karsinogen dan dapat menggangu kerja sistem endokrin tubuh Lawrence, 1999. Sama halnya dengan DMF, dietilen glikol juga disinyalir sebagai
senyawa beracun. Berbeda dengan kedua senyawa tersebut, polietilen glikol PEG lebih aman digunakan sebagai pemlastis karena tidak beracun dan tidak
bersifat karsinogen. Polietilen glikol telah banyak digunakan sebagai pemlastis poli-HB.
Kalnins et al. 1999 melakukan penelitian dengan membandingkan 3 jenis pemlastis yaitu dibutilsebakat DBS, dioktilsebakat DOS, dan polietilen
glikol PEG 300, dengan konsentrasi 20-30 bb dari bobot poli-HB. PHB didapatkan dari Azotobacter chroococcum yang dikultivasi dalam labu goyang
shake flasks selama 48 jam. Diketahui bahwa urutan pemlastis terbaik jika dilihat dari sifat mekanik bioplastiknya adalah DOS, PEG 300, dan DBS.
Polietilen glikol PEG merupakan polimer kondensasi dari etilen oksida. Rumus umum dari PEG adalah HOCH
2
CH
2 n
OH, dengan n merupakan jumlah dari unit berulang etilen oksida yang nilainya berkisar
antara 4-180. PEG biasa digunakan sebagai emulsifier, pelembab, pemlastis,
dan lubricant pada industri tekstil. PEG sebagai pemlastis memiliki beberapa kelebihan seperti tidak beracun, tidak berbau, tidak mengiritasi kulit, dan tidak
mudah menguap Anonim
b
, 2006. PEG memiliki sifat yang memungkinkan bioplastik PHA yang dihasilkan dapat digunakan pada industri makanan
maupun obat-obatan.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mendapatkan konsentrasi PEG 400 terbaik sebagai pemlastis dalam pembuatan bioplastik PHA.
2. Mengetahui karakteristik bioplastik PHA yang dihasilkan dengan
konsentrasi PEG 400 terbaik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. BIOPLASTIK
Menurut Van Der Zee et al. 2001 bioplastik adalah plastik yang berbahan dasar dari bahan yang dapat diperbaharui. Bioplastik merupakan
plastik yang dapat digunakan untuk menggantikan plastik sintetis yang umum digunakan oleh masyarakat dunia. Plastik sintetis berasal dari minyak bumi
memiliki sifat sulit didegradasi oleh mikroba di alam. Bioplastik dapat dijadikan alternatif untuk menggantikan plastik sintetis yang tidak dapat
terdegradasi yang sekarang menjadi masalah utama lingkungan. Substitusi dari plastik sintetis yang nondegradable ke bioplastik yang biodegradable telah
menjadi satu jawaban terhadap masalah tersebut. Polimer degradable adalah suatu bahan polimer yang dapat terurai
pada kondisi lingkungan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula Narayan dalam Barengerg et al., 1990. Plastik biodegradable merupakan
pengganti plastik konvensional yang memiliki kelebihan dapat hancur setelah dibuang ke lingkungan karena terurai oleh aktivitas enzim mikroba.
Terurainya suatu polimer dapat terjadi dalam beberapa cara, seperti di bawah ini Swift dalam Glass dan Swift, 1990:
• Biodegradasi: penguraian disebabkan oleh enzim baik secara aerob maupun anaerob, sehingga polimer benar-benar terurai kembali ke alam.
• Fotodegradasi: penguraian disebabkan oleh radiasi, seperti sinar matahari, dan jarang sekali sampai benar-benar terurai, namun bagian kecil yang
terurai dapat menimbulkan biodegradasi lebih lanjut. • Erosi lingkungan: disebabkan oleh alam cuaca seperti angin, hujan, suhu,
dan binatang. Cara ini tidak dapat menguraikan secara sempurna. • Degradasi kimia: disebabkan oleh reaksi kimia, seperti oleh golongan
logam, reaksi kimia menyebabkan polimer terpecah menjadi bagian- bagian yang lebih kecil.
Meskipun demikian, salah satu atau semua mekanisme tersebut dapat terjadi pada polimer degradable, dengan tujuan utama menghilangkan
semuanya dari lingkungan hanya dapat dicapai dengan biodegradasi.
Biodegradasi suatu polimer dapat terjadi melalui hidrolisis dan oksidasi. Adanya gugus oksidatif dan gugus yang dapat terhidrolisi pada rantai
utama, adanya gugus substitusi yang cocok, stereo konfigurasi yang tepat, keseimbangan gugus hidrophobik dan hidrophilik, dan penyesuaian kelenturan
mempengaruhi derajat keteruraian suatu polimer Huang and Edelman dalam Scott dan Gilead, 1995.
Huang dan Edelman dalam Scott dan Gilead 1995 membagi polimer biodegradable ke dalam tiga kelas, yaitu 1 polimer alami dari tanaman atau
hewan contoh: selulosa, pati, protein, kolagen, dll, 2 polimer biosintesis yang diproduksi oleh mikroba melalui kultivasi contoh: PHA, 3 polimer
sintetik tertentu yang memang memiliki sifat biodegradable contoh: polikaprolakton dan poli-asam laktat.
B. POLIHIDROKSIALKANOAT PHA