Berdasarkan tabel 1 di atas nilai resistor dan kapasitor yang memiliki nilai periode
0,0066 sekon yaitu pada saat besarnya nilai resistor 220 kilo ohm dan kapasitornya 10 nF.
3. Konstiguna Program Pencacah Putaran
Program pencacah putaran atau simultan dibuat dengan bahasa pemrogaman Turbo
Basic. Bahasa pemrogaman Turbo Basic memiliki kelebihan yaitu proses eksekusinya
lebih cepat karena bentuk pemrogaman lebih terstruktur, tidak perlu menggunakan bahasa
assembler
untuk mengakses port, BIOS, DOS, memori maupun peranti pendukung komputer
joystick, mouse, printer, juga tidak adanya keharusan pemakaian nomor baris dalam
listing programnya, selain itu program juga
dapat langsung di compile dan dijalankan dari komputer Razi, 2003.
Rangkaian elektronik yang telah dibuat dihubungkan ke komputer sehingga setiap 1
putaran dalam gerakan Cup anemometer dapat terbaca sebanyak 2 pulsa pada program
tersebut. Dikarenakan hardware yang dibuat berhubungan dengan parallel interface maka
program yang dibuat pun dapat membaca banyaknya putaran secara bersamaan, apabila
Cup anemometer diuji secara serentak. Data jumlah putaran yang terbaca pada program
tersimpan di dalam file-file Microsoft Excel setiap selang waktu ± 1 menit.
4. Pengujian Alat
Pengujian Cup anemometer dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama Cup
anemometer diletakan berbaris memanjang 6 Cup anemometer di dalam wind tunnel. Pada
pengujian tahap pertama ini dilakukan pengacakan posisi Cup sebanyak tiga kali
pengacakan. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah posisi berpengaruh terhadap hasil
jumlah putaran yang dihasilkan oleh Cup anemometer. Pengujian dilakukan dalam
selang waktu yang sama yaitu 8 menit 7 detik.
Gambar 9. Cup anemometer yang diuji secara bersamaan
Pengujian tahap kedua yaitu kedua Cup anemometer yang memiliki perlakuan sama
panjang jari-jari 5,9 cm diletakan secara sejajar. Pada tahap kedua ini untuk melihat
berpengaruh atau tidaknya jumlah putaran dari Cup anemometer yaitu dengan menukar posisi
Cup tersebut. Pengujian dilakukan dalam selang waktu 4 menit 28 detik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini.
Gambar 10. Cup anemometer 5,9 cm diuji bersamaan
Berdasarkan kedua pengujian tersebut ternyata posisi Cup di dalam wind tunnel
berpengaruh terhadap jumlah putaran yang dihasilkan oleh Cup anemometer. Pada
pengujian tahap ketiga, pengujian dilakukan secara satu per satu. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi terjadinya ketidakseragaman perlakuan. Cup anemometer diletakan di dalam
wind tunnel
ujung dekat luar dan tinggi Cup diletakan sejajar dengan pusat putaran kipas.
Gambar 11. Cup anemometer yang diuji secara satu per satu
Untuk membangkitkan atau mengatur jalannya kipas pada wind tunnel digunakan
variable transformer . Pengujian dilakukan
dimulai dari nilai voltase 35 hal ini dikarenakan kipas yang terdapat di dalam wind
tunnel mulai bergerak pada nilai voltase ini.
5. Pengolahan Data
Setiap alat diuji dalam selang waktu ± 5 menit dan data jumlah putaran tersimpan di
dalam file data Microsoft Excel. Data jumlah putaran yang tersimpan adalah data sejak Cup
anemometer mulai bergerak hingga Cup anemometer berhenti bergerak. Data yang
dipergunakan untuk menghitung jumlah putaran per detik yaitu data yang berada
ditengah-tengah selang waktu pengukuran putaran Cup mulai stabil.
Untuk mengetahui besarnya kecepatan angin yang dijalankan dengan variable
transformer , yaitu dengan cara mengalikan
jumlah putaran setiap jam dari anemometer kontrol yang telah terkalibrasi dengan
1,25x10
-3
kilometer setiap putaran. Besarnya kecepatan angin dari masing-masing voltase
hasil dari perhitungan tersebut dalam bentuk km jam
-1
. Uji yang dilakukan pada penelitian ini
yaitu uji t, dengan hipotesa nol Ho = μ
1
= μ
2
. Hal ini berarti bahwa data jumlah putaran pada
panjang jari-jari i yang pertama sama dengan data jumlah putaran pada panjang jari-jari i
yang kedua. Dengan hipotesa tandingan H1 =
μ
1
≠ μ
2
, yang berarti sebaliknya.
6. Penentuan Cup yang optimal dan