2.4.3 Monitoring dan evaluasi
Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk memantau setiap kegiatan berjalan sesuai dengan ketentuan program. Salah
satu monitoring yang dapat dilakukan adalah pemantauan wilayah setempat PWS. PWS dilakukan untuk memantau kuantitas program dalam meningkatkan
cakupan imunisasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui proses dan tingkat keberhasilan
suatu program. Berdasarkan sumber data, ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi dengan data sekunder berupa stok vaksin, indeks pemakaian vaksin, suhu lemari
es, dan cakupan per tahun dan evaluasi dengan data primer cakupan imunisasi, dampak imunisasi, potensi dan keamanan dari vaksin serta mengetahui kualitas
pengelolaan vaksin Permenkes RI No. 42 tahun 2013.
2.5 Kerangka Pikir
Pada prinsipnya keberhasilan pencapaian UCI dapat dipengaruhi oleh manajemen pelaksanaan imunisasi yang diterapkan puskesmas. Salah satu model
manajemen yang dapat diterapkan di puskesmas adalah model manajemen P1 –
P2 – P3. Keberhasilan model manajemen P1 – P2 – P3 dalam pencapaian UCI
dapat diukur melalui indikator masukan input, proses, dan luaran output. Maka fokus penelitian dapat disusun sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Berdasarkan gambar diatas, dapat dirumuskan defenisi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Masukan input merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam
pelaksanaan imunisasi untuk pencapaian UCI yang lebih baik di puskesmas, meliputi: petugas imunisasi, pihak puskesmas dan logistik.
a. Berdasarkan Permenkes RI No. 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
imunisasi, maka petugas kesehatan yang berwenang dalam pelaksana imunisasi adalah dokter dan dokter spesialis. Dokter dapat juga
INPUT
- Petugas imunisasi - Pendanaan
- Sarana dan prasarana
PROSES Manajemen P1-P2-P3
OUTPUT Pencapaian UCI di
puskesmas sesuai dengan target yang ingin di capai
95 Analisis manajemen
pelaksanaan imunisasi di puskesmas kaitannya
dengan pencapaian UCI
Universitas Sumatera Utara
memberikan tanggung jawab pelayanan imunisasi kepada Bidan dan perawat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Petugas puskesmas terdiri dari koordinator imunisasi dan pengelola vaksin
dalam penyelenggaraan imunisasi di puskesmas. c.
Logistik yang diperlukan yaitu: vaksin, Auto Disable Syringe, safety box, emergency kit, dan dokumen pencatatan status imunisasi.
d. Sumber pembiayaan untuk imunisasi dapat berasal dari pemerintah.
Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi yaitu tingkat pusat bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara APBN, tingkat provinsi bersumber dari APBN dan APBD provinsi, tingkat kabupatenkota bersumber dari APBN
dan APDB kabupatenkota berupa DAU Dana Alokasi Umum dan DAK Dana Alokasi Khusus. Pendanaan ini dialokasikan berdasarkan jumlah
penduduk, kapasitas fiskal, jumlah masyarakat miskin dan lainnya. 2.
Proses merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pencapaian UCI melalui model manajemen P1 perencanaan, P2 penggerakan
pelaksanaan, dan P3 pengawasan, pengendalian dan penilaian. 3.
Keluaran output merupakan hasil dari penerapan model manajemen P1 – P2 – P3 dalam pelaksanaan imunisasi kaitannya dengan pencapaian UCI di
puskesmas. Diharapkan tercapainya target pencapaian UCI sebesar 95.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian