y = 0.0008x - 0.7906 -10
10 20
30 40
50 60
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
Putaran pe r jam K
ecep at
an k
m j
a m
-1
Gambar 25. Hubungan antara jumlah putaran per
jam dengan
kecepatan 5,9 cm
y = 0.0009x - 0.1434 -10
10 20
30 40
50 60
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
Putaran pe r jam K
e c
e pa
ta n
k m
j a
m
-1
Gambar 26. Hubungan antara jumlah putaran per
jam dengan
kecepatan 6,2 cm
y = 0.001x + 1.6787 10
20 30
40 50
60
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000
Putaran per jam K
e c
e pa
ta n
k m
j a
m
-1
Gambar 27. Hubungan antara jumlah putaran per
jam dengan
kecepatan 6,5 cm
Untuk mempermudah melihat hasil nilai kalibrasi tersebut dapat dilihat pada tabel 8 di
bawah ini, dimana hasil kalibrasi dalam bentuk km jam
-1
. Tabel 8. Nilai kalibrasi dari masing-masing
perlakuan Cup
anemometer Kalibrasi
5.5 cm V = 0.0007x - 0.29
5.7 cm V = 0.0007x + 1.39
5.9 cm V = 0.0008x - 0.79
6.2 cm V = 0.0009x - 0.14
6.5 cm V = 0.001x + 1.68
Variable x pada nilai kalibrasi tersebut adalah jumlah putaran setiap jam yang
dihasilkan alat. Nilai kalibrasi tersebut dipergunakan untuk mengetahui besarnya
kecepatan angin dari masing-masing perlakuan. Hal ini tentunya apabila Cup anemometer yang
dibuat sesuai dengan penelitian ini bahan dan kontruksi yang sama.
Cup anemometer dengan panjang jari-jari 5,5 cm memiliki nilai kalibrasi V = 0.0007x -
0.29, artinya untuk mengetahui besarnya kecepatan angin yaitu dengan cara mengalikan
jumlah putaran setiap jam dengan 7 x 10
-4
dan dikurangi 0,29 maka didapat besarnya
kecepatan dalam satuan km jam
-1
. Selanjutnya untuk jari-jari 5,7 cm; 5,9 cm; 6,2 cm dan 6,5
cm dengan cara yang sama dapat dihitung kecepatannya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Cup anemometer yang terbuat dari bahan bola tenis meja dan fibreglass berdasarkan
hasil pengujian pada penelitian ini mampu bekerja dengan baik dan menghasilkan grafik
yang linier hingga kecepatan 50 km jam
-1
. Besarnya kecepatan angin yang dihasilkan oleh
wind tunnel didasarkan pada anemometer
kontrol delta-T yang telah terkalibrasi. Wind tunnel
yang digunakan pada penelitian ini diduga masih memiliki beberapa
kelemahan antara lain kecepatan maksimum yang dapat dihasilkan oleh wind tunnel sebesar
46 km jam
-1
, aliran udara di dalam wind tunnel masih terganggu turbulensi. Oleh karena itu
pengujian alat hanya dapat dilakukan secara satu per satu pada posisi yang sama.
Dari kelima perlakuan yang diuji belum dapat ditentukan Cup anemometer yang
memiliki performa paling baik. Hal ini disebabkan keterbatasan alat pembangkit angin
wind tunnel untuk menghasilkan kecepatan angin yang lebih besar sehingga titik belok
respon liniernya belum diketahui.
5.2. Saran Dalam penelitian ini belum dapat
ditentukan Cup anemometer yang memiliki performa
paling baik. Hal ini dikarenakan wind tunnel
yang dipergunakan hanya dapat menghitung kecepatan angin sampai kecepatan
46 km jam
-1
. Sehingga diperlukan wind tunnel yang memiliki ukuran tabung yang lebih besar
untuk dapat menghasilkan kecepatan angin yang lebih tinggi serta area laminer yang lebih
luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1996. Delta-T Devices Ltd. Cambridge, England. 14 p.
Baynton, H.W. 1976. Errors in wind run estimates from rotational anemometers.
J.Meteo. 9: 1127-1130. Darwinsyah. 2004. Rancang Bangun dan
Unjuk Kerja Anemometer Termal. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Foster, B. 2000. Fisika. Erlangga. Jakarta. 220 halaman.
June, T. 1993. Angin. Dalam: Handoko ed. Klimatologi Dasar. Bogor. Halaman:
73-95. Kanginan, M. Fisika. 2004. Erlangga. Jakarta.
347 halaman. Mattjik, A.A. 2002. Perancangan percobaan
dengan aplikasi SAS dan Minitab. Edisi ke-2. IPB Press. 263 halaman.
Miller. A.A and Parry, M. 1958. Everyday Meteorology. The Anchor Press Ltd.
London. 272 p. Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut
Teknologi Bandung Press. Bandung. Razi, M. 2003. Otomatisasi Sistem Pengukuran
dan Perekaman Unsur-Unsur Cuaca. Praktek lapang. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak
dipublikasikan.
Rosenberg, N.J. 1974. Microclimate : The Biological Environment. John Wiley
Sons, Inc. New York. 315 p. Tipler, P.A. 1991. Fisika Untuk Sains dan
Teknik.Edisi ke-3. Erlangga. Jakarta. 744 halaman.
r
a
60
o
Segitiga Y Segitiga X
b d
60
o
c e
Lampiran 1. Sketsa Cup anemometer yang ideal dan perhitungan panjang jari- jarinya
Sketsa Cup anemometer yang “ideal” Perhitungan panjang jari-jari yang ”ideal”
Diketahui : Panjang a : 2 cm
Panjang b : 0.25 cm Tinjau segitiga x :
60
o
b d
c
d cm
o
25 .
60 cos
=
cm cm
d 5
. 25
. =
cm d
5 .
= Panjang e : 1,75 cm – 0,5 cm
: 1,25 cm
cm c
tg
o
25 .
60 =
cm c
25 .
73 .
1 ×
= cm
c 43
. =
Tinjau segitiga y :
f cm
o
25 .
1 30
cos =
87 .
25 .
1 cm
f =
cm f
44 .
1 =
Panjang r = panjang c + panjang f = 0.43 cm + 1.44 cm
= 1.87 cm = 1.9 cm pembulatan
Jadi panjang jari-jari anemometer yang “ideal” : 4 cm +1.9 cm : 5.9 cm
30
o
e f
g
Lampiran 2. Tabel jumlah putaran yang diuji secara bersamaan
Data jumlah putaran yang diuji secara bersamaan pengujian pertama
Time Sensor 1
6.5 cm Sensor 2