1 Umum 2 Latar Belakang 3 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Mekanisme Pengujian 8 Metodologi Penelitian 9 Sistematika Penulisan 1 Teori Tekuk 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Umum

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara + , , , , - . . 0 . . 1 . 1 . . 2 . 3. 1 . 1 . 1 . 4 4 4 4 4 4 Universitas Sumatera Utara

1. 2 Latar Belakang

5 6 6 Universitas Sumatera Utara

1. 3 Perumusan Masalah

6 7 1 7

1. 4 Tujuan Penelitian

6 1 8 1... 9 1... 1. 5 Manfaat Penelitian Universitas Sumatera Utara 1... 1. 6 Pembatasan Masalah 6 0. 0. 0 0 .. : 1 1 8 ; 9 2 1...

1. 7 Mekanisme Pengujian

1 , . . Universitas Sumatera Utara - 0. - 1 .. : 1 Universitas Sumatera Utara

1. 8 Metodologi Penelitian

C EK KEMBALI TIDAK C EK KEMBALI TIDAK YA YA - 8 TEKUK PRO FIL BAJA SIKU SAMA SISI DAN TIDAK SAMA SISI TEO RI DAN EKSPERIMEN TAL MULAI 3 EKSPERIMEN 3 ANALITIS 3 SAP2000 SAP2000 EKSPERIMEN BENDA UJI Profil baja siku sama sisi 70. 70. 7 mm Profil baja siku tidak sama sisi 75. 100. 9 mm Masing3masing tinggi batang yaitu 2,5 m dua sampel PERSIAPAN PENGUJIAN Pe rsiapan benda uji Pe rsiapan alat Pengujian kuat tekan aksial HASIL Pembe banan P De formasi δ ANALITIS SELESAI MO DEL BANDINGKAN DENGAN HASIL EKSPERIMEN BANDINGKAN DENGAN HASIL EKSPERIMEN HITUNG METO DE BEDA HINGGA Universitas Sumatera Utara

1. 9 Sistematika Penulisan

6

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1... BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori Tekuk

2. 1. 1 Latar Belakang

Kolom merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi. Dengan berbagai macam sebutan, seperti kolom, tiang, tonggak, dan batang desak, batang ini pada hakekatnya jarang sekali mengalami tekanan aksial saja. Apabila sebuah batang lurus dibebani gaya tekan aksial dengan pemberian beban semakin lama semakin tinggi, maka pada batang tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dari keadaan sumbu batang lurus menjadi sumbu batang melengkung dinamakan tekuk. Pada hakekatnya batang yang hanya memikul tekan aksial saja jarang dijumpai dalam struktur namun bila pembebanan diatur sedemikian rupa hingga pengekangan restrain rotasi ujung dapat diabaikan atau beban dari batang batang yang bertemu diujung kolom bersifat simetris dan pengaruh lentur sangat kecil dibandingkan dengan tekanan langsung maka batang tekan dapat direncanakan dengan aman sebagai kolom yang dibebani secara konsentris. Dari mekanika bahan diketahui bahwa hanya kolom yang sangat pendek dapat dibebani hingga mencapai tegangan lelehnya, sedangkan keadaan yang umum yaitu lenturan mendadak akibat ketidakstabilan terjadi sebelum kekuatan Universitas Sumatera Utara bahan batang sepenuhnya tercapai. Keadaan demikian yang kita sebut dengan tekuk buckling. Jadi pengetahuan tentang kestabilan batang tekan perlu bagi pembaca yang merencanakan struktur baja. Gambar 2. 1 Batang yang Tertekuk akibat Gaya Aksial Latar belakang tekuk kolom pertama kali dikemukakan oleh Leonhard Euler pada tahun 1759. Batang dengan beban konsentris yang semula lurus dan semua seratnya tetap elastis hingga tekuk terjadi akan mengalami lengkungan yang kecil pada gambar 2. 1. Walaupun Euler hanya menyelidiki batang yang dijepit disalah satu ujung dan bertumpu sederhana simply supported di ujung yang lainnya, logika yang sama dapat diterapkan pada kolom yang berperletakan sendi, yang tidak memiliki pengekangan rotasi dan merupakan batang dengan kekuatan tekuk terkecil. Kita akan mendapatkan rumus rumus gaya kritis yang dapat diterima oleh suatu batang sebelum tekuk terjadi. Pendekatan Euler pada umumnya tidak digunakan untuk perencanaan karena tidak sesuai dengan percobaan, dalam praktek kolom dengan panjang umum tidak sekuat seperti yang dinyatakan oleh rumus rumus Euler. Considere dan Esengger pada tahun 1889 secara terpisah menemukan bahwa sebagian dari kolom dengan panjang yang umum menjadi inelastis sebelum tekuk terjadi dan harga E yang dipakai harus memperhitungkan adanya jumlah serat yang tertekan dengan regangan diatas batas proporsional. Jadi Universitas Sumatera Utara mereka menyadari bahwa sesungguhnya kolom dengan panjang yang umum akan hancur akibat tekuk inelastis dan bukan akibat tekuk elastis. Akan tetapi pengertian yang menyeluruh tentang kolom dengan beban konsentris baru dicapai pada tahun 1946 ketika Shanley menjabarkan teori yang sekarang ternyata benar. Ia mengemukakan bahwa hakekatnya kolom masih mampu memikul beban aksial yang lebih besar walaupun telah melentur, tetapi kolom mulai melentur pada saat mencapai beban yang disebut beban tekuk, yang menyertakan pengaruh inelastisitas pada sejumlah atau semua serat penampang lintang. Untuk menentukan kekuatan kolom dasar, kondisi kolom perlu didealisir dengan beberapa anggapan. Mengenai bahan, kita dapat menganggap : 1. Sifat tegangan regangan tekan sama diseluruh titik pada penampang. 2. Tidak ada tegangan internal seperti akibat pendinginan setelah penggilingan rolling. 3. Kolom lurus sempurna dan prismatis. 4. Resultan beban bekerja melalui sumbu pusat batang sampai batang mulai melentur. 5. Kondisi ujung harus statis tertentu sehingga panjang antara sendi sendi ekivalen dapat ditentukan. 6. Teori lendutan yang kecil seperti pada lenturan yang umum berlaku dan gaya geser dapat diabaikan. 7. Puntiran atau distorsi pada penampang lintang tidak terjadi selama melentur. Universitas Sumatera Utara Setelah anggapan anggapan diatas dibuat, sekarang disetujui bahwa kekuatan suatu kolom dapat dinyatakan sebagai: = = Dimana : σ kr = tegangan rata rata pada penampang E t = modulus tangen pada PA = angka kelangsingan efektif ujung sendi ekivalen Seperti yang kita tahu batang tekan yang panjang akan runtuh akibat tekuk elastis dan batang tekan yang pendek yang buntak dapat dibebani sampai bahan meleleh atau bahkan sampai daerah pengerasan regangan strain hardening. Pada keadaan yang umum, kehancuran akibat tekuk terjadi setelah sebagian penampang melintang meleleh, keadaan ini disebut dengan tekuk inelastis. Tekuk murni akibat beban aksial sesungguhnya hanya terjadi apabila anggapan dari 1 sampai 7 diatas berlaku. Kolom biasanya merupakan satu kesatuan dengan struktur, dan pada hakekatnya tidak dapat berlaku secara independent. Dalam praktek, tekuk diartikan sebagai pembatasan antara lendutan stabil dan tidak stabil pada batang tekan: jika bukan kondisi sesaat yang terjadi pada batang langsing elastis yang diisolir. Banyak insinyur menyebut “beban tekuk praktis” ini sebagai “beban batas ultimate”.

2. 1. 2 Keruntuhan Batang Tekan