PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN UNIT SPINNING II PT. SINAR PANTJA DJAJA PAN ASIA GROUP SEMARANG
1
PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN
KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN UNIT
SPINNING II PT. SINAR PANTJA DJAJA
PAN ASIA GROUP SEMARANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ariestia Budi Alfaranti NIM. 7350406557
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
(2)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Syamsu Hadi, M.si NIP. 195212121978031002
Drs. S. Martono, M.si NIP. 196603081989011001
Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si NIP. 195708201983031002
(3)
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Penguji
Endang Sutrasmawati, S.E. MM NIP. 196704182000122001
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Syamsu Hadi, M.Si Drs. S. Martono, M.Si
NIP. 195212121978031002 NIP.
196603081989011001
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
(4)
PERNYATAAN
Saya menyatakan yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini
adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2011
Ariestia Budi Alfaranti
NIM. 7350406557
(5)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :
Lakukan apa yang dapat dilakukan hari ini, jangan tunggu hingga esok
Persembahan :
Atas rahmat dan ridho Allah S.W.T, Skripsi ini kupersembahkan:
1. Kepada Bapak Sigit Budi Hartanto, Ibu Lely Mahrita dan seluruh keluargaku tercinta, terima kasih untuk doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan, semangat serta kesabaran yang begitu besar.
2. Almamaterku
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan sehingga penulis dapat
(7)
8. Seluruh staf dan karyawan PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
9. Wahyu Wisma Aji yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
(8)
SARI Ariestia Budi Alfaranti, 2011.
(9)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
2.1 Komitmen Organisasi ... 12
2.1.1 Pengertian komitmen organisasi ... 12
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi ... 13
2.1.3 Dimensi komitmen organisasi ... 14
2.1.4 Aspek-Aspek komitmen organisasi ... 16
2.1.5 Indikator komitmen organisasi ... 17
2.2 Kepuasan Kerja ... 18
2.2.1 Pengertian kepuasan kerja ... 18
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ... 19
2.2.Indikator kepuasan kerja ... 21
2.3 Kompensasi ... 22
(10)
2.3.1 Pengertian kompensasi ... 22
2.3.2 Manfaat dan tujuan pemberian kompensasi ... 23
2.3.3 Faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi ... 25
2.3.4 Pengukuran Kompensasi ... 28
2.4 Lingkungan Kerja ... 29
2.4.1 Pengertian lingkungan kerja ... 29
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja ... 29
2.4.3 Jenis-jenis lingkungan kerja ... 31
2.4.4 Indikator lingkungan kerja ... 32
2.5 Kerangka berfikir ... 33
2.6 Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Populasi penelitian ... 37
3.2. Sampel penelitian ... 37
3.3 Variabel penelitian ... 40
3.4 Sumber data ... 41
3.5 Metode pengumpulan data ... 42
3.6 Uji validitas dan reliabilitas ... 43
3.6.1 Uji validitas ... 43
3.6.2 Uji reliabilitas ... 50
3.7 Metode analisis data ... 51
3.7.1 Analisis deskriptif persentase ... 51
3.7.2 Uji asumsi klasik ... 55
3.7.2.1 Uji normalitas ... 55
3.7.2.2 Uji multikolinieritas ... 56
3.7.2.3 Uji heterokedastisitas ... 56
3.7.2.4 Uji autokorelasi ... 57
3.7.3 Analisis jalur ... 58
3.7.4 Koefisien determinasi ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62
4.1 Hasil Penelitian ... 62
(11)
4.1.1 Gambaran umum perusahaan ... 62
4.1.2 Deskripsi responden ... 63
4.1.3 Analisis Dekriptif Persentase ... 65
4.1.3.1 Deskripsi variabel kompensasi ... 65
4.1.3.2 Deskripsi variabel lingkungan kerja ... 68
4.1.3.3 Deskripsi variabel kepuasan kerja ... 69
4.1.3.4 Deskripsi variabel komitmen organisasi ... 71
4.1.4 Hasil uji asumsi klasik ... 74
4.1.4.1 Hasil uji normalitas ... 75
4.1.4.2 Hasil uji multikolinieritas ... 77
4.1.4.3 Hasil uji heterokedastisitas ... 78
4.1.4.4 Hasil uji autokorelasi ... 80
4.1.5 Analisis Jalur ... 81
4.1.6 Pengujian hipotesis ... 83
4.1.7 Koefisien determinasi ... 86
4.2 Pembahasan ... 87
BAB V PENUTUP ... 91
5.1. Simpulan ... 91
5.2. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN ... 97
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Karyawan Mangkir ... 7
Tabel 1.2 Data Pelanggaran Karyawan ... 7
Tabel 3.1 Populasi Karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang ... 37
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 40
Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen variabel kompensasi ... 44
Tabel 3.4 Hasil uji ulang validitas instrumen variabel kompensasi ... 45
Tabel 3.5 Hasil uji validitas instrumen variabel lingkungan kerja ... 46
Tabel 3.6 Hasil uji ulang validitas instrumen variabel lingkungan kerja .... 47
Tabel 3.7 Hasil uji validitas instrumen variabel kepuasan kerja ... 47
Tabel 3.8 Hasil uji ulang validitas instrumen variabel kepuasan kerja ... 48
Tabel 3.9 Hasil uji validitas instrumen variabel komitmen organisasi ... 49
Tabel 3.10 Hasil uji ulang validitas instrumen komitmen organisasi ... 50
Tabel 3.11 Hasil uji reliabilitas ... 51
Tabel 3.12 Persentase skor kompensasi ... 53
Tabel 3.13 Persentase skor lingkungan kerja ... 53
Tabel 3.14 Persentase skor kepuasan kerja ... 54
Tabel 3.15 Persentase skor komitmen organisasi ... 54
Tabel 3.16 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ... 58
Tabel 4.1 Responden berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 64
Tabel 4.2 Responden berdasarkan masa kerja dan pendidikan ... 65
Tabel 4.3 Tanggapan responden terhadap kompensasi ... 66
Tabel 4.4 Persentase skor kompensasi ... 67
Tabel 4.5 Tanggapan responden terhadap lingkungan kerja ... 68
Tabel 4.6 Persentase skor lingkungan kerja ... 69
Tabel 4.7 Tanggapan responden terhadap kepuasan kerja ... 70
Tabel 4.8 Persentase skor kepuasan kerja ... 71
Tabel 4.9 Tanggapan responden terhadap komitmen organisasi ... 72
Tabel 4.10 Persentase skor komitmen organisasi ... 73
(13)
Tabel 4.11 Hasil olah SPSS 16.0 variabel kompensasi dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja ... 74 Tabel 4.12 Hasil olah SPSS 16.0 variabel kompensasi lingkungan kerja
dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi ... 75 Tabel 4.13 Pengaruh langsung dan tidak langsung ... 86
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka berfikir... 35
Gambar 3.1 : Model struktural analisis jalur ... 59
Gambar 4.1 : Model analisis jalur ... 83
(15)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 : Normal P.Plot dengan variabel terikat kepuasan kerja ... 76
Grafik 4.2 : Normal P.Plot dengan variabel terikat komitmen organisasi ... 77
Grafik 4.3 : Scatterplot variabel kepuasan kerja ... 78 Grafik 4.4 : Scatterplot variabel komitmen organisasi
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen penelitian ... 97
Lampiran 2. Tabulasi data uji coba angket ... 106
Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 110
Lampiran 4. Tabulasi data uji ulang angket ... 114
Lampiran 5. Hasil uji ulang validitas dan reliabilitas ... 118
Lampiran 6. Tabulasi data hasil penelitian ... 122
Lampiran 7. Uji asumsi klasik ... 139
Lampiran 8. Hasil regresi ... 144
Lampiran 9. Surat ijin penelitian ... 146
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Manusia sebagai anggota organisasi memegang peranan penting bagi
usaha mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan suatu organisasi tidak akan lepas
dari sumber daya manusia karena manusia memiliki kemampuan berupa
sumbangan tenaga maupun pikirannya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Keadaan ini menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang harus
ditingkatkan produktivitasnya.
Bertumpunya organisasi pada karyawan membuat organisasi perlu untuk
menumbuhkan keyakinan dalam diri karyawan untuk memiliki kesamaan dengan
nilai dan tujuan organisasi. Keyakinan ini akan menimbulkan perasaan keterkaitan
dalam diri karyawan yang diharapkan mendorong karyawan agar mau
bekerjasama dengan organisasi. Keterkaitan karyawan terhadap organisasi tempat
mereka bekerja dikenal dengan istilah komitmen organisasi.
Komitmen organisasi menurut Robbins (2001:140) adalah suatu keadaan
di mana karyawan memihak kepada organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,
serta berniat memelihara keanggotaannya dalam organisasi itu. Pengertian
komitmen terhadap organisasi ini menurut Steers dan Porter dalam Djati (2003:31)
lebih dari sekedar keanggotaan dan kesetiaan yang pasif, tetapi juga melibatkan
hubungan aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala
(18)
kepada organisasi biasanya menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian
terhadap tugasnya, sangat memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
tugas-tugas serta sangat loyal terhadap perusahaan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya komitmen
seorang karyawan terhadap organisasi. Kusmaryani (2007:97) membagi
faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap organisasi menjadi 3
faktor, yaitu karakteristik personal, harapan seseorang dan faktor-faktor organisasi.
1. Karakteristik personal yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap
organisasi metiputi usia, jenis kelamin, masa kerja, kemauan, etika kerja dan
tingkat pekerjaan. Adanya perbedaan individu secara personal tentu saja akan
mempengaruhi komitmen terhadap pekerjaan.
2. Harapan seseorang terhadap pekerjaan akan menentukan komitmen terhadap
organisasi. Apabila seseorang mengalami kepuasan terhadap pekerjaannya
serta sesuai dengan harapannya, diprediksikan orang tersebut akan memiliki
komitmen terhadap oganisasi.
3. Faktor-faktor organisasi seperti lingkungan kerja, kebijakan-kebijakan, status
organisasi dan balas jasa akan memberikan pengaruh terhadap terpeliharanya
komitmen seseorang terhadap organisasi.
Komitmen karyawan menjadi hal penting bagi sebuah perusahaan dalam
menciptakan kelangsungan hidup. Karyawan sebagai anggota organisasi akan
lebih mudah mencapai prestasi kerja yang tinggi jika mempunyai perilaku dan
sikap positif. Artinya, dengan menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai
(19)
organisasi, karyawan akan dapat memahami sasaran dan kebijakan organisasi.
Pada akhirnya karyawan akan dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk
keberhasilan organisasi.
Rendahnya komitmen memberikan kerugian tidak hanya kepada
perusahaan, tetapi juga kerugian kepada diri individu yang keluar dari perusahaan.
Indikasi paling jelas dari rendahnya komitmen organisasi secara praktis adalah
tingginya jumlah pegawai yang mangkir dan mengundurkan diri atau keluar dari
organisasi. Keinginan untuk mengundurkan diri tersebut tentunya tidak mudah untuk
diwujudkan mengingat berbagai kondisi yang tidak atau kurang memungkinkan bagi
karyawan untuk pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Akhirnya, bentuk
ketidakmampuan mereka untuk keluar tersebut diwujudkan dengan tidak peduli
terhadap pekerjaan mereka serta tidak merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan
perusahaan.
Komitmen organisasi seorang karyawan sangat berkaitan erat dengan
kepuasan kerja yang dirasakan karyawan tersebut. Menurut Aktami (2004: 03)
komitmen dan kepuasan kerja dapat diidentifikasikan sebagai akumulasi dari hasil
interaksi yang terjadi secara terus-menerus antara pribadi dengan pekerjaan dan
lingkungan tempatnya bekerja dalam suatu kurun waktu tertentu. Kepuasan sangat
penting bagi perusahaan karena berperan untuk mengetahui bagaimana tanggapan
positif karyawan terhadap pekerjaannya, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk
meningkatkan komitmen karyawan.
Kepuasan kerja menurut Slamet (2007:203) merupakan suatu keadaan
penting yang harus dimiliki oleh setiap pekerja, dimana manusia tersebut mampu
(20)
gairah dan sungguh-sungguh, sehingga tujuan organisasi akan tercapai. Persoalan
kepuasan kerja akan dapat terlaksanakan dan terpenuhi apabila beberapa variabel
yang mempengaruhi sangat mendukung. Variabel yang dimaksud adalah
kompensasi. Karyawan tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa
penghargaan atas kontribusi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan.
Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan karyawan melalui pemberian
kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan.
Dalam bekerja, seseorang memberikan apa yang ada dalam dirinya kepada
organisasi, dan sebaliknya dia juga menuntut supaya organisasi memberikan apa
yang menjadi keinginannya. Bagi karyawan imbalan yang diberikan organisasi
dapat memuaskan satu atau lebih kebutuhannya. Jika dalam hal tersebut terjadi
keadilan, maka terjadilah suatu keseimbangan antara harapan serta kenyataan
yang diperoleh. Hal ini akan membuat karyawan terpuaskan dan akan
menunjukkan hubungan yang positif dengan organisasi yang mengarah pada
komitmen.
Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:206) perusahaan harus dapat
menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga dapat menopang tercapainya
tujuan perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Simamora dalam Adhian
(2010:06) menyatakan bahwa kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi
yang tanggap terhadap situasi dan sistem yang dapat memotivasi karyawan.
Sistem kompensasi hendaknya memuaskan kebutuhan karyawan, memastikan
perlakuan adil terhadap mereka dalam hal kompensasi dan memberikan imbalan
(21)
kondisi seperti di atas maka karyawan akan senang hati memenuhi permintaan
pihak manajemen untuk bekerja secara optimal.
Kebijakan kompensasi selain memberikan imbalan pada karyawan atas
pekerjaan yang dilakukan karyawan juga merupakan salah satu cara yang efektif
untuk mempertahankan karyawan potensial. Oleh karena itu pemberian
kompensasi perlu mendapat perhatian khusus dan dilaksanakan atas dasar
kepentingan perusahaan maupun kebutuhan karyawan, sehingga menghasilkan
manfaat yang maksimal. Perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara
jumlah kompensasi dengan tingkat konstribusi yang disumbangkan oleh tenaga
kerja kepada perusahaan.
Selain kompensasi, faktor lain yang dapat diindikasikan sebagai pemicu
meningkat atau tidaknya kepuasan karyawan adalah faktor lingkungan kerja.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan.
Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu
perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai perngaruh langsung terhadap
para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja
yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja sebaliknya
lingkungan kerja yang tidak memadai dapat menurunkan kinerja karyawan dan
akhirnya kepuasan kerja karyawan.
Lingkungan kerja yang produktif dan efisien akan mendorong seseorang
bekerja secara maksimal sehingga akan dapat meningkatkan kepuasan karyawan.
Namun sebaliknya lingkungan kerja yang tidak produktif, efisien dan efektif bagi
(22)
yang pada akhirnya akan berimplikasi secara luas tidak saja pada institusi dimana
karyawan bekerja. Suatu lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:02)
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan kerja yang
kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang merupakan perusahaan
tekstil yang bergerak di bidang pemintalan (spinning). Industri ini tergolong
industri padat karya sehingga peranan sumber daya manusia dalam perusahaan
tersebut sangat penting. PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang sangat
memerlukan kinerja karyawan yang tinggi untuk meningkatkan produksi
perusahaan karena sebagian besar dari penjualan mereka berorientasi pada ekspor
yaitu sebesar 65%-70%.
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa 50%
karyawan Unit Spinning II sudah bekerja lebih dari sepuluh tahun. Hal ini
mengindikasikan adanya komitmen karyawan terhadap perusahaan. Selain itu,
adanya komitmen ditunjukkan dari adanya keinginan karyawan untuk tetap
mempertahankan keanggotaanya dalam perusahaan diperlihatkan dari sedikitnya
jumlah karyawan yang berhenti bekerja atau keluar dari perusahaan. Banyaknya
permasalahan yang muncul ketika kerja, tetap tidak membuat karyawan
(23)
Tabel 1.1. Data Karyawan Mangkir Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia group Semarang Bulan Agustus-Desember 2010
BULAN JUMLAH
AGUSTUS 2
SEPTEMBER -
OKTOBER -
NOVEMBER 1
DESEMBER 1
Sumber : Bagian Personalia PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang, 2011
Komitmen karyawan Unit Spinning II, ternyata tidak diikuti rasa kepuasan
kerja. Pada dasarnya, seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi
kesetiaannya pada perusahaan apabila memperoleh kepuasan kerja.
Ketidakpuasan kerja karyawan diindikasikan dari banyaknya pelanggaran yang
dilakukan. Pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan mengharuskan perusahaan
mengeluarkan surat peringatan (SP) hingga keputusan scorsing.
Tabel 1.2. Data Pelanggaran Karyawan Unit Spinning II PT.Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Bulan Agustus - Desember 2010
BULAN SP I SP II SP III SCORSING TOTAL
AGUSTUS 20 2 2 - 24
SEPTEMBER 26 8 4 6 44
OKTOBER 18 1 2 21
NOVEMBER 19 11 - 2 32
DESEMBER 15 4 1 5 25
Sumber : Bagian Personalia PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang, 2011
Surat peringatan (SP) I dikeluarkan apabila karyawan melakukan
pelanggaran yang masih dianggap ringan, seperti tidak bekerja dalam beberapa
hari tanpa keterangan. SP II dikeluarkan apabila karyawan tidak menghiraukan
(24)
menghiraukan peringatan dari SP II dan apabila karyawan melakukan pelanggaran
yang dianggap berat seperti merokok di dalam lingkungan perusahaan. Apabila
karyawan tetap tidak menghiraukan SP III yang telah dikeluarkan karyawan akan
diberikan peringatan terakhir dalam bentuk scorsing
Ketidakpuasan yang dirasakan karyawan diduga disebabkan karyawan
masih merasakan apa yang telah diterima mereka dalam bentuk kompensasi masih
jauh dari seperti yang diharapkan. Karyawan masih merasakan sistem imbalan
yang ada belum cukup memadai, terutama dalam hal pembagian insentif dan
bonus. Karyawan merasa sistem pembagian insentif dan bonus tidak didasarkan
pada hasil kerja mereka selama ini. Perasaan ketidakadilan pembagian
kompensasi ini, dikhawatirkan berdampak pada komitmen karyawan. Apabila
karyawan terus saja merasa adanya ketidakadilan mungkin saja mereka akan
berfikir untuk mengabaikan pekerjaannya dan memilih keluar dari perusahaan
untuk mencari tempat kerja lain.
Selain karyawan merasakan adanya ketidakadilan dalam hal kompensasi,
karyawan bagian produksi merasakan ketidaknyamanan di dalam ruang bekerja.
Mereka bekerja di dalam ruangan yang relatif kurang bersih, temperatur ruangan
yang cenderung panas, suara dari mesin yang menyebabkan kebisingan serta
penerangan yang kurang memadai. Hal ini sangat menganggu konsentrasi kerja
karyawan. Selain itu lantai yang licin juga membuat karyawan merasa tidak
nyaman dalam bekerja karena mereka harus sangat berhati-hati agar tidak
terpeleset.
(25)
lingkungan kerja bagi para karyawan. Pembagian kompensasi yang dirasa adil
serta lingkungan kerja yang kondusif akan menimbulkan kepuasan kerja yang
dirasakan oleh para karyawan dan akhirnya akan memunculkan komitmen
organisasi dalam diri karyawan. Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh
kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan komitmen para
(26)
5. Adakah pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi karyawan
Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kompensasi secara langsung
terhadap komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja
Djaja Pan Asia Group Semarang.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kompensasi secara tidak
langsung terhadap komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar
Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara
langsung terhadap komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar
Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang.
4. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara tidak
langsung terhadap komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar
Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang.
5. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan
Asia Group Semarang.
1.4.Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda yaitu
(27)
1. Guna teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini diharapkan akan
bermanfaat dalam memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan
ilmu manajemen SDM, khususnya dalam menghasilkan konsep mengenai
pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan
komitmen organisasi karyawan.
2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini bisa berguna bagi perusahaan
khususnya PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang, untuk dapat
mengetahui sejauh mana kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh pada
kepuasan kerja dan komitmen organisasi karyawan, kemudian hasilnya dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi dan kebijakan
pemimpin untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi para
karyawan. Sedangkan bagi para akademisi, sebagai implikasi lebih lanjut
dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan
(28)
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Komitmen Organisasi
2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasi
Dalam dunia kerja, komitmen seorang karyawan terhadap organisasi
dimana ia bekerja menjadi salah satu unsur sikap kerja yang sangat penting.
Komitmen organisasi merupakan suatu dimensi perilaku yang penting yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan para pekerja dalam mendedikasikan
dirinya pada organisasi.
Komitmen organisasi menurut Mathis dan Jackson (2001:99) adalah
tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan
mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut. Robbins
(2002:140) mengemukakan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu
keadaan dimana karyawan mengindentifikasikan dirinya dengan elemen-elemen
organisasi beserta tujuan-tujuannya, serta berkeinginan untuk memelihara
keanggotaan dalam organisasi. Karyawan yang memiliki tingkat komitmen
organisasi yang tinggi akan mengidentifikasikan dirinya terhadap organisasi
secara keseluruhan dan bersikap setia pada organisasi. Dengan demikian, adanya
komitmen organisasi pada karyawan dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu :
kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi,
kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama
organisasi serta keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam
(29)
organisasi.
Luthans (2002:235) juga mengatakan bahwa komitmen organisasi
merupakan suatu sikap mengenai kesetiaan karyawan terhadap organisasi tempat
mereka bekerja. Sikap ini merupakan suatu proses yang berlangsung terus
menerus (continue) dimana karyawan juga memperlihatkan kepedulian tinggi pada organisasi, sehingga komitmen organisasi merupakan sikap kerja yang
bersifat tahan lama (durable) dan stabil.
Pendapat lain dikemukakan oleh Newstrom dan Davis dalam Maharani
(2005:13) bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan derajat
dimana karyawan dapat diidentikan dengan organisasi dan berkeinginan untuk
terus berpartisipasi secara aktif dalam organisasi tersebut. Dari pendapat tersebut,
dapat diketahui bahwa komitmen organisasi merupakan ukuran kemauan
karyawan untuk tinggal atau bertahan dalam perusahaan. Komitmen karyawan
terhadap organisasi juga mencerminkan kepercayaan karyawan kepada misi dan
tujuan perusahaan, kemauan untuk melakukan usaha-usaha tertentu dalam
mencapai misi dan tujuan itu, serta berniat untuk terus bekerja pada organisasi
tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
komitmen merupakan suatu keadaan di mana karyawan memihak dan peduli
kepada organisasi tertentu serta berniat memelihara keanggotaannya dalam
organisasi itu.
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
(30)
dipengaruhi 3 faktor, yaitu karakteristik personal, harapan seseorang dan
faktor-faktor organisasi.
4. Karakteristik personal yang mempengaruhi komitmen seseorang terhadap
organisasi metiputi usia, jenis kelamin, masa kerja, kemauan, etika kerja dan
tingkat pekerjaan, nilai-nilai, keyakinan, kepuasan dan kepribadian. Adanya
perbedaan individu secara personal tentu saja akan mempengaruhi komitmen
terhadap pekerjaan.
5. Harapan seseorang terhadap pekerjaan akan menentukan komitmen terhadap
organisasi. Pengalaman-pengalaman ketika berinteraksi kerja akan memberikan
referensi dalam mengevaluasi pekerjaan tersebut. Apabila seseorang
mengalami kepuasan terhadap pekerjaannya serta sesuai dengan harapannya,
diprediksikan orang tersebut akan memiliki komitmen terhadap oganisasi.
6. Faktor-faktor organisasi seperti lingkungan kerja, kebijakan-kebijakan, status
organisasi akan memberikan pengaruh terhadap terpeliharanya komitmen
seseorang terhadap organisasi. Reward yang diberikan organisasi seperti gaji, posisi, pengayaan dan variasi tugas, serta kekuasaan akan mempengaruhi
sejauh mana persepsi seseorang terhadap dukungan organisasi, yang pada
selanjutnya berpengaruh pada komitmen.
2.1.3. Dimensi Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen dalam Umam (2010:259) merumuskan tiga dimensi
komitmen dalam berorganisasi, yaitu affective, continuance, dan normative. 1. Affective commitment, berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap
(31)
kegiatan di organisasi. Komitmen ini dipengaruhi dan atau dikembangkan
apabila keterlibatan dalam organisasi terbukti menjadi pengalaman yang
memuaskan. Anggota organisasi dengan affective commitment akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memiliki keinginan untuk itu..
2. Continuance commitment, berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi sehingga akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota
organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi
anggota organisasi tersebut.
3. Normative commitment, menggambarkan perasaan keterkaitan untuk terus berada dalam organisasi. Komitmen normative dipengaruhi dan atau
dikembangkan sebagai hasil dari perasaan menerima keuntungan yang
menimbulkan perasaan akan kewajiban yang harus dibalas. Anggota organisasi
dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan pendapat Allen dan Meyer tersebut, dapat diinterpretasi
bahwa keputusan seseorang tetap bertahan di organisasi memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Seseorang dengan komitmen afektif yang kuat, bertahan di
organisasi, karena memang dia menyukai organisasi itu, sedangkan seseorang
dengan komitmen continuance yang kuat bertahan di organisasi, karena alasan kebutuhan hidup sebagai dorongan utamanya. Sedangkan seseorang dengan
komitmen normatif yang kuat, tetap bertahan di organisasi, karena alasan
(32)
2.1.4. Aspek-Aspek Komitmen Organisasi
Menurut Kuntjoro (2002:55) komitmen karyawan terhadap organisasi
memiliki tiga aspek utama yaitu :
1. Identifikasi
Identifikasi mewujud dalam bentuk kepercayaan karyawan terhadap organisasi.
Dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi, sehingga mencakup
beberapa tujuan pribadi para karyawan atau dengan kata lain organisasi
memasukkan pula kebutuhan dan keinginan karyawan dalam tujuan
organisasinya. Hal ini membuahkan suasana saling mendukung diantara para
karyawan dengan organisasi. Suasana tersebut akan membawa karyawan
dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi,
karena karyawan menerima tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun
demi memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.
2. Keterlibatan
Keterlibatan atau partisipasi dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk
diperhatikan karena adanya keterlibatan karyawan menyebabkan mereka akan
mau dan senang bekerja sama baik dengan pimpinan maupun dengan sesama
teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan
karyawan adalah dengan memancing partisipasi mereka dalam berbagai
kesempatan pembuatan keputusan, yang dapat menumbuhkan keyakinan pada
karyawan bahwa apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan
bersama. Disamping itu, dengan melakukan hal tersebut maka karyawan
(33)
dan konsekuensi lebih lanjut mereka merasa wajib untuk melaksanakan
bersama apa yang telah diputuskan karena adanya rasa keterkaitan dengan apa
yang mereka ciptakan.
3. Loyalitas
Loyalitas karyawan terhadap organisasi memiliki makna kesediaaan seseorang
untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan
mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.
Kesediaan karyawan untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi
adalah hal penting dalam menunjang komitmen karyawan terhadap organisasi
dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan
adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempat mereka bergabung
untuk bekerja.
2.1.5. Indikator Komitmen Organisasi
Menurut Stress dalam Dessler (2000:319) komitmen organisasi dapat dilihat
paling tidak dengan 3 faktor, yaitu:
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi
adalah kepercayaan karyawan terhadap manajemen organisasi serta merasa
bahwa nilai-nilai yang ada pada organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang
dianutnya.
b. Kemauan untuk mengusahakan kepentingan organisasi, berarti bahwa
karyawan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi pencapaian tujuan
(34)
c. Keinginan untuk mempertahankan menjadi anggota organisasi yang berarti
keinginan karyawan yang kuat untuk tetap mempertahankan keanggotaannya
dalam organisasi dan tidak berniat untuk mencari pekerjaan di luar
organisasinya saat ini.
2.2. Kepuasan Kerja
2.2.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Karyawan yang merasakan kepuasan
dalam bekerja tentunya akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Kepuasan
kerja menurut Handoko (2001:193-194) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Kondisi kepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan karyawan
bosan dengan tugas-tugasnya, kejadian ini cepat atau lambat tidak dapat
diandalkan, sehingga akan terjadi kemangkiran serta prestasi kerja yang buruk.
Sedangkan menurut Robbins (2002:36) kepuasan kerja adalah sikap umum
individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang
tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya.
(35)
pekerjannya. Mangkunegara (2008:117) berpendapat, kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan
dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.
Berdasar beberapa definisi tentang kepuasan kerja di atas, dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah evaluasi yang menggambarkan
perasaan seseorang atas sikap senang atau tidak senang, puas atau tidak puas
dalam bekerja.
2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2003:15), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja sebagi berikut:
1. Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
peningkatan kemampuan selama bekerja.
2. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
pegawai pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi
perasaan pegawai selama bekerja.
3. Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
(36)
4. Permasalahan dan manajemen
Oraganisasi dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan
situasi dan kondisi yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja
pegawai.
5. Pengawasan
Bagi pegawai, supervisor di anggap sebagai figur ayah dan sekaligus
atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.
6. Faktor intrinsik dalam kepegawaian
Atribut yang ada pada kepegawaian mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar
dan mudahnya tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
7. Kondisi kerja
Kondisi kerja di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan
tempat parkir.
8. Aspek sosial dalam kepegawaian
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai
faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. Bagi kebanyakan
karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu
tidak mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung
menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.
9. Komunikasi
Komunikasi yang lancar antar pegawai dengan pihak manajemen banyak
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
(37)
pendapat ataupun prestasi pegawainya sangat berperan dalam menimbulkan
rasa puas terhadap kerja.
10. Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dan pensiun atau perumahan merupakan standard
suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
2.2.3. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Hasibuan (2009:202) indikator kepuasan kerja adalah:
1. Kedisiplinan
Slamet (2007:215) berpendapat kepuasan kerja dapat dilihat dari tingkat
kedisiplinan karyawan, artinya jika kedisiplinan tinggi maka dapat
diindikasikan tingkat kepuasan juga tinggi. Sebaliknya bila kedisiplinan
rendah dapat diindikasikan tingkat kepuasan rendah. Disamping itu disiplin
bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi peraturan, prosedur, maupun
kebijakan yang ada, sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik.
Kedisiplinan sendiri menurut Hasibuan (2009:193) adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Moral Kerja
Moral kerja merupakan suatu perasaan bertanggung jawab karyawan atas
pekerjaannya sehingga akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan dari
karyawan tersebut. Karyawan yang mempunyai moral kerja yang rendah
(38)
sebaliknya karyawan yang memiliki moral kerja yang tinggi akan memiliki
hasil pekerjaan yang maksimal. Terbentuknya moral kerja berawal dari
adanya persepsi pegawai terhadap situasi di dalam organisasi secara
keseluruhan.
3. Turnover
Karyawan yang puas pada pekerjaannya pada umumnya tidak ingin keluar
dari organisasi tempatnya bekerja. Sebaliknya jika karyawan merasa tidak
puas, maka bisa jadi dia akan mencari pekerjaan lain atau keluar dari
tempatnya bekerja.
2.3. Kompensasi
2.3.1. Pengertian Kompensasi
Kompensasi menurut Simamora (1997:540) merupakan apa yang diterima
oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka pada organisasi. Sedangkan
Handoko (2001:98) berpendapat bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemberian kompensasi ialah bahwa
kompensasi itu harus layak, adil, dapat diterima, memuaskan, memberi motivasi
kerja, bersifat penghargaan, dan sesuai dengan kebutuhan.
Sigit (2003:136) berpendapat bahwa kompensasi adalah segala bentuk
imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya atas pengorbanan
karyawan yang bersangkutan. Pengorbanan karyawan tersebut dapat berupa kerja,
jasa kinerja, biaya, maupun jerih payah yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
(39)
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi
adalah balas jasa yang diberikan perusahaan sebagai penghargaan atas kerja yang
telah dilakukan karyawan.
2.3.2. Manfaat Dan Tujuan Pemberian Kompensasi
Pemberian kompensasi menurut Lewa dan Subowo (2005:132) akan
memberikan manfaat kepada dua belah pihak, baik kepada pihak perusahaan
maupun kepada pihak karyawan. Bagi perusahaan, pemberian kompensasi akan
bermanfaat untuk:
a. Bisa menarik karyawan yang tingkat keterampilan tinggi untuk bekerja pada
perusahaan.
b. Untuk memberikan rangsangan agar karyawan mau bekerja dengan giat untuk
mencapai prestasi yang tinggi yang berdampak pada peningkatan
produktivitas karyawan.
c. Untuk mengikat karyawan agar bekerja pada perusahaan.
Sedangkan untuk karyawan sendiri kompensasi akan memberikan
manfaat, seperti:
a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari
b. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
c. Untuk dapat menimbulkan semangat dan kegembiraan dalam bekerja
d. Untuk meningkatkan status sosial dan prestise karyawan dalam lingkungan
(40)
Menurut Soekidjo dalam Sugondo (2008:12) pemberian kompensasi dalam
suatu perusahaan harus diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sistem yang baik
dengan tujuan, yaitu:
a. Menghargai prestasi kerja
Pemberian kompensasi yang memadai merupakan suatu penghargaan
organisasi terhadap prestasi kerja karyawan, yang selanjutnya akan
mendorong motivasi dan kinerja karyawan seperti yang perusahaan harapkan.
b. Menjamin keadilan
Sistem kompensasi yang benar dapat menjamin keseimbangan dan keadilan
antara karyawan dengan organisasi atau perusahaan. Setiap karyawan berhak
mendapatkan imbalan yang pantas sesuai prestasi dan jabatan kerja.
c. Mempertahankan karyawan
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan bisa memberikan semangat
kerja yang tinggi dan membuat karyawan merasa nyaman dengan
pekerjaannya sekarang. Kompensasi dapat mempertahankan karyawan dalam
organisasi atau perusahaan, dalam hal ini berarti mencegah keluarnya
karyawan dari perusahaan karena merasa kurang sejahtera dalam organisasi
atau perusahaan tersebut.
d. Memperoleh karyawan yang bermutu
Kompensasi yang memadai dan tepat dapat memberikan rangsangan bagi
para calon pencari kerja yang akan menjadi karyawan. Dengan banyak calon
karyawan yang masuk, maka lebih banyak peluang untuk memilih karyawan
(41)
e. Pengendalian biaya
Seringnya penarikan karyawan baru berarti seringnya perusahaan atau
organisasi mengeluarkan biaya extra untuk rekruitmen. Dengan adanya
kompensasi, dapat mencegah keluarnya karyawan dari perusahaan dan itu
berarti mencegah pengeluaran biaya extra untuk pencarian dan seleksi
karyawan baru.
f. Memenuhi peraturan pemerintah
Sistem administrasi kompensasi juga merupakan tuntutan dari pemerintah
(hukum). Suatu perusahaan dituntut adanya sistem peraturan kompensasi
yang baik.
2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
Menurut Lewa dan Subowo (2005: 133) pertimbangan pemberian
kompensasi bagi karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam
perusahaan dan faktor-faktor yang datang dari luar perusahaan Faktor-faktor dari
dalam perusahaan yang mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi bagi
karyawan adalah:
a. Berat ringannya suatu pekerjaan; untuk pekerjaan yang mengandung resiko
tinggi maka pemberian kompensasinya akan lebih tinggi dari pada pekerjaan
yang tidak mengandung resiko tinggi.
b. Kemampuan kerja dari karyawan tersebut; kemampuan seseorang harus
dihargai perusahaan dengan memberikan kompensasi yang memadai dengan
usaha yang telah dikeluarkan sesuai dengan kemampuannya.
(42)
jabatan seseorang dalam perusahaan maka akan makin besar pula kompensasi
atau balas jasa yang diterimanya. Ini berkaitan dengan tanggungjawab dan
resiko dari jabatan yang dipegangnya.
d. Pendidikan; dalam pemberian kompensasi tentu masalah pendidikan menjadi
pertimbangan, pemberian kompensasi sesuai pendidikan karyawan yang
bersangkutan maksudnya untuk menuju prestasi. Ini berkaitan dengan
keahlian yang diperoleh karyawan tersebut dari pendidikan yang telah
diikutinya.
e. Lama bekerja; makin lama karyawan bekerja tentu akan mengharapkan
kompensasi yang meningkat sesuai lamanya karyawan bekerja. Makin lama
karyawan bekerja, sudah tentu harus mendapatkan kompensasi untuk dapat
meningkatkan kegairahan kerja karyawan yang bersangkutan. Ini
berhubungan dengan pengalaman dan kejenuhan yang didapat oleh karyawan
tersebut.
f. Kemampuan perusahaan; pemberian kompensasi juga sangat dipengaruhi
kemampuan perusahaan dalam hal keuangan. Perusahaan besar akan
memberikan kompensasi pada karyawannya relatif lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang menengah atau kecil. Ini juga berhubungan dengan
upaya perusahaan untuk mempertahakan karyawannya yang potensial.
Di samping faktor-faktor dari dalam perusahaan, pemberian kompensasi
bagi karyawan juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar perusahaan, yaitu:
a. Peraturan pemerintah; pemerintah dalam pelaksanaan pemberian kompensasi
(43)
memaksakan suatu peraturan untuk menetapkan upah minimum. Penetapan
upah minimum ini oleh pemerintah didasarkan kepada kebutuhan pokok
hidup sehari-hari.
b. Biaya hidup; penentuan besarnya kompensasi sangat dipengaruhi oleh biaya
hidup sehari-hari. Biaya hidup ini sangat dipengaruhi oleh harga-harga
kebutuhan pokok yang tergantung pada lokasi dimana perusahaan itu berada.
Kalau biaya hidup naik otomatis kompensasi yang diterima karyawan juga
naik seiring naiknya biaya hidup.
c. Tawar menawar serikat pekerja; pengaruh tawar menawar dengan kelompok
serikat kerja akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan dalam
menetapkan besarnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan.
d. Letak geografis; perbedaan dalam pemberian kompensasi juga sangat
dipengaruhi oleh letak geografis dimana perusahaan itu berada. Karyawan
perusahaan di daerah yang terpencil akan mendapat kompensasi yang berbeda
dengan karyawan perusahaan di kota besar.
e. Pasar tenaga kerja; pemberian kompensasi juga sangat dipengaruhi oleh
penawaran dan permintaan tenaga kerja di pasar. Sesuai hukum penawaran
dan permintaan, pada saat keadaan perekonomian pada titik booming
permintaan akan tenaga kerja sedangkan tenaga kerja yang tersedia sangat
terbatas maka kompensasi yang ditawarkan kepada calon karyawan pun akan
tinggi. Begitu juga sebaliknya apabila perekonomian dalam keadaan resesi
permintaan tenaga kerja maka tingkat kompensasi yang ditawarkan kepada
(44)
ketrampilan khusus akan mempunyai posisi tawar menawar yang lebih kuat
dalam menentukan tingkat kompensasi dibandingkan dengan calon karyawan
yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan khusus.
2.3.4.Pengukuran Kompensasi
Pengukuran kompensasi berdasar pada Simamora (1997:562-563) yang
menarik perbedaan diantara dua tipe dasar atau kategori dari kompensasi sebagai
berikut:
a. Imbalan Ekstrinsik
Imbalan ekstrinsik secara eksternal dihasilkan oleh seseorang atau sesuatu
yang lainnya. Imbalan ekstrinsik tidak mengikuti secara alamiah atau secara
inheren kinerja suatu aktivitas, namun diberikan kepada seseorang oleh pihak
eksternal atau dari luar. Contoh imbalan ekstrinsik adalah gaji, tunjangan,
sanjungan dan pengakuan. Termasuk dalam imbalan ekstrinsik adalah hal-hal
seperti pengakuan dan pujian dari atasan, promosi, kantor yang mewah,
tunjangan pelengkap seperti asuransi, pensiun, dan opsi-opsi saham, dan
imbalan-imbalan sosial.
b. Imbalan Intrinsik
Adalah imbalan-imbalan yang dinilai di dalam dan dari mereka sendiri.
Imbalan intrinsik ini melekat/inheren pada aktivitas itu sendiri, dan
pemberiannya tidak tergantung pada kehadiran atau tindakan-tindakan dari
orang lain atau hal-hal lainnya. Contohnya : perasaan kompetensi pribadi,
(45)
2.4. Lingkungan Kerja
2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja
Aspek yang menunjang terlaksananya karyawan dalam melakukan
pekerjaan atau aktivitasnya adalah keadaan lingkungan kerjanya. Karena dengan
melihat kondisi lingkungan kerja yang baik akan menunjang para karyawan lebih
semangat dalam melakukan aktivitasnya. Menurut Nitisemito (2001:39)
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Definisi lingkungan kerja menurut Komarudin (2001: 87) adalah
kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap
pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya. Sedangkan Kartono dalam
Arisona (2008:33) mengatakan bahwa lingkungan kerja adalah kondisi-kondisi
material dan psikologis yang ada dalam perusahaan dimana karyawan tersebut
bekerja.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar
para pekerja sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini
mempunyai pengaruh bagi pekerja dalam rangka menjalankan operasi perusahaan.
2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (2001:58) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja antara lain:
1. Penerangan
Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk kedalam ruang kerja.
Penerangan dalam suatu ruangan kerja tidak hanya disebabkan oleh listrik
(46)
harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap,
dengan sistem penerangan yang baik diharapkan karyawan akan menjalankan
tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan karyawan dalam bekerja dapat
diperkecil.
2. Suhu udara
Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan dapat
menjadi penyebab penurunnya kepuasan kerja para karyawan sehingga akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses produksi.
3. Sirkulasi udara
Pertukaran udara terutama dalam ruangan sangat diperlukan apalagi bila dalam
ruangan tersebut penuh dengan karyawan. Pertukaran udara yang cukup, sangat
baik dan berpengaruh terhadap kesegaran dan kesehatan fisik karyawan.
4. Ketenangan ruangan
Ruangan dalam lingkungan kerja jika tenang akan membuat setiap karyawan
dapat berkonsentrasi melakukan aktivitasnya sehingga dapat meningkatkan
kinerja karyawan.
5. Kebisingan suara
Hal- hal yang menyebabkan kebisingan harus diredam seminim mungkin sebab
suasana bising yang bersumber dari mesin-mesin pabrik akan mengganggu
konsentrasi kerja karyawan.
6. Keamanan kerja
Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang diperhatikan oleh
perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam
(47)
7. Perlengkapan kerja
Dalam melakukan pekerjaan perlu dilengkapi suatu adanya perlengkapan,
karena bila tidak terpenuhi peralatan tersebut, maka akan menghambat
pekerjaan sehingga perusahaan harus meneliti dan mempersiapkan
kelengkapan peralatan yang bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan
dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.4.3. Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Secara garis besar lingkungan kerja meliputi fisik dan non fisik
(Sedarmayanti,2001 : 21; Siagian, 2001:57).
1. Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang
baik, yaitu :
a. Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang juga dibangun
dengan pertimbangan keselamatan kerja.
b. Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang dalam suatu
ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.
c. Tersedianya peralatan yang cukup memadai.
d. Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.
e. Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah, seperti kafetaria baik
dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya yang mudah dicapai
(48)
f. Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau musholla, baik
di lingkungan organisasi maupun disekitarnya.
g. Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan maupun
angkutan umum yang nyaman, murah dan mudah diperoleh.
2. Lingkungan kerja Non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan
dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Pada hakekatnya manusia
dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi bekerja merupakan bentuk
aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan.
2.4.4.Indikator Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito (2001: 159) lingkungan kerja diukur melalui :
a. Suasana Kerja
Hal ini dimaksudkan bahwa kondisi kerja yang ada menyenangkan, nyaman
dan aman bagi setiap karyawan yang ada di dalamnya
b. Hubungan dengan Rekan Sekerja
Hubungan dengan rekan sekerja yang harmonis dan tanpa ada saling intrik
sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karyawan
tetap tinggal dalam satu organisasi adalah hubungan yang harmonis diantara
rekan kerja.
c. Tersedianya Fasilitas Bekerja
Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung
(49)
lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses dalam
bekerja.
(50)
lebih berkomitmen pada organisasi dan orang-orang yang berkomitmen terhadap
organisasi lebih mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar.
Variabel kompensasi juga harus diperhatikan oleh perusahaan demi
terciptanya komitmen organisasi karyawan. Menurut Handoko (2001:155)
kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi
mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri,
keluarga, dan masyarakat. Selain itu, kompensasi juga penting bagi perusahaan
karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber
daya manusia.
Selain kepuasan kerja dan kompensasi ada pula variabel lingkungan kerja
yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Nitisemito (2001:39) mendefinisikan
bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerjaan dan
yang dapat mempengaruhi seorang karyawan dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi
mempunyai arti penting bagi manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya,
karena lingkungan kerja ini akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung manusia di dalamnya.
Berdasar uraian tersebut maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
(51)
Kompensasi
a. Imbalan intrinsik
b. Imbalan ekstrinsik
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
2.6.Hipotesis
Hipotesis menurut Umar (2003:66) merupakan jawaban sementara yang
perlu di buktikan benar atau tidak. Adapun hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
H1: Ada pengaruh positif secara langsung kompensasi terhadap komitmen
organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group
Semarang.
H2: Ada pengaruh positif secara tidak langsung kompensasi terhadap komitmen
organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group
Semarang.
Kepuasan Kerja
a. Kedisiplinan
b. Moral kerja
c. Turn Over
Komitmen Organisasi
a. Kepercayaan
b. Kemauan
c. Keinginan Lingkungan Kerja
a. Suasana kerja
b. Hubungan dengan
rekan sekerja
c. Tersedianya fasilitas
(52)
H3: Ada pengaruh positif secara langsung lingkungan kerja terhadap komitmen
organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group
Semarang.
H4: Ada pengaruh positif secara tidak langsung lingkungan kerja terhadap
komitmen organisasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia
Group Semarang.
H5: Ada pengaruh positif kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi karyawan
(53)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006:130).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan Unit Spinning II PT.
Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang yang berjumlah 344 orang.
Tabel 3.1 Populasi karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang
Sumber: Bagian Personalia PT. Sinar pantja Djaja Pan Asia Group Semarang,2011
3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,
2006:131). Metode penentuan banyaknya sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003:120) yaitu sebagai berikut :
n N
1 Ne
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = margin of error yaitu persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah an pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu sebesar 5%.
No Line Produksi Jumlah
1 Blowing 57
2 Combing 57
3 Flayer 58
4 Ring Spinning 55
5 Winding 59
6 Packing 58
Jumlah 344
(54)
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah besar dan ce
nderung bersifat heterogen, sifat heterogen dari penelitian ini dapat dilihat dar
i usia, masa kerja dan pendidikan terakhir. Sehingga pada perhitungan dengan
menggu nakan ru mus Slo vin, digu nakan batas kesalahan 5% karena
dapat digunakan untuk mewakili populasi.
Dari rumus di atas, maka akan diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti
sebesar:
344 1 344 5%
344 1 0,86
344 1,86
n = 184,9 = 185 (dibulatkan)
Jadi berdasarkan penghitungan di atas jumlah sampel sebesar 185
responden dari 344 jumlah karyawan Unit Spinning II PT. Sinar Pantja Djaja Pan
Asia Group Semarang. Jumlah sampel sebesar 185 diharapkan dapat mewakili
keseluruhan populasi.
Pengambilan sampel yang digunakan adalah Propotional Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dengan memperhatikan besarnya jumlah responden pada setiap unit organisasi yang ada pada populasi
(Suharsimi, 2006: 138). Tekhnik propotional random sampling digunakan untuk mengambilan sampel pada penelitian ini karena pada dasarnya semua karyawan
(55)
lingkungan, semua pegawai tanpa memandang jabatan berhak memperoleh
lingkungan kerja yang sama seperti adanya fasilitas kerja yang memadai dalam
menunjang pekerjaannya, kenyamanan lingkungan kerja yang membuat para
karyawan merasa nyaman dan aman berada dalam kantor. Adapun jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 185 sampel, kemudian didistribusikan pada
masing-masing bagian dengan perhitungan sebagai berikut:
(56)
1) Kompensasi ( ) adalah segala bentuk imbalan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawannya atas pengorbanan karyawan yang
bersangkutan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi dalam
penelitian ini adalah imbalan ekstrinsik seperti gaji, tunjangan, sanjungan dan
pengakuan serta imbalan intrinsik seperti perasaan kompetensi pribadi,
tanggung jawab, dan perasaan pertumbuhan pribadi.
2) Lingkungan Kerja ( ) adalah keadaan atau tempat dimana seorang
melaksanakan tugas dan kewajibannya serta dapat mempengaruhi pegawai
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Suasana kerja, hubungan
dengan rekan sekerja dan tersedianya fasilitas adalah indikator yang diukur
dalam penelitian ini.
3) Kepuasan Kerja ( ) adalah keadaan emosional yang menyenangkan maupun
tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja berhubungan dengan kedisiplinan, moral kerja dan turn over
karyawan yang menjadi indikator pengukuran dalam penelitian ini.
4) Komitmen Organisasi ( ) adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga
kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di
dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi karyawan diukur dari adanya
kepercayaan yang kuat dan penerimaan tujuan serta nilai-nilai yang dimiliki
organisasi, adanya kemauan bekerja keras sebagai bagian dari organisasi, dan
(57)
3.4. Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
atau pihak pertama. Data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan
responden terhadap kuesioner variabel kompensasi, lingkungan kerja,
kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak
kedua atau tangan kedua. Data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah
karyawan, lokasi serta tugas-tugas karyawan pada PT. Sinar Pantja Djaja
Pan Asia Group Semarang.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode:
a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2006:151). Dalam penelitian ini,
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan
dimana pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden
hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau
pilihannya. Sedangkan pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan
(58)
dan komitmen organisasi karyawan.
Penentuan skor dan kategori didasarkan pada skala Likert dimana setiap
pertanyaan diberi skor 1 sampai 5, menggunakan nilai tertinggi dan terendah
di mana jawaban yang mendukung pernyataan diberi skor tertinggi sedangkan
jawaban yang tidak mendukung diberi skor rendah, kemudian responden
diminta memberikan jawaban dari alternatif yang ada.
b. Dokumentasi
Merupakan metode pencarian atau pengumpulan data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2006: 206). Dalam
penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui jumlah
karyawan, rekap absensi, dan sejarah berdirinya PT. Sinar Pantja Djaja Pan
Asia Group Semarang.
3.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalid
an dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih me
mpunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2006: 168).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukk
(59)
variabel yang dimaksud.
Pengujian validitas terhadap kuesioner yang di gunakan dalam penelitian
ini menggunakan validitas analisis butir. Untuk menguji validitas setiap butir,
maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor
total. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan
pasti butir-butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya.
Berdasarkan informasi tersebut buitr yang tidak memenuhi syarat dapat diganti
atau direvisi. (Suharsimi, 2006:176-178).
Pengujian validitas penelitian ini menggunakan program SPSS Ver 16.0. U
ji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk r hitung tiap
butir dapat di lihat dari nilai (corrected
total correlation) dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r table dan
nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (
Ghozali, 2006:49).
Dalam pengujian validitas ini peneliti mengujinya dengan menggunakan
(60)
a. Kompensasi
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompensasi
No. Item Keterangan
1 0,641 0,361 Valid
2 0,055 0,361 Tidak Valid
3 0,457 0,361 Valid
4 0,468 0,361 Valid
5 0,443 0,361 Valid
6 0,414 0,361 Valid
7 0,538 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.
Dapat dikatakan bahwa variabel kompensasi yang digunakan dalam penelitian
ini terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan no.2, sehingga
pernyataan no.2 dikeluarkan dan tidak digunakan dalam pengambilan data.
Untuk mengetahui bahwa 6 pernyataan pada variabel kompensai dapat
digunakan pada pengambilan data selanjutnya, maka dilakukan pengujian ulang.
Tabel 3.4. Hasil Uji Ulang Validitas Instrumen Variabel Kompensasi
No. Item Keterangan
1 0,407 0,361 Valid
2 0,516 0,361 Valid
3 0,552 0,361 Valid
4 0,818 0,361 Valid
5 0, 732 0,361 Valid
6 0,650 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan pengujian ulang di atas, 6 pernyataan pada variabel
(61)
selanjutnya.
b. Lingkungan Kerja
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Lingkungan Kerja
No. Item Keterangan
1 0,446 0,361 Valid
2 0,522 0,361 Valid
3 0,292 0,361 Tidak Valid
4 0,574 0,361 Valid
5 0,543 0,361 Valid
6 0,425 0,361 Valid
7 0,405 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Dapat
dikatakan bahwa variabel lingkungan kerja yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan no. 3, sehingga pernyataan
no. 3 dikeluarkan dan tidak digunakan dalam pengambilan data. Untuk
mengetahui bahwa 6 pernyataan pada variabel lingkungan kerja dapat digunakan
pada pengambilan data selanjutnya, maka dilakukan pengujian ulang.
Tabel 3.6. Hasil Uji Ulang Validitas Instrumen Lingkungan Kerja
No. Item Keterangan
1 0,474 0,361 Valid
2 0,535 0,361 Valid
3 0,623 0,361 Valid
4 0,630 0,361 Valid
5 0, 610 0,361 Valid
6 0,657 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
(62)
lingkungan kerja dinyatakan valid sehingga dapat digunakan pada pengambilan
data selanjutnya.
c. Kepuasan Kerja
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja
No. Item Keterangan
1 0,568 0,361 Valid
2 0,618 0,361 Valid
3 0,443 0,361 Valid
4 0,172 0,361 Tidak Valid
5 0,760 0,361 Valid
6 0,092 0,361 Tidak Valid
7 0,831 0,361 Valid
8 0,396 0,361 Valid
9 0,447 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Dapat
dikatakan bahwa variabel kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan no. 4 dan pernyataan no. 6,
sehingga pernyataan no. 4 dan pernyataan no. 6 dikeluarkan dan tidak digunakan
dalam pengambilan data. Untuk mengetahui bahwa 7 pernyataan pada variabel
kepuasan kerja dapat digunakan pada pengambilan data selanjutnya, maka
(63)
Tabel 3.8. Hasil Uji Ulang Validitas Instrumen Kepuasan Kerja
No. Item Keterangan
1 0,602 0,361 Valid
2 0,735 0,361 Valid
3 0,869 0,361 Valid
4 0,696 0,361 Valid
5 0,574 0,361 Valid
6 0,575 0,361 Valid
7 0,518 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan pengujian ulang di atas, 7 pernyataan pada variabel kepuasan
kerja dinyatakan valid sehingga dapat digunakan pada pengambilan data
selanjutnya.
d. Komitmen Organisasi
Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Komitmen Organisasi
No. Item Keterangan
1 0,364 0,361 Valid
2 0,536 0,361 Valid
3 0,522 0,361 Valid
4 0,563 0,361 Valid
5 0,732 0,361 Valid
6 0,678 0,361 Valid
7 -0,056 0,361 Tidak Valid
8 0,494 0,361 Valid
9 0,607 0,361 Valid
10 0,586 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
> yaitu untuk N= 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Dapat
dikatakan bahwa variabel komitmen organisasi yang digunakan dalam penelitian
ini terdapat pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan no.7, sehingga
pernyataan no. 7 dikeluarkan dan tidak digunakan dalam pengambilan data. Untuk
(64)
pada pengambilan data selanjutnya, maka dilakukan pengujian ulang.
Tabel 3.10. Hasil Uji Ulang Validitas Instrumen Komitmen Organisasi
No. Item Keterangan
1 0,395 0,361 Valid
2 0,541 0,361 Valid
3 0,688 0,361 Valid
4 0,652 0,361 Valid
5 0,460 0,361 Valid
6 0,522 0,361 Valid
7 0,646 0,361 Valid
8 0,465 0,361 Valid
9 0,393 0,361 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan pengujian ulang di atas, 9 pernyataan pada variabel komitmen
organisasi dinyatakan valid sehingga dapat digunakan pada pengambilan data sel
anjutnya.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Suharsimi, 2006:178). Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius atau
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Uji reliabilitas
digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran di ulangi dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas
di sini menggunakan teknik croanbach’s alpha, yang di kerjakan menggunakan SPSS Ver 16. Suatu konstruk di katakan reliable jika memberikan nilai croanbach’s alpha > 0.60 (Ghozali, 2006: 45).
(65)
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Cronbach’s Alpha
Minimal Cronbach’s Alpha yang disyaratkan
Keterangan
1 Kompensasi 0,835 0,60 Reliabel
2 Lingkungan Kerja 0,816 0,60 Reliabel
3 Kepuasan Kerja 0,872 0,60 Reliabel
4 Komitmen Organisasi 0,815 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari uji coba yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa hasil Cronbach’s Alpha setiap variabel lebih dari standar minimal Cronbach’s Alpha yang disyaratkan yaitu 0,60, maka variabel kompensasi, lingkungan kerja, kepuasan
kerja dan komitmen organisasi reliable atau sudah baik sebagai alat pengumpul
data.
3.7. Metode Analisis Data
3.7.1. Metode Analisis Deskriptif Persentase
Metode analisis deskriptif presentase digunakan untuk mengkaji
variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari kompensasi, lingkungan
kerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Metode ini menggunakan rumus
sebagai berikut:
% = 100%
Keterangan:
n = Jumlah skor jawaban responden
N = Jumlah skor ideal
% = tingkat Presentase
(66)
Presentase Maximal = 5
5 100% = 100%
Presentase Minimal = 1
5 100% = 20%
Rentang = 100% - 20% = 80%
Panjang Kelas Interval = 80% : 5 = 16%
Sehingga kriteria intervalnya dapat dibuat tabel sebagai berikut:
a. Interval Variabel Kompensasi
Pada variabel kompensasi digunakan 6 pernyataan, yang masing-masing
pernyataan memiliki skor 1 sampai 5, sehingga skor minimal: 1 x 6 x 185 = 1110,
(67)
Tabel 3.13. Persentase Skor Lingkungan Kerja
Interval Skor Interval Persentase Kategori 4666
(68)
kategori sebagai berikut:
Tabel 3.15. Persentase Skor Komitmen Organisasi Interval Skor Interval Persentase Kategori
(69)
menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnnya. Di
samping analisis itu dalam pengujian ini juga mengunakan analisis kolmogorov smirnov dengan membandingkan nilai signifikasi kolmogrov smirnov dengan signifikasi alfa pada 0,05. Apabila nilai signifikasi kolmogrov smirnov > dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
3.7.2.2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel-variabel
independen dalam persamaan regresi memiliki hubungan yang kuat satu sama lain.
Multikolinieritas dapat menyebabkan variabel-variabel independen menjelaskan
varians yang sama dalam mengestimasikan variabel dependen. Cara untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan melihat besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (dari output komputer program SPSS ver.16.0). Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai
nilai VIF<10 dan mempunyai angka Tolerance diatas 0,1 (Ghozali, 2006: 96). 3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji ini untuk mengetahui keadaan dimana seluruh faktor pengguna tidak
memiliki varians yang sama untuk seluruh pengamatan atas seluruh independen.
Heteroskedastisitas berarti penyebaran titik data populasi pada bidang regresi
tidak konstan. Gejala ini ditimbulkan dari perubahan situasi yang tidak
tergambarkan dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dengan cara melihat grafik scatterplot antara prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residualnnya (SRESID). Apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
(70)
hetrokedastisitas (Ghozali, 2006: 125).
Untuk dapat membuktikan bahwa model regresi benar-benar tidak
memiliki gejala heteroskedastisitas, maka diperlukan uji statistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil. Maka dari itu dilakukan pengujian dengan
menggunakan uji glejser. Jika nilai probabilitas signifikansi diatas tingkat
kepercayaan 5% / 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
3.7.2.4. Uji Autokorelasi
Menurut Gozhali (2006: 95-96) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(71)
tidaknya dapat dilihat pada tabel Durbin Watson berikut ini :
Tabel 3.16. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tdk ada autolorelasi positif No decision dl
(72)
Model jalur penelitian ini adalah sebagai berikut :
(73)
X2 = variabel independent (lingkungan kerja)
e = faktor di luar
Pengaruh yang ditimbulkan dari model jalur di atas dapat ditulis sebagai berikut:
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE) i. kompensasi mempengaruhi komitmen =
(74)
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006: 87).
Koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2006: 87).
(75)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang terletak di Jl.
Condrokusumo No. 1 Kel. Bongsari, Simongan, Semarang Barat. Perusahaan ini
adalah sebuah perusahaan yang dalam kegiatan operasional sehari-hari bergerak
dalam bidang Spinning (pemintalan benang), yang menghasilkan benang tekstil jenis spun yarn dari bahan polyester, viscoe rayon, cotton, polyester/viscoe rayon,
dan polyester/cotton.
PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang didirikan pada tanggal
31 Juli 1972 dengan nama PT. Sinar Pantja Djaja Ltd. yang bergerak dalam
bidang tekstil dengan jumlah mesin tenun sebanyak 450 mesin (unit Weaving I) dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar akan kain grey. Dalam
perkembangannya PT. Sinar Pantja Djaja Pan Asia Group Semarang mengalami
beberapa kali ekspansi yang pertama pada tahun 1980 menambah mesin sebanyak
368 mesin.
Dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan pasar akan benang tekstil
jenis spun yarn maka pada tahun 1988 perusahaan menambah satu unit Spinning dengan jumlah 36.000 mata pintal (Unit Spinning I), kemudian tahun 1991 menambah satu unit Spinning lagi dengan jumlah 34.560 mata pintal (Unit Spinning II). Pada tahun 1992 perusahaan menambah satu unit Weaving dengan
(1)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .150a .022 .012 3.65462 1.854
a. Predictors: (Constant), lingkungan, kompensasi b. Dependent Variable: kepuasan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .335a .112 .097 3.95395 1.802
a. Predictors: (Constant), kepuasan, kompensasi, lingkungan b. Dependent Variable: komitmen
(2)
LAMPIRAN
8
(3)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .150a .022 .012 3.65462
a. Predictors: (Constant), lingkungan, kompensasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.418 2.471 7.050 .000
kompensasi .100 .085 .086 1.175 .002
lingkungan .164 .095 .127 1.735 .004
(4)
VARIABEL DEPENDENT KOMITMEN ORGANISASI
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .335a .112 .097 3.95395
a. Predictors: (Constant), kepuasan, kompensasi, lingkungan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .003 .341 .007 .994
kompensasi .378 .090 .195 4.196 .005
lingkungan .690 .094 .387 7.380 .012
kepuasan .647 .083 .418 7.822 .000
(5)
LAMPIRAN
9
(6)