27 dari komponen plastik maupun migrasi dari senyawa berbahaya
dari kemasan menuju produk makanan maupun minuman harus diperhatikan.
Sejak bahan pengemas menjadi produk yang diciptakan secara industri maka sangat mungkin untuk membuat kemasan
dengan spesifikasi yang sangat rinci untuk memenuhi Quality Assurance System
. Inspeksi dan kontrol kualitas harus bisa didelegasikan kepada penyalur sejelas mungkin.
2. Penyalur Kemasan
Tidak terdapat penjelasan yang lebih rinci mengenai kebijakan yang mengatur hubungan kerja sama. Namun dilihat dari kebijakan umum
kualitas dan tujuan untuk memenuhi kebijakan tersebut dapat dilihat tersirat bahwa Penyalur Kemasan tersebut sangat memperhatikan
hubungan kerja sama yang terjalin. Berikut merupakan kebijakan kualitas yang dimiliki oleh Penyalur Kemasan tersebut.
a. Mengukuhkan posisi No. 1 di dalam industri packaging di Asia
Tenggara dengan menerapkan daya kesatuan Grup Perusahaan, menyediakan produk berkualitas tinggi dan berteknologi unggul yang
diakui secara internasional dan memperoleh kepercayaan customer dan kepuasan customer.
b. Menyadari bahwa pemeliharaan dan perbaikan kualitas merupakan
kunci kelangsungan perusahaan, senantiasa memeriksa efektivitas sistem manajemen kualitas, dan semua karyawan melakukan aktivitas
perbaikan secara berkesinambungan dengan kesadaran yang tinggi akan kualitas.
Sebuah perusahaan yang maju akan berusaha mengintegrasikan kebijakan kualitas yang dimilikinya dengan tujuan serta sasaran
perusahaan. Tujuan perusahaan secara gamblang dideskripsikan untuk menjadi perusahaan nomor satu di dunia dalam bisnis yang digelutinya.
Untuk memperjelas kondisi pencapaian kebijakan kualitas, ditetapkan sasaran kualitas. Segmentasi dalam pencapaian sasaran kualitas ini dibagi
28 ke dalam kuantitas, kualitas, biaya, persediaan barang, keselamatan dan
lingkungan, serta teknologi dasar. Karena sifatnya yang terlalu teknis untuk persedian barang dan teknologi dasar tidak dibahas lebih lanjut.
Sasaran kualitas dari Penyalur Kemasan tersebut, yaitu : a.
Kuantitas ; menaikkan kuantitas. Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara
1. Mempertahankan keuntungan dengan membuat rencana operasi
produksi berdasarkan sales forecast order melalui perbaikan produktivitas kerja dengan mengoptimalkan karyawan dan
penempatan karyawan secara tepat. 2.
Mempertahankan kuantitas produksi dengan memperbaiki persentase operasi produksi agar menghilangkan loss dan
pemborosan secara menyeluruh. 3.
Mempertahankan keuntungan per departemen dengan melaksanakan kontrol keuntungan masing-masing per section.
b. Kualitas ; menurunkan keluhan pelanggan dan menurunkan total loss.
Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara 1.
Perbaikan kesadaran : menyalurkan barang dengan kualitas stabil melalui produksi barang yang berorientasi kepada
pembeli. 2.
Tindakan terhadap sumber permasalahan : klarifikasi penyabab berdasarkan keadaan produksi dan kondisi barang aktual,
kemudian mengambil tindakan penekanan prinsip dan asas secara teori.
3. Tindakan pencegahan terkirimnya barang rusak :
mengembangkan SDM hingga tingkat operator dengan membina kecermatan dalam pembuatan prosedur kualitas dan
memperjelas tanggung jawab prosesnya sendiri. 4.
Biaya ; menaikkan rasio mutu produk dan menurunkan harga bahan baku. Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara
5. Membuat rencana cost down per item dan melaksanakan
pemeriksaan proses.
29 6.
Resin, tinta, solvent, adhesive, doctor blade yang merupakan nilai penting dalam item cost, dilakukan kerja sama dengan
penyalur dan dilakukan pengembangan material murah. 7.
Menyediakan bahanl dengan berorientasi ekspor. c.
Keselamatan dan Lingkungan; mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Sasaran kualitas tersebut dapat dicapai dengan cara
1. Menghapus kecelakaan kerja dengan peningkatan kesadaran
akan bahaya melalui pertemuan meeting yang diikuti oleh seluruh karyawan untuk mencapai ” Bebas Kecelakaan Kerja ” .
2. Menghilangkan kecelakaan kerja melalui perbaikan yang
langsung dilaksanakan, yaitu dengan menghilangkan pekerjaan dan lokasi yang membahayakan, melalui praktek OJT On – Job
Training yang transparan mengenai keselamatan.
3. Peduli terhadap lingkungan dengan membersihkan tempat kerja
serta berslogankan ”seragam yang rapi” dan ”mesin yang bersih”.
Jika dilihat dari kebijakan dan tujuan dari Penyalur Kemasan tersebut, jelas sekali menunjukkan bahwa secara umum Penyalur Kemasan
sangat memperhatikan hubungan kerja sama dengan para konsumennya. Untuk memastikan hal tersebut pihak Penyalur Kemasan juga mengadakan
peninjauan ulang akan kualitas yang diberikan kepada para konsumennya yang sering dikenal dengan Management Review of Quality. Management
Review of Quality di perusahaan ini dilakukan dalam selang waktu 6 bulan
sekali, adapun hal – hal yang dibahas antara lain ; a.
Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu b.
Hal – hal yang berkaitan dengan sistem manajemen kualitas secara keseluruhan
c. Kondisi pencapaian sasaran kualitas
d. Audit internal dan eksternal
e. Kepuasan pelanggan
f. Tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
g. Hal yang berkaitan dengan perbaikan
30 h.
Pendidikan dan pelatihan Untuk memastikan bahwa hubungan kerja sama tetap terjaga pihak
Penyalur Kemasan mengadakakan pertemuan rutin. Pertemuan diadakan setiap minggu pada hari Senin hingga Kamis, pertemuan tersebut
membahas mengenai informasi terkini dan perkembangan yang terjadi. Isi dari pertemuan ini membahas mengenai isu – isu perusahaan yang bekerja
sama dengan Penyalur Kemasan . Pertemuan akan diadakan pada hari yang sama ketika terdapat isu penting yang harus dibahas. Biasanya, pertemuan
ini diadakan ketika terdapat isu menyangkut keamanan pangan.
D. TINGKAT KERJA SAMA
Hubungan kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur Kemasan diawali pada tahun 1996, hingga kini hubungan tersebut
sudah menginjak usia 11 tahun. Penyalur Kemasan menyalurkan flexible packaging
untuk produk kopi instan yang dimiliki oleh PT Nestlé Indonesia. Kemasan yang disalurkan tersebut merupakan jenis kemasan dengan tingkat
resiko tinggi karena kontak langsung dengan produk. Secara umum regulasi yang mengatur mengenai kemasan yang kontak langsung dengan produk
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Regulasi mengenai kemasan yang kontak langsung
dengan produk
a
Regulasi Bagian Perihal
US FDA United State Food and Drugs
Administration 21
CFR Code of Federal Regulations
US FDA 21 CFR 175
Adhesives components of coating
176 Paper paperboard
components 177
Polymers 178
Adjuvatants production aids
European Legislation on Food – Contacts
Packaging 200579EC
amending directive
200271EC Daftar monomer dan
batas spesifik migrasi monomer
a
www.intertek.com
31 Karena bersifat rahasia maka Penyalur Kemasan tidak dapat
menjelaskan lebih rinci mengenai pemenuhan regulasi tersebut namun jika dilihat dari pasokan kemasan selama ini tidak terdapat masalah mengenai
migrasi monomer. Untuk memastikan bahwa kemasan yang dipasok memiliki kualitas yang tepat untuk produk yang dikemasnya maka PT Nestlé Indonesia
mewajibkan penerapan Good Manufacturing Practices GMP dan Hazard Analysis Critical Control Point
HACCP di daerah produksi pihak Penyalur Kemasan. Sejauh ini Pihak Penyalur Kemasan sudah dapat memenuhi
kewajiban tersebut dengan dilakukannya penerapan GMP yang tepat dan memulai sertifikasi HACCP di tahun 2007. Hingga saat ini Penyalur
Kemasan memiliki kinerja yang konsisten baik dari kualitas kemasan yang diberikan, ketepatan waktu pengiriman, hingga ketepatan jumlah pengiriman.
Secara keseluruhan rata - rata kinerja Penyalur Kemasan terhadap PT Nestlé Indonesia diatas 95 berdasarkan KPI yang akan dijelaskan di bab
berikutnya. Hal ini merupakan bukti komitmen dari kedua belah pihak akan profesionalisme dalam bekerja- sama. PT Nestlé Indonesia mengkategorikan
Penyalur Kemasan ini ke dalam penyalur dengan tingkat kepercayaan tinggi yang didasarkan dari kinerja yang diberikan dan kepedulian terhadap
hubungan yang terjalin. Menganalisa beberapa fakta diatas, jenis tingkatan yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia kepada Penyalur Kemasan tersebut
berdasarkan Oakland 1993 adalah full approval.
E. KONSEP KERJA SAMA
Penerapan sistem kualitas di PT Nestlé Indonesia sudah memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Monks 1995. Sistem kualitas yang
diterapkan tersebut merupakan sistem berbasis proses yang juga memenuhi syarat yang ditentukan oleh ISO 9001 : 2000 walaupun secara umum
perusahaan ini belum tersertifikasi. Terdapatnya kebijakan perusahaan dan komitmen perusahaan dalam pengaturan penyalur memenuhi syarat penting
yang dikemukakan oleh Oakland 1993. Pihak Penyalur Kemasan sendiri telah memperoleh sertifikat ISO 9001
: 2000 pada tahun 2003. Hal ini merupakan bukti komitmen Penyalur
32 Kemasan akan kualitas. Walaupun tidak dijelaskan secara rinci mengenai
pengaturan hubungan kerja sama namun kebijakan dan komitmen Penyalur Kemasan ini sangat menitikberatkan pada kualitas dan kepuasan konsumen
dalam hal ini PT Nestlé Indonesia. Terdapatnya pembagian departemen dari masing – masing pihak untuk mengatur hubungan kerja sama yang terjalin
merupakan salah satu bukti juga bahwa hubungan kerja sama ini sangatlah penting. Pertemuan rutin selalu dilaksanakan setiap bulan oleh pihak - pihak
yang bersangkutan dan setiap 3 bulan sekali diadakan Technical Meeting mengenai spesifikasi kemasan serta isu aktual. Dilihat dari fakta – fakta
diatas, konsep kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur Kemasan menurut Goetsch dan Davis 1997, termasuk jenis
Contemporary Relations : Supplier – Customer Chain .
F. OPTIMALISASI SUPPLIER QUALITY ASSURANCE
1. Supplier Quality Assurance Systems di PT Nestlé Indonesia