Derajat Kristalinitas Analisa Gugus Fungsi

tanpa pemlastis Gambar 12, namun pada suhu yang lebih rendah. Penambahan pemlastis mengakibatkan berubahnya gaya antar molekul polimer PHB. Meningkatnya mobilitas rantai molekul mengakibatkan menurunnya kristalinitas. Turunnya kristalinitas mengakibatkan gaya yang mengikat antar molekul polimer PHB menjadi lebih kecil, akibatnya adalah menurunnya energi yang dibutuhkan untuk memisahkan ikatan tersebut. Menurunnya energi tersebut terdeteksi sebagai penurunan titik leleh dari dua komponen utama dalam bioplastik tersebut. Titik leleh pertama yang terdeteksi pada suhu 29,41 C diduga merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan interaksi antara molekul PHB dan PEG, yaitu ikatan hidrogen antara kedua molekul tersebut. Titik awal peak pada suhu -8,51 C dan berujung pada 47,92 C berupa lembah yang lebar namun dangkal. Jumlah energi yang diserap adalah 86,63 Jg; cukup tinggi untuk memutuskan semua ikatan hidrogen yang ada. Menurut Companion 1991 ikatan hidrogen memiliki energi antara 0,4 sampai 40 kJmol.

4. Derajat Kristalinitas

Analisa derajat kristalinitas dari bioplastik dilakukan dengan menggunakan pendekatan perubahan entalpi pada saat bioplastik mengalami pelelehan. Menurut Hahn et al. 1994, PHA dengan derajat kristalinitas 100 akan mempunyai perubahan entalpi sebesar 146 Jg pada saat mengalami pelelehan. Dengan membandingkan langsung perubahan entalpi sampel dengan perubahan entalpi PHA yang 100 kristalin maka akan didapatkan nilai kristalinitas dari sampel tersebut. Pada kurva DSC Gambar 12 diketahui bahwa perubahan entalpi bioplastik PHB tanpa pemlastis pada saat tercapai suhu pelelehan adalah sebesar 73,76 Jg. Perubahan entalpi bioplastik PEG 400 30 seperti terlihat pada Gambar 13 adalah sebesar 65,09 Jg pada saat pelelehan, lebih kecil daripada bioplastik PEG 400 0. Dengan metode perbandingan langsung antara perubahan entalpi bioplastik sampel dan PHA 100 kristalin, maka dapat diperoleh nilai derajat kristalinitas sampel. Bioplastik PHB tanpa pemlastis mempunyai derajat kristalinitas sebesar 50,52. Sedangkan bioplastik PEG 400 30 memiliki derajat kristalinitas sebesar 44,58. Penambahan pemlastis telah menurunkan derajat kristalinitas dari bioplastik. Pemlastis mengisi rongga-rongga antar polimer dan berfungsi sebagai pelumas internal Nur et al., 2002, keberadaannya akan mengubah gaya antar molekul polimer sehingga mobilitasnya meningkat. Dengan meningkatnya mobilitas molekul polimer, maka polimer akan menjadi lebih amorf. Billmeyer 1994 menambahkan bahwa keberadaan pemlastis akan menyebabkan peningkatan jumlah fraksi amorf sehingga menurunkan suhu pelelehan dan derajat kristalinitas polimer tersebut.

5. Analisa Gugus Fungsi

Analisa gugus fungsi bioplastik dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy FTIR dengan merek ATI Mattson. Nur 1989 menyatakan bahwa senyawa organik dapat menyerap sinar infra merah, energi yang diserap tidak cukup untuk mengeksitasi elektron, dan hanya menyebabkan senyawa organik mengalami rotasi dan vibrasi. Vibrasi molekul hanya terjadi bila molekul terdiri dari 2 atom atau lebih. Spektroskopi infra merah disebut juga spektroskopi vibrasi. Untuk setiap ikatan kimia yang berbeda seperti C-C, C=C, O-H dan sebagainya akan mempunyai frekuensi vibrasi yang berbeda. PHA merupakan suatu poliester dari asam 3-hidroksibutirat dengan beberapa gugus fungsi dominan seperti karbonil ester C=O, ikatan polimerik -C-O-C-, -OH, -CH-, dan -CH 2 . Radiasi sinar infra merah dapat diserap oleh setiap ikatan dwiatom di dalam sampel bioplastik dan menghasilkan frekuensi yang berbeda-beda untuk setiap ikatannya. Karena frekuensi yang dihasilkan berbeda maka kemungkinan dua senyawa yang berbeda memiliki nilai absorbsi yang sama adalah kecil sekali. Hasil spektrum infra merah dari bioplastik PEG 400 30 dapat dilihat pada Lampiran 13. Sebagai perbandingan adalah spektrum bioplastik PHB tanpa pemlastis Juari 2006 pada Lampiran 14. Dari kedua gambar tersebut dapat dilihat adanya perbedaan yang nyata terutama spektrum pada bilangan gelombang 3539,28 – 3295,26 cm -1 . Identifikasi ikatan kimia untuk masing-masing puncak serapan yang muncul pada bilangan gelombang tertentu baik pada bioplastik PEG 400 30 dan bioplastik PHB tanpa pemlastis dapat dilihat pada Tabel 5. Cara identifikasi gugus fungsi dari spektrum infra merah yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 15, sedangkan nilai bilangan gelombang beberapa gugus fungsi yang umum ditemui dapat dilihat pada Lampiran 16. Tabel 5. Hasil identifikasi spektrum infra merah bioplastik No Bioplastik PHB tanpa pemlastis 2 Bioplastik PEG 400 30 1 Bilangan Gelombang cm -1 Inten- sitas Identifi- kasi Bilangan Gelombang cm -1 Inten- sitas Identifi- kasi 1 3440,38 Sedang NH amida protein 3539,28 3478,69 3342,43 3295,26 Sedang OH ikatan hidrogen 2 - - - 3432,67 Tajam OH alkohol 3 2974,97 sedang OH karboksilat 2987,16 Sedang OH karboksilat 4 2931,13 Tajam CH 2954,36- 2884,98 Tajam CH 2854,13 Sedang 5 1751,04 Tajam C=O ester 1750,08 Tajam C=O ester 6 1455,57 Sedang CH 2 1457,59 Tajam CH 2 7 1380,61 Tajam CH 3 1381,10 Tajam CH 3 8 1310,87- 1064,10 Tajam C-O-C polimer 1311,35- 1141,65 Tajam C-O-C polimer 9 979,65 Tajam C-C 979,74 Tajam C-C 10 894,80- 462,83 sedang ttd 936,34- 462,83 Sedang- tajam ttd Keterangan: Identifikasi berdasarkan 1 Nur 1989 dan 2 Juari 2006 ttd = tidak diketahui Gugus fungsi PHB Gugus fungsi PEG 400 Hasil analisa FTIR untuk kurva bioplastik PHB tanpa pemlastis menunjukkan adanya puncak serapan lemah pada bilangan gelombang 3440,38 yang diduga merupakan vibrasi ikatan N-H dari amida protein Juari, 2006. Protein ini kemungkinan adalah pengotor dari sisa-sisa ekstraksi massa sel. Lafferty et al. di dalam Rehm dan Reed 1988 menyatakan bahwa PHB dilapisi oleh satu lapisan membran yang mengandung protein sehingga dikatakan granula PHB terdiri dari 98 PHB dan 2 protein. Gugus fungsi molekul PHA dan ikatan atom penyusun lainnya terdeteksi semuanya pada kurva spektra FTIR bioplastik PHB tanpa pemlastis. Gugus fungsi tersebut antara lain terdiri dari karbonil ester C=O, -OH karboksilat, ikatan polimerik C-O-C, ikatan C-H, ikatan C- C, dan ikatan C-H 2 . Selain itu juga munculnya puncak serapan gugus metil CH 3 memperkuat dugaan sebelumnya bahwa bioplastik yang dipakai adalah jenis PHB poli 3-hidroksibutirat Juari, 2006. Spektrum infra merah untuk bioplastik PEG 400 30 memperlihatkan adanya perbedaan puncak serapan yang mencolok, terutama pada rentang bilangan gelombang 3539,28 cm -1 sampai 3295,26 cm -1 . Menurut Nur 1989 daerah pada bilangan gelombang 3300-3600 cm -1 merupakan daerah absorbsi untuk gugus OH alkohol alkohol atau ikatan hidrogen. Puncak serapan dengan intensitas sedang pada bilangan gelombang 3539,28; 3478,69; 3342,43; dan 3295,26 cm -1 diduga merupakan puncak serapan untuk OH ikatan hidrogen. Sedangkan puncak serapan dengan intensitas tajam pada bilangan gelombang 3432,67 cm -1 merupakan puncak serapan gugus OH untuk gugus hidroksil yang dimiliki oleh molekul PEG. Selain gugus hidroksil, ikatan molekul PEG yang terdeteksi antara lain C-H 2 , C-O-C polimereter, dan ikatan C-C yang secara berturut-turut terdeteksi pada bilangan gelombang 1457,59; 1311,35 - 1141,65; dan 979,74 cm -1 . Ikatan hidrogen merupakan gaya lemah yang mengikat atom hidrogen dengan atom yang memiliki nilai elektronegatifitas tinggi seperti O, N, dan F. Atom oksigen pada molekul PHB ada pada gugus karbonil, hidroksil, dan karboksil. Dari ketiga gugus tersebut, atom oksigen yang memungkinkan untuk berikatan hidrogen dengan gugus hidroksil PEG 400 adalah atom oksigen pada gugus karboksil C=O. Proses pembentukkan ikatan hidrogen antara molekul PEG dan PHB dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi PEG 400 terbaik sebagai pemlastis poli-HB adalah sebesar 30 bb dari total bobot bioplastik PHB+pemlastis. Bioplastik dengan konsentrasi PEG 400 30 memiliki nilai perpanjangan putus terbesar yaitu 0,881 ± 0,326; kuat tarik 0,083 ± 0,058 MPa; densitas 0,7881 ± 0,1802 gcm 3 ; titik leleh 158,95 C; dan kristalinitas 44,58 . Dari karakteristik tersebut, kemungkinan aplikasi yang bisa diterapkan untuk bioplastik tersebut adalah sebagai drug carrier pembawa obat seperti kapsul atau selaput kaplet. Jenis obat yang cocok merupakan jenis obat yang tercerna secara perlahan di dalam tubuh atau slow release drugs. Aplikasi bioplastik PHB + PEG 400 sebagai pembawa obat ini didukung oleh sifat PEG 400 yang aman untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan resiko penyakit kanker. Enzim di dalam tubuh terutama golongan esterase akan memutus ikatan ester poli-HB dan secara perlahan-lahan kandungan zat aktif dalam obat akan terlepas dan diserap oleh tubuh. Menurut Parra et al. 2006, PEG memiliki karakteristik yang bagus seperti kelarutan yang baik di air dan pelarut organik, tidak beracun, tidak menimbulkan alergi, dan tidak menimbulkan penolakan oleh sel-sel tubuh, sehingga cocok sekali digunakan dalam formulasi obat. Selain itu, PEG bersifat hidrofilik dan peningkatan konsentrasi di dalam bioplastik PEG dapat meningkatkan laju degradasi enzimatiknya. Sampel bioplastik PHB dengan konsentrasi PEG 300 40 yang dikondisikan dengan enzim α-amilase mengalami degradasi sampai 50 bobot awalnya pada jam ke 401 16 hari 17 jam. Peningkatan konsentrasi PEG 300 juga menyebabkan peningkatan permeabilitas bioplastik terhadap uap air. Parra et al. 2005 juga menyebutkan bahwa PHB-PEG biofilm dapat terbiodegradasi secara sempurna. V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-B-Hidroksialkanoat (PHA) yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 5 97

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Pengaruh Konsentrasi PemIastis Dimetil Ftalat terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroalkanoates (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 10 78

Produksi bioplastik poli-3-hidroksialkanoat (pha) oleh ralstonia eutropha menggunakan substrat hidrolisat pati sagu (metroxylon.sp) sebagai sumber karbon

0 34 2

Peran PEG 400 dalam Pembuatan Lembaran Bioplastik Polihidroksialkanoat yang Dihasilkan Oleh Ralstonia eutropha dari Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 7 7

Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap Kelarutan Bioplastik Dari Pha (Poly-Β-Hydroxyalkanoates) yang Dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

1 14 132

Peran PEG 400 dalam pembuatan lembaran biplastik polihidroksialkanoat yang dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dari substrat hidrolisat pat i sagu

0 8 7

Pengaruh penambahan polioksietilen-(20)-sorbitan monolaurat pada karakteristik bioplastik poli-hidroksialkanoat (pha) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrollsat pati sagu

0 4 6

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3

Pengaruh Konsentrasi Tributil Fosfat teihadap Karakteristik Bioplastik dari Poli-b-HidroksiatKanoat (PHA) yang Dihasilkan oleh Ralstonia eutropha dengan Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 3 2