y = 9.6653x - 14.391 R
2
= 0.9698 -100
100 200
300 400
500 600
700
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
Ke ce patan k m jam
-1
Ju m
lah p
u tar
an
Gambar 21. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari-
jari 6,5 cm
100 200
300 400
500 600
700
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
Kecepatan km jam
-1
Ju m
lah p
u tar
an
5,5 cm 5,7 cm
5,9 cm 6,2 cm
6,5 cm
Gambar 22. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada kelima
perlakuan Berdasarkan gambar 17, 18, 19, 20 dan 21
terlihat bahwa Cup anemometer yang terbuat dari bahan lembaran fibreglass jari-jari
dengan belahan tenis meja Cup mampu mengukur kecepatan angin dari kecepatan yang
paling rendah dan masih memberikan respon yang linier sampai kecepatan tertinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan anemometer kontrol, kecepatan
terendah yang mampu dihasilkan oleh wind tunnel
yaitu sebesar 1,2 km jam
-1
dan kecepatan tertingginya sebesar 45,8 km jam
-1
. Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa
kelima perlakuan yang diuji pada penelitian ini memiliki respon linier yang sama, hanya saja
yang membedakannya adalah slope atau kemiringannya dari setiap perlakuan. Akan
tetapi perbedaan slope tidak dapat dijadikan sebagai penentu dalam memilih Cup
anemometer yang mampu bekerja secara optimal.
Cup anemometer dengan panjang jari-jari 5,5 cm mampu berputar lebih banyak dengan
bertambahnya kecepatan angin jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini
diduga karena panjang jari-jarinya yang pendek maka Cup mampu menangkap jumlah angin
lebih banyak yang dihasilkan oleh putaran kipas. Selain itu alat ini memiliki kelembaman
yang paling kecil sehingga lebih mudah untuk digerakan.
Cup anemometer dengan panjang jari-jari 6,5 cm menghasilkan jumlah putaran yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan keempat perlakuan yang lainnya. Hal ini dapat
terlihat dari nilai slope yang paling rendah gambar 19. Faktor yang menyebabkan
terjadinya hal ini dimungkinkan karena pengaruh dari panjang jari-jarinya yang lebih
panjang sehingga lebih sukar untuk digerakan. Sedangkan untuk jari-jari 5,7; 5,9; dan 6,2 cm
besarnya nilai slope mengikuti variasi dari jari- jari tersebut atau dengan kata lain semakin
panjang jari-jarinya maka nilai slopenya semakin rendah.
Penelitian ini belum mampu menentukan Cup anemometer yang mampu mengukur
kecepatan angin secara optimal. Hal ini dikarenakan wind tunnel yang digunakan
sebagai sumber angin tidak dapat menghasilkan kecepatan angin yang lebih besar
lagi sehingga tidak dapat melihat batas maksimum alat ini tidak menghasilkan grafik
yang linier.
4.4. Momen Inersia
Anemometer tipe Cup counter memiliki massa yang berputar, hal ini menyebabkan
tanggapan yang lambat pada saat permulaan berputar dan lambat untuk berhenti pada saat
angin sudah mulai berhenti. Perhitungan momen inersia pada penelitian ini hanya
sebagai penunjang untuk mengetahui berapa besarnya momen inersia dari alat yang
berbentuk Cup anemometer. Hasil dari perhitungan momen inersia tidak dapat
dijadikan sebagai pilihan dalam menentukan Cup anemometer yang dapat bekerja secara
optimal.
Dalam perhitungan besarnya momen inersia dari Cup counter anemometer ini yang
perlu diketahui yaitu massa dari alat tersebut dan jarak antar Cup dengan sumbu putarnya.
Massa Cup dari anemometer pada penelitian ini berkisar antara 1,4911 gr- 1,4938 gr. Massa
dari masing-masing Cup tidak dapat dibuat seragam perbedaan berat dari masing-masing
Cup terjadi dari proses pengamplasan. Akan tetapi untuk mempermudah dalam proses
perhitungan besarnya momen inersia, massa dari Cup diperhitungkan seberat 1,49 gr
pembulatan. Massa dari poros bermagnet
yaitu 4,298 gr dan berat dari jari-jari disajikan pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Massa Jari-jari dari masing-masing perlakuan
Jari-jari cm
m batang I gr
m batang II gr
5.5 0.544 0.547 5.7 0.557 0.558
5.9 0.587 0.588 6.2 0.597 0.596
6.5 0.647 0.633
Setelah dilakukan perhitungan didapat hasil dari besarnya momen inersia dari masing-
masing perlakuan yaitu sebagai berikut : Tabel 7. Hasil perhitungan momen inersia
Perlakuan MI
gr cm
2
1 MI
gr cm
2
2
1 401.0 401.1
2 402.6 402.7
3 405.0 405.0
4 407.5 407.4
5 411.9 411.3
Dari tabel 7 terlihat bahwa semakin panjang jari-jarinya semakin berat massanya maka
semakin besar kelembaman benda, begitu pula sebaliknya.
Cup anemometer dengan panjang jari-jari 5,5 cm memiliki momen inersia sebesar 401 gr
cm
2
. Dengan momen inersia yang rendah maka alat ini mampu berputar dan menghasilkan
jumlah putaran yang paling banyak dibandingkan dengan keempat perlakuan yang
lainnya. Dengan panjang jari-jari yang pendek alat ini diduga kurang sensitif pada kecepatan
angin lemah karena beratnya yang ringan sehingga dapat dikalahkan oleh gaya gesekan.
Pada Cup anemometer dengan panjang jari-jari 6,5 cm memiliki momen inersia
sebesar 412 gr cm
2
. Dengan jari-jari yang paling panjang alat ini diduga lebih sensitif
pada kecepatan angin lemah karena adanya momentum yang lebih berat yang mampu
mengalahkan gaya gesekan. Akan tetapi jumlah putaran yang dihasilkan pada kecepatan
rendah dari anemometer ini paling sedikit. Hal ini dimungkinkan jari-jarinya yang terlalu
panjang sehingga semakin menjauhi pusat putaran kipas dan angin yang dapat ditangkap
Cup lebih sedikit.
4.5. Kalibrasi Alat