Analisis Manajemen Pelaksanaan Imunisasi oleh Puskesmas Kaitannya dengan Pencapaian Universal Child Immunization di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

(1)

ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH

PUSKESMAS KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN

UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI PUSKESMAS

SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN

KAMPAR

SKRIPSI

OLEH

RIRI OKTIVIOLIEN

NIM : 111000120

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH

PUSKESMAS KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN

UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI PUSKESMAS

SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN

KAMPAR

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RIRI OKTIVIOLIEN

NIM : 111000120

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH PUSKESMAS

KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN UNIVERSAL CHILD

IMMUNIZATION DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juni 2015


(4)

(5)

ABSTRAK

Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Pada tahun 2013, pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sebesar 33%, kondisi ini masih dibawah target yang ditetapkan pemerintah yaitu 95% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pencapaian UCI yang diduga karena belum optimalnya manajemen pelaksanaan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi di puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen yang meliputi P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) serta P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) dalam program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang pengelola vaksin, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita. Pengumpulan data meliputi data primer dengan pedoman wawancara dan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan mengkomparasikan hasil penelitian dengan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan fungsi manajemen di Puskesmas Siak Hulu III untuk program imunisasi masih belum baik. Perencanaan dan staf meeting tidak rutin dilakukan setiap bulan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan imunisasi masih kurang. Pengawasan terhadap kegiatan imunisasi dan tindak lanjut terhadap hambatan di lapangan dari pihak puskesmas masih belum ada.

Perlu komitmen bersama dari pimpinan puskesmas beserta seluruh staf puskesmas untuk memperbaiki pelaksanaan fungsi manajemen puskesmas untuk peningkatan kinerja puskesmas terutama program imunisasi sehingga target UCI bisa tercapai. Kata kunci: UCI, Manajemen P1-P2-P3


(6)

ABSTRACT

Universal Child Immunization (UCI) is a condition in which complete basic immunization for all under one year –old babies can be achieved. In 2013, the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas, Siak Hulu Subdistrict, Kampar District, was 33% which was under the government target of 95% in that year. It indicated that there was the discrepancy of the coverage of UCI which is probably caused by the lack of the management in implementing immunization. The objective of the research was to analyze the management in implementing immunization at puskesmas, related to the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas.

The research used qualitative method which was aimed to analyze the implementation of management which included P1 (Planning), P2 (Movement and Implementation), and P3 (Supervision, Control, and Assessment) in the immunization program in the working area of Siak Hulu III Puseksmas. There were seven informants that consisted of one Head of puskesmas, two midwives, one immunization coordinator, one vaccine manager, one cadre, and one mother who had balita. The data consisted of primary data guided by interviews and secondary data. The gathered data were analyzed by comparing the result of the research with the theory and library research.

The result of the research showed that, as a whole, the implementation of the function of management at Siak hulu III Puskesmas in immunization program was good. Planning and staff meeting were nor performed regularly each month. People’s knowledge and awareness of participating in immunization activity were inadequate. There was no supervision on immunization activity and the follow-up of any obstacles in the field by the management of Puskesmas.

It is recommended that mutual commitment from the management of Puskesmas and all its staffs should be needed to improve the implementation of puskesmas performance, especially immunization program so that UCI target can be achieved.


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riri Oktiviolien

Tempat lahir : Bangkinang Tanggal Lahir : 30 Oktober 1993

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam

Nama Ayah : Irwan, SP

Suku Bangsa Ayah : Minang

Nama Ibu : Sartina, S.Hum

Suku Bangsa Ibu : Melayu

Alamat Rumah : Jl. Sri Palas Rumbai, Pekanbaru

Pendidikan Formal

1. SD/ Tamat tahun : SDN 023 Rumbai/ 1999-2005

2. SLTP/ Tamat tahun : Mts Al Ittihadiyah Rumbai/ 2005-2008 3. SLTA/ Tamat tahun : MAN 2 Model Pekanbaru/ 2008-2011 4. Lama studi di FKM USU : September 2011- Juni 2015


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Manajemen

Pelaksanaan Imunisasi oleh Puskesmas Kaitannya dengan Pencapaian Universal

Child Immunization di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten

Kampar”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S-1) peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy B.Z., MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM-USU dan Dosen Pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan guna penyelesaian skripsi ini.


(9)

3. Ibu Siti Khadijah, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II, yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu dr. Rusmalawaty M.Kes, selaku Dosen Penguji I, yang bersedia

memberikan masukan, kritikan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Penguji II, yang bersedia memberikan

masukan, kritikan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen FKM-USU yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan wawasan kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Ibu Kepala Puskesmas Siak Hulu III beserta staf yang telah memberikan dukungan kerjasama dan kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III.

9. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Irwan, Sp dan Sartina, S.Hum yang selalu mendoakan, memberi motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril maupun materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Terima kasih kepada kedua saudara yang sangat penulis sayangi Arief Adithia Irsandi S.STP dan Gusti Rahmat Irwanda.

11.Terima kasih kepada teman-teman terdekat penulis selama kuliah Wilda, Zulihartika, Ivory Inderani, Putri Wella Suresty, Legia Asrina, dan Syaidhatul Fitri yang telah memberikan semangat kepada penulis.


(10)

12.Terima kasih kepada kakak Sri Rizki Amanda, S.Psi dan kakak Afrissa Isty Fadillah, ST yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi.

13.Terima kasih kepada Anjela, April, Vicky, Ayu, Renta, Siti, Yuni, Widia, Rury yang memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi. 14.Terima kasih kepada teman-teman departemen Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan stambuk 2011 yang sudah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR ISTILAH ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Universal Child Immunization ... 8

2.1.1 Imunisasi ... 8

2.1.2 Macam-Macam Imunisasi ... 9

2.1.3 Jenis-Jenis Imunisasi ... 12

2.1.4 Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ... 14

2.1.5 Cakupan Program Imunisasi ... 16

2.2 Puskesmas ... 18

2.2.1 Sejarah Puskesmas ... 18

2.2.2 Pengertian Puskesmas ... 18

2.2.3 Prinsip penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas ... 19

2.2.4 Program Kesehatan Puskesmas ... 22

2.3 Manajemen Puskesmas ... 23

2.4 Manajemen Program Imunisasi di Puskesmas Kaitannya dengan UCI ... 30

2.4.1 Perencanaan... 30

2.4.2 Pelaksanaan ... 31

2.4.3 Monitoring dan Evaluasi ... 32

2.5 Kerangka Pikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36


(12)

3.4.1 Data Primer ... 37

3.4.2 Data Sekunder ... 38

3.5 Triangulasi... 38

3.6 Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian... 39

4.1.1 Geografi... 39

4.1.2 Demografi ... 40

4.1.3 Sarana pelayanan kesehatan ... 41

4.1.4 Tenaga kesehatan ... 41

4.1.5 Cakupan imunisasi dasar ... 42

4.2 Karakteristik informan ... 42

4.3 Analisis komponen input ... 43

4.4 Analisis manajemen pelaksanaan imunisasi ... 46

4.4.1 Perencanaan (P1) ... 46

4.4.2 Penggerakan dan pelaksanaan (P2) ... 52

4.4.3 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) ... 56

4.5 Output ... 58

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Masukan (Input) ... 59

5.1.1 Petugas imunisasi ... 59

5.1.2 Dana ... 60

5.1.3 Sarana dan prasarana ... 61

5.2 Proses (process) ... 62

5.2.1 Perencanaan (P1) ... 63

5.2.2 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) ... 66

5.2.3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) ... 69

5.3 Keluaran (output) ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 72

6.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III ... 6

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi ... 32

Tabel 4.1 Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 ... 40

Tabel 4.2 Distribusi sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 ... 41

Tabel 4.3 Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III ... 41

Tabel 4.4 Jumlah cakupan imunisasi dasar perd desa ... 42

Tabel 4.5 Karakteristik informan... 43

Tabel 4.6 Pernyataan informan mengenai petugas imunisasi ... 44

Tabel 4.7 Pernyataan informan mengenai dana program imunisasi ... 44

Tabel 4.8 Pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana ... 45

Tabel 4.9 Pernyataan informan tentang kegiatan perencanaan dan keterlibatannya dalam penyusunan perencanaan ... 46

Tabel 4.10 Pernyataan informan mengenai tahap perencanaan kegiatan imunisasi ... 47

Tabel 4.11 Pernyataan informan mengenai kelengkapan data dalam penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi ... 48

Tabel 4.12 Pernyataan informan mengenai waktu penyusunan RUK ... 49

Tabel 4.13 Pernyataan informan tentang perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan imunisasi ... 49

Tabel 4.14 Pernyataan informan tentang tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dalam program imunisasi ... 50

Tabel 4.15 Pernyataan informan tentang target/standar keberhasilan yang ditetapkan dalam program imunisasi ... 51


(14)

Tabel 4.17 Pernyataan informan tentang tupoksi dan pendelegasian wewenang/ Tanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi ... 53

Tabel 4.18 Pernyataan informan mengenai pelatihan perencanaan

Puskesmas... 53

Tabel 4.19 Pernyataan informan mengenai pengelolaan rantai vaksin ... 54

Tabel 4.20 Pernyataan informan mengenai hambatan dalam pelaksanaan Kegiatan imunisasi ... 55

Tabel 4.21 Pernyataan informan mengenai jenis imunisasi yang tidak mencapai target ... 56

Tabel 4.22 Pernyataan informan mengenai pengawasan terhadap kegiatan Imunisasi di lapangan ... 56

Tabel 4.23 Pernyataan informan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan Imunisasi... 57


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(16)

DAFTAR ISTILAH

MDGs : Milenium Development Goals

PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

UCI : Universal Child Immunization

GAIN UCI : Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DPT : Difteri Pertusis Tetanus

TBC : Tuberculosis

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP : Upaya Kesehatan Perorangan KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

P2PM : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

P1 : Perencanaan

P2 : Penggerakan Pelaksanaan

P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Posyandu : Pos pelayanan Terpadu

POA : Planning Organizing Actuating

ADS : Auto Disable Syringe

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat DAS : Daerah Aliran Sungai

POD : Pos Obat Desa POSKESDES : Pos Kesehatan Desa

PTP : Perencanaan Tingkat Puskesmas RUK : Rencana Usulan Kegiatan


(17)

ABSTRAK

Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Pada tahun 2013, pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sebesar 33%, kondisi ini masih dibawah target yang ditetapkan pemerintah yaitu 95% pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan pencapaian UCI yang diduga karena belum optimalnya manajemen pelaksanaan imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi di puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan manajemen yang meliputi P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) serta P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) dalam program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang pengelola vaksin, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita. Pengumpulan data meliputi data primer dengan pedoman wawancara dan data sekunder. Analisa data dilakukan dengan mengkomparasikan hasil penelitian dengan teori dan kepustakaan yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan fungsi manajemen di Puskesmas Siak Hulu III untuk program imunisasi masih belum baik. Perencanaan dan staf meeting tidak rutin dilakukan setiap bulan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan imunisasi masih kurang. Pengawasan terhadap kegiatan imunisasi dan tindak lanjut terhadap hambatan di lapangan dari pihak puskesmas masih belum ada.

Perlu komitmen bersama dari pimpinan puskesmas beserta seluruh staf puskesmas untuk memperbaiki pelaksanaan fungsi manajemen puskesmas untuk peningkatan kinerja puskesmas terutama program imunisasi sehingga target UCI bisa tercapai. Kata kunci: UCI, Manajemen P1-P2-P3


(18)

ABSTRACT

Universal Child Immunization (UCI) is a condition in which complete basic immunization for all under one year –old babies can be achieved. In 2013, the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas, Siak Hulu Subdistrict, Kampar District, was 33% which was under the government target of 95% in that year. It indicated that there was the discrepancy of the coverage of UCI which is probably caused by the lack of the management in implementing immunization. The objective of the research was to analyze the management in implementing immunization at puskesmas, related to the coverage of UCI at Siak Hulu III Puskesmas.

The research used qualitative method which was aimed to analyze the implementation of management which included P1 (Planning), P2 (Movement and Implementation), and P3 (Supervision, Control, and Assessment) in the immunization program in the working area of Siak Hulu III Puseksmas. There were seven informants that consisted of one Head of puskesmas, two midwives, one immunization coordinator, one vaccine manager, one cadre, and one mother who had balita. The data consisted of primary data guided by interviews and secondary data. The gathered data were analyzed by comparing the result of the research with the theory and library research.

The result of the research showed that, as a whole, the implementation of the function of management at Siak hulu III Puskesmas in immunization program was good. Planning and staff meeting were nor performed regularly each month. People’s knowledge and awareness of participating in immunization activity were inadequate. There was no supervision on immunization activity and the follow-up of any obstacles in the field by the management of Puskesmas.

It is recommended that mutual commitment from the management of Puskesmas and all its staffs should be needed to improve the implementation of puskesmas performance, especially immunization program so that UCI target can be achieved.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Tersedianya vaksin dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran penyakit. Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan terhadap tubuh anak dengan cara pemberian vaksin. Vaksin berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan/ dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi terhadap kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s & Sukarmin, 2009). Hakekatnya, kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Kekebalan pasif adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan ke dalam tubuh anak sementara kekebalan aktif didapatkan apabila anak terjangkit suatu penyakit, yang berarti masuknya antigen yang akan merangsang tubuh anak untuk membentuk antibodi sendiri secara aktif (Ranuh, dkk, 2011). Oleh karena itu,


(20)

perlu dilakukan imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak.

Imunisasi sudah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dalam pembasmian penyakit cacar yang menjadi penyebab kematian ribuan orang. Program imunisasi di Indonesia telah dimulai pada tahun 1956. Indonesia dinyatakan bebas penyakit cacar oleh WHO pada tahun 1974 dan kemudian seluruh dunia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1978. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development

Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak

(Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010).

Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization

(UCI) yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan. Indonesia telah menetapkan target tahun 2013 seluruh (100%) desa/ kelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa/ kelurahan minimal 95% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang


(21)

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/kota (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).

Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau imunisasi rutin. Lebih dari 13% anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi lengkap (Kemenkes 2014). Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, Pertussis dan Polio. Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2013 ditetapkan target UCI pada renstra tahun 2013 adalah sebesar 95%. Pada tahun 2013 terdapat tiga provinsi yang memiliki capaian UCI tertinggi sebesar 100% yaitu DIY Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi. Sedangkan Provinsi Papua memiliki pencapaian terendah sebesar 13,05%. Pencapaian UCI di Provinsi Riau masih belum mencapai target yaitu sebesar 80,18% (Kemenkes 2013). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, persentase cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 59,2%. Cakupan imunisasi dasar lengkap bervariasi antar provinsi, yaitu tertinggi di DI Yogyakarta (83,1%) dan terendah di Papua (29,2%) (RISKESDAS 2013).

Pada tahun 2010 pemerintah menetapkan suatu rencana strategis dalam upaya percepatan pencapaian UCI yaitu Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/MENKES/SK/IV/2010. Sasaran dari kegiatan GAIN UCI adalah seluruh bayi usia 0-11 bulan untuk


(22)

mendapatkan imunisasi dasar lengkap sehingga seluruh desa/kelurahan mencapai UCI.

Pelaksana imunisasi puskesmas merupakan unsur yang sangat penting dalam pelayanan imunisasi, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dalam keberhasilan program imunisasi yaitu tercapainya UCI secara merata di tingkat desa. Pelayanan imunisasi dilakukan di puskesmas dan lapangan (posyandu). Hasil pelayanan imunisasi baik di puskesmas maupun dilapangan (posyandu) di rekapitulasi oleh jurim (juru imunisasi) dan hasil ini dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai hasil cakupan pelayanan imunisasi dari suatu wilayah kerja (desa). Jurim selain sebagai pelaksana imunisasi juga sebagai koordinator imunisasi puskesmas yang bertanggug jawab terhadap keberhasilan program imunisasi di puskesmas (Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010).

Kegiatan manajemen pelaksanaan imunisasi yang dilakukan puskesmas meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan yang berkaitan dengan pencapaian UCI. Kegiatan manajemen dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pencapaian UCI, sehingga diperlukan adanya perbaikan terhadap manajemen pelaksanaan dalam pencapaian UCI. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti (2013) tentang analisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh bidan desa kaitannya dengan pencapaian UCI yang merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapatkan hasil bahwa manajemen perencanaan dan penggerakan berpengaruh terhadap pencapaian UCI.


(23)

Puskesmas Siak Hulu III sudah melaksanakan program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Sebagian besar program Puskesmas Siak Hulu III sudah berjalan dengan baik, namun ada juga beberapa program yang belum dapat berjalan dengan maksimal karena adanya beberapa hambatan. Hambatan dalam pelaksanaan imunisasi yaitu kurangnya koordinasi diantara petugas imunisasi dengan koordinator di puskesmas dan pelaksanaan manajemen pengawasan di puskesmas Siak Hulu III juga belum dilakukan secara berkala. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan penilaian kinerja puskesmas Siak Hulu III Puskesmas di kecamatan Siak Hulu ini memiliki cakupan UCI rendah karena seluruh kelurahannya belum mencapai imunisasi dasar lengkap dengan nilai pencapaian cakupan 33% kelurahan UCI, sementara target pencapaian UCI yang ditetapkan oleh Puskesmas Siak Hulu III adalah 95%. Data yang diperoleh merupakan data wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa Baru. Berdasarkan data dari tiga desa yang diperoleh, terdapat dua desa yang belum mencapai target pencapaian UCI yaitu Desa Pangkalan Baru dan Desa Buluh Cina.

Puskesmas Siak Hulu III memiliki 12 Posyandu Balita, (10 posyandu madya dan 2 posyandu purnama) dengan jumlah kader 87 orang dan jumlah bidan 16 orang.


(24)

Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III

No Desa Posyandu Jenis

Posyandu

Jumlah Kader

1 Pangkalan Baru Mekar Sari Madya 7

2 Cempaka Sari Madya 8

3 Mawar Sari Madya 7

4 Griya Sari Madya 7

5 Kenanga Sari Purnama 7

6 Buluh Cina Jaya Indah Madya 8

7 Pelita Indah Madya 6

8 Desa Baru Walet Madya 8

9 Merak Madya 7

10 Garuda Madya 8

11 Murai Madya 7

12 Elang Purnama 7

Jumlah 87

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III

Rendahnya cakupan UCI bisa berdampak terhadap angka kematian bayi yang semakin tinggi serta meningkatnya kejadian penyakit PD3I di 2 Desa Pangkalan Baru dan Desa Buluh Cina. Petugas imunisasi Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya pelaksanaan program imunisasi, banyak tugas yang harus dilaksanakan baik yang bersifat teknis maupun administratif. Untuk dapat meningkatkan cakupan UCI di Puskesmas Siak Hulu III perlu dilakukan suatu analisis penyebab masalah rendahnya UCI di Puskesmas tersebut. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan melihat manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah analisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskemas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.


(25)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kaitan manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas terhadap pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh petugas puskesmas serta hubungannya terhadap pencapaian (UCI) di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Menambah wawasan mengenai pelaksanaan manajemen imunisasi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

2. Menjadi sumbangan referensi dan pemikiran bagi perkembangan pelaksanaan manajemen imunisasi di puskesmas.

3. Puskesmas lebih dapat memperbaiki serta mengembangkan pelaksanaan manajemen imunisasi untuk pencapaian target UCI.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Universal Child Immunization

2.1.1 Imunisasi

Imunisasi (vaksinasi) merupakan aplikasi prinsip-prinsip immunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia. Nama vaksin diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang digunakan oleh Jenner 200 tahun yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah pertama untuk mencegah penyakit infeksi cacar (variola) yang dilakukan tanpa pengetahuan sama sekali mengenai virus (atau segala macam mikroba) dan imunologi (Wahab & Julia, 2002).

Universal Child Immunization adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).

1. Pengertian imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu (Notoatmodjo, 2007). Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Permenkes No. 42 tahun 2013).

Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi pasif adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif. Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang


(27)

pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu memproduksi limfosit yang peka sebagai antibodi dan sel memori (Ranuh dkk, 2011).

2. Tujuan pemberian imunisasi

Tujuan dalam pemberian imunisasi adalah:

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu.

b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.

c. Agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

e. Untuk mendapat eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri. f. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

g. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) (Maryunani, 2010).

2.1.2 Macam-macam imunisasi

Imunitas atau kekebalan berdasarkan asal-muasalnya dibagi dalam dua hal, yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan


(28)

terbentuknya imunitas, sedangkan pasif adalah bila tubuh anak tidak bekerja untuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja.

Maka berdasarkan hal tersebut diatas, maka imunisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya: imunisasi polio atau campak. Imunisasi aktif diberikan untuk pencegahan penyakit yang dilakukan dengan memberikan vaksin terhadap beberapa penyakit infeksi. Imunisasi aktif ini dilakukan dengan vaksin yang mengandung:

a. Kuman-kuman mati (misalnya: vaksin cholera-typhoid/typhus abdominalis

– paratyphus ABC, vaksin pertusis batuk rejan).

b. Kuman-kuman hidup diperlemah (misalnya: vaksin BCG terhadap tuberculosis).

c. Virus-virus hidup diperlemah (misalnya: bibit cacar, vaksin poliomyelitis). d. Toxoid (toksin= racun dari kuman yang dinetralisasi: toxoid difteri, toxoid

tetanus).

Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral/ melalui mulut. Pemberian vaksin menyebabkan tubuh membuat zat-zat anti terhadap penyakit bersangkutan dan oleh sebab itu menjadi imun (kebal) terhadap penyakit tersebut. Pemberian vaksin dengan cara menyuntikkan kuman atau antigen murni akan menyebabkan benar-benar menjadi sakit. Oleh karena itu,


(29)

dibutuhkan dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan. Pemberian vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi.

Pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi aktif pada anak dibawah lima tahun yaitu:

a. BCG (Bacillus Calmette-Guerin) b. DPT (Difteri, pertusis, tetanus) c. Polio

d. Campak e. Hepatitis B 2. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zat anti dari ibunya selama dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak bertahan lama. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu: a. Imunisasi pasif bawaan

Imunisasi pasif bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya.

b. Imunisasi pasif didapat

Imunisasi pasif didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti (Maryunani, 2010).


(30)

2.1.3 Jenis-jenis imunisasi 1. Imunisasi dasar

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, difteri, tetanus, pertusis, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B.

Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun adalah:

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali pada bayi usia 0-11 bulan. Pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha. Efek samping imunisasi BCG umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjer getah bening di ketiak atau leher bagian bawah.

b. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.


(31)

Pemberian imunisasi dilakukan tiga kali, yaitu pada usia dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Diberikan melalui suntikan intra muskuler. Efek samping imunisasi hanya berupa gejala-gejala ringan seperti demam, kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada tempat suntikan.

c. Imunisasi polio

Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki. Pemberian imunisasi polio ini empat kali pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan), dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Imunisasi ini diberikan melaui oral/ mulut. Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.

d. Imunisasi campak

Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Kandungan vaksin campak adalah virus yang dilemahkan. Pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada usia sembilan bulan. Demam ringan atau kemerahan pada pipi di bawah telinga dapat terjadi sebagai efek samping imunisasi.


(32)

e. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi akut yang dapat merusak hati. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah tiga kali yaitu diberikan 12 jam setelah lahir, usia satu bulan, dan usia antara tiga sampai enam bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler di lengan atau paha bayi.

2. Imunisasi booster

Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari imunisasi dasar yang diberikan pada waktu-waktu tertentu. Imunisasi booster juga dapat diberikan bila terdapat suatu wabah yang berjangkit atau bila terdapat kontak dengan penyakit bersangkutan (Maryunani, 2010).

2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 1. Penyakit Difteri

Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menyebabkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang berdampak kematian.

2. Penyakit Pertusis

Pertusis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh


(33)

batuk 100 hari, karena lama sakitnya dapat mencapai tiga bulan lebih atau 100 hari.

3. Penyakit Tetanus

Tetanus adalah penyakit dengan gangguan neuromuscular akut berupa

trismus yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Tetanus berasal dari

kata Yunani “tetanos” yang berarti regangan.

4. Penyakit Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum disebabkan oleh pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih.

5. Penyakit Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.

6. Penyakit Polio

Penyakit Polio adalah penyakit menular yang berbahaya. Virus ini menyerang syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam.

7. Penyakit Campak

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata) dan ruam kulit.

8. Penyakit TBC

Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis, sehingga dapat mengenai hampir semua organ


(34)

tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Maryunani, 2010).

2.1.5 Cakupan program imunisasi

Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium

Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada

anak. Indonesia telah menetapkan target tahun 2010 seluruh (100%) desa/kelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa/kelurahan minimal 80% bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 pencapaian UCI desa/kelurahan 68,2% dan tahun 2009 mencapai 69,2% sehingga diprediksi target UCI desa/kelurahan 100% pada 2010 sulit tercapai.

Menyadari hal tersebut Kabinet Indonesia Bersatu II melalui RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan Renstra Kemenkes 2010-2014 menetapkan target UCI desa/kelurahan 100% akan dicapai pada tahun 2014. Pemerintah menetapkan kebijakan upaya percepatan yang dikenal dengan GAIN UCI (Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI) 2010-2014. GAIN UCI 2010-2014 adalah upaya percepatan pencapaian UCI di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014. Gerakan ini dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat dan berbagai pihak terkait secara terpadu disemua tingkat administrasi (Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005).


(35)

Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010-2014 dengan target pencapaian sebagai berikut:

1. Tahun 2010

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 80%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 80%.

2. Tahun 2011

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 85%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 82%.

3. Tahun 2012

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 90%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 85%.

4. Tahun 2013

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 95%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 88%.

5. Tahun 2014

a. Mencapai UCI desa/kelurahan 100%.

b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 90%.


(36)

2.2 Puskesmas

2.2.1 Sejarah puskesmas

Pada tahun 1956 dimulai kegiatan pengembangan masyarakat sebagai bagian dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat. Pada tahun 1956

didirikan “Proyek Bekasi” oleh dr. Y. Sulianti sebagai proyek percontohan atau

model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia, dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini terpilih delapan desa wilayah pengembangan masyarakat, yaitu: Indrapura (Sumatera Utara), Lampung, Bojong Loa (Jawa Barat), Sleman (Jawa Tengah), Godean (Yogyakarta), Mojosari (Jawa Timur, Kesiman (Bali), dan Barabai (Kalimantan Selatan). Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Pengertian puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 menyatakan bahwa Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan


(37)

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas merupakan unit teknis pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes Nomor 75 tahun 2014).

2.2.3 Prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi dan wewenang puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dijelaskan menge nai prinsip penyelenggaraan, tugas, fungsi dan wewenang puskesmas sebagai berikut:


(38)

a. Paradigma sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Kemandirian masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan. e. Teknologi tepat guna

Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

f. Keterpaduan dan kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta


(39)

melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut puskesmas menyelenggarakan fungsi yang terdiri dari penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas tersebut maka Puskesmas berwenang untuk:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait.

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.


(40)

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

2.2.4 Program kesehatan puskesmas

Agar dapat memberikan kontribusi dan distribusi terhadap masyarakat dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh diwilayah kerjanya, puskesmas memiliki upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan esensial meliputi :

1. Pelayanan promosi kesehatan 2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana 4. Pelayanan gizi

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

Upaya kesehatan masyarakat esensial diselenggarakan oleh puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/ atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.


(41)

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care, rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama harus dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan (Permenkes No 75 tahun 2014).

2.3 Manajemen Puskesmas

Manajemen adalah ilmu terapan yang disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia yang ada di dalam organisasi tersebut, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif, efisien dan produktif (Muninjaya, 2011).

Manajemen puskesmas terdiri dari P1(Perencanaan), P2 (Penggerakan Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian).

1. P1 (Perencanaan) puskesmas

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. a) Perencanaan upaya kesehatan wajib


(42)

Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah :

i. Menyusun usulan kegiatan

Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk matriks (Gant Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota dengan mengikut sertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat.

ii. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan tersebut ke dians kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin,


(43)

sarana dan prasarana, dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.

iii. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

b) Perencanaan upaya kesehatan pengembangan

Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medic, upaya laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan upaya penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas. langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut:

i. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada/tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas memiliki kemampuan,


(44)

identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan (survey mawas diri). Apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas dengan mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.

ii. Menyusun usulan kegiatan

Langkah kedua dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Penyusunan rencana tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat. iii. Mengajukan usulan kegiatan

Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


(45)

untuk pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain. Apabila dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembagan tersebut. iv. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun rencana pelaksanaan yang telah disetujui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau penyandang dana lain (Rencana Kerja Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gantt Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah(mapping). Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana pelaksanaan upya kesehatan wajib.

2. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) puskesmas

Tujuan penggerakan dan Pelaksanaan (P2) puskesmas adalah meningkatkan fungsi puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga puskesmas untuk bekerja sama dalam tim dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektoral. Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a) Pengorganisasian

Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para


(46)

penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral.

b) Penyelenggaraan

Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:

i. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana. ii. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas sesuai dengan

rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.

iii. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


(47)

c) Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal sebagai berikut:

i. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, yang dibedakan atas dua hal yaitu telaahan internal dan telaahan eksternal. Telaahan internal merupakan telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Telahaan bulanan dilakukan dalam lokakarya mini bulanan puskesmas. telaahan eksternal merupakan telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas. telaahan triwulan ini dilakukan dalam lokakarya mini triwulan puskesmas secara lintas sektor.

3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)

Pengawasan merupakan proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta kewajiban yang berlaku. Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan


(48)

dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulanan. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya (Permenkes Nomor 75 Tahun 2014).

2.4 Manajemen program imunisasi di Puskesmas kaitannya dengan UCI

2.4.1 Perencanaan

Berdasarkan Permenkes RI No. 42 tahun 2013, perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dalam pengelolaan program imunisasi. Kekurangan dalam perencanaan akan mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan program, tidak tercapainya target kegiatan, serta hilangnya kepercayaan masyarakat. Perencanaan imunisasi meliputi:


(49)

1. Menentukan jumlah sasaran

Jumlah bayi baru lahir dihitung/ ditentukan berdasarkan angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) atau sumber resmi lain.

2. Perencanaan kebutuhan logistik

Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Auto Disable Syringe dan Safety Box. Ketiga kebutuhan tersebut harus direncanakan secara bersamaan dalam jumlah yang berimbang.

3. Perencanaan pendanaan

Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah. Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi yaitu tingkat pusat bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber dari APBN dan APBD provinsi, tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN dan APDB kabupaten/kota berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pendanaan ini dialokasikan berdasarkan jumlah penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat miskin dan lainnya.

2.4.2 Pelaksanaan

Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan: 1. Persiapan petugas

Mencatat daftar bayi yang dilakukan oleh kader, dukun terlatih, dan bidan di desa.


(50)

Petugas kesehatan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa. Jumlah vaksin yang dibawa dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan diimunisasi dibagi dengan dosis efektif vaksin per vial/ ampul. Mempersiapkan peralatan rantai dingin yang akan dipergunakan di lapangan seperti termos dan kotak dingin cair.

3. Persiapan ADS (Auto Disable Syringe) dan Safety Box

Jumlah ADS yang dipersiapkan sesuai dengan jumlah sasaran yang akan diimunisasi. Jumlah safety box disesuaikan dengan jumlah ADS. 4. Persiapan masyarakat

Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan dan penggerakan masyarakat mutlak harus dilakukan.

5. Pemberian pelayanan imunisasi

Vaksin yang diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan campak.

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi pada bayi

UMUR VAKSIN TEMPAT

0 bulan HB1 Rumah

1 bulan BCG, Polio1 Posyandu

2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu

3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu

4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu


(51)

2.4.3 Monitoring dan evaluasi

Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk memantau setiap kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan program. Salah satu monitoring yang dapat dilakukan adalah pemantauan wilayah setempat (PWS). PWS dilakukan untuk memantau kuantitas program dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui proses dan tingkat keberhasilan suatu program. Berdasarkan sumber data, ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi dengan data sekunder (berupa stok vaksin, indeks pemakaian vaksin, suhu lemari es, dan cakupan per tahun) dan evaluasi dengan data primer (cakupan imunisasi, dampak imunisasi, potensi dan keamanan dari vaksin serta mengetahui kualitas pengelolaan vaksin) (Permenkes RI No. 42 tahun 2013).

2.5 Kerangka Pikir

Pada prinsipnya keberhasilan pencapaian UCI dapat dipengaruhi oleh manajemen pelaksanaan imunisasi yang diterapkan puskesmas. Salah satu model manajemen yang dapat diterapkan di puskesmas adalah model manajemen P1 – P2 – P3. Keberhasilan model manajemen P1 – P2 – P3 dalam pencapaian UCI dapat diukur melalui indikator masukan (input), proses, dan luaran (output). Maka fokus penelitian dapat disusun sebagai berikut:


(52)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan gambar diatas, dapat dirumuskan defenisi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Masukan (input) merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan imunisasi untuk pencapaian UCI yang lebih baik di puskesmas, meliputi: petugas imunisasi, pihak puskesmas dan logistik.

a. Berdasarkan Permenkes RI No. 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi, maka petugas kesehatan yang berwenang dalam pelaksana imunisasi adalah dokter dan dokter spesialis. Dokter dapat juga

INPUT

- Petugas imunisasi - Pendanaan

- Sarana dan prasarana

PROSES Manajemen P1-P2-P3

OUTPUT Pencapaian UCI di puskesmas sesuai dengan target yang ingin di capai

(95 %)

Analisis manajemen pelaksanaan imunisasi di

puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI


(53)

memberikan tanggung jawab pelayanan imunisasi kepada Bidan dan perawat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Petugas puskesmas terdiri dari koordinator imunisasi dan pengelola vaksin

dalam penyelenggaraan imunisasi di puskesmas.

c. Logistik yang diperlukan yaitu: vaksin, Auto Disable Syringe, safety box, emergency kit, dan dokumen pencatatan status imunisasi.

d. Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah. Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi yaitu tingkat pusat bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), tingkat provinsi bersumber dari APBN dan APBD provinsi, tingkat kabupaten/kota bersumber dari APBN dan APDB kabupaten/kota berupa DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pendanaan ini dialokasikan berdasarkan jumlah penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat miskin dan lainnya.

2. Proses merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pencapaian UCI melalui model manajemen P1 (perencanaan), P2 (penggerakan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian dan penilaian).

3. Keluaran (output) merupakan hasil dari penerapan model manajemen P1 – P2

– P3 dalam pelaksanaan imunisasi kaitannya dengan pencapaian UCI di puskesmas. Diharapkan tercapainya target pencapaian UCI sebesar 95%.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Menurut Poerwandari (2009), penelitian kualitatif dapat menjadi metode yang adekuat dan efisien untuk memperoleh berbagai macam informasi yang dibutuhkan untuk melihat model manajemen pelaksanaan imunisasi kaitannya dengan pencapaian UCI.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Siak Hulu III Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Puskesmas Siak Hulu III memiliki angka pencapaian UCI yang masih rendah yaitu sebesar 33%.

2. Dari tiga desa yang menjadi daerah wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III terdapat dua desa yang belum mencapai UCI.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah terhitung sejak bulan Februari 2015 sampai dengan April 2015 (survey pendahuluan dan penelitian).


(55)

3.3 Informan penelitian

Informan penelitian ini adalah: 1. Kepala puskesmas Siak Hulu III 2. Koordinator imunisasi

3. Pelaksana imunisasi 4. Pengelola vaksin 5. Kader

6. Masyarakat (Ibu balita)

3.4 Metode pengumpulan data

3.4.1 Data primer

Data primer diperoleh melalui:

1. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum. Peneliti memiliki pedoman wawancara yang sangat umum yang mencantumkan fenomena yang ingin diketahui yaitu menganalisis model manajemen P1 – P2 – P3 dalam pelaksanaan program imunisasi. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek yang akan diteliti (Poerwandari,2009).

2. Observasi merupakan salah satu proses untuk melihat, mengamati, dan mencermati perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan manajemen imunisasi oleh puskesmas kaitannya dengan pencapaian UCI.


(56)

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari Puskesmas Siak Hulu III dan referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan manajemen pelaksanaan imunisasi.

3.5 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan (Patton dalam Moleong, 2007).

3.6 Metode analisis data

Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data secara sistematis (Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012).


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi

Puskesmas Siak Hulu III adalah salah satu dari tiga puskesmas yang terdapat di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Puskesmas Siak Hulu III terletak di Ibukota kecamatan tepatnya di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja terdiri dari tiga desa yaitu Desa Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa Baru. Puskesmas Siak Hulu III merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Puskesmas Siak Hulu III memiliki tiga puskesmas pembantu, terletak di Desa Buluh Cina, Desa baru dan Dusun Pematang Kayu Arang desa Pangkalan Baru.

Puskesmas Siak Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km2 yang mencakup tiga desa dengan batas wilayah :

1. Sebelah Utara : Kota Pekanbaru

2. Sebelah Selatan : Kecamatan Perhentian Raja

3. Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu I 4. Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II.

Kondisi geografis satu dari tiga desa dalam wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III yaitu Desa Buluh Cina berada di daerah aliran sungai (DAS) dimana


(58)

setiap musim penghujan desa tersebut selalu kebanjiran sehingga menurunkan kualitas masyarakat untuk hidup sehat. Dusun Pematang Kayu Arang merupakan bagian dari desa Pangkalan Baru yang berjarak 13 Km dari Puskesmas induk dan berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan. Di Dusun Pematang Kayu Arang ini tidak terdapat transportasi umum sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

4.1.2 Demografi

Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tidak merata, karena beberapa desa menjadi sasaran pembangunan perumahan. Desa Baru merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran pembangunan perumahan karena letaknya yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru. Pembangunan perumahan yang begitu pesat menjadikan penduduk multi etnis, dan beberapa desa masih didiami oleh penduduk asli daerah. Puskesmas Siak Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km2 dengan jumlah penduduk 11.805 jiwa.

Tabel 4.1. Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III Tahun 2013

No Desa Jarak ke puskesm as Jumlah pendu duk Jumlah Bayi Jumlah ruma h Jumlah KK 1 2 3 PKL BARU DESA BARU BULUH CINA 0-16 Km 3-10 Km 4-5 Km 4.011 6.449 1.372 87 140 30 1.024 1.395 375 1.127 1.511 399

JUMLAH 11.832 2.794 3.037


(59)

Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani perkebunan kelapa sawit, karet dan nelayan, hanya sebagian kecil yang berkerja di bidang swasta dan pegawai negeri.

4.1.3 Sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III ada 22 unit yang terdiri dari : 1 Puskesmas induk, 3 Puskesmas pembantu, 3 Pos obat desa (POD), 3 Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) dan 12 Posyandu. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Distribusi sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013

No Desa Pusk.

Induk

Pusk. pembantu

Posyandu Poskesdes POD

1 Pangkalan Baru 1 1 5 1 1

2 Desa Baru - 1 5 1 1

3 Buluh Cina - 1 2 1 1

Jumlah 1 3 12 3 3

Sumber:Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 4.1.4 Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan yang yang bertugas di Puskesmas Siak Hulu III sebanyak 43 orang. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III

No Jenis tenaga Tempat tugas

Pusk. induk Desa Baru Pangkalan Baru Pematang Kayu Arang Buluh Cina

1 SKM 2 - - - -

2 Dokter umum 3 - - - -

3 Dokter gigi 2 - - - -

4 Bidan 6 4 2 2 2

5 Perawat 9 - - - -

6 Sanitarian 1 - - - -

7 Apoteker 2 - - - -

8 Analis kesehatan 1 - - - -


(60)

11 Administrasi 1 - - - -

12 Petugas kebersihan 4 - - - -

Jumlah 33 4 2 2 2

Sumber: Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 4.1.5 Cakupan imunisasi dasar

Sasaran kegiatan imunisasi dasar yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III adalah 257 bayi yang terdiri dari 130 laki-laki dan 127 perempuan. Jumlah sasaran bayi tersebut tersebar di tiga desa yaitu Desa Pangkalan Baru sebanyak 87 bayi (44 Lk dan 43 Pr), Desa Buluh Cina 30 bayi (15 Lk dan 15 Pr) dan Desa Baru 140 bayi (71 Lk dan 69 Pr). Distribusi sasaran imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Jumlah cakupan imunisasi dasar per desa

N o

Jenis imunisa

si

Desa Puskesmas

Pangkalan Baru Buluh Cina Desa Baru

Jlh cakupan % Jlh cakupan % Jlh Cakupan % Jlh Cakupan %

1 HB1 87 43 49,4 30 11 36,7 140 104 74,3 257 158 61,5

2 BCG 87 82 94,3 30 27 90,0 140 146 104,3 257 255 99,2

3 Polio1 87 101 116,1 30 26 66,7 140 159 113,6 257 286 111,3

4 DPT1/HB2 87 100 114,9 30 29 96,7 140 166 118,6 257 295 114,8

5 Polio2 87 94 108 30 28 93,3 140 159 113,6 257 281 109,3

6 DPT2/HB3 87 78 88,7 30 27 90,0 140 163 116,4 257 268 104,3

7 Polio3 87 87 100 30 27 90,0 140 160 114,3 257 274 107,8

8 DPT3 87 87 100 30 20 66,7 140 130 92,9 257 237 92,2

9 Polio4 87 70 80,5 30 21 70,0 140 133 95,0 257 224 87,2

10 Campak 87 71 81,6 30 13 43,3 140 128 91,4 257 212 82,5

Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III 4.2 Karakteristik informan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap informan yang dijadikan narasumber penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 orang, yaitu petugas puskesmas dan masyarakat yang terkait dengan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Adapun informan tersebut adalah: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan desa,


(61)

1 orang petugas pengelola vaksin, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita.

Wawancara terhadap informan dilaksanakan pada tanggal 27-30 April 2015 di Puskesmas Siak Hulu III. Adapun karakteristik informan berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Karakteristik Informan

No Nama Umur

(tahun) Jenis kelamin Pendidikan terakhir Jabatan 1 Drg. Anik Sri Mulyani 41 Perempuan Kedokteran

Gigi

Ka. Pusk

2 Reina Mesalina 35 Perempuan D I

Kebidan an

Bidan Desa Buluh Cina

3 Herlita Widayanti 32 Perempuan D III Kebidan an

Bidan Pustu Pematan g Kayu Arang

4 Yasmi, SKM 35 Laki-laki S1 IKM Koordinator

imunisas i

5 Darisman 30 Laki-laki D III

Farmasi

Pengelola vaksin

6 Mardiani 48 Perempuan SMP Kader

7 Erna 35 Perempuan SMP Ibu balita

4.3 Analisis komponen input 1. Petugas imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin dan kader. Jumlah sumber daya manusia untuk kegiatan program imunisasi ini sudah mencukupi yaitu bidan 16 orang, koordinator imunisasi satu orang, pengelola


(62)

vaksin satu orang dan kader sebanyak 87 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pernyataan informan mengenai petugas imunisasi

Informan Pernyataan

Informan 1

(Kepala puskesmas)

Untuk kegiatan imunisasi melibatkan bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin, dan kader yang membantu kegiatan di posyandu. Dari segi jumlah tenaga kesehatan kita sudah cukup.

Informan 2

(Bidan Desa Buluh Cina)

Jumlah bidan disini sudah mencukupi, sudah berlebih saya rasa.

Informan 3

(Bidan Pustu

Pematang Kayu Arang)

Kalau jumlah bidan cukup, tidak ada masalah

Informan 4 (Koordinator

imunisasi)

Untuk jumlah tenaga sudah cukup, bidan yang bekerja untuk wilayah kerja puskesmas ini sekitar 16 orang, jumlah kader keseluruhan juga sudah mencukupi yaitu sekitar 87 orang.

Informan 5

(Pengelola vaksin)

Saya rasa jumlah bidan cukup, karena selama ini tidak ada bidan yang mengeluh karna kurangnya jumlah tenaga kesehatan.

Informan 6 (Kader)

Kalau untuk kader cukup. Untuk posyandu ini saja sudah ada 7 orang yang membantu.

2. Dana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai dana tidak ada kendala. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Pernyataan informan mengenai dana program imunisasi

Informan Pernyataan

Informan 1

(Kepala puskesmas)

Sumbernya dari APBD, jumlahnya mencukupi, yaa kalau dana selalu mencukupi untuk kegiatan imunisasi ini.


(63)

Informan 2

(Bidan Desa Buluh Cina)

Dana dari Dinas Kesehatan, dari APBD

Informan 3

(Bidan Pustu

Pematang Kayu Arang)

Kapus lah yang lebih tau tentang dana itu, yang saya tau dari APBD

Informan 4 (Kordinator

imunisasi)

Dana ada dari pemerintah dan jumlahnya selalu mencukupi untuk kegiatan di puskesmas ini

Informan 5

(Pengelola vaksin)

Ya kalau dana dari APBD

3. Sarana dan prasarana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana sudah lengkap. Puskesmas induk dan puskesmas pembantu memiliki kulkas untuk penyimpanan vaksin. Vaksin, alat suntik, safety box, termos dan kartu imunisasi lengkap karena distribusinya langsung dari dinas kesehatan setiap bulan dengan kondisi yang baik. hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana

Infroman Pernyataan

Informan 1

(Kepala puskesmas)

Sudah lengkap. Vaksin, alat suntik dan lainnya selalu mencukupi, tidak ada terjadi kekurangan untuk sarana dan prasarana. Untuk penyimpanan vaksin kita juga punya kulkas di puskesmas induk dan di setiap pustu.

Informan 2

(Bidan Desa Buluh Cina)

Alat suntik sama vaksin ada, tidak ada kekurangan.

Informan 3

(Bidan pustu

Itu tidak ada masalah, vaksin, alat suntik, termos dan lainnya selalu cukup


(1)

4. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana untuk kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III ?

5. Bagaimana kegiatan perencanaan (microplanning) program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?

6. Bagaimana persiapan kegiatan perencanaan program imunisasi ? 7. Bagaimana kelengkapan data untuk pelaksanaan perencanaan ? 8. Bagaimana kegiatan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?

9. Apakah ada kegiatan lokakarya mini dalam rangka meningkatkan kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?

10.Bagaimana kegiatan Imunisasi di lapangan ? apa hambatan yang ada di lapangan ?

11.Hambatan apa saja yang dihadapi dalam manajemen pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut ?

12.Jenis imunisasi apa yang tidak mencapai target ? mengapa ?

13.Bagaimana kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan imunisasi

IV. Daftar pertanyaan untuk informan pengelola vaksin di Puskesmas Siak Hulu III


(2)

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana program imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Siak Hulu III ?

2. Bagaimana ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III ini?

3. Bagaimana dengan sumber pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi ?

4. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana untuk kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III ?

5. Bagaimana kegiatan perencanaan (microplanning) program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?

6. Bagaimana persiapan kegiatan perencanaan program imunisasi ? 7. Bagaimana kelengkapan data untuk pelaksanaan perencanaan ? 8. Bagaimana kegiatan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?

9. Apakah ada kegiatan lokakarya mini dalam rangka meningkatkan kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ?


(3)

10.Bagaimana kegiatan Imunisasi di lapangan ? apa hambatan yang ada di lapangan ?

11.Hambatan apa saja yang dihadapi dalam manajemen pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III ? bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut ?

12.Jenis imunisasi apa yang tidak mencapai target ? mengapa ?

13.Bagaimana kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan imunisasi

14.Bagaimana pengelolaan rantai vaksin di Puskesmas Siak Hulu III ? 15.Apakah ada kendala untuk ketersediaan vaksin ?

V. Daftar pertanyaan untuk informan Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III

A. Identitas informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana dengan jumlah kader yang ada ? apakah mencukupi untuk membantu dalam kegiatan imunisasi di Posyandu ? 2. Bagaimana dengan kelengkapan sarana dan prasarana dalam


(4)

3. Apakah hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan imunisasi di Posyandu ?

4. Apakah ada pengawasan dari pihak puskesmas untuk kegiatan imunisasi di posyandu ?

VI. Daftar pertanyaan untuk informan Ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III

A. Identitas informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terkahir : 5. Tanggal wawancara :

B. Pertanyaan

1. Apakah hambatan ibu dalam pelaksanaan imunisasi ?

2. Apakah ada pengawasan dari pihak puskesmas pada saat pelaksanaan imunisasi ?


(5)

(6)