Penentuan Cup yang memiliki respon linier yang paling lebar

12,2; 14,8; 19,6; 20,2; 22,0; 25,4; 28,7; 31,1; 36,6; 39,4; 42,5; 44,7; dan 45,8 km jam -1 . Pada penelitian ini masing-masing perlakuan dibuat sebanyak dua set sebagai ulangan. Untuk memastikan bahwa setiap set perlakuan menghasilkan jumlah putaran yang tidak jauh berbeda, maka diperlukan suatu pengujian statistik. Uji yang digunakan yaitu uji t. Berikut ini tabel hasil perhitungan uji t yaitu nilai t dan nilai P. Nilai t tabel didapat dari tabel t pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas 84. Tabel 5. Hasil uji t dari setiap set perlakuan Cup Anemometer t hitung P hitung 5,5 cm 0.01 0.992 5,7 cm -0.03 0.997 5,9 cm 0.07 0.946 6,2 cm 0.12 0.908 6,5 cm 0.03 0.980 Dengan menggunakan uji t diperoleh nilai t dan nilai P seperti yang ditunjukan pada tabel 5 dan besarnya nilai t tabel 19,89. Seluruh nilai t yang diperoleh memiliki nilai t hitung t tabel dan nilai P yang jauh lebih besar dari taraf nyata α 0,05. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa data jumlah putaran mendukung untuk menerima hipotesis nol dengan kata lain data jumlah putaran pada panjang jari-jari i yang pertama sama dengan data jumlah putaran pada panjang jari-jari i yang kedua, dengan tingkat kepercayaan 95 .

4.3. Penentuan Cup yang memiliki respon linier yang paling lebar

Penentuan Cup anemometer yang dapat mengukur kecepatan angin secara optimal didasarkan pada grafik hubungan antara kecepatan sumbu x dengan jumlah putaran sumbu y dan grafik tersebut memiliki respon usable range yang paling lebar. Data hasil pengujian yang telah tercatat dibuat grafik hubungan tersebut dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 17, 18, 19, 20, 21dan 22 berikut ini. y = 13.455x + 3.992 R 2 = 0.9881 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Kecepatan km jam -1 Ju m lah p u tar an Gambar 17. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari- jari 5,5 cm y = 13.236x - 18.739 R 2 = 0.9819 -100 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Ke ce patan k m jam -1 Ju m lah p u ta ra n Gambar 18. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari- jari 5,7 cm y = 11.572x + 13.22 R 2 = 0.9889 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Kecepatan km jam -1 Ju m la h p u tar a n Gambar 19. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari- jari 5,9 cm y = 10.582x + 6.2467 R 2 = 0.9825 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Ke ce patan k m jam -1 Ju m lah p u tar a n Gambar 20. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari- jari 6,2 cm y = 9.6653x - 14.391 R 2 = 0.9698 -100 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Ke ce patan k m jam -1 Ju m lah p u tar an Gambar 21. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada panjang jari- jari 6,5 cm 100 200 300 400 500 600 700 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Kecepatan km jam -1 Ju m lah p u tar an 5,5 cm 5,7 cm 5,9 cm 6,2 cm

6,5 cm

Gambar 22. Hubungan jumlah putaran dengan kecepatan angin pada kelima perlakuan Berdasarkan gambar 17, 18, 19, 20 dan 21 terlihat bahwa Cup anemometer yang terbuat dari bahan lembaran fibreglass jari-jari dengan belahan tenis meja Cup mampu mengukur kecepatan angin dari kecepatan yang paling rendah dan masih memberikan respon yang linier sampai kecepatan tertinggi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan anemometer kontrol, kecepatan terendah yang mampu dihasilkan oleh wind tunnel yaitu sebesar 1,2 km jam -1 dan kecepatan tertingginya sebesar 45,8 km jam -1 . Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa kelima perlakuan yang diuji pada penelitian ini memiliki respon linier yang sama, hanya saja yang membedakannya adalah slope atau kemiringannya dari setiap perlakuan. Akan tetapi perbedaan slope tidak dapat dijadikan sebagai penentu dalam memilih Cup anemometer yang mampu bekerja secara optimal. Cup anemometer dengan panjang jari-jari 5,5 cm mampu berputar lebih banyak dengan bertambahnya kecepatan angin jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini diduga karena panjang jari-jarinya yang pendek maka Cup mampu menangkap jumlah angin lebih banyak yang dihasilkan oleh putaran kipas. Selain itu alat ini memiliki kelembaman yang paling kecil sehingga lebih mudah untuk digerakan. Cup anemometer dengan panjang jari-jari 6,5 cm menghasilkan jumlah putaran yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan keempat perlakuan yang lainnya. Hal ini dapat terlihat dari nilai slope yang paling rendah gambar 19. Faktor yang menyebabkan terjadinya hal ini dimungkinkan karena pengaruh dari panjang jari-jarinya yang lebih panjang sehingga lebih sukar untuk digerakan. Sedangkan untuk jari-jari 5,7; 5,9; dan 6,2 cm besarnya nilai slope mengikuti variasi dari jari- jari tersebut atau dengan kata lain semakin panjang jari-jarinya maka nilai slopenya semakin rendah. Penelitian ini belum mampu menentukan Cup anemometer yang mampu mengukur kecepatan angin secara optimal. Hal ini dikarenakan wind tunnel yang digunakan sebagai sumber angin tidak dapat menghasilkan kecepatan angin yang lebih besar lagi sehingga tidak dapat melihat batas maksimum alat ini tidak menghasilkan grafik yang linier.

4.4. Momen Inersia