Hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

16,67 memiliki motivasi individu yang sangat rendah, 52 orang atau 61,91 memiliki motivasi individu rendah, 4 orang atau 4,76 memiliki motivasi individu yang sedang, 3 orang atau 3,57 memiliki motivasi tinggi dan hanya 11 orang atau 13,09 saja yang memiliki motivasi individu yang sangat tinggi terhadap pendidikan mereka. Kondisi ini menunjukkan bahwa motivasi individu masyarakat Dieng untuk mengenyam pendidikan di sekolah hingga jenjang tinggi sangatlah rendah. Mereka kurang tertarik untuk memiliki pendidikan yanr tinggi, masyarakat lebih banyak memilih di pesantren atau bekerja daripada bersekolah formal. 2. Kondisi Sosial Tabel 15. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Sosial Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase 26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 3 50 31 3,57 59,52 36,91 Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 16,05 Sedang Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan tabel 15, dapat kita lihat kondisi sosial dari 84 responden terdapat 3 orang atau 3,57 termasuk dalam kondisi sosial yang tinggi, 50 orang atau 59,52 termasuk dalam kondisi sosial yang sedang, dan 31 orang atau 36,91 termasuk dalam kondisi sosial yang rendah. Rata-rata skor untuk kondisi sosial masyarakat Dieng Wetan adalah 16,05 atau dalam kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat di Desa Dieng Wetan masih cukup baik. Kondisi sosial masyarakat Desa Dieng Wetan masih tergolong cukup baik. Meskipun masyarakatnya adalah masyarakat petani yang memiliki kesibukan masing-masing, namun hubungan sosial masyarakat terutama di dalam keluarga dan tetangga terdekat masih cukup baik yaitu terhadap pendidikan mereka. Kondisi sosial ini berarti kondisi lingkungan keluarga responden dan kondisi lingkungan masyarakat yang meliputi interaksi antar anggota keluarga, interaksi dengan anggota masyarakat dan komunikasi antar keduanya. 3. Kondisi Ekonomi Keluarga Tabel 16. Frekuensi Tentang Faktor Kondisi Ekonomi Keluarga Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase 30 – 35 24 – 29 18 – 23 12 – 17 7 – 11 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 2 79 3 2,38 94,05 3,57 Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 26,38 Tinggi Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 16, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga di Desa Dieng Wetan termasuk tinggi. Keadaan ini dapat terlihat dari data penelitian menunjukkan bahwa dari 84 responden terdapat 2 orang atau 2,38 memiliki kondisi ekonomi sangat tinggi, 79 orang atau 94,05 memiliki kondisi ekonomi keluarga yang tinggi, dan sisanya sejumlah 3 orang atau 3,57 memiliki kondisi ekonomi keluarga yang sedang. Jika kita lihat dari skor rata-rata kondisi ekonomi keluarga adalah sebesar 26,38 atau termasuk dalam kriteria tinggi. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat disana adalah Rp. 1.700.000,- sampai dengan Rp. 2.399.000,- per bulannya, dengan tingkat pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi meskipun tidak sampai memiliki tabungan. Namun yang membuat mereka memiliki kondisi ekonomi yang cukup baik adalah jumlah anggota keluarga yang tidak terlalu banyak yaitu berkisar 4 sampai 5 orang saja dalam satu keluarga yang menjadikan beban keluarga tidak terlalu berat. Namun yang terjadi pada masyarakat Dieng tidaklah demikian. Kondisi ekonomi keluarga yang tergolong baik ini tidak kemudian turut mendorong masyarakatnya menempuh pendidikan setinggi mungkin. 4. Motivasi Orang Tua Tabel 17. Frekuensi Tentang Faktor Motivasi Orang Tua dalam Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase 26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 3 29 52 3,57 34,52 61,91 Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 25,51 Sumber : Hasil Penelitian 2011 Motivasi orang tua merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi pendidikan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi dari orang tua masih sangat rendah dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka. Berdasarkan tabel 17 terdapat 3 orang atau 3,57 orang tua memiliki motivasi yang sedang terhadap pendidikan anak, 29 orang atau 34,52 orang tua memiliki motivasi yang rendah terhadap pendidikan anak, dan terdapat 52 orang atau 61,91 orang tua memiliki motivasi sangat rendah terhadap pendidikan anak. Dilihat dari rata-rata skor motivasi orang tua yang didapatkan adalah 10,39 atau masuk dalam kriteria sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi orang tua masih sangat rendah dalam mendukung pendidikan anak- anak mereka. Secara umum orang tua masyarakat Desa memiliki harapan agar anak-anak mereka dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin, namun pada kenyataannya orang tua kurang dapat memotivasi anak untuk bersekolah. Orang tua lebih menyerahkan keinginan bersekolah pada anak. 5. Budaya Tabel 18. Frekuensi Tentang Faktor Budaya Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase 30 – 35 25 – 29 19 – 24 13 – 18 7 – 12 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 18 64 2 21,43 76,19 2,38 Jumlah 84 100 Rata-rata skor = 27,88 Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkanhasil penelitian pada tabel 18, diketahui bahwa budaya masyarakat Dieng Wetan dalam berpendidikan masih tergolong rendah. Hal ini dapat di lihat dari 84 responden terdapat 18 orang atau 21,43 memiliki budaya dalam pendidikan yang sedang, 64 orang atau 76,19 memiliki budaya dalam pendidikan yang rendah, dan 2 orang atau 2,38 memiliki kebudayaan yang masuk dalam kriteria sangat rendah. Sehingga dapat disimpulkan dari skor rata-rata budaya yaitu 14,02, menunjukkan bahwa budaya masyarakat Dieng Wetan terhadap pendidikan masih tergolong rendah. Kebiasaan yang sudah melekat di masyarakat Dieng adalah orang yang berpendidikan tinggi pada akhirnya mereka akan menjadi petani juga. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi tidak tertarik untuk bersekolah tinggi-tinggi karena mereka menganggap percuma sekolah tinggi-tinggi jika akhirnya menjadi petani lagi di desa. Anggapan semacam ini sudah membudaya di masyarakat Dieng. 6. Aksesibilitas Tabel 19. Frekuensi Tentang Faktor Aksesibilitas Terhadap Pendidikan Jumlah Skor Kriteria Frekuensi Persentase 26 – 30 21 – 25 16 – 20 11 – 15 6 – 10 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah 5 35 43 1 5,95 41,67 51,19 1,19 Jumlah 84 Rata-rata skor = 20,84 Tinggi Sumber : Hasil Penelitian 2011 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 19, diketahui bahwa tingkat aksesibilitas Desa Dieng Wetan tergolong tinggi. Dari 84 responden, terdapat 5 orang atau 5,95 menunjukkan bahwa aksesibilitasnya sangat tinggi, 35 orang atau 41,67 menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas Desa Dieng Wetan termasuk tinggi, 43 orang atau 51,19 menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitasnya sedang, dan hanya 1 orang atau 1,19 menunjukkan bahwa aksesibilitas Desa Dieng Wetan masuk dalam kriteria rendah. Jika dilihat dari nilai rata-rata skor untuk aksesibilitas adalah 20,08 atau dalam kriteria tinggi. Artinya bahwa aksesibilitas di Desa Dieng Wetan masuk dalam kriteria tinggi. Desa Dieng Wetan memiliki akses jalan yang sudah baik, sarana transportasi juga sangat mudah ditemukan karena Dieng merupakn objek wisata yang menarik. Kondisi jalan yang baik dan sarana transportasi angkutan yang banyak dan mudah ditemui menjadikan Dieng mudah untuk di jangkau. Dieng yang juga merupakan objek wisata yang terkenal hingga mancanegara menjadikan sarana dan prasarana transportasi di Dieng selalu diperbaiki.

C. Pembahasan

Berdasarkan data Kecamatan Kejajar dalam angka 2010, Desa Dieng Wetan merupakan daerah yang tingkat pendidikan penduduknya adalah rendah. Berdasarkan tabel 2. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan 10 tahun ke atas Desa Dieng Wetan Tahun 2009 sebanyak 44,15 penduduk Desa Dieng Wetan berpendidikan SD, 10,18 berpendidikan SLTP, berpendidikan SLTA sebanyak 10,32, berpendidikan PT sebnayak 1,01, tidak atau belum tamat SD sebanyak 15,76, dan yang tidak pernah bersekolah adalah 2,63. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Desa Dieng Wetan di duga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi individu, kondisi sosial, kondisi ekonomi keluarga, motivasi orang tua, budaya dan aksesibilitas. Berikut akan dibahas untuk setiap faktor- faktor tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi individu masyarakat Dieng untuk mengenyam pendidikan di sekolah hingga jenjang tinggi sangatlah rendah. Diketahui bahwa rata-rata skor motivasi individu masyarakat Dieng adalah 11,68 yang termasuk dalam kriteria rendah, artinya bahwa motivasi masyarakat di Desa Dieng Wetan tergolong rendah dalam hal pendidikan. Masyarakat kurang berminat untuk bersekolah hingga jenjang tinggi, mereka lebih banyak memilih di pesantren atau bekerja daripada bersekolah formal. Keinginan masyarakat untuk bersekolah rendah, mereka lebih memilih untuk belajar agama di pesantren maupun bekerja menjadi petani membantu orang tua mereka. Selain itu cita-cita yang dimiliki individu juga tidak jauh dari pekerjaan orang tua yaitu menjadi petani, hanya beberapa yang punya harapan besar untuk keluar dari lingkaran petani. Gambar 6. Seorang anak SD yang membantu orang tuanya bekerja di ladang. Klausmeier menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu. Semakin besar motivasi seseorang untuk terus berprestasi, maka dia akan terus mencoba menggapai pendidikan mereka ke jejang yang lebih