Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI

DESA PERHIASAN KECAMATAN SELESAI

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

AHMAD ZAILANI PA

030902050

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Nama : Ahmad Zailani PA NIM : 030902050

Judul Skripsi : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat serta menggambarkan faktor-faktor tersebut di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Basis penelitian terdiri atas 85 orang responden yaitu masyarakat Desa Perhiasan berdasarkan kepala rumah tangga (KK), yang diambil melalui teknik sampling simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta dengan tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi tabel tunggal.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di Desa Perhiasan antara lain adalah warisan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterampilan dan partisipasi anggota rumah tangga. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi jumlah pendapatan dan cara hidup dalam kehidupan bermasyarkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi atau meningkatnya faktor-faktor seperti jumlah pendapatan, maka status sosial ekonomi semakin tinggi pula.

Key words (kata kunci) : warisan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status sosial ekonomi


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : AHMAD ZAILANI PA

Nim : 030902050

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA PERHIASAN KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT

Pembimbing Skripsi,

(Drs. Edward Ridwan, MSP) Nip. 131. 459. 297

Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan sosial,

(Drs. Matias Siagian, M.Si) Nip. 132. 054. 339

Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) Nip. 131. 757. 010


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat,taufik dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA PERHIASAN KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT.

Tidak lupa pula penulis sampaikan salawat beriring salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan yang terang benderang kepada kita semua. Amin....!

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Sumatera Utara.

Selama dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, berupa bimbingan, saran masukan dan kritikan yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

3. Bapak Drs. Edward Ridwan, MSP selaku Dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(5)

4. Bapak Agus Suriadi, S. Sos, M. Si selaku Dosen Wali penulis yang telah banyak memberikan motivasi dan bimbingan untuk dapat selalu menjadi yang terbaik dalam kehidupan ini.

5. Seluruh staf pengajar FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah membimbing dan mengajari penulis selama dalam perkuliahan, serta seluruh staf administrasi FISIP USU.

6. Bapak Kepala Desa Perhiasan Syahruddin Z dan Sekretarisnya M. Yamin yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di desa tersebut.

7. Ketiga orang tuaku tercinta Bapak H. Abdul Majid dan (Alm) Mamak Nurbainah PA serta mamak Tukini yang telah banyak berkorban dalam merawat, mendidik dan membimbing serta do’a tulus yang tiada henti-hentinya mengiringi penulis. Semoga Allah SWT berkenan membalasnya dengan ”Surga” Nya.

8. Semua saudara-saudara tersayang dan tercinta Kakak Umi Habibah, Sabaruddin, Abdul Karim, Erasiah yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun meteril selama ini. Penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kalian semua.

9. Adikku yang paling manis Aslamiah, A.Md. Abang ingin sampaikan salam sayang kepadamu, dek jangan lupa apapun cerita orang kami tetap sayang dan cinta padamu.

10.Seluruh Adik-Adikku tercinta Susilowati, Boymen, dan Ahmad Husna, jangan lupa tetap semangat karena Allah selalu bersama kita.


(6)

11.Buat semua Abang Iparku Jemangin dan M. Khoirul yang telah memberikan doa-doa tulusnya kepada penulis, serta kakak iparku Suwarni dan Siti Nur Kariyani Trg, A.M Keb. Penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih ya kak!

12.Sahabat tersayang Mhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd dan keluarga besarnya, penulis ucapkan banyak terima kasih yang sudah selalu mengingatkan dan memotivasi penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin sampaikan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada Darta, mudah-mudah apa yang menjadi harapan dan impianmu selama ini bisa cepat terkabul.Amin...!

13.Keluarga besar (Alm) Abdul Wahid Hasibuan di Binjai yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis untuk bisa ke arah yang lebih baik. 14.Bang Munansyah Sitepu, SE yang telah banyak memberikan bantuan secara moril

dan materil, penulis ucapkan terima kasih banyak. Semoga Abang bisa cepat dapat jodoh. Amin...!

15.Sahabat sejatiku Gg. Senina Muchtar, Salim, Aling, Rizal, Nijar dan Mona (Five Brothers). Semoga kebersamaan kita punya arti tersendiri.

16.Seluruh responden Bapak dan Ibu yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian. Penulis ucapkan terima kasih banyak atas data dan informasinya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah banyak membantu dan memberikan dorongan moril maupun materil bagi terselesainya penulisan skripsi ini.


(7)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan di sana-sini serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang benar-benar konstruktif dari semua pihak, agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, April 2008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

C. 1. Tujuan Penelitian ... 5

C. 2. Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Penulisan... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat ... 8

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat ... 9

B.1. Pekerjaan ... 9

B.2. Pendidikan ... 12

B.3. Penghasilan Pendapatan ... 15

C. Status Sosial Ekonomi ... 16

D. Kerangka Pemikiran ... 18

E. Defenisi Konsep ... 20


(9)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ... 22

B. Lokasi Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 22

C.1. Populasi ... 22

C.2. Sampel ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

D.1. Studi Kepustakaan ... 23

D.2. Studi Lapangan ... 23

E. Teknik Analisa Data ... 24

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Perhiasan... 26

B. Batas Desa Perhiasan ... 26

C. Keadaan Penduduk ... 26

C.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

C.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

C.3. Mata Pencaharian Penduduk ... 29

C.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 30

C.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 31

D. Sarana Umum Desa Perhiasan Kecamatan Selesai ... 32

D.1. Sarana Pendidikan ... 32

D.2. Prasarana Jalan Raya ... 33

D.3. Sarana pengangkutan dan Komunikasi ... 34

D.4. Sarana Umum Desa Perhiasan ... 35

E. Penggunaan Tanah ... 37

F. Pemerintahan Desa Perhiasan ... 37

. BAB V. ANALISA DATA A. Gambaran Umum Responden ... 39

A.1. Status dalam Keluarga ... 39


(10)

A.3. Jumlah Tanggungan ... 41

A.4. Asal Responden ... 42

A.5. Pekerjaan Responden ... 43

A.6. Pendidikan Responden ... 43

B. Faktor_Faktor Sosial Masyarakat ... 45

B.1. Warisan ... 45

B.2. Pekerjaan ... 47

B.3. Pendidikan ... 48

B.4. Keterampilan ... 53

B.5. Partisipasi Anggota Keluarga... 54

C. Tingkat Ekonomi Masyarakat ... 56

C.1. Tingkat Pendapatan Keluarga ... 56

BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran-Saran ... 62


(11)

DAFTAR PERTANYAAN

Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu!

A. Gambaran Umum Responden

1. Nama :

2. Status : Suami/Istri

3. Umur :

4. Jumlah Tanggungan :

5. Asal :

6. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri b. Petani

c. Karyawan/Buruh d. Guru

e. Lain-Lain (Pedagang, Penarik Becak, Tukang Kayu)

7. Pendidikan : a. Perguruan Tinggi b. SLTA

c. SLTP d. SD

e. Tidak Tamat SD

B. Faktor-Faktor Sosial Masyarakat B.1. Warisan

8. Apakah Bapak / Ibu mempunyai warisan? a. Banyak

b. Sedikit c. Tidak Ada

9. Apakah warisan yang ada telah mencukupi kebutuhan sehari-hari Bapak / Ibu? a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi


(12)

B.2. Pekerjaan

10. Apakah jenis pekerjaan sekarang telah sesuai dengan latar belakang pendidikan Bapak / Ibu?

a. Sesuai b. Tidak Sesuai c. Ragu-Ragu

11. Apakah Jenis pekerjaan Bapak / Ibu sekarang telah mencukupi kebutuhan sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi B.3. Pendidikan

12. Apakah Bapak / ibu sering mengikuti penyuluhan? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

13. Apakah Bapak / Ibu sering membaca media cetak, misalnya koran atau majalah?

a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

14. Apakah Bapak / Ibu sering menonton televisi? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

15. Apakah Bapak / Ibu mengerti tentang tujuan pendidikan? a. Mengerti

b. Kurang Mengerti c. Tidak Mengerti


(13)

16. Menurut Bapak / Ibu, apakah pendidikan dapat meningkatkan jumlah pendapatan?

a. Meningkatkan

b. Kurang Meningkatkan c. Tidak Meningkatkan B.4. Keterampilan

17. Apakah Bapak / Ibu sering mengikuti kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan? a. Sering

b. Kadang-Kadang c. Tidak Pernah

18. Menurut bapak / Ibu, apakah keterampilan mendorong peningkatan pendapatan?

a. Mendorong

b. Kurang Mendorong c. Tidak Mendorong

B.5. Partisipasi Anggota Keluarga

19. Apakah menurut Bapak dibutuhkan Isteri untuk bekerja guna menambah pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan c. Tidak Dibutuhkan

20. Apakah Menurut Bapak / Ibu dibutuhkan anak untuk bekerja guna menambah pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan c. Tidak Dibutuhkan


(14)

C. Tingkat Ekonomi Masyarakat

21. Berapakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu perbulan? a. Di atas Rp. 800.000,-

b. Antara Rp. 400.000,- Sampai Rp. 800.000,- c. Di bawah Rp. 400.000,-

22. Apakah jumlah pendapatan Bapak / Ibu telah mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi

23. Bagaimana status kepemilikan rumah Bapak / Ibu? a. Milik Sendiri

b. Orang lain

c. Menyewa / Mengontrak

24. Bagaimana bentuk rumah yang Bapak /Ibu tempati? a. Permanen

b. Semi Permanen c. Gubuk / Darurat

25. Bagaimana status sumber penerangan Bapak / Ibu? a. Listrik / PLN

b. lampu Biasa / Minyak c. Tidak Ada

26. Bagaimana status sumber air minum? a. Sungai

b. Sumur c. PAM

27. Apakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu telah mencukupi pemenuhan?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi c. Tidak Mencukupi


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 29

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 30

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 31

Tabel 6. Sarana Berdasarkan ... 32

Tabel 7. Sarana Umum Jalan Raya ... 33

Tabel 8. Sarana Transportasi Darat dan Sungai ... 34

Tabel 9. Sarana Umum Komunikasi ... 35

Tabel 10. Sarana Umum Desa Perhiasan ... 36

Tabel 11. Jenis Penggunaan Tanah ... 37

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga ... 39

Table 13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 40

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 41

Table 15. Distribusi Responden Berdasarkan Asal ... 42

Tabel 16. Distribusi Responden Tentang Jenis Pekerjaan ... 43

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44

Tabel 18. Distribusi Responden Tentang Warisan ... 45

Table 19. Distribusi Responden Tentang Warisan Dengan Pemenuhan Kebutuhan... 46

Table 20. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dengan Latar Belakang Pendidikan ... 47


(16)

Tabel 21. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dengan Pemenuhan ... 48

Table 22. Distribusi Responden Tentang Penyuluhan ... 49

Table 23. Distribusi Responden Tentang Membaca Media Cetak ... 50

Table 24. Distribusi Responden Tentang Menonton Televisi ... 50

Table 25. Distribusi Responden Tentang Tujuan Pendidikan ... 51

Table 26. Distribusi Responden Tentang Pendidikan Terhadap Pendapatan... 52

Table 27. Distribusi Responden Tentang Mengikuti Pelatihan-pelatihan ... 53

Table 28. Distribusi Responden Tentang Keterampilan Terhadap Pendapatan ... 54

Tabel 29. Distribusi Responden Tentang Partisipasi Isteri ... 54

Table 30. Distribusi Responden Terhadap Partisipasi anak ... 55

Table 31. Distribusi Responden Tentang Pendapatan Rumah Tangga Perbulan ... 56

Table 32. Distribusi Responden Tentang Jumlah Pendapatan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan ... 57

Table 33. Distribusi Responden Tentang Kepemilikan Rumah ... 57

Table 34. Distribusi Responden Tentang Bentuk Rumah ... 58

Table 35. Distribusi Responden Tentang Sumber Penerangan Rumah ... 59

Table 36. Distribusi Responden Tentang Sumber Air Minum ... 59


(17)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema I Kerangka Pemikiran ... 20 SkemaII Struktrur Organisasi Pemerintahan Desa Perhiasan ... 38


(18)

ABSTRAK

Nama : Ahmad Zailani PA NIM : 030902050

Judul Skripsi : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat serta menggambarkan faktor-faktor tersebut di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Basis penelitian terdiri atas 85 orang responden yaitu masyarakat Desa Perhiasan berdasarkan kepala rumah tangga (KK), yang diambil melalui teknik sampling simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta dengan tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi tabel tunggal.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di Desa Perhiasan antara lain adalah warisan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterampilan dan partisipasi anggota rumah tangga. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi jumlah pendapatan dan cara hidup dalam kehidupan bermasyarkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi atau meningkatnya faktor-faktor seperti jumlah pendapatan, maka status sosial ekonomi semakin tinggi pula.

Key words (kata kunci) : warisan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status sosial ekonomi


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia dalam masyarakat manapun, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonominya. Hal ini juga mempengaruhi setiap interaksi yang dilakukannya. Dapat dilihat dari pekerjaan yang digelutinya, pendapatan yang diperoleh, latar belakang keluarga dan latar belakang pendidikannya. Semua kondisi tersebut mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Untuk melihat kedudukan seseorang di tengah-tengah masyarakat, banyak faktor yang harus diperhartikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi. Sebab di dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan dipandang. Sesuatu yang dihargai masyarakat mungkin berupa uang, benda-benda yang bernilai ekonomis seperti tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama atau juga keturunan dari keluarga terhormat. ( Soesmardjan,1984 : 157 ).

Faktor-faktor yang diuraikan di atas perlu diperhatikan, karena merupakan sesuatu yang dihargai, sehingga menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah banyak, maka seseorang tersebut dianggap sebagai seseorang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi. Sebaliknya jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang minim, maka seseorang tersebut memiliki kedudukan yang rendah.


(20)

Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. (Soekanto, 1990 : 181).

Hal ini merupakan konsekuensi logis, dimana sosial ekonomi merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai, maka semakin tinggi kondisi sosial ekonomi, maka kedudukan dan statusnya dalam masyarakat akan semakin tinggi pula. Dapat kita dilihat dalam kehidupan masyarakat, dimana seseorang yang mempunyai status ekonomi yang tinggi biasanya mempunyai kedudukan dalam masyarakat tersebut. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dapat kita ketahui dengan melihat tiga factor, yakni : pekerjaan, tingkat pendidikan dan penghasilan. Dalam hal ini dapat digunakan kategori mengenai kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang , dan rendah.

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan keberadaan seseorang untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat dimana seseorang itu tinggal. Selain itu kondisi sosial ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap kedudukan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mampu pula ia beradaptasi dan berinteraksi, dan juga semakin tinggi kedudukannya dalam masyarakat dan begitu pula sebaliknya.


(21)

Salah satu penelitian yang dimaksud di atas adalah penelitian yang dilakukan di Kelurahan Anggot Bawah, Kotamadya Bengkulu yang menunjukkan bahwa anggota masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah mengakibatkan tidak mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari berpengaruh terhadap kondisi sosialnya, yang ditandai dengan sikap rendah diri, menjauhkan diri dari lingkungan, dan bahkan bersikap apatis (Cahyani, 1994 : 64).

Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga seseorang itu, mau tidak mau harus meminta bantuan pada orang lain. Proses inilah yang menyebabkan status sosialnya rendah dikarenakan masyarakat menganggapnya tidak mampu. Sementara itu dinyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat juga menentukan tingkat pendapatan dan keberhasilan seseorang dalam masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin terampil dan berhasil dalam pekerjaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan (Malo, 1980 : 55).

Apabila ditinjau dari segi tenaga kerja di Indonesia, tenaga kerja Indonesia mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Hal ini diakibatkan tingkat pendidikan tenaga kerja atau angkatan kerja di Indonesia yang masih rendah. Beberapa ahli membuat klasifikasi angkatan kerja kita menurut tingkat pendidikannya ke dalam kelompok sebagai berikut: Buta huruf 27,1%, tamatan SD 60%, tamatan SMP 6%, tamatan SMA 6% dan tamatan perguruan tinggi hanya 0,8%. Kondisi dunia kerja seperti ini tentu tidak ideal. Melihat komposisi tenaga kerja dan tingkat pendidikannya dapat diprediksikan dan dijelaskan bahwa


(22)

angkatan kerja kita saat ini memiliki produktivitas kerja rendah. Rendahnya produktivitas ini kemudian berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan sebagian besar tenaga kerja kita yang saat ini berada di dunia kerja. Hal ini jelas akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi para tenaga kerja tersebut. (Budihardjo, 2005 : 13).

Melihat komposisi tingkat pendidikan dan pekerjaan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat, masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan pekerjaan ini mungkin akan mempengaruhi tingkat sosial ekonominya.sejalan dengan hal tersebut, Desa Perhiasan yang termasuk ke dalam Kabupaten Langkat juga memiliki kondisi sosial ekonomi yang tersendiri dan yang berbeda dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di tempat lain. Apalagi masyarakat di Desa Perhiasan sudah tergolong masyarakat yang heterogen, dimana masyarakatnya terdiri dari pendidikan, agama, suku dan pekerjaan yang berbeda-beda. Kesemuanya menjadikan masyarakat di Desa Perhaiasan memiliki karakteristik tersendiri.

Keheterogenan masyarakat Desa Perhiasan ini, terutama dapat dilihat dari status sosial ekonominya, dimana tingkat sosial ekonomi masyarakatnya beraneka ragam. Sebagian masyarakatnya sudah tergolong pada tingkat sosial ekonomi yang mapan, dan sebagian lagi masih pas-pasan. Jadi terlihat adanya ketidakmerataan tingkat sosial ekonominya. Hal inilah sebenarnya, yang merupakan fenomena yang menjadi bahan perhatian penulis, apa sebenarnya yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan sehingga terjadi ketidakmerataan pada tingkat sosial ekonomi mereka. kemudian ditambah lagi keinginan penulis untuk mengkonfirmasikan,


(23)

sekaligus memberikan masukan mengenai upaya-upaya yang mungkin dapat dilaksanakan dalam pemecahan masalah ketidakmerataan tersebut.

Walaupun penelitian tentang sosial ekonomi sudah banyak dilakukan oleh para peneliti, namun hal ini mungkin akan memberikan perbedaan dengan hasil peneliti-peneliti yang lain, disebabkan lokasinya yang terletak di pedalaman dengan perbedaan sosial ekonomi masyarakatnya yang sangat tinggi. Berdasarkan kondisi Desa Perhiasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan mengangkat judul :“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat


(24)

C.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal :

1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis melalui karya ilmiah yang dilakukan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Desa Perhiasan mengenai kondisi tingkat sosial ekonomi masyarakatnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin membahas dan memperdalam tentang tingkat sosial ekonomi masyarakat.

4. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.


(25)

Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan gambaran umum mengenai lokasi, dimana peneliti melakukan penelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat

Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah sarana yang melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima pada jangka waktu tertentu.(Cahyani, 1994 : 46)

Kalau dilihat dari pendapat di atas, tentulah kita beranggapan yang disebut di atas terlalu sempit, sebab kehidupan sosial ekonomi itu pada dasarnya hampir meliputi seluruh kebutuhan hidup manusia. Kedudukan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh penghasilan atau pendapatan, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Dengan demikian tiga hal yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat di atas sangat menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan siapa saja dari anggota masyarakat yang memiliki ketiga hal tersebut dalam jumlah banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi dalam stratifikasi sosial dan begitu sebaliknya.

Dari paparan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa seseorang itu termasuk ke dalam tingkatan sosial ekonomi yang tinggi, sedang, rendah dalam lapisan masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat kepadanya.


(27)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Sosial Ekonomi Masyarakat

B. 1. Pekerjaan

Manusia sebagai makhluk hidup, adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut juga makhluk yang tidak bisa diam dan disebut orang yang suka bekerja. Adapun motivasi seseorang bekerja dalah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga karena pada dasarnya manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan pokok (basic human needs ) seperti makanan, pakaian, sandang dan papan dan kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan lain-lainnya (Mulyanto,1995 : 2).

Namun demikian dibalik tujuan yang tidak langsung tersebut, orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa upah finansial yang akan menggantungkan hidup dimana ia bekerja. Oleh karena itu, pada hakikatnya bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi juga bertujuan untuk mencapai tarap hidup yang lebih baik serta diakui status sosialnya.

Selain aspek ekonomi yang terpenting, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa serta mendapatkan sesuatu yang bersifat financial, masih ada fungsi sosial yang lain, yaitu mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian integrasi dari satu unit untuk memainkan sesuatu peranan (Kartono, 1991 : 21).

Uraian di atas menunjukkan bahwa bekerja didefenisikan sebagai aktivitas seosial yang disebabkan adanya dorongan yang memberikan makna pada setiap


(28)

manusia, kesenangan dan kepuasan dari hasil pekerjaannya, serta berarti bagi kehidupan dan mengikatkan diri pada pribadi lain.

Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dalam bekerja adalah : 1) Kebutuhan fisik dan keamanan

Yaitu menyangkut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan rasa aman.

2) Kebutuhan sosial

Karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai kebutuhan yang hanya dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain.

3) Kebutuhan egoistik

Yaitu keinginan orang untuk bebas, untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan untuk puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan ini ada yang dinikmati di luar pekerjaan dan lewat pekerjaan. (Ketaren, 2004 : 98).

Di sektor manapun seseorang berkerja, tindakan seseorang tidak akan terlepas dari kebutuhannya. Dorongan yang ada pada diri individu itu dinamakan motifasi. Motivasi yaitu gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku menuju sasaran tertentu. Jadi, hal itu merupakan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat ( Kartono, 1991 : 92 ).

Adapun sarana agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi individu melalui aktivitas berusaha dan bekerja. Bekerja merupakan suatu proses dimana manusia atas kemauannya sendiri memulai, mengatur, mengontrol metabolisme antara


(29)

dirinya dengan alam. Dengan demikian bekerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

1. Sebagai kegiatan sadar yang tercermin dalam proses dan tujuan bekerja 2. Mempunyai objek yang menyangkut alat eksternal

3. Alat kerja yang membantu dalam produksi (Soekanto, 1990 : 142).

Bekerja merupakan gambaran dari eksistensi diri seseorang. Gambaran keberadaan diri manusia tersebut tercermin dari prestasi eksternal atau hasil pekerjaan seseorang pekerja. Dengan demikian akan memungkinkan terdapatnya perbedaan hakekat bekerja antara individu yang satu dengan yang lain. Beranekaragamnya bentuk dan nilai pekerjaan yang dijumpai sehari-hari seperti berdagang, buruh, pegawai, pekerjaan legal maupun ilegal merupakan fakta dari pemikiran tersebut.

Pokok-pokok perumusan bekerja dapat disebutkan melalui. 1. Para pelaku yang mempunyai peranan itu mengeluarkan energi. 2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang dan jasa. 3. Para pelaku menjalankan suatu pola interaksi sosial dengan lingkungan

dan memperoleh status.

4. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu (Pujiwati dalam Boserup, 1988 : 47).

Dalam menjelaskan pekerjaan, pemahaman tentang hakekat manusia harus dijadikan dasar pemikiran, sehingga setiap pekerjaan manusia senantiasa mengandung motivasi jasmani, sosial dan rohani. Motivasi jasmani merupakan motivasi ekonomi yang menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa pangan, sandang dan papan. Motivasi sosial menunjukkan bahwa manusia tidak


(30)

mungkin hidup tanpa berhubungan dengan objek di luar dirinya berupa alam dan manusia lainnya. Sedangkan motivasi rohani adalah motivasi yang berasal dari nilai-nilai kepercayaan dan agama manusia ( Sedarmayanti, 1995 : 83 ).

Pemahaman tentang hakekat bekerja seperti yang dikemukakan di atas berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemahaman sehari-hari bekerja diartikan sebagai aktivitas “mencari makan” dan melihat pekerjaan sebagai aktivitas fisik semata. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru sebab hanya cocok untuk hewan dan tumbuhan.

Bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan mengandung arti meningkatkan kemampuan untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

B. 2. Pendidikan

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat atau kebudayaan. Bagaimana sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Pendidikan telah ada sepanjang peradaban manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan manusia melestarikan hidupnya (Vaizey,1989: 64).

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.


(31)

2. membina usaha manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dengan membina potensi-potensi pribadinya, baik jasmani maupun rohani dan berlangsung seumur hidup.

3. Pendidikan juga berarti sebagai lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalam hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat ( bangsa ) yang bersangkutan.

4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan pribadi dan kemampuan seseorang yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan isi program dan penyelenggaraannya, pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (Ngadiyono, 1998 : 46 ).

Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah, penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan sistem yang tegas.

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Penjenjangan dan aturan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak diformulasikan.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan formal, demikian juga peraturannya.


(32)

Adapun lembaga pelaksanaan dan wahana pendidikan, meliputi : 1. Lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal.

2. Lingkungan rumah tangga ( keluarga ) sebagai lembaga pendidikan informal dan merupakan unit masyarakat pertama dan utama.

3. Lingkungan masyarakat sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal ( Ngadiyono, 1998 : 127 ).

Dalam hal ini, lembaga penanggung jawab pendidikan yang mencakup kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga tersebut adalah lembaga sekolah, lembaga keluarga ( orang tua ) dan lembaga masyarakat sebagai keseluruhan tata keseluruhan, tata kehidupan dalam negara.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan mengenai konsepsi pendidikan yakni pendidikan itu tidak hanya di sekolah namun bisa terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Namun kesemuanya bertujuan bagi perkembangan individu dan masyarakat.

Seseorang yang telah mengecap pendidikan diharapkan kepribadian, kemampuan dan keterampilannya semakin baik sehingga ia dapat bergaul dan beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Hal ini akan mempermudah seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Abdullah, 1993 : 327 ).

Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkannya secara langsung dalam mengantisipasi kebutuhan hidupnya, dan lebih dari pada itu dapat pula menyesuaikan diri dengan arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat serta


(33)

diharapkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah lebih baik dari orang yang tidak mengecap pendidikan.

B. 3. Penghasilan Pendapatan

Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh dari pekerjaan pokok, yang diperoleh dari pekerjaan sampingan dan yang diperoleh dari usaha subsistem dari semua anggota rumah tangga ( Mulyanto, 1995 : 257 ).

Untuk memperoleh pendapatan/penghasilan, manusia harus bekerja dalam bentuk dan jenis apapun. Namun jika ditinjau dari pendapatan pribadi dengan pengukuran pendapatan perkapita maka dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun termasuk pendapatan/penghasilan.

Pendapatan/penghasilan ini sangat berpengaruh dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang baik jelas akan memperoleh pendapatan/penghasilan yang lumayan. Bentuk pendapatan/penghasilan ini dapat diukur dengan nilai uang yang diterima.

Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga ( Budihardjo, 2005 : 122 ).

Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan


(34)

pokoknya. Sedangkan pendapatan subsistem adalah penghasilan yang diperoleh dari sektor produksi dengan nilai uang.

C. Status Sosial Ekonomi

Ikut sertanya seseorang untuk berperan di dalam suatu kegiatan dipengaruhi oleh status yang diberikan masyarakat kepadanya. Status atau kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang di dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok lainnya dalam kelompok yang lebih besar ( Soekanto, 1990 : 264 ).

Bila mereka menempati kedudukan-kedudukan tertentu maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapan-harapan tertentu dari orang-orang sekitarnya dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajibannya yang berhubungan dengan pekerjaan yang dimilikinya. Harapan-harapan tersebut merupakan sumbangan dari norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan, keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya.

Status sosial ( kedudukan sosial ) dapat diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban (Soekanto, 1990 : 265).

Secara umum status seseorang dalam masyarakat terdiri dari tiga bentuk yaitu:


(35)

1. Ascribed status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.

2. Achieved status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja. Kedudukan ini diperoleh tergantung kepada kemampuan masing-masing individu dalam mengejar dan mencapai tujuannya.

3. Assigned status yaitu kedudukan yang diberikan. Assigned status tersebut sering mempunyai arti bahwa hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi dan demi kepentingan masyarakat ( Soekanto, 1990 : 267 ).

Status sosial ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktural sosial masyarakat yang disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi pula oleh si pembawa status.

Untuk melihat apakah seseorang memiliki status ekonomi yang tinggi, sedang dan rendah di dalam suatu masyarakat didasarkan pada banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat terhadapnya. Artinya semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka semakin banyak pula bentuk penghargaan masyarakat yang diterimanya.

Bentuk penghargaan masyarakat yang dipengaruhi status sosial ekonomi seseorang adalah pekerjaan yang dimilikinya, tingkat pendidikan, pendapatan,


(36)

keturunan, kepangkatan, kekayaan, bentuk rumah, lokasi rumah, dan lain-lain. Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya lapisan ataupun stratifikasi di dalam masyarakat, baik dalam arti sosial maupun ekonomi.

D. Kerangka Pemikiran

Seperti yang dikemukakan para ahli bahwa tingkat sosial ekonomi merupakan suatu penggolongan pembagian tingkatan status individu dalam suatu kelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh unsur pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Semikin tinggi pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonominya dalam masyarakat. Tingkat sosial ekonomi merupakan ukuran bagi seseorang untuk menempatkannya pada posisi tertentu di dalam lingkungan sosialnya. Sebab pada dasarnya status sosial ekonomi diperoleh melalui ascribed status, yakni status yang diperoleh dari usaha dan perjuangan yang dilakukan (Soekanto, 1990 : 13). Status yang diperoleh tersebut dapat berupa jabatan, peran di dalam masyarakat, tempat tinggal, kepemimpinan dan lain-lain.

Berbicara mengenai tingkat sosial ekonomi, tidak akan terpisahkan dari pembicaraan tingkat kesejahteraan. Pada hakekatnya tingkat hidup atau kesejahteraan tercermin pada tingkat pola yang meliputi unsur pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya menurutnya tingkat sosial ekonomi atau tingkat kesejahteraan mengandung arti kemampuan untuk meningkatkan kebutuhan-kebutuhan manusia berdasarkan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi


(37)

kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas sangat bergantung pada tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diterima individu ( Djoyohadikusumo, 1985 : 3 )

Selanjutnya bila kita lihat lebih jauh, tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan seseorang dan seterusnya berpengaruh pula terhadap tingkat pendapatannya. Pendapatan atau penghasilan yang dimaksud bukan saja dari satu segi kegiatan dan pekerjaan saja, namun dapat dari berbagai jenis kegiatan atau pekerjaan yang dapat menghasilkan. Demikian juga dengan anggota keluarga, bukan saja orang tua yang boleh menghasilkan, namun juga oleh anggota keluarga lain. Kegiatan ekonomi rumah tangga yang hanya mengandalkan satu bidang saja sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akan menentukan tingkat pendapatan rumah tangga yang diperoleh. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dapat dilakukan anggota rumah tangga maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh rumah tangga (Marnis, 1987 : 21).

Besarnya pendapatan seseorang dapat menentukan pola bergaul dan berhubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Disamping itu pendapatan yang diterima oleh seseorang dapat memberikan gambaran akan kedudukan sosial ekonominya di dalam suatu lingkungan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut ini :


(38)

Skema I Kerangka Pemikiran

E. Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 32).

Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

Maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.

2. Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi yang dimaksud adalah pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.

3. Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemulihan atas norma-norma hidup Masyarakat

Tingkat Sosial Ekonomi :

1. Pendidikan 2. Pekerjaaan 3. Pendapatan


(39)

bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan atau lingkungan sosial.

F. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989 :46). Dalam penelitian ini ada beberapa yang akan dilacak dan di analisis, yaitu :

a.Faktor-Faktor Sosial Masyarakat :

• Warisan

• Jenis Pekerjaan

• Tingkat Pendidikan

• Keterampilan

• Partisipasi anggota rumah tangga dalam ekonomi keluarga b.Tingkat Social Ekonomi Masyarakat :

• Tingkat Pendapatan Keluarga

• Tingkat Pendapatan Perkapita

• Status Kepemilikan

• Klasifikasi Rumah


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan realitas tentang faktor-faktor tingkat sosial ekonomi masyarakat di Desa Perhiasan dengan berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Desa tersebut tidak terlalu jauh dari daerah perkotaan dan merupakan desa yang sangat heterogen terutama tingkat sosial ekonominya.

C. Populasi dan Sampel C.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu peneltian (Nawawi,1995 : 141).

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang ada di Desa Perhiasan yang berjumlah Sekitar 849 kepala keluarga.


(41)

C.2 Sampel

Menurut Suhartini Arikunto, sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keselururahan dari populasi yang diwakilinya. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 1999 : 107).

Berdasarkan defenisi di atas, maka peneliti menetapkan besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi, maka :10% x 849 = 84,9 orang, jadi sampel dalam penelitian ini digenapkan menjadi 85 kepala keluarga (KK).

Teknik penarikan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

D. Teknik Pengumpulan Data D.1 Studi Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan naskah-naskah yang sudah diterbitkan berupa buku, surat kabar, arsip-arsip, majalah dan tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai data sekunder.

D.2 Studi Lapangan

Pengumpulan data yang di peroleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lapangan pada objek yang diteliti sebagai data primer melalui teknik :


(42)

1. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan tertulis dan disebarluaskan kepada responden.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak atau sumber yang dianggap perlu untuk melengkapi data yang kurang jelas.

3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan di lapangan akan gejala atau fakta yang terdapat di lokasi objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisa deskriftif, yaitu metode analisa yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang di teliti, kemudian data tersebut diberi komentar sesuai dengan data, fakta dan informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman intelektual dan pengalaman empiris (Singarimbun, 1989 : 267).

Dengan meggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data hasil wawancara dipilih (editing), karena data yang diperoleh dari lapangan sifatnya sangat luas dan tidak semua data tersebut dapat mendukung tujuan penelitian.


(43)

2. Informasi yang didapat dari lapangan dikelompokkan dan disederhanakan untuk membuat gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti.

3. Data hasil kuisioner dikelompokkan, disusun dan masukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi sesuai dengan kategori masing-masing.


(44)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Perhiasan

Menurut Sekretaris Desa Perhiasan Bapak Mhd.Yamin, adapun nama Desa Perhiasan diambil dari sebutan orang-orang, kemudian dikatakan Perhiasan disebabkan dahulunya ada sebuah bukit, yang mana tempat itu dijadikan tempat persinggahan sementara oleh para pedagang dan pegunjung sebelum mereka melanjutkan perjalanan mereka ke tempat tujuannya. Para pedagang dan pengunjung tersebut sebelum melanjutkan pejalanannya, mereka memperindah penampilan dengan cara berhias-hias. Hal ini lah yang menjadi dasar penamaan mengapa desa tersebut disebut sebagai Desa Perhiasan.

B. Batas Desa Perhiasan

Adapun batas desa Perhiasan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Stabat Wampu

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Salapian Desa Bekulap, Kecamatan Bahorok

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bahorok

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Selayang dan Desa Pekan Selesai

C. Keadaan Penduduk

Desa Perhiasan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 3742 jiwa yang terdiri dari 849 kepala keluarga (KK). Untuk lebih memahami aspek


(45)

kependudukan Desa Perhiasan yang berada di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat dapat diuraikan berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tingkat pendidikan sebagaimana dipaparkan berikut ini :

C.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Tabel 1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Persentase

1. 0-6 447 11,95

2. 7-10 310 8,28

3. 11-16 625 16,70

4. 17-55 2183 58,34

5. 56 ke atas 177 4,73

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas, terlihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan masih berusia produktif yakni 17-55 sebanyak 2183 (58,34%). Kemudian penduduk yang berusia 11-16 sebanyak 625 (16,70%). Sementara usia yang non produktif sebanyak 934 (24,95%). Jadi tampaknya penduduk Desa Perhiasan lebih banyak yang berada pada usia masih tergolong produktif dan dalam angkatan kerja.


(46)

C.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki – Laki 1769 47,27

2. Perempuan 1973 52,73

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Jadi tabel di atas dapat kita lihat komposisi perbandingan jenis kelamin penduduk di Desa Perhiasan yakni Laki – Laki sebanyak 1769 (47,27%), dan Perempuan sebanyak 1973 ( 52,73%). Hal ini tampaknya perbandingan antara Laki – Laki dan Perempuan hampir sama.

C.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Perhiasan bervariasi, namun mayoritas penduduknya bermata pencaharian pertani. Selain itu masih ada penduduk yang bermata pencaharian yang lain. Adapun mata pencaharian penduduk Desa Perhiasan yang lain seperti : buruh tani, buruh swasta, pegawai negeri, pengrajin, pedagang, peternak, nelayan, pegawai swasta, supir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :


(47)

Tabel 3

Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1. Petani 831 54,11

2. Buruh Tani 582 37,90

3. Buruh Swasta 27 1,76

4. Pegawai Negeri 13 0,84

5. Pegawai Swasta 13 0,84

6. Pengrajin 2 0,13

7. Pedagang 38 2,47

8. Peternak 4 0,26

9. Nelayan 3 0,19

10. Montir 5 0,33

11. Supir 18 1,17

Total 1536 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai bermata pencaharian petani yakni sebanyak 831 orang (54,11%) dari seluruh penduduk yang ada. Kemudian disusul bermata pencaharian Buruh tani yakni sebanyak 582 orang (37,90%), pedagang sebanyak 38 orang (2,47%), buruh swasta sebanyak 27 orang (1,76%), supir sebanyak 18 orang (1,17%), pegawai negeri sebanyak 13 orang (0,84%), pegawai swasta sebanyak 13 orang (0,84%), montir sebanyak 5 orang (0,32%), nelayan sebanyak 3 orang (0,19%) dan pengrajin sebanyak 2 orang (0,13%). Selebihnya sebanyak 2206 jiwa tidak tercatat bekerja sebagai apa sesuai dengan data yang ada pada kantor kepala


(48)

Desa Perhiasan tersebut, hal ini terjadi karena mungkin belum dituliskannya data-data kependudukan berdasarkan pekerjaan di kantor kepala desanya.

Penduduk Desa Perhiasan mayoritas bermata pencaharian petani disebabkan kondisi tanah yang subur serta iklim yang mendukung untuk bercocok tanam atau bertani.

C.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai pada umumnya penganut agama Islam. Sementara penduduk yang beragama lain sangat kecil jumlahnya.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Persentase

1. Islam 3465 92,60

2. Kristen Protestan 216 5,77

3. Kristen Katolik 61 1,63

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai menganut agama Islam yakni sebanyak 3465 (92,60%), agama Kristen Protestan sebanyak 216 (5,77%) dan agama Kristen Katolik sebanyak 61 (1,63%). Sedangkan penduduk yang yang beragama Hindu dan Budha tidak ada. Dominan penduduk beragama Islam karena memang mayoritas penduduk yang bersuku jawa pada umumnya beragama Muslim.


(49)

C.5 Komposisi Penduduk Beradasarkan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Untuk itu pemberian dan peningkatan pendidikan terhadap masyarakat selalu digalakkan. Keterlibatan orang tua, sekolah (guru-guru) dan masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai perlu ditingkatkan kesadarannya akan pentingnya pendidikan. Upaya sosialisasi pendidikan biasanya dilakukan melalui motivasi agar pola kehidupan dapat meningkat dan dapat menjadi lebih baik.

Kondisi pendidikan penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai tampak adanya masyarakat yang tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SMA, tamat Akademi dan tamat Sarjana. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel 5 berikut ini :

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. Tidak tamat SD 24 1,66

2. SD 765 52,83

3. SLTP 341 23,55

4. SLTA 304 21

5. Akademi 11 0,76

6. Sarjana 3 0,21

Total 1448 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Tabel di atas terlihat bahwa penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai dalam tingkat pendidikan, dapat dikatakan merata antara SD sampai Sarjana,


(50)

namun yang paling banyak terdapat pada tamat SD sebanyak 765 orang (52,83%), kemudian tamat SLTP sebanyak 341 orang (23,55%), SLTA sebanyak 304 orang (21 %), tidak tamat SD sebanyak 24 orang (1,66%), Akademi sebanyak 11 orang (0,76 %) dan Sarjana sebanyak 3 orang (0,21%).

Keterangan ini tampaknya memberikan kesan bahwa penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai belum begitu sadar akan pentingnya pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia dan pentingnya pendidikan dalam mengarungi kehidupan ini. Terbukti hanya sebanyak 3 orang warga Desa Perhiasan saja yang telah meraih atau memperoleh gelar sarjana.

D. Sarana Umum Desa Perhiasan Kecamatan Selesai D.1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai adalah terdiri atas 4 unit saja, yakni : 4 buah SD (Sekolah Dasar). Untuk lebih jelasnya, datanya akan dipaparkan pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6 Sarana Pendidikan

No. Sarana Pendidikan Jumlah Persentase

1. TK - -

2. SD 4 100

3. SLTP - -

4. SLTA - -

Total 4 100


(51)

Pada tabel tersebut di atas dapat kita lihat bahwa, sarana dan prasarana pendidikan belum memadai di desa ini. Hal ini terlihat karena hanya bangunan SD saja yang ada. Sedangkan sekolah-sekolah yang lain untuk jenjang yang lebih tinggi sama sekali belum ada.

D.2. Prasarana Jalan Raya

Untuk memperluas hubungan antara suatu desa, yakni antara Desa Perhiasan dengan desa yang lain atau antara Desa Perhiasan dengan Kabupaten Langkat, maka perlu adanya sarana dan prasarana jalan raya yang baik. Oleh karena hal ini akan berpengaruh terhadap lancarnya hubungan lewat darat. Jalan aspal merupakan jalan yang terbesar untuk Desa Perhiasan dan digunakan sebagai perlintasan umum pengangkutan. Sedangkan jalan tanah digunakan untuk penghubuing antara rumah dengan rumah yang lain. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7

Sarana Umum Jalan Raya

No. Jenis Jalan Jumlah (Km) Keterangan

1. Jalan Aspal 3,5 Rusak

2. Jalan Tanah 8,5 Baik

Total 12

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Pada tabel tersebut dapat kita lihat bahwa jalan yang ada di desa tersebut berada dalam kondisi rusak, sehingga dapat disimpulkan bahwa akses Desa Perhiasan ke desa lainnya kurang begitu baik, mengingat kondisi jalan yang menghubungkan desa tersebut dengan desa lainnya dalam kondisi rusak, dan


(52)

selama penulis mengadakan penelitian di Desa Perhiasan tersebut kondisi jalan masih belum diperbaiki.

D.3. Sarana Pengangkutan dan Komunikasi

Sarana pengangkutan merupakan hal yang sangat penting dalam memperlancar hubungan antara suatu daerah dengan daerah yang lainnya, atau juga dengan daerah di Desa Perhiasan itu sendiri. Adapun sarana pengangkutan yang telah tersedia di Desa Perhiasan terdiri dari angkutan darat dan angkutan sungai yang meliputi kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, becak, dan perahu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

Tabel 8

Sarana Transportasi Darat Dan Sungai

No. Uraian Jumlah Keterangan

1. Kendaraan Roda Empat 47 Baik

2. Kendaraan Roda Tiga 8 Baik

3. Kendaraan Roda Dua 500 Baik

4. Perahu / Getek 3 Baik

Total 558

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Sementara itu, sarana komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Desa Perhiasan yaitu untuk memperlancar informasi dan perkembangan pengetahuan masyarakat di Desa Perhiasan. Sarana komunikasi yang ada di Desa Perhiasan meliputi : televisi, parabola, radio, surat kabar. Adapun jenis surat kabar yang ada di Desa Perhiasan antara lain Waspada, serta Pos Metro. Hanya saja surat kabar kurang berjalan lancar. Hal ini disebabkan


(53)

kurangnya minat masyarakat mencari informasi dari surat kabar. Kebanyakan masyarakat Desa Perhiasan mencari informasi dari televisi dan radio.

Sarana komunikasi televisi dan radio dapat ditemukan di Desa Perhiasan dengan mudah. Televisi telah bisa menerima ke sepuluh stasiun televisi swasta nasional seperti : (Indosiar, TPI, Trans, Anteve, Global, RCTI, SCTV, TV1, Metro, dan Trans 7 ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9

Sarana Umum Komunikasi

No. Jenis Komunikasi Jumlah Keterangan

1. Televisi 747 Baik

2. Anthena Parabola 2 Baik

3. Radio 260 Baik

4. Surat Kabar 2 Baik

4. Seluler Phone/Ponsel 170 Baik

Total 1181

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Sarana komunikasi di Desa Perhiasan dapat dikatakan lengkap dengan adanya media komunikasi seperti Seluler Phone/Ponsel, Televisi, Radio, dan Surat Kabar. Dari data yang terkumpul terlihat bahwa hampir rata-rata penduduk memiliki pesawat televise dan kesemuanya masih berfungsi dengn baik.

D.4. Sarana Umum Desa Perhiasan.

Di Desa Perhiasan telah terdapat sarana umum yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Perhiasan. Adapun sarana umum yang dimaksud adalah :


(54)

• Rumah Ibadah (Mesjid, Surau, Gereja Kristen, Gereja Khatolik)

• Sarana olah raga (Bulu tangkis, Bola volly)

• Sarana kesehatan (Puskesmas pembantu, Poliklinik, Posyandu) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini :

Tabel 10

Sarana Umum Desa Perhiasan

No. Jenis Sarana Umum Jumlah Keterangan

1. Sarana Pemerintahan 2 Baik

2. Sarana Rumah Ibadah 15 Baik

3. Sarana Olah Raga 5 Baik

4. Sarana Kesehatan 13 Baik

Total 35

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa di Desa Perhiasan telah memiliki sarana kesehatan yang berfungsi dengan baik. Kantor lurah dalam keadaan baik serta Balai Dusun yang masih berfungsi untuk kegiatan sosial kemasyarakat. Sarana Peribadatan yang baik serta sarana olah raga yang masih berfungsi untuk kegiatan olah raga masyarakat Desa Perhiasan.


(55)

E. Penggunaan tanah.

Luas Desa Perhiasan 1544,8 ha, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 11

Jenis Penggunaan Tanah

No. Jenis Luas (ha) Persentase

1. Sawah 71 4,59

2. Tanah Kering 123,5 7,96

3. Tanah Basah 10 0,65

4. Tanah Perkebunan 1337,1 86,55

5. Tanah Fasilitas Umum 3,2 0,25

6. Tanah Hutan -

Total 1544,8 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 71 ha (4,59%) dari luas Desa Perhiasan digunakan sebagai lahan persawahan. Tampaknya luas daerah Desa Perhiasan mayoritas digunakan untuk lahan perkebunan dan pertanian. Hal ini sesuai dengan ciri pokok mata pencaharian masyarakat Desa Perhiasan yakni bertani dan berkebun.

F. Pemerintahan Desa Perhiasan Kecamatan Selesai.

Desa Perhiasan merupakan salah satu Desa diantara Desa yang lainnya yang terdapat di Kecamatan Selesai. Desa sebagai bagian wilayah pemerintahan dalam wilayah pemerintahan Republik Indonesia yang dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Perhiasan adalah sebagai berikut :


(56)

Sekretaris Desa Lurah

Kaur Pemerintah LKMD

Kaur Kesra Kaur Keuangan

Kaur Pembangunan

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Skema II

Struktur Oraganisasi Pemerintah Desa Perhiasan

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan Tahun 2008

Kepala Dusun

Kepala Dusun


(57)

BAB V ANALISA DATA

A. Gambaran Umum Responden

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang metodologi penelitian tentang analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis ingin memperjelas bahwa penelitian ini dilakukan pada masyarakat Desa Perhiasan, dan merupakan jenis penelitian deskriptif.

Pada pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner/angket kepada responden ternyata semua kuesioner telah diisi dan memenuhi syarat untuk analisis, yaitu sebanyak 85 orang responden. Untuk lebih jelasnya data tentang responden yang terpilih, penulis memuat gambaran umum responden seperti yang diuraikan pada tabel-tabel berikut ini :

A.1. Status Dalam Keluarga

Status responden dalam keluarga perlu untuk diketengahkan karena hal ini manyangkut perbandingan antara pria dan wanita yang bekerja.

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga

No. Status Dalam Keluarga Jumlah Persentase

1. Suami 78 91,76

2. Isteri 7 8,24

Total 85 100


(58)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang berstatus suami sebanyak 78 orang ( 91,76%), dan yang berstatus isteri sebanyak 7 orang (8,24%). Hal ini disebabkan dengan pertimbangan bahwa mayoritas di Desa perhiasan yang bekerja sebagai pencari nafkah adalah suami. Sementara istri hanya bekerja pada pekerjaan rumah tangga, namun ada juga sebagian dari keluarga yang mencari nafkah adalah istri. Untuk itulah agar lebih representatif maka penulis mengambil jumlah responden seperti yang tertera di atas.

A.2. Usia

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. 18-25 10 11,76

2. 26-35 40 47,06

3. 36-45 30 35,29

4. 46-55 5 5,89

5. Di atas 56 - -

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua responden berada dalam usia produktif yakni 18-55 tahun. Kemudian semua responden yang diambil telah menikah atau berumah tangga. Hal ini disebabkan untuk lebih mengacu pada tujuan dari penelitian ini. Karena responden dianggap telah mengerti akan bagaimana seluk beluk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau dilihat dari komposisi usia responden yang paling banyak adalah usia antara 26– 35 tahun


(59)

yakni sebanyak 40 orang atau (47,06%). Kemudian usia antara 36-45 tahun yakni sebanyak 30 orang (35,29%), usia antara 18 - 25 tahun yakni sebanyak 10 orang atau (11,76%).

A.3. Jumlah Tanggungan

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1. 1 - 2 orang 11 12,94

2. 3 - 5 orang 46 54,12

3. Di atas 6 orang 28 32,94

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Jumlah tanggungan responden sangat berpengaruh pada sosial ekonomi mereka, karena diasumsikan jika jumlah tanggungan mereka banyak dengan status pekerjaan yang mayoritas bertani jelas akan menambah beban untuk dibiayai, baik pangan, sandang, pakaian dan lain-lain. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki anak 3-5 orang sebanyak 46 orang (54,12%), kemudian yang mempunyai anak lebih dari 6 orang sebanyak 28 orang (32,94%) dan 1-2 orang sebanyak 11 orang (12,94%). Kemudian jumlah anak yang besar ini jelas menambah alokasi pengeluaran biaya keluarga yang otomatis mempengaruhi tingkat sosial ekonomi responden.


(60)

A.4. Asal Responden

Untuk mengetahui dari mana asal responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 15

Distribusi Responden Berdasarkan Asal

No. Asal Jumlah Persentase

1. Desa Perhiasan 13 15,29

2. Pinggiran Desa Perhiasan

20 23,53

3. Luar Desa Perhiasan 52 61,18

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden berasal dari luar daerah Desa Perhiasan. Hal ini diasumsikan para responden datang ke Desa Perhiasan untuk bercocok tanam dengan cara transmigrasi. Kemudian dari wawancara dari beberapa responden penulis mendapat masukan bahwa para responden bersuku Jawa dan Batak yang berasal dari Kaban Jahe dan Tapanuli Selatan. Mereka pindah atau bertransmigrasi diakibatkan oleh masalah yang sudah biasa dan klasik yakni faktor ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yakni luar Desa Perhiasan sebanyak 52 orang (61,18%), pinggiran Desa Perhiasan sebanyak 20 orang (23,53%) dan yang berasal dari Desa Perhiasan sebanyak 13 orang (15,29 %).


(61)

A.5. Pekerjaan

Tabel 16

Distribusi Responden Tentang Jenis Pekerjaan

No. Pekerjaan Utama Jumlah Persentase

1. Petani 46 54,12

2. Pedagang 14 16,47

3. Buruh 12 14,12

4. Pegawai Negeri 5 5,89

5. Dan lain - lain 8 9,40

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden mayoritas adalah petani yakni sebanyak 46 orang (54,12%), kemudian pedagang sebanyak 14 orang (16,47%),buruh sebanyak 12 orang (14,12%), pegawai negeri sebanyak 5 orang (5,89%) serta dan lain – lain sebanyak 8 orang (9,40%). Jumlah responden yang mayoritas mempunyai pekerjaan sebagai petani disebabkan lahan / tanah di Desa Perhiasan cocok untuk dijadikan lahan pertanian.

A.6. Pendidikan

Disamping pekerjaan, pendidikan juga mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat, hal ini disebabkan terlihat jelas di Desa Perhiasan. Responden yang mempunyai pendidikan, tingkat status sosial ekonominya juga tinggi. Untuk membuktikan hal tersebut dapat dilihat pada pembahasan tentang pendidikan responden berikut ini :


(62)

Tabel 17

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. Perguruan Tinggi

/Akademi

4 4,72

2. SLTA 15 17,64

3. SLTP 18 21,17

4. SD 40 47,06

5. Tidak tamat SD 8 9,41

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden mayoritas berpendidikan SD yakni sebanyak 40 orang (47,06%). Kemudian responden yang mempunyai pendidikan SLTP sebanyak 18 orang (21,17%), SLTA sebanyak 15 orang (17,64%), tidak tamat SD sebanyak 8 orang (9,41%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (4,72%).

Dari data di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan responden masih tergolong rendah. Hal ini mempengaruhi para responden untuk mempunyai pekerjaan yang baik, karena perusahaan maupun lowongan pekerjaan jelas membutuhkan orang yang terampil dan mempunyai tingkat pendidikan yang baik. Apabila tingkat pendidikannya rendah maka akan memperoleh pekerjaan pada tingkat bawah yakni karyawan atau buruh. Diasumsikan tingkat pendapatan atau penghasilan akan kecil yang akhirnya mempengaruhi tingkat sosial ekonomi.


(63)

B. Faktor-Faktor Sosial Masyarakat B.1. Warisan

Warisan merupakan peninggalan pemberian orang yang telah meninggal kepada seseorang. Warisan ini biasanya berbentuk materi seperti tanah, uang, perhiasan dan lain-lain. Hal ini jelas mempengaruhi tingkat sosial ekonomi seseorang yang memperoleh warisan tersebut, karena warisan dapat dijadikan investasi maupun modal dalam menjalankan usaha dan bekerja. Kemudian dapat diasumsikan bahwa jika seseorang tersebut mempunyai banyak warisan, maka tingkat sosial ekonominya akan tinggi. Untuk mengetahui tentang warisan di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 18

Distribusi Responden Tentang Warisan

No. Warisan Jumlah Persentase

1. Banyak 9 10,59

2. Sedikit 18 21,17

3. Tidak ada 58 68,24

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak memiliki warisan, yakni sebanyak 58 orang (68,24%). Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat Desa Perhiasan umumnya masih dalam tingkat sosial ekonomi yang rendah, sehingga tidak mampu untuk mewariskan harta kepada keturunannya walaupun ada masih tergolong sedikit jumlahnya, yakni sebanyak 9 orang (10,59%).


(64)

“…Yang punya warisan ya cuman anak-anak keturunan tuan-tuan tanah la .kalo enggak dari mana dapat warisan, tanah cuman menyewanya sama tuan takur……”

Tabel 19

Distribusi Responden Tentang Warisan Dengan Pemenuhan Kebutuhan

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Mencukupi 9 10,59

2. Kurang mencukupi 18 21,17

3. Tidak mencukupi 58 68,24

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa warisan yang diperoleh para responden yang mencukupi kebutuhan sebanyak 9 orang (10,59%), kurang mencukupi sebanyak 18 orang (21,17%) dan tidak mencukupi sebanyak 58 orang (68,24%). Dari data di atas ini tergambar bahwa masyarakat Desa Perhiasan pada umumnya tidak mendapatkan warisan dari orang tuanya apalagi untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya. Sehingga mereka berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Seorang responden mengatakan :

“……Apa yang mau diwariskan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri saja Enggak cukup…”


(65)

B.2. Pekerjaan

Tabel 20

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Dengan Latar Belakang Pendidikan

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Sesuai 9 10,59

2. Tidak sesuai 56 65,88

3. Ragu – ragu 20 23,53

Jumlah 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak memiliki jenis pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yakni yang sesuai sebanyak 9 orang (10,59%), tidak sesuai sebanyak 56 orang (65,88%) dan yang ragu – ragu sebanyak 20 orang (23,53%). Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat desa Perhiasan yang rendah sehingga sulit mendapatkan jenis pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Seorang responden mengatakan :

“…gimana kami mau dapat kerja yang cocok sama pendidikan kami, pendidikan kami rendah, deking kami enggak ada di pemerintahan dan perusahaan.


(66)

Tabel 21

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dengan Pemenuhan Kebutuhan

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Mencukupi 54 63,52

2. Kurang mencukupi 26 30,58

3. Tidak mencukupi 5 5,90

Total 85 100

Sumber: Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa pekerjaan sekarang telah mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagian besar dari para responden yakni 54 orang (63,52%) yang mengatakan mencukupi. Dari sebagian kecil responden yang menjawab bahwa pekerjaannya tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya keterampilan yang mereka miliki.

Seorang responden mengatakan :

“……Alhamdulillah dari hasil kerja sekarang ini, kami bisa nyekolahkan anak -anak. Untuk kebutuhan sehari-hari bisa seperti tetangga lainnya…”

Lebih lanjut lagi responden mengatakan :

“…dulunya, pekerjaan kami enggak cukup untuk kebutuhan rumah tangga, apalagi untuk nyekolahkan anak-anak. Tapi dari upah kerja sekarang, untuk biaya sekolah anak-anak sudah cukup bisa seperti anak-anak yang lainnya…”

B.3. Pendidikan

Disamping pekerjaan, pendidikan juga mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat, hal ini dapat terlihat jelas di Desa Perhiasan. Responden yang mempunyai pendidikan tinggi, tingkat status sosial ekonomi juga tinggi.


(67)

Untuk membutikkan hal tersebut dapat dilihat pada pembahasan pendidikan responden dibawah ini.

Tabel 22

Distribusi Responden Tentang Penyuluhan

No Katagori Jumlah Persentase

1 Sering 7 8,24

2 Kadang-kadang 30 35,29

3 Tidak pernah 48 56,47

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel diatas menunjukkan bahwa para responden jarang mengikuti penyuluhan, dimana responden yang sering mengikuti penyuluhan hanya 7 orang saja (8,24%) responden. Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu luang yang mereka miliki untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang ada. Penyuluhan-penyuluhan ini sebenarnya sangat berpengaruh terhadap pendididkan dan pengetahuan para responden, penyuluhan in seperti penyuluhan tentang hukum, kesehatan, dan lain-lain.

Seorang responden mengatakan :

“…….Gimana kita mau ikut penyuluhan dari kecamatan atau kelurahan, waktu luang tidak ada. Kalau kita tidak kerja kita gak dapat upah, apa yang mau kita kasikan kepada keluarga…”


(68)

Tabel 23

Distribusi Responden Tentang Membaca Media Cetak

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Sering 7 8,24

2 Kadang-kadang 20 23,52

3 Tidak pernah 58 68,24

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel diatas menunjukkan bahwa para responden sering membaca media cetak, yakni sebanyak 7 orang (8,24%). kadang-kadang sebanyak 20 orang (23,52%) dan tidak pernah 58 orang (68,24%) . Jarangnya responden membaca media cetak berdampak kurangnya pengetahuan dan wawasan responden. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dampak ini disebabkan keterbatasan waktu dan minimnya pendistribusian media cetak.

Sorang responden mengatakan :

“……sebenarnya kami kepingin kali membaca koran, cumannya untuk memdapatkan koran warga harus membeli ke kota…,”

Tabel 24

Distribusi Responden Tentang Menonton Televisi

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Sering 70 82,35

2 Kadang-kadang 15 17,65

3 Tidak pernah

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel d iatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun responden yang tidak pernah menonton televisi, karena responden rata-rata mempuyai televisi, dan


(1)

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden telah mempunyai rumah sendiri yakni sebanyak 61 orang ( 71,76% ), rumah orang tua 20 orang ( 23,52% ), dan responden yang tinggal di rumah kontrakan sebanyak 4 orang ( 4,72% ). Dari data diatas menunjukkan bahwa responden sebagai besar sudah lama berdomisili di desa ini.

Seorang responden mengatakan :

“…Dulunya sebelum kawin kita sudah punya rumah dari orang tua kebetulan kami Cuma dua orang sayalah yang lebih besar, sedangkan adek saya sudah nikah, dia ikut suaminya lah dia …”

Seorang responden mengatakan :

“….dulunya sih masih ngontrak tapi sekarang sudah milik sendiri, ginilah kondisinya, sikit-sikit kita rehap kalau sekaligus memperbaikinya darimana daopat uangnya apalagi sekarang …”

Tabel 34

Distribusi Responden Tentang Bentuk Rumah

No Bentuk Jumlah Persentase

1 Permanen 24 28,23

2 Semi permanen 54 63,53

3 Gubuk / darurat 7 8,24

Total 85 100

Sumber : Hasil penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai bentuk rumah semi permanen sebanyak 54 orang ( 63,535 ), permanen 24 orang ( 28,23% ) dan gubuk / darurat sebanyak 7 orang ( 8,24% ). Responden yang mendiami rumah gubuk / darurat yang dimaksud adalah mereka yang memiliki pendapatn yang amat rendah dan responden yang baru menetap dilihat dari liokasi rumahnya sebagian besar tinggal di perladangan.


(2)

Seorang responden mengatakan :

“…. Rumah ini dulunya papan atapnya rumbia, tapi kita perbaiki sedikit-demi sedikit akhirnya seperti ini lah lumayan bagus dibandingkan dengan dulunya kalau hujan lebat angin kencang, gak tenang kami dalam rumah….”

Tabel 35

Distribusi Responden Tentang Sumber Penerangan Rumah No Sumber penerangan Jumlah Persentase

1 PLN 66 77,65

2 Genset 17 20,00

3 Lampu biasa / minyak 2 2,35

Total 85 100

Sumber : Hasil penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden tentang sumber penerangan rumah memakai PLN sebanyak 66 orang ( 77,65% ), Genset 17 orang ( 20,00% ) dan lampu biasa / minyak 2 orang ( 2,35 % ).

Seorang responden mengatakan :

“….dulu kita memang tidak mempunyai biaya untuk memasang PLN, karena biaya masih untuk membangun rumah dulu, sekarang rumah sudah jadi, makanya sudah bisa memasukkan PLN…”

Tabel 36

Distribusi Responden Tentang Sumber Air Minum

No Sumber air minum Jumlah Persentase

1 Sumur 65 76,47

2 Sungai 20 23,53

3 Tidak ada - -


(3)

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden masih menggunakan sumur sebagai sumber air, yakni sebanyak 65 orang ( 76,47% ), kemudian menggunakan sungai sebanyak 20 orang ( 23,53% ).

Seorang responden mengatakan :

“….adanya sungai disini, tapi agak jauh, makanya kami buat sumur,lagian mudahnya bikinnya, kita gali dua sampai tiga meter udah ketemu airnya…”

Tabel 37

Distribusi Responden Tentang Pemenuhan Pangan Sehari-Hari

No Pangan Jumlah Persentase

1 Mencukupi 66 77,65

2 Kurang mencukupi 17 18,82

3 Tidak mencukupi 4 3,53

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam pemenuhan pangan sehari-hari telah mencukupi yakni sebanyak 66 orang (77,65%), kurang mencukupi sebanyak 17 orang (18,82%) dan tidak mencukupi sebanyak 4 orang (3,53%). Dalam kondisi sekarang ini harga barang – barang kebutuhan sehari-hari cukup tinggi. Penduduk yang tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari sudah ada yang makan jagung dan ubi kayu sebagai makanan pokok.

Seorang responden mengatakan :

“…,untuk kebutuhan sehari-hari mau tidak mau harus kita penuhi. kalau kebutuhan yang lain ya nanti-nanti lah itu, yang penting kebutuhan pangan sehari-hari masih bisa dipenuhi…”


(4)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada analisa data pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, karena pekerjaan mempengaruhi tingkat pendapatan yang artinya mempengaruhi tingkat penghasilan dan status sosial masyarakat di desa tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi seseorang atau masyarakat adalah warisan, namun dalam penelitian tidak banyak dijumpai responden yang menerima warisan dari orang tuanya, karena rata-rata tingkat sosial ekonomi masyarakat di desa tersebut belum tergolong tinggi. Kemudian faktor pendidikan juga merupakan salah satu yang mempengruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat, dimana seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan mudah dalam mendapatkan pekerjaan yang baik serta akan memudahkan mereka untuk mendapatkan akses ke pemerintahan dan lembaga keuangan, sehingga kehidupannya menjadi lebih baik.


(5)

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Agar instansi yang terkait dalam hal ini lebih meningkatkan faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat terutama jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterampilan.

2. Dalam meningkatkan tingkat sosial ekonomi, hendaknya instansi yang berkompoten mencari, menggali serta menciptakan faktor- faktor lain yang mungkin atau layak dilakukan masyarakat untuk memperbaiki kondisi sosial

ekonominya.

3. Diharapkan partisifasi semua pihak guna meningkatkan tarap hidup masyarakat pada umumnya dan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah pada khususnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, Agama dan Perubahan Sosial, Rajawali Press, Jakarta, 1993. Boserup, Ester, Peranan Wanita dalam Pembangunan Ekonomi, Rajawali Press,

Jakarta, 1988.

Budihardjo, Eko, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, Alumni, Bandung, 2005. Cahyani P, Soraya, Profil Keluarga Miskin Perkotaan, UNIB, Bengkulu, 1994. Djoyohadikusumo, Sumitro, Perdagangan dan Industri Dalam Pembangunan,

LP3ES, Jakarta, 1985.

Kartono, Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Rajawali Press, Jakarta, 1991. Ketaren, Nurlela, Diktat Azas-Azas Manajemen, FISIP USU, Medan, 2004. Malo, Manase, Metode Penelitian Masyarakat, UI, Jakarta, 1980.

Marnis, Nawi, Dampak Sosial Budaya Akibat Penyempitan Lahan Pertanian di Sumbar, IDKD, Padang, 1987.

Mulyanto, Hans, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Rajawali Press, Jakarta, 1995.

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1995.

Ngadiyono, Pengantar Ilmu Pendidikan, Alumni, Bandung, 1998.

Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja, Ilham Jaya, Bandung, 1995.

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1990. Soemardjan, Selo, Setangkai Bunga Sosiologi, FE UI, Jakarta, 1984.