Perumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian Universal Child Immunization

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kaitan manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas terhadap pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh petugas puskesmas serta hubungannya terhadap pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah 1. Menambah wawasan mengenai pelaksanaan manajemen imunisasi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 2. Menjadi sumbangan referensi dan pemikiran bagi perkembangan pelaksanaan manajemen imunisasi di puskesmas. 3. Puskesmas lebih dapat memperbaiki serta mengembangkan pelaksanaan manajemen imunisasi untuk pencapaian target UCI. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Universal Child Immunization

2.1.1 Imunisasi Imunisasi vaksinasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip immunologi yang paling terkenal dan paling berhasil terhadap kesehatan manusia. Nama vaksin diambil dari kata vaksinia, virus cacar sapi yang digunakan oleh Jenner 200 tahun yang lalu. Vaksinia merupakan upaya ilmiah pertama untuk mencegah penyakit infeksi cacar variola yang dilakukan tanpa pengetahuan sama sekali mengenai virus atau segala macam mikroba dan imunologi Wahab Julia, 2002. Universal Child Immunization adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005. 1. Pengertian imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu Notoatmodjo, 2007. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan Permenkes No. 42 tahun 2013. Istilah imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi pasif adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif. Vaksinasi adalah imunisasi aktif dengan pemberian vaksin antigen yang dapat merangsang Universitas Sumatera Utara pembentukan imunitas antibodi dari sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu memproduksi limfosit yang peka sebagai antibodi dan sel memori Ranuh dkk, 2011. 2. Tujuan pemberian imunisasi Tujuan dalam pemberian imunisasi adalah: a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu. b. Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak. c. Agar anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. e. Untuk mendapat eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri. f. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian. g. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat populasi Maryunani, 2010. 2.1.2 Macam-macam imunisasi Imunitas atau kekebalan berdasarkan asal-muasalnya dibagi dalam dua hal, yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan Universitas Sumatera Utara terbentuknya imunitas, sedangkan pasif adalah bila tubuh anak tidak bekerja untuk kekebalan, tetapi hanya menerimanya saja. Maka berdasarkan hal tersebut diatas, maka imunisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. 1. Imunisasi aktif Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya: imunisasi polio atau campak. Imunisasi aktif diberikan untuk pencegahan penyakit yang dilakukan dengan memberikan vaksin terhadap beberapa penyakit infeksi. Imunisasi aktif ini dilakukan dengan vaksin yang mengandung: a. Kuman-kuman mati misalnya: vaksin cholera-typhoidtyphus abdominalis – paratyphus ABC, vaksin pertusis batuk rejan. b. Kuman-kuman hidup diperlemah misalnya: vaksin BCG terhadap tuberculosis. c. Virus-virus hidup diperlemah misalnya: bibit cacar, vaksin poliomyelitis. d. Toxoid toksin= racun dari kuman yang dinetralisasi: toxoid difteri, toxoid tetanus. Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral melalui mulut. Pemberian vaksin menyebabkan tubuh membuat zat-zat anti terhadap penyakit bersangkutan dan oleh sebab itu menjadi imun kebal terhadap penyakit tersebut. Pemberian vaksin dengan cara menyuntikkan kuman atau antigen murni akan menyebabkan benar-benar menjadi sakit. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara dibutuhkan dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan. Pemberian vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi. Pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi aktif pada anak dibawah lima tahun yaitu: a. BCG Bacillus Calmette-Guerin b. DPT Difteri, pertusis, tetanus c. Polio d. Campak e. Hepatitis B 2. Imunisasi pasif Imunisasi pasif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zat anti dari ibunya selama dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak bertahan lama. Imunisasi pasif terdiri dari dua macam, yaitu: a. Imunisasi pasif bawaan Imunisasi pasif bawaan merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya. b. Imunisasi pasif didapat Imunisasi pasif didapat merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti Maryunani, 2010. Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Jenis-jenis imunisasi 1. Imunisasi dasar Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, difteri, tetanus, pertusis, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B. Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun adalah: a. Imunisasi BCG Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis TBC, yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali pada bayi usia 0-11 bulan. Pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha. Efek samping imunisasi BCG umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjer getah bening di ketiak atau leher bagian bawah. b. Imunisasi DPT Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Universitas Sumatera Utara Pemberian imunisasi dilakukan tiga kali, yaitu pada usia dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Diberikan melalui suntikan intra muskuler. Efek samping imunisasi hanya berupa gejala-gejala ringan seperti demam, kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada tempat suntikan. c. Imunisasi polio Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan lumpuh kaki. Pemberian imunisasi polio ini empat kali pada umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir 0 bulan, dua bulan, empat bulan dan enam bulan. Imunisasi ini diberikan melaui oral mulut. Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. d. Imunisasi campak Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Kandungan vaksin campak adalah virus yang dilemahkan. Pemberian imunisasi campak adalah satu kali pada usia sembilan bulan. Demam ringan atau kemerahan pada pipi di bawah telinga dapat terjadi sebagai efek samping imunisasi. Universitas Sumatera Utara e. Imunisasi hepatitis B Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi akut yang dapat merusak hati. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah tiga kali yaitu diberikan 12 jam setelah lahir, usia satu bulan, dan usia antara tiga sampai enam bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan dengan cara intramuskuler di lengan atau paha bayi. 2. Imunisasi booster Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan revaksinasi dari imunisasi dasar yang diberikan pada waktu-waktu tertentu. Imunisasi booster juga dapat diberikan bila terdapat suatu wabah yang berjangkit atau bila terdapat kontak dengan penyakit bersangkutan Maryunani, 2010. 2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I 1. Penyakit Difteri Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya karena menyebabkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung yang berdampak kematian. 2. Penyakit Pertusis Pertusis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella pertusis. Pertusis disebut juga sebagai batuk rejan atau Universitas Sumatera Utara batuk 100 hari, karena lama sakitnya dapat mencapai tiga bulan lebih atau 100 hari. 3. Penyakit Tetanus Tetanus adalah penyakit dengan gangguan neuromuscular akut berupa trismus yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Tetanus berasal dari kata Yunani “tetanos” yang berarti regangan. 4. Penyakit Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum disebabkan oleh pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih. 5. Penyakit Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. 6. Penyakit Polio Penyakit Polio adalah penyakit menular yang berbahaya. Virus ini menyerang syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan total hanya dalam hitungan jam. 7. Penyakit Campak Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis peradangan selaput ikat mata dan ruam kulit. 8. Penyakit TBC Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemis, sehingga dapat mengenai hampir semua organ Universitas Sumatera Utara tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer Maryunani, 2010. 2.1.5 Cakupan program imunisasi Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development Goals MDGs khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Indonesia telah menetapkan target tahun 2010 seluruh 100 desakelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desakelurahan minimal 80 bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1611MENKESSKXI2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 pencapaian UCI desakelurahan 68,2 dan tahun 2009 mencapai 69,2 sehingga diprediksi target UCI desakelurahan 100 pada 2010 sulit tercapai. Menyadari hal tersebut Kabinet Indonesia Bersatu II melalui RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Renstra Kemenkes 2010-2014 menetapkan target UCI desakelurahan 100 akan dicapai pada tahun 2014. Pemerintah menetapkan kebijakan upaya percepatan yang dikenal dengan GAIN UCI Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI 2010- 2014. GAIN UCI 2010-2014 adalah upaya percepatan pencapaian UCI di seluruh desakelurahan pada tahun 2014. Gerakan ini dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat dan berbagai pihak terkait secara terpadu disemua tingkat administrasi Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005. Universitas Sumatera Utara Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN tahun 2010-2014 dengan target pencapaian sebagai berikut: 1. Tahun 2010 a. Mencapai UCI desakelurahan 80. b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 80. 2. Tahun 2011 a. Mencapai UCI desakelurahan 85. b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 82. 3. Tahun 2012 a. Mencapai UCI desakelurahan 90. b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 85. 4. Tahun 2013 a. Mencapai UCI desakelurahan 95. b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 88. 5. Tahun 2014 a. Mencapai UCI desakelurahan 100. b. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 90. Universitas Sumatera Utara

2.2 Puskesmas