Imbalan Ekstrinsik Imbalan Intrinsik Tersedianya Fasilitas Bekerja

28 ketrampilan khusus akan mempunyai posisi tawar menawar yang lebih kuat dalam menentukan tingkat kompensasi dibandingkan dengan calon karyawan yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus.

2.3.4. Pengukuran Kompensasi

Pengukuran kompensasi berdasar pada Simamora 1997:562-563 yang menarik perbedaan diantara dua tipe dasar atau kategori dari kompensasi sebagai berikut:

a. Imbalan Ekstrinsik

Imbalan ekstrinsik secara eksternal dihasilkan oleh seseorang atau sesuatu yang lainnya. Imbalan ekstrinsik tidak mengikuti secara alamiah atau secara inheren kinerja suatu aktivitas, namun diberikan kepada seseorang oleh pihak eksternal atau dari luar. Contoh imbalan ekstrinsik adalah gaji, tunjangan, sanjungan dan pengakuan. Termasuk dalam imbalan ekstrinsik adalah hal-hal seperti pengakuan dan pujian dari atasan, promosi, kantor yang mewah, tunjangan pelengkap seperti asuransi, pensiun, dan opsi-opsi saham, dan imbalan-imbalan sosial.

b. Imbalan Intrinsik

Adalah imbalan-imbalan yang dinilai di dalam dan dari mereka sendiri. Imbalan intrinsik ini melekatinheren pada aktivitas itu sendiri, dan pemberiannya tidak tergantung pada kehadiran atau tindakan-tindakan dari orang lain atau hal-hal lainnya. Contohnya : perasaan kompetensi pribadi, tanggung jawab dan otonomi pribadi, dan perasaan pertumbuhan pribadi. 29 2.4. Lingkungan Kerja 2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja Aspek yang menunjang terlaksananya karyawan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitasnya adalah keadaan lingkungan kerjanya. Karena dengan melihat kondisi lingkungan kerja yang baik akan menunjang para karyawan lebih semangat dalam melakukan aktivitasnya. Menurut Nitisemito 2001:39 lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Definisi lingkungan kerja menurut Komarudin 2001: 87 adalah kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya. Sedangkan Kartono dalam Arisona 2008:33 mengatakan bahwa lingkungan kerja adalah kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada dalam perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi pekerja dalam rangka menjalankan operasi perusahaan.

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito 2001:58 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja antara lain: 1. Penerangan Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk kedalam ruang kerja. Penerangan dalam suatu ruangan kerja tidak hanya disebabkan oleh listrik saja tetapi termasuk juga penerangan sinar matahari. Penerangan yang ada 30 harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap, dengan sistem penerangan yang baik diharapkan karyawan akan menjalankan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan karyawan dalam bekerja dapat diperkecil. 2. Suhu udara Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan dapat menjadi penyebab penurunnya kepuasan kerja para karyawan sehingga akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses produksi. 3. Sirkulasi udara Pertukaran udara terutama dalam ruangan sangat diperlukan apalagi bila dalam ruangan tersebut penuh dengan karyawan. Pertukaran udara yang cukup, sangat baik dan berpengaruh terhadap kesegaran dan kesehatan fisik karyawan. 4. Ketenangan ruangan Ruangan dalam lingkungan kerja jika tenang akan membuat setiap karyawan dapat berkonsentrasi melakukan aktivitasnya sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 5. Kebisingan suara Hal- hal yang menyebabkan kebisingan harus diredam seminim mungkin sebab suasana bising yang bersumber dari mesin-mesin pabrik akan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. 6. Keamanan kerja Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang diperhatikan oleh perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam bekerja sehingga meningkatkan produktivitas karyawan. 31 7. Perlengkapan kerja Dalam melakukan pekerjaan perlu dilengkapi suatu adanya perlengkapan, karena bila tidak terpenuhi peralatan tersebut, maka akan menghambat pekerjaan sehingga perusahaan harus meneliti dan mempersiapkan kelengkapan peralatan yang bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.4.3. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Secara garis besar lingkungan kerja meliputi fisik dan non fisik Sedarmayanti,2001 : 21; Siagian, 2001:57. 1. Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. A da beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik, yaitu : a. Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang juga dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja. b. Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang dalam suatu ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit. c. Tersedianya peralatan yang cukup memadai. d. Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup. e. Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah, seperti kafetaria baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya yang mudah dicapai karyawan. 32 f. Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau musholla, baik di lingkungan organisasi maupun disekitarnya. g. Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh. 2. Lingkungan kerja Non fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. P ada hakekatnya manusia dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi bekerja merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan.

2.4.4. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito 2001: 159 lingkungan kerja diukur melalui : a. Suasana Kerja Hal ini dimaksudkan bahwa kondisi kerja yang ada menyenangkan, nyaman dan aman bagi setiap karyawan yang ada di dalamnya b. Hubungan dengan Rekan Sekerja Hubungan dengan rekan sekerja yang harmonis dan tanpa ada saling intrik sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi adalah hubungan yang harmonis diantara rekan kerja.

c. Tersedianya Fasilitas Bekerja

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja lengkap atau mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang 33 lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses dalam bekerja. Menurut Roberts, et all dalam Mas 34 lebih berkomitmen pada organisasi dan orang-orang yang berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar. Variabel kompensasi juga harus diperhatikan oleh perusahaan demi terciptanya komitmen organisasi karyawan. Menurut Handoko 2001:155 kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Selain itu, kompensasi juga penting bagi perusahaan karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Selain kepuasan kerja dan kompensasi ada pula variabel lingkungan kerja yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Nitisemito 2001:39 mendefinisikan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerjaan dan yang dapat mempengaruhi seorang karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi mempunyai arti penting bagi manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya, karena lingkungan kerja ini akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung manusia di dalamnya. Berdasar uraian tersebut maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : 35 Kompensasi a. Imbalan intrinsik b. Imbalan ekstrinsik Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

2.6. Hipotesis