Penggerakan dan Pelaksanaan P2

jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggungjawab. Hal tersebut akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tugas pokok dan wewenang serta tanggung jawabnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk 2012, menyatakan bahwa pelaksanaan pengorganisasian yang suskes akan membuat organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.

5.2.2 Penggerakan dan Pelaksanaan P2

Pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari persiapan petugas, persiapan vaksin dan rantai vaksin, persiapan Auto Disable Syringe ADS, persiapan masyarakat dan pemberian pelayanan imunisasi. Persiapan petugas meliputi penetuan sasaran kegiatan imunisasi. Sebelum melaksanakan imunisasi di lapangan bidan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa. Jumlah vaksin dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan diiumunisasi. Selain itu juga harus mempersiapkan peralatan rantai dingin seperti termos dan kotak dingin cair. Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, penggerakan masyarakat harus dilakukan Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005. Terselenggaranya posyandu melibatkan berbagai pihak seperti kader. Peran kader sebelum hari posyandu adalah menyebarluaskan hari buka posyandu, mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu, mempersiapkan sarana posyandu, pembagian tugas kader dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan PMT. Pada saat pelaksanaan posyandu peran kader adalah Universitas Sumatera Utara melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu, melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya Kemenkes, 2011. Pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan imunisasi yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 1611MenkesSKXI2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi. Kegiatan imunisasi dilakukan setiap awal bulan, penentuan tanggal pelaksanaan imunisasi sebelumnya sudah di musyawarahkan bersama masyarakat sehingga masyarakat bisa mengikuti kegiatan di posyandu. Sebelum melaksanakan kegiatan imunisasi di posyandu bidan terlebih dahulu mempersiapkan vaksin. Bidan mengambil vaksin di Puskesmas induk, tetapi untuk posyandu yang letaknya jauh dari puskesmas induk maka pengambilan vaksin dilakukan di puskesmas pembantu. Vaksin yang keluar dari puskesmas jumlahnya selalu dicatat oleh petugas pengelola vaksin. Persiapan rantai dingin vaksin dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin sampai ke posyandu. Bidan menggunakan termos yang berisi minimal 4 buah cool pack untuk menjaga suhu agar vaksin tidak rusak. Pelaksanaan imunisasi di posyandu dibantu oleh masyarakat kader. Kader bertugas untuk mencatat nama bayi yang akan diimunisasi, menimbang bayi, mencatat hasil penimbangan, pengisian Kartu Menuju sehat KMS dan memberikan penyuluhan berdasarkan hasil KMS. Bayi yang sudah mendaftar Universitas Sumatera Utara menunggu antrian untuk melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi dilakukan langsung oleh bidan desa. Untuk setiap posyandu ditangani oleh satu orang bidan. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Buluh Cina adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi untuk bayi. Adanya larangan dari pihak keluarga terutama suami untuk melakukan imunisasi juga menjadi alasan rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan imunisasi. Mayoritas pendidikan masyarakat di Desa Buluh Cina adalah Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA. Hambatan pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Pangkalan Baru adalah rendahnya akses masyarakat ke posyandu, tidak adanya transportasi umum di Desa Pangkalan Baru menyulitkan mobilitas masyarakat untuk datang ke posyandu. Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru merupakan dua desa dengan pencapaian UCI yang masih rendah. Imunisasi Polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 merupakan imunisasi dengan tingkat Drop Out DO tinggi. Angka DO imunisasi polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 di Desa Buluh Cina mencapai 50, tingginya angka DO ini dikarenakan ibu yang tidak membawa anaknya untuk imunisasi dengan alasan anaknya demam ataupun tidak memiliki waktu untuk ikut ke posyandu. Lokakarya bulanan puskesmas merupakan pertemuan antar tenaga puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang Alamsyah, 2012. Pelaksanaan lokakarya bulanan di Puskesmas Siak Hulu III lebih dikenal sebagai kegiatan staff meeting. Kegiatan lokakarya bulanan di puskesmas Siak Hulu III Universitas Sumatera Utara tidak rutin dilakukan setiap bulan. Lokakarya bulanan dilakukan ketika ada perintah dari pimpinan puskesmas. Hal ini tentu saja memiliki dampak negatif terhadap pengawasan kegiatan imunisasi. Tidak adanya pemecahan masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada pelaksanaan imunisasi memberikan pengaruh terhadap pencapaian UCI.

5.2.3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3