Parra et al. 2006 melakukan percobaan mengenai pengaruh konsentrasi pemlastis PEG 300 terhadap sifat termal, mekanik, morfologi,
fisika-kima, dan biodegradasi dari poli-HB dengan BM sekitar 380.000 gmol. Konsentrasi PEG 300 yang diujikan adalah 0, 2, 5, 10, 20, dan 40.
Peningkatan konsentrasi PEG 300 menyebabkan penurunan titik leleh, kristalinitas, dan kuat tarik. Peningkatan konsentrasi PEG 300 juga
menyebabkan peningkatan perpanjangan putus dan laju degradasi enzimatis. PEG atau polietilen glikol merupakan golongan senyawa polieter
dari etilen oksida. Struktur molekul dari PEG dapat dilihat pada Gambar 3. Rumus umum PEG adalah C
2n
H
4n+2
O
n+1
dengan bobot molekul rata-rata sesuai dengan angka yang tertera setelahnya. PEG 400 berarti polietilen glikol
dengan bobot molekul 400 gmol atau lebih tepatnya berkisar antara 380-420 gmol. PEG merupakan cairan bening BM1000 gmol, padatan BM1000
gmol, larut dalam air, dan larut dalam pelarut organik Anonim
b
, 2006.
Gambar 3. Struktur molekul PEG Anonim
b
, 2006.
E. KARAKTERISTIK BIOPLASTIK
Menurut Latief 2001, keberhasilan suatu proses pembuatan film kemasan bioplastik dapat dilihat dari karakteristik film bioplastik yang
dihasilkan. Terdapat beberapa parameter yang dapat menjelaskan bagaimana karakteristik mekanik bahan film berkaitan dengan struktur kimianya.
Beberapa sifat mekanik yang dapat diujikan yaitu kuat tarik dan perpanjangan putus, ketahanan gesek, dan derajat kristalinitas.
Sifat mekanik suatu bahan, terutama yang digunakan untuk mengemas cukup besar peranannya dalam melindungi produk dari faktor-faktor mekanis,
seperti tekanan fisik jatuh dan gesekan, getaran, serta benturan selama
distribusi. Sifat ini merupakan hasil kemampuan polimer untuk membentuk ikatan-ikatan molekul yang kuat dan kokoh Gontard dan Guilbert, 1992.
Kuat tarik adalah gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh film sampai film tersebut putus. Kuat tarik dipengaruhi oleh bahan pemlastis yang
ditambahkan dalam proses pembuatan film. Persen pemanjangan merupakan perubahan panjang maksimum film sebelum terputus. Elastisitas akan
menurun seiring dengan meningkatnya jumlah bahan pemlastis dalam film. Elastisitas merupakan ukuran dari kekuatan film yang dihasilkan Latief,
2001. Difraktometer sinar-X merupakan suatu alat yang dapat menentukan
derajat kristalinitas suatu polimer. Bagian kristalin dan amorf suatu polimer dapat berinteraksi dengan sinar-X dan menunjukkan aktifitas difraksi yang
spesifik. Derajat kristalinitas dapat ditentukan bila difraksi kristalin dapat dipisahkan dari difraksi amorf. Derajat kristalinitas diketahui dengan cara
menghitung perbandingan luas difraksi kristalin terhadap luas total difraksi Sutiani, 1997.
Derajat kristalinitas suatu polimer juga dapat dicari dengan perbandingan langsung antara entalpi pelelehan sampel dengan entalpi
pelelehan polimer sejenis yang telah diketahui 100 kristalin. Parra et al. 2006 menghitung derajat kristalinitas poli-HB penelitiannya dengan metode
tersebut dan entalpi pelelehan PHB 100 kristalin ditetapkan menurut Barham et al. 1984 yaitu sebesar 146 Jg.
Menurut Jandali dan Widmann 1995 analisa sifat termal merupakan suatu teknik untuk mengetahui karakteristik suatu bahan berdasarkan fungsi
suhu dan waktu. Pada teknik ini, sampel dipanaskan atau didinginkan pada laju konstan. Salah satu teknik analisis sifat termal adalah DSC Diffrential
Scanning Calorimetry. Perubahan entalpi maupun suhu yang terjadi pada sampel dimonitor oleh sensor yang terpasang pada DSC, sehingga dapat
memberikan informasi tentang suhu transisi kaca transition glass temperature, Tg dan suhu pelelehan melting temperature, Tm. Informasi
mengenai sifat termal suatu polimer berguna untuk menentukan aplikasi yang sesuai serta bagaimana kondisi proses terutama suhu dari polimer tersebut.
Fourier Transform Infra Red FTIR merupakan salah satu teknik identifikasi struktur baik untuk senyawa organik maupun anorganik. Analisa
ini merupakan metode semi empirik di mana kombinasi pita serapan yang khas dapat diperoleh unutk menentukan struktur senyawa yang terdapat dalam
suatu bahan Sutiani, 1997. Dua kawasan penting dalam pemeriksaan awal sebuah spektrum ialah daerah bilangan gelombang 4000-1300 cm
-1
dan daerah 909-650 cm
-1
. Bagian serapan tinggi sebuah spektrum disebut daerah gugus fungsi. Serapan uluran khas bagi gugus-gugus fungsi yang penting seperti OH,
NH, dan C=O terletak pada bagian itu Silverstein et al., 1986.
III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT