1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembayaran atas suatu aktivitas sebagian besar di dominasi dengan menggunakan kas. Ini tidak terlepas dari kondisi masa kini yang
menjadikan uang tunai sebagai salah satu alat pembayaran yang sah. Sangat jarang ditemukan dalam sistem perekonomian sebuah negara saat ini yang
tidak menggunakan uang tunai sebagai alat tukar. Uang tunai atau sering disebut dengan kas merupakan komponen
penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Sebagian besar aktivitas pada suatu entitas, apakah entitas bisnis ataupun entitas pemerintahan, selalu
melibatkan uang tunai dalam pelaksanaan kegiatannya. Dapat dipastikan bahwa kas inilah yang memiliki peranan sentral dalam menjaga kelangsungan
sebuah aktivitas Warren, 2008 : 320. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2009 : 22 “Kas terdiri dari
saldo kas cash on hand dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Kas juga merupakan aktiva yang paling harus dijaga. Hal ini
disebabkan karena kas sangat mudah dialihkan atau dipindah tangankan karena kas tidak memiliki identitas kepemilikan. Oleh karena itu
perusahaaninstansi harus melakukan pengawasan untuk melindungi kas.
Universitas Sumatera Utara
Mengelola manajemen kas merupakan tugas yang sulit karena apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan
baik karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kas terlalu banyak, maka akan
timbul kesan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang lebih besar, sebab dalam keadaan normal
tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan jumlah kas yang seimbang, dalam arti cukup
untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok perusahaan Syahyunan, 2013 : 59.
Didalam mencapai tujuannya perusahaaninstansi selalu menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari ciri-ciri
dan kepentingannya, kas selalu menjadi objek utama yang disalahgunakan, untuk itu diperlukan pengawasan-pengawasan internal yang dapat mencegah
terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas. Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan
aktivitas-aktivitas perusahaaninstansi agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk melaksanakan pengawasan
adalah dengan menyusun sistem pengawasan internal kas yang memadai dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya dalam menjaga
hartaaktiva suatu perusahaan atau instansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk selalu mematuhi kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan oleh manajer sehingga kecurangan dan penyalahgunaan kas dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Dengan kata lain pengawasan internal
Universitas Sumatera Utara
yang baik didalam suatu perusahaaninstansi dapat menunjang keberhasilan setiap keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan serta dapat mendukung
keberhasilan suatu perusahaaninstansi. Pengawasan internal merupakan salah satu fungsi manajemen yang
memiliki peran penting dalam aktifitas perusahaan. Pengawasan yang baik dan efektif, memungkinkan perusahaaninstansi untuk mengamankan harta
kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan aktivitas perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang.
Manajemen kas mempunyai tanggung jawab yang paling utama dalam menjaga keamanan hartaaktiva milik perusahaan serta menemukan dan
mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga
bertanggungjawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui
pengawasan internal. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengawasan internal harus ditetapkan
untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh karyawan dan informasi yang diperlukan terkait dengan manajemen kas harus
selalu tersedia Syahyunan, 2013 : 60. Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas
dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan. Pengawasan internal yang baik menghindari terjadinya
penyelewengan dan penyalahgunaan seperti melakukan perubahan laporan atas perhitungan kas. Adanya pencatatan laporan perhitungan kas yang sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan prosedur dapat digunakan untuk melakukan pengawasan yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengawasan yang
menggunakan teknologi yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindari kesalahan jika terdapat
persekongkolan para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan sistem pengawasan tersebut tidak berguna lagi.
Dengan landasan pemikiran diatas, maka dipilih judul “Sistem Pengawasan Internal Kas Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama
Nusantara PT.KPBN Cabang Medan”.
B. Rumusan Masalah