger di posisi ketiga Grup B, yang artinya tidak berhak lolos ke babak semifinal. Kekecewaan kubu
PSMS diperparah dengan kalahnya mereka melawan tim sekota Medan Jaya, dengan skor yang lumayan mencolok 3-5.
97
Partai semifinal akhirnya mempertemukan Australia vs RR Cina dan Medan Jaya vs Persija. Partai semifinal pertama antara Australia dengan RR Cina berjalan
dengan sengit dan memainkan tempo agak lambat. Australia terlihat mendominasi pertandingan namun RR Cina bermain sangat disiplin dan hati-hati. Skor akhir
Kegagalan PSMS dalam Marah Halim Cup tahun ini sontak memberikan rasa kecewa terhadap Gubernur Sumut pada saat itu, Raja Inal Siregar. Ia lantas
memberikan kritik tajam dengan menyebut tim PSMS tidak serius dalam mengikuti turnamen ini, karena dianggap PSMS baru mengadakan persiapan jika ada event.
Mereka perlu tampil penuh dan sesering mungkin dihadapkan dengan tim tangguh guna mengasah kerjasama pemain.
96
Harian Waspada 2 September 1991
97
Harian Waspada 3 September 1991
pertandingan yaitu draw 1-1, masing-masing gol dicetak oleh Wang Tao RR Cina dan Dean Nicolau Australia. Dengan hasil draw selama 90 menit ini pertandingan
dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
98
Partai semifinal kedua yang mempertemukan dua tim nasional Persija dan Medan Jaya juga tak kalah serunya. Meski persija lebih diunggulkan tapi Medan Jaya
semakin bersemangat setelah RR Cina dipastikan melangkah ke final, hal ini memungkinkan terjadinya pertandingan revans antara Medan Jaya dan RR Cina,
setelah sebelumnya mereka berjumpa di fase grup dengan kemenangan bagi Medan Jaya. Skor akhir selama 90 menit pertandingan semifinal ini imbang tanpa gol 0-0.
Baru kemudian diperpanjangan waktu dua kali 15 menit kedua tim saling bergantian mencetak masing-masing satu gol, namun skor tetap saja imbang menjadi 1-1.
Pertandingan pun dilanjutkan pada drama adu penalti, dalam adu penalti ini Medan Jaya berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 5-2 dan akhirnya berhak
melenggang ke partai final sembari mengadakan revans melawan RR Cina. Dalam perpanjangan waktu dua kali 15 menit, kedua tim mencoba mengulur-
ngulur waktu akibat faktor keletihan pemain. Alhasil skor tidak berubah sepanjang perpanjangan waktu dan membuat pertandingan harus diselesaikan lewat adu penalti.
RR Cina berhasil mengandaskan Australia dalam drama adu penalti ini, sehingga skor akhir pertandingan menjadi 3-5 untuk kemenangan negeri tirai bambu tersebut dan
berhak mendapatkan satu tiket ke final.
99
98
Harian Waspada 5 September 1991
99
Ibid.
115 Antusiasme masyarakat Sumatera Utara, terlebih Gubernur Raja Inal semakin
meninggi pada waktu itu karena salah satu tim dari daerah mereka tinggal selangkah lagi untuk dapat menggondol pulang Piala Marah Halim ke kampung halaman. Tepat
pada 5 September 1991 partai puncak diselenggarakan di Stadion Teladan Medan yang dihadiri tidak kurang dari 24.000 penonton.
100
100
Harian Waspada 6 September 1991
Bermain dengan dukungan suporter sebanyak itu tak lantas membuat pertandingan menjadi milik tim Medan Jaya. Bermain selama kurang lebih 120 menit
ditambah dengan perpanjangan waktu, skor tetap imbang 0-0. Lagi-lagi adu penalti harus di mainkan kedua tim, setelah sebelumnya di partai semifinal kedua tim ini
pernah merasakan hal yang sama. Medan Jaya yang dihuni pemain bintang seperti Nasib Rayadi, Ansyari Lubis dan Iwan Karo-karo akhirnya harus tertunduk lesu
karena kalah beruntung dari RR Cina dalam adu penalti ini. RR Cina pun berhasil membalas dendam atas kekalahan yang sebelumnya mereka derita di fase grup
melawan Medan Jaya. Piala Mahal tidak berhasil dibawa pulang ke kampung halaman justru malah terbang ke Beijing.
Grup A : Australia, Persija, PSSI B dan Perstu Grup B : Medan Jaya, RR Cina, PSMS dan Persebaya
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1
Australia 3
1 2
3-1 4
2 Persija
3 1
2 1-0
4 3
PSSI B 3
1 1
1 4-5
3 4
Perstu 3
1 2
2-4 1
Grup B
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1
Medan Jaya 3
3 9-4
6 2
RR Cina 3
2 1
6-4 4
3 PSMS
3 1
2 6-9
1 4
Persebaya 3
1 2
4-8 1
SEMIFINAL Australia vs RR Cina
: 3-5 Medan Jaya vs Persija
: 5-2 JUARA III IV
Australia vs Persija : 2-0
FINAL Medan Jaya vs RR Cina
: 3-5 pen
117 Tim
Australia Barat membuat debut gemilang saat mengawali pertandingannya di Piala Marah Halim XIX setelah sukses menggulingkan PSMS
Medan 2-1 0-1 di Stadion Teladan, hari Minggu. Australia, sang juara turnamen Mahal dua kali, sempat tertinggal lebih dulu lewat Budiono. Namun hingga
pertandingan berakhir keunggulan tersebut tidak bisa dipertahankan oleh tim tuan rumah.
Tim asuhan duet pelatih Wibisono dan Taufik Lubis ini semula tampil cukup baik dan dengan kerjasama yang cukup padu membuat anak-anak Australia
kehilangan kontrol permainan. Syahruddin Fajar, Abdul Rahman, Suharto dan Syamsuddin berulangkali mendapatkan peluang untuk mencetak gol. Namun semua
peluang itu kandas di kaki para pemain bertahan Australia yang dikoordinir Rene de Koning.
Petaka bagi PSMS terjadi pada babak kedua, tim tuan rumah mulai kewalahan membendung permainan cepat lawan. Mereka bukan saja sering salah umpan tetapi
juga selalu ragu-ragu saat menghadang pergerakan lawan. Akibatnya gawang Irwansyah menjadi bulan-bulanan penyerang Australia.
Gol yang tinggal menunggu waktu akhirnya terjadi juga di menit ke-69. Berawal dari blunder Iwan Karo-karo, Norman Sutton berhasil mencuri bola dan
benar-benar memanfaatkan kesalahan lawannya itu menjadi sebuah gol. Lima menit kemudian giliran Jhon Ballanting mencetak gol penentu kemenangan timnya setelah
memanfaatkan umpang sayap kanan dari Craig Deans. Australia pun meraih poin penuh di partai pertamanya.
101
Dari partai lainnya, Pelita Jaya sukses mengkandaskan perlawanan tim tuan rumah lainnya, Medan Jaya dengan skor 3-1 2-0.
102
Harimau Tapanuli membuka peluang untuk maju ke semifinal turnamen Marah Halim Cup XIX, setelah menahan imbang Gelora Dewata Denpasar 1-1 pada
pertandingan hari ketiga di Stadion Teladan Medan, Selasa 14. Hasil imbang itu justru membuat Gelora Dewata berada di ujung tanduk, sebab sehari sebelumnya
dikalahkan oleh Bulgaria 2-3. Pelita Jaya yang saat itu baru
saja mendatangkan pemain kelas dunia, Roger Milla, bermain sangat taktis. Roger Milla merupakan pemain tertua yang pernah bermain dalam ajang Piala Dunia. Dia
tercatat pernah mengikuti kejuaraan tersebut sebanyak dua kali dan mengantarkan Kamerun menjadi tim yang disegani lawan-lawannya. Roger Milla membuktikan
walau di usianya yang sudah tua, 43 tahun, ia masih mampu berkontribusi bagi tim Pelita Jaya dan meyakinkan pengusaha Pelita Jaya Nirwan Bakrie kalau mereka tidak
salah menggaetnya.
103
Selang sehari selanjutnya pertandingan nan keras terjadi di Grup A antara duel tim sekota, PSMS melawan Medan Jaya. Pertandingan ini dinodai dengan
perkelahian dan memaksa wasit M. Umar harus mengeluarkan lima kartu merah bagi kedua kesebelasan, 3 bagi tim PSMS Suharto, Iwan Karo-karo dan Miharwiyanto
101
Harian Waspada 16 April 1995
102
Ibid.
103
Harian Waspada 17 April 1995
119 serta 2 bagi kubu Medan Jaya Jijie Claudio dan Suhariono. Wasit juga sempat
menghentikan pertandingan sampai 2 kali akibat terjadinya baku hantam antar pemain. Usai pertandingan Manajer tim Medan Jaya, Husni Effendi Hasibuan sangat
menyayangkan insiden 5 kartu merah ini. “pertandingan ini antara dua kesebelasan sekandang, jadi tidak seharusnya
terjadi kerusuhan bahkan sampai lima kartu merah keluar” ungkap Husni.
104
Semifinal pertama lalu mempertemukan Medan Jaya dengan Bulgaria. Pemain asing Cinca Marius dan Makukula Kunyangana berhasil mencetak gol yang
menghantarkan Medan Jaya ke final turnamen. Sampai akhir pertandingan Bulgaria tidak sanggup mencetak satu gol pun, peluang emas sebenarnya mereka dapat
sewaktu wasit menghadiahi tendangan penalti untuk Bulgaria. Tetapi kesempatan Tim-tim yang lolos untuk berlaga di semifinal akhirnya sudah didapat, tercatat
3 tim domestik akan meladeni 1 tim luar negeri. Keempat tim tersebut yaitu Pelita Jaya dan Medan Jaya yang mewakili Pool A, serta Bulgaria dan Harimau Tapanuli
yang mewakili Pool B. Sementara itu tim tuan rumah PSMS Medan harus puas menjadi juru kunci klasemen Pool A setelah hanya mampu mengumpulkan 2 poin
dengan hasil dua kali imbang. Australia Barat diluar dugaan juga tak mampu lolos ke babak semifinal setelah di partai terakhir takluk oleh Medan Jaya yang tampil sangat
beringas dalam turnamen kali ini.
104
Harian Waspada 21 April 1995
emas ini gagal berbuah gol setelah Marian Petkov gagal melaksanakan tugasnya. Skor 2-0 untuk kemenangan Medan Jaya pun bertahan hingga akhir.
105
Medan Jaya akhirnya dipastikan akan berhadapan dengan tim sesama dari Sumatera Utara, setelah pada pertandingan semifinal lainnya Harimau Tapanuli
berhasil menghentikan perlawanan Pelita Jaya lewat adu penalti yang berkesudahan dengan skor 4-2.
106
“Seumur hidup baru kali ini saya merasakan kepuasan yang tak terhingga. Anak-anak bermain sangat baik dan mereka tahu apa yang harus dilakukan di
lapangan” ujarnya. Harimau Tapanuli yang diperkuat tiga pemain asal Belanda, Bas
Gosgen, Pieter Netten dan Jhon van Wijk bermain sangat taktis dan berhasil meredam gelombang serangan yang dibangun oleh Roger Milla, Maboang Kessaack dan
Powan Ngadi. Dalam adu penalti Pelita Jaya hanya bisa membuat dua gol lewat Tiastono Taufik dan Donny Latuperissa. Sedangkan keempat pemain Harimau
Tapanuli yaitu Colly Misrun, Netten, Van Wijk dan Zulfitri sukses mengeksekusinya dengan baik.
Keberhasilan ini sekaligus membuat Iskandar Jalil dkk. meraih bonus sebesar Rp. 15 juta yang telah dijanjikan oleh Ketua Umum Harimau Tapanuli Johny
Pardede. Johny sendiri merasa sangat puas dengan hasil yang telah dicapai timnya, ia mengatakan;
107
105
Harian Waspada 22 April 1995
106
Ibid.
107
Ibid.
121 Bagi pengamat sepakbola saat itu pertandingan final yang mempertemukan
Medan Jaya dan Harimau Tapanuli ini merupakan sebuah pertandingan yang bergengsi karena kedua kesebelasan memiliki pemain asing yang cukup banyak. Dan
benar saja kedua tim menyuguhkan permainan yang menarik. Harimau Tapanuli tampil sangat ngotot karena disuguhkan iming-iming tambahan bonus Rp. 30 juta lagi
oleh Ketua Umum mereka jika berhasil keluar sebagai juara. Namun Medan Jaya bermain lebih taktis dibanding lawannya. Dimotori oleh Makukula, Medan Jaya pun
mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 2-0 sekaligus berhak membawa pulang Piala Marah Halim XIX.
108
108
Harian Waspada 25 April 1995
Akhirnya Piala Marah Halim sukses dikembalikan ke tempat asalnya meski bukan PSMS yang membawanya tapi tetap menjadi suatu
kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Utara setelah sekian lama piala tersebut melanglangbuana ke berbagai negara.
Grup A PSMS vs Australia XI
: 1-2 Pelita Jaya vs Medan Jaya
: 3-1 Pelita Jaya vs Australia
: 0-0 Medan Jaya vs PSMS
: 2-1 Pelita Jaya vs PSMS
: 1-0 Medan Jaya vs Australia XI
: 2-0 Grup B
Gelora Dewata vs Bulgaria XI : 1-3
Harimau Tapanuli vs Gelora Dewata : 0-0
Harimau Tapanuli vs Bulgaria XI : 2-2
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin
1 Pelita Jaya
3 2
1 -
5-1 7
2 Medan Jaya
3 2
- 1
5-4 6
3 Australia XI
3 1
1 1
2-3 4
4 PSMS
3 -
- 3
2-5 2
Grup A
No Tim
Main Menang Seri Kalah Selisih Gol Poin 1
Bulgaria XI 2
1 1
- 5-3
4 2
Harimau Tapanuli
2 -
2 -
2-2 2
3 Gelora Dewata
2 -
1 1
1-3 1
SEMIFINAL Pelita Jaya vs Harimau Tapanuli : 2-4 pen
Bulgaria XI vs Medan Jaya : 0-2 JUARA III IV
Pelita Jaya vs Bulgaria XI : 4-1
FINAL Medan Jaya vs Harimau Tapanuli
: 2-0
123