kebutuhan pengembangannya. Namun belum dapat memberikan sumbangan kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur
waktu tertentu memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta
secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan yayasan- yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.
5. Keluarga Sejahtera III plus KS III+ yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis,
maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
1. Motivasi individu Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya
dengan cara tertentu Djali, 2008:101. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dalam belajar. besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier menyatakan bahwa perbedaan
dalam intensitas motivasi berprestasi ditunjukkan dalam berbagai tingkatan
prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Semakin besar motivasi seseorang untuk terus berprestasi, maka dia akan terus mencoba menggapai
pendidikan mereka ke jejang yang lebih tinggi Djali, 2008:110. Bentuk motivasi pendidikan yang terdapat pada individu dapat kita
lihat dari beberapa hal, antara lain : a. Keinginan untuk menempuh pendidikan
Keinginan untuk menempuh pendidikan merupakan modal awal bagi seseorang untuk terus menempuh pendidikan. Tidak adanya unsur terpaksa
pada anak untuk bersekolah menjadikan anak menikmati dan mengerti akan pentingnya pendidikan yang dijalaninya. Manusia pada dasarnya memiliki
keinginan untuk memperoleh kompetensi dari lingkungannya, sehingga akan mucul suatu suatu rasa percaya diri bahwa dia mampu untuk melakukan
sesuatu. Apabila seseorang mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang dia pelajari maka dia akan percaya diri untuk menggapai
kompetensi yang ingin dia dapatkan Rifa’i, 2010:168-169. b. Cita-cita
Hal yang dapat menjadi motivasi dan tujuan seorang anak menjalani jenjang pendidikan mereka adalah karena adanya cita-cita yang ingin mereka
raih. Cita-cita yang terdapat pada anak akan memberikan gambaran bagi mereka jalan mana yang harus dia tempuh untuk dapat mewujudkannya, dan
salah satu jalannya adalah dengan menempuh pendidikan. Hal ini di tegaskan oleh Achmad Rifa’i 2010:158 bahwa salah satu motif seseorang melakukan
kegiatan belajar adalah untuk mengarahkan pada prilaku tertentu, dan hal ini