Contoh bahan kemasan berdasarkan resiko Jenis Tahapan Pembentukan Spesifikasi

37 b. Jaminan dalam Penanganan Bahan Terbagi ke dalam beberapa aktivitas diantaranya 1. Pengklasifikasian Bahan Pengujian resiko harus dilakukan karena bahan kemasan erat kaitannya dengan keamanan pangan seperti resiko mikrobiologi dan kontaminan kimia. PT Nestlé Indonesia mengklasifikasikan tingkat resiko bahan kemasan ke dalam tiga tingkat, contoh bahan kemasan berdasarkan tingkat resikonya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel

4. Contoh bahan kemasan berdasarkan resiko Jenis

Pengertian Contoh Bahan kemasan resiko tinggi kemasan yang kontak langsung dengan produk yang sensitif Botol gelas dan penutup untuk makanan bayi Bahan kemasan resiko menengah kemasan yang kontak langsung dengan produk namun bukan produk sensitif. Kaleng untuk produk sterilisasi Bahan kemasan resiko rendah kemasan yang tidak kontak langsung dengan produk Karton pengiriman Kemasan yang didapat dari penyalur sebelum digunakan lebih lanjut dalam proses produksi umumnya dianalisa diinspeksi terlebih dahulu. Inspeksi dapat saja tidak dilakukan didasarkan pada data yang relevan ataupun didasarkan pada tingkat kepercayaan dalam hubungan dengan penyalur seperti spesifikasi yang telah terpenuhi atau sertifikat analisis yang telah terpercaya. Jika penyalur dengan tingkat kepercayaan tinggi high confidence level memasok kemasan beresiko rendah maka akan lebih mudah menerapkan hal diatas. Seperti yang dijelaskan Heinritz et al. 1991, sistem pengaturan penyalur yang diterapkan oleh pihak Nestlé Indonesia telah mencakupi pemilihan penyalur hingga evaluasi kinerja penyalur. Supplier Quality 38 Assurance System di PT Nestlé Indonesia sangat terintegrasi dengan baik, selain dari sistem yang mengaturnya terdapat pula berbagai dokumen seperti prosedur dan instruksi kerja yang menjelaskan secara terperinci mekanisme pengaturan penyalur.

2. Tahapan Pembentukan Spesifikasi

Pembentukan spesifikasi sebenarnya tergolong dalam pengaturan jaminan dalam penanganan bahan. Karena sifatnya yang penting maka dalam pembahasan ini pembentukan spesifikasi dijelaskan menjadi sub – bab terpisah. Spesikasi mendefinisikan kriteria kualitas yang berhubungan dengan harapan dan kepuasan konsumen dari produk yang diberikan serta mengatur batasan terendah yang masih dapat diterima dalam suatu produk. Spesifikasi ialah dokumen tertulis yang menyatakan kriteria kualitas yang harus dipenuhi. Pemenuhan spesifikasi sangat mutlak karena hal ini merupakan jaminan dari kualitas produk yang diciptakan. Ketika terdapat konflik atau masalah maka lembaran spesifikasi digunakan sebagai panduan utama. a. Lembaran Spesifikasi Perluasan dari lembaran spesifikasi merupakan aktivitas dari Kelompok Lintas Fungsi ; 1. Pengaturan isi dari lembaran spesifikasi merupakan hasil kolaborasi antara Quality Assurance, Purchasing, Regulatory dan Manufacturing Department serta Packaging Department untuk bahan yang bersangkutan. 2. Jika penulisan spesifikasi didesentralisasikan di pabrik, maka Quality Assurance Department harus dapat bertanggung jawab jika terjadi isu dan siap melakukan tinjauan ulang 3. Umumnya lembaran spesifikasilah yang akan dikomunikasikan oleh Purchasing Department kepada pihak penyalur. Perlu dipastikan tidak terjadi duplikasi pada spesifikasi yang dibuat. Pembuatan spesifikasi harus mengacu kepada MDR Material Data Repository yang merupakan kumpulan data mengenai 39 spesifikasi yang sudah ada. Spesifikasi tidak dapat dibuat sebelum dilakukan pencarian menyeluruh terhadap MDR, sehingga dapat ditentukan bahwa spesifikasi yang akan dibuat merupakan adaptasi dari spesifikasi yang lama atau benar – benar baru. Kandungan dari lembaran spesifikasi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan dari lembaran spesifikasi No Bab Rincian 0 Informasi pendahuluan Departemen yang terkait dalam pembuatan spesifikasi, Market usage 1 Deskripsi umum Deskripsi singkat mengenai aspek kualitatif warna, tekstur, bentuk , dan lain – lain 2 Prasyarat umum Undang – undang Sertifikat yang harus dipenuhi oleh penyalur sertifikat analisis, sertifikat pemenuhan peraturan, sertifikat keagamaan, sertifikat sumber asal bahan , dan sertifikat ekspor 3 Maksud penggunaan Tujuan penggunaan kemasan misalnya kemasan yang kontak langsung dengan pangan atau khusus untuk pangan sensitif 4 Alergen Penjelasan mengenai cara penanganan alergen jika ada 5 Komposisi Kandungan dari kemasan penting 6 Syarat sensori Bab ini menjelaskan syarat sensori yang harus dipenuhi 7 Syarat fisik dan kimia Menjelaskan syarat fisik dan kimia yang harus dipenuhi oleh penyalur karena berpengaruh terhadap kualitas, keamanan, dan kinerja. Penting untuk menjamin keamanan pangan. 8 Kontaminan aditif Aditif yang digunakan jika ada 9 Syarat mikrobiologi Syarat mikrobiologi yang harus dipenuhi 10 Kondisi penyimpanan dan pengiriman Menjelaskan kondisi penyimpanan dan pengiriman 11 Metode analisis Metode analisis yang digunakan 12 Lampiran Lampiran yang dibutuhkan 40 b. Ketentuan Lain Selain spesifikasi terdapat ketentuan lain yang harus dikomunikasikan kepada penyalur yaitu ; 1. General Quality Assurance Requirement GQAR. Syarat ini merupakan bagian dari penilaian penyalur lihat tahap penilaian penyalur. Ketentuan ini harus dipenuhi sebelum penyalur menyetujui kontrak. Syarat ini tidak dimasukkan ke dalam lembaran spesifikasi karena bersifat lokal dan tergantung dari proses produksi tiap penyalur. 2. Technical Requirement TR Syarat ini tidak tercantum dalam lembaran spesifikasi karena bersifat khusus tergantung dari pasar atau negara di tempat bisnis berlangsung misalnya sertifikat analisis, sertifikat keagamaan, umur simpan produk, pengawasan jaminan kualitas seperti GMP, HACCP, serta penelusuran bahan, peraturan negara setempat, cara penyimpanan, dan cara pengiriman. Spesifikasi, GQAR , dan TR akan menginformasikan kebutuhan pihak PT Nestlé Indonesia kepada Penyalur Kemasan. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. 41

3. Optimalisasi Supplier Quality Assurance