32 Kemasan akan kualitas. Walaupun tidak dijelaskan secara rinci mengenai
pengaturan hubungan kerja sama namun kebijakan dan komitmen Penyalur Kemasan ini sangat menitikberatkan pada kualitas dan kepuasan konsumen
dalam hal ini PT Nestlé Indonesia. Terdapatnya pembagian departemen dari masing – masing pihak untuk mengatur hubungan kerja sama yang terjalin
merupakan salah satu bukti juga bahwa hubungan kerja sama ini sangatlah penting. Pertemuan rutin selalu dilaksanakan setiap bulan oleh pihak - pihak
yang bersangkutan dan setiap 3 bulan sekali diadakan Technical Meeting mengenai spesifikasi kemasan serta isu aktual. Dilihat dari fakta – fakta
diatas, konsep kerja sama yang terjalin antara PT Nestlé Indonesia dengan Penyalur Kemasan menurut Goetsch dan Davis 1997, termasuk jenis
Contemporary Relations : Supplier – Customer Chain .
F. OPTIMALISASI SUPPLIER QUALITY ASSURANCE
1. Supplier Quality Assurance Systems di PT Nestlé Indonesia
Pengaturan hubungan yang tepat dengan penyalur merupakan unsur dalam kelanggengan bisnis perusahaan. Nestlé Indonesia menerapkan
Supplier Quality Assurance System dalam menjalin kemitraan dengan
Penyalur Kemasan. Supplier Quality Assurance System terbagi ke dalam dua hal pokok yaitu Pengaturan Penyalur Supplier Management dan
Jaminan Penangan Bahan Material Assurance. Rincian dari kedua hal pokok tersebut, yaitu :
a. Pengaturan Penyalur Supplier Management
Pengaturan Penyalur terdiri dari beberapa tahap yaitu pemilihan penyalur, penilaian penyalur, penyetujuan penyalur,
pemantauan penyalur, dan pengukuran kinerja penyalur. Tahapan dari Pengaturan Penyalur tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 . Penyalur
yang telah lama menjalin hubungan tidak perlu memulai dari awal hanya mengikuti tahap yang mungkin telah diperbaharui oleh pihak
PT Nestlé Indonesia.
33
Gambar 5. Tahap pengaturan penyalur
Penilaian di tempat
dibutuhkan?
Mulai
Ya
Tidak Penyalur
baru?
Perbaharui kuesioner penyalur
Perbaharui aspek bisnis
Kumpulkan informasi mengenai kinerja penyalur lengkapi
kuesioner penyalur periksa
aspek bisnis
tentukan cakupan
penilaian Pilih
tim Siapkan
rencana penilaian
Awali penilaian Buat laporan hasil
Daftarkan kegiatan koreksi Jika dibutuhkan
Berhenti
Penyalur disetujui?
Perbaharui database penyalur
Tandai penyalur tidak disetujui
A nalis
a res ik
o
bahan
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya dengan kondisi
Masukkan penyalur d
ke daftar persetujuan Tinjau ulang
i i
suplai Tindaklanjuti
kegiatan koreksi
34 1.
Pemilihan Penyalur Pemilihan penyalur didasarkan pada faktor bisnis, faktor
teknis, serta faktor jaminan kualitas. Rincian dari faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria pemilihan penyalur kemasan Faktor Rincian
Bisnis struktur manajemen
situasi finansial kepemilikan perusahaan
reputasi bisnis Teknis
kompetensi teknis kemampuan dalam produksi
Jaminan kualitas kemampuan dan keinginan penyalur
dalam menjamin kualitas penerimaan spesifikasi yang telah
disepakati bersama. kebersediaan atas audit dan inspeksi
keberadaan sistem jaminan kualitas kebersediaan dalam menyediakan
informasi yang dibutuhkan mengenai komposisi ataupun proses produksi dari
produk mereka
2. Penilaian Penyalur Supplier Assessment
Penyalur harus dapat bekerja sama dalam penilaian resmi yang mencakup audit dan inspeksi dari quality records mereka.
Penyalur harus terbuka dan responsif terhadap persyaratan dari perusahaan dan menyediakan semua informasi dibutuhkan.
Terdapat dua aspek yang akan menjadi perhatian penting dalam audit penyalur yakni aspek kualitas dan aspek teknis. Contoh
dari kedua aspek tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil penilaian terhadap kedua aspek tersebut dapat
berupa : 1 terpenuhi hasil sesuai dengan syarat yang berlaku, 2 tidak terpenuhi hasil tidak sesuai dengan syarat, 3
terpenuhi dengan syarat, ataupun 4 penyalur kemasan sama sekali tidak menerapkan. Jika hasil audit ‘tidak terpenuhi’ atau
‘terpenuhi dengan syarat’ maka dapat dilakukan suatu tindakan
35 koreksi. Hubungan kerja sama dengan penyalur dapat dilakukan
jika tindakan koreksi tersebut disetujui oleh pihak perusahaan dan dilaksanakan dengan baik.
Tabel 3. Contoh aspek kualitas dan aspek teknis dalam
cakupan audit penyalur Aspek Kualitas
Aspek Teknis • Manajemen kualitas dan
dokumentasi • GMP, HACCP, dan
keamanan pangan • Pemantauan patogen
• Kompetensi ilmiah dan laboratorium
• Penelusuran dan penarikan produk
• Lingkungan • Sertifikasi
• dan sebagainya • Kemampuan dalam proses
terhadap batasan spesifikasi • Ketahanujian dan konsistensi
• Kemampuan dalam memenuhi spesifikasi yang diberikan
• Penanganan kontaminan • Kontrol prosedur
• Peralatan produksi • dan sebagainya
Menggunakan pihak ketiga sebagai auditor untuk mengaudit penyalur dapat diizinkan dengan beberapa
keterbatasan. Namun, dalam pelaksanaan audit penyalur kemasan dengan tingkat resiko bahan tinggi hanya auditor dari
PT Nestlé Indonesia saja yang diizinkan. Audit langsung di tempat penyalur on - site assessment merupakan bagian
penting dalam penilaian penyalur, karena memberikan peluang untuk berinteraksi langsung dengan penyalur dan melihat
operasi produksi yang dilakukan langsung oleh penyalur. Keputusan perlu atau tidaknya melakukan audit ini bergantung
pada selang waktu kunjungan terakhir ke tempat penyalur , status dari penyalur penyalur baru penyalur yang telah lama
bekerja sama penyalur yang telah diakui juga oleh Nestlé Grup, catatan kinerja penyalur, serta tingkat kepercayaan
penyalur.
36 3.
Penyetujuan Penyalur Supplier Approval Mempertimbangkan hasil audit penyalur, Quality
Manager perusahaan akan membuat keputusan akhir supplier
approval . Setelah penyalur disetujui untuk memasok bahan
dengan tingkat resiko tertentu maka hasil persetujuan tersebut dapat digunakan oleh semua Nestlé Grup. Jika penyalur telah
disetujui untuk memasok bahan dengan tingkat resiko rendah bukan berarti telah disetujui pula untuk tingkat resiko bahan
yang lebih tinggi. Terdapat tiga kemungkinan status persetujuan yang akan diberlakukan terhadap penyalur yakni tidak disetujui,
disetujui, dan disetujui dengan kondisi tertentu. 4.
Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Penyalur Penyalur yang telah disetujui harus secara rutin dipantau
melalui program penilaian diatas. Kerutinan penilaian tersebut dilakukan sesuai dengan tingkat resiko bahan yang digunakan
dan tingkat kepercayaan penyalur. Kinerja penyalur diukur dengan menggunakan Key
Performance Indicator KPI. KPI terbagi menjadi tiga PPI
Process Performance Indicator, yaitu PPI ketepatan pengiriman, PPI kesesuaian jumlah, dan PPI kesesuaian kualitas.
Hasil kinerja secara rutin diinformasikan ke pihak penyalur, dengan maksud untuk merangsang perbaikan.
Berdasarkan hasil audit langsung di tempat on-site assessment
, kualitas produk yang diberikan, ketahanujian penyalur, dan ketanggapan penyalur maka diberlakukan 3 jenis
tingkat kepercayaan terhadap penyalur, yakni tingkat kepercayaan tinggi , tingkat kepercayaan menengah, dan tingkat
kepercayaan rendah.
37 b.
Jaminan dalam Penanganan Bahan Terbagi ke dalam beberapa aktivitas diantaranya
1. Pengklasifikasian Bahan
Pengujian resiko harus dilakukan karena bahan kemasan erat kaitannya dengan keamanan pangan seperti resiko
mikrobiologi dan kontaminan kimia. PT Nestlé Indonesia mengklasifikasikan tingkat resiko bahan kemasan ke dalam tiga
tingkat, contoh bahan kemasan berdasarkan tingkat resikonya
dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel
4. Contoh bahan kemasan berdasarkan resiko Jenis