3.4.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari Puskesmas Siak Hulu III dan referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang
berhubungan dengan manajemen pelaksanaan imunisasi.
3.5 Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan Patton dalam Moleong, 2007.
3.6 Metode analisis data
Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah
dalam melihat data secara sistematis Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografi
Puskesmas Siak Hulu III adalah salah satu dari tiga puskesmas yang terdapat di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Puskesmas Siak Hulu III
terletak di Ibukota kecamatan tepatnya di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja terdiri dari tiga desa yaitu Desa
Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa Baru. Puskesmas Siak Hulu III merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang
dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Puskesmas Siak Hulu III memiliki tiga
puskesmas pembantu, terletak di Desa Buluh Cina, Desa baru dan Dusun Pematang Kayu Arang desa Pangkalan Baru.
Puskesmas Siak Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km
2
yang mencakup tiga desa dengan batas wilayah :
1. Sebelah Utara
: Kota Pekanbaru 2.
Sebelah Selatan : Kecamatan Perhentian Raja 3.
Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu I
4. Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II.
Kondisi geografis satu dari tiga desa dalam wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III yaitu Desa Buluh Cina berada di daerah aliran sungai DAS dimana
Universitas Sumatera Utara
setiap musim penghujan desa tersebut selalu kebanjiran sehingga menurunkan kualitas masyarakat untuk hidup sehat. Dusun Pematang Kayu Arang merupakan
bagian dari desa Pangkalan Baru yang berjarak 13 Km dari Puskesmas induk dan berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan. Di Dusun
Pematang Kayu Arang ini tidak terdapat transportasi umum sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
4.1.2 Demografi
Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tidak merata, karena beberapa desa menjadi sasaran pembangunan perumahan. Desa
Baru merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran pembangunan perumahan karena letaknya yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru.
Pembangunan perumahan yang begitu pesat menjadikan penduduk multi etnis, dan beberapa desa masih didiami oleh penduduk asli daerah. Puskesmas Siak
Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km
2
dengan jumlah penduduk 11.805 jiwa.
Tabel 4.1. Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III Tahun 2013
No Desa
Jarak ke puskesm
as Jumlah
pendu duk
Jumlah Bayi
Jumlah ruma
h Jumlah
KK 1
2
3
PKL BARU DESA
BARU BULUH
CINA 0-16 Km
3-10 Km
4-5 Km 4.011
6.449
1.372 87
140 30
1.024 1.395
375 1.127
1.511
399 JUMLAH
11.832 2.794
3.037 Sumber:Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani perkebunan kelapa sawit, karet dan nelayan, hanya sebagian kecil yang berkerja di
bidang swasta dan pegawai negeri.
4.1.3 Sarana pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III ada 22 unit yang terdiri dari : 1 Puskesmas induk, 3 Puskesmas pembantu, 3 Pos obat
desa POD, 3 Pos Kesehatan Desa POSKESDES dan 12 Posyandu. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Distribusi sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013
No Desa
Pusk. Induk
Pusk. pembantu
Posyandu Poskesdes POD
1 Pangkalan Baru
1 1
5 1
1
2 Desa Baru
- 1
5 1
1
3 Buluh Cina
- 1
2 1
1 Jumlah
1 3
12 3
3 Sumber:Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013
4.1.4 Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang yang bertugas di Puskesmas Siak Hulu III sebanyak 43 orang. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III No
Jenis tenaga Tempat tugas
Pusk. induk
Desa Baru
Pangkalan Baru
Pematang Kayu Arang
Buluh Cina
1
SKM 2
- -
- -
2 Dokter umum
3 -
- -
-
3 Dokter gigi
2 -
- -
-
4 Bidan
6 4
2 2
2
5
Perawat 9
- -
- -
6
Sanitarian 1
- -
- -
7 Apoteker
2 -
- -
-
8 Analis kesehatan
1 -
- -
-
9 Perawat gigi
1 -
- -
-
10 Nutrisionis
1 -
- -
-
Universitas Sumatera Utara
11 Administrasi 1
- -
- -
12 Petugas kebersihan 4
- -
- -
Jumlah 33
4 2
2 2
Sumber: Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013
4.1.5 Cakupan imunisasi dasar
Sasaran kegiatan imunisasi dasar yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III adalah 257 bayi yang terdiri dari 130 laki-laki dan 127
perempuan. Jumlah sasaran bayi tersebut tersebar di tiga desa yaitu Desa Pangkalan Baru sebanyak 87 bayi 44 Lk dan 43 Pr, Desa Buluh Cina 30 bayi 15
Lk dan 15 Pr dan Desa Baru 140 bayi 71 Lk dan 69 Pr. Distribusi sasaran imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut.
Tabel 4.4 Jumlah cakupan imunisasi dasar per desa
N o
Jenis imunisa
si Desa
Puskesmas Pangkalan Baru
Buluh Cina Desa Baru
Jlh cakupan
Jlh cakupan
Jlh Cakupan
Jlh Cakupan
1 HB1
87 43
49,4 30
11 36,7
140 104
74,3 257
158 61,5
2 BCG
87 82
94,3 30
27 90,0
140 146
104,3 257
255 99,2
3 Polio1
87 101
116,1 30
26 66,7
140 159
113,6 257
286 111,3
4 DPT1HB2
87 100
114,9 30
29 96,7
140 166
118,6 257
295 114,8
5 Polio2
87 94
108 30
28 93,3
140 159
113,6 257
281 109,3
6 DPT2HB3
87 78
88,7 30
27 90,0
140 163
116,4 257
268 104,3
7 Polio3
87 87
100 30
27 90,0
140 160
114,3 257
274 107,8
8 DPT3
87 87
100 30
20 66,7
140 130
92,9 257
237 92,2
9 Polio4
87 70
80,5 30
21 70,0
140 133
95,0 257
224 87,2
10 Campak
87 71
81,6 30
13 43,3
140 128
91,4 257
212 82,5
Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III
4.2 Karakteristik informan
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap informan yang dijadikan narasumber penelitian. Jumlah informan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 7 orang, yaitu petugas puskesmas dan masyarakat yang terkait dengan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III.
Adapun informan tersebut adalah: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan desa,
Universitas Sumatera Utara
1 orang petugas pengelola vaksin, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita.
Wawancara terhadap informan dilaksanakan pada tanggal 27-30 April 2015 di Puskesmas Siak Hulu III. Adapun karakteristik informan berdasarkan
hasil penelitian dapat terlihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Karakteristik Informan No
Nama Umur
tahun Jenis
kelamin Pendidikan
terakhir Jabatan
1
Drg. Anik Sri Mulyani 41
Perempuan Kedokteran
Gigi Ka. Pusk
2 Reina Mesalina
35 Perempuan
D I
Kebidan an
Bidan Desa Buluh
Cina
3
Herlita Widayanti 32
Perempuan D
III Kebidan
an Bidan Pustu
Pematan g
Kayu Arang
4 Yasmi, SKM
35 Laki-laki
S1 IKM Koordinator
imunisas i
5 Darisman
30 Laki-laki
D III
Farmasi Pengelola
vaksin
6 Mardiani
48 Perempuan
SMP Kader
7
Erna 35
Perempuan SMP
Ibu balita
4.3 Analisis komponen input
1. Petugas imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
imunisasi terdiri dari bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin dan kader. Jumlah sumber daya manusia untuk kegiatan program imunisasi ini sudah
mencukupi yaitu bidan 16 orang, koordinator imunisasi satu orang, pengelola
Universitas Sumatera Utara
vaksin satu orang dan kader sebanyak 87 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Pernyataan informan mengenai petugas imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Untuk kegiatan imunisasi melibatkan bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin, dan kader yang
membantu kegiatan di posyandu. Dari segi jumlah tenaga kesehatan kita sudah cukup.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina
Jumlah bidan disini sudah mencukupi, sudah berlebih saya rasa.
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang
Kayu Arang
Kalau jumlah bidan cukup, tidak ada masalah
Informan 4 Koordinator
imunisasi
Untuk jumlah tenaga sudah cukup, bidan yang bekerja untuk wilayah kerja puskesmas ini sekitar 16 orang,
jumlah kader keseluruhan juga sudah mencukupi yaitu sekitar 87 orang.
Informan 5 Pengelola vaksin
Saya rasa jumlah bidan cukup, karena selama ini tidak ada bidan yang mengeluh karna kurangnya jumlah
tenaga kesehatan.
Informan 6 Kader
Kalau untuk kader cukup. Untuk posyandu ini saja sudah ada 7 orang yang membantu.
2. Dana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai dana tidak ada kendala. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah APBD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pernyataan informan mengenai dana program imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Sumbernya dari APBD, jumlahnya mencukupi, yaa kalau dana selalu mencukupi untuk kegiatan
imunisasi ini.
Universitas Sumatera Utara
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Dana dari Dinas Kesehatan, dari APBD
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang
Kayu Arang
Kapus lah yang lebih tau tentang dana itu, yang saya tau dari APBD
Informan 4 Kordinator
imunisasi Dana ada dari pemerintah dan jumlahnya selalu
mencukupi untuk kegiatan di puskesmas ini
Informan 5 Pengelola vaksin
Ya kalau dana dari APBD
3. Sarana dan prasarana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana sudah lengkap. Puskesmas induk dan puskesmas
pembantu memiliki kulkas untuk penyimpanan vaksin. Vaksin, alat suntik, safety box, termos dan kartu imunisasi lengkap karena distribusinya langsung dari dinas
kesehatan setiap bulan dengan kondisi yang baik. hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana
Infroman Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Sudah lengkap. Vaksin, alat suntik dan lainnya selalu mencukupi, tidak ada terjadi kekurangan untuk
sarana dan prasarana. Untuk penyimpanan vaksin kita juga punya kulkas di puskesmas induk dan di
setiap pustu.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Alat suntik sama vaksin ada, tidak ada kekurangan.
Informan 3 Bidan
pustu Pematang
Kayu Itu tidak ada masalah, vaksin, alat suntik, termos dan
lainnya selalu cukup
Universitas Sumatera Utara
Arang Informan 4
Koordinator
imunisasi Vaksin cukup, alat suntik juga. Tidak ada hambatan lah
dalam ketersediaan sarana imunisasi ini.
Informan 5 Pengelola vaksin
Jumlah vaksin selalu mencukupi kebutuhan karena memang distribusinya langsung dari dinas setiap
bulannya.
Informan 6 Kader
Kayaknya tidak pernah terjadi kekurangan. Kartu imunisasi juga ada. Alat tulis kami untuk mencatat
juga dari puskesmas
4.4 Analisis manajemen pelaksanaan imunisasi
4.4.1 Perencanaan P1 1.
Kapan kegiatan perencanaan dilakukan dan keterlibatan petugas dalam kegiatan penyusunan perencanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penyusunan perencanaan dilaksanakan awal tahun dan juga dilakukan perencanaan bulanan. Kegiatan
perencanaan bulanan tidak rutin dilakukan. Informan yang terlibat dalam kegiatan penyusunan perencanaan yaitu kepala puskesmas, bidan, pengelola vaksin dan
koordinator program imunisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Pernyataan informan tentang kegiatan perencanaan dan
keterlibatannya dalam penyusunan perencanaan
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala Puskesmas
Perencanaan dilakukan awal tahun. Dalam kegiatan penyusunan perencanaan setiap bidan, koordinator
imunisasi dan petugas pengelola vaksin dilibatkan untuk mendiskusikan apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk kegiatan imunisasi satu tahun kedepan termasuk jumlah vaksin yang dibutuhkan.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kalau perencanaan dilakukan setiap bulan januari.
perencanaan setiap bulannya juga ada tapi tidak rutin. yang saya tau tidak semua bidan dilibatkan dalam
kegiatan perencanaan, cukup satu bidan yang mewakili setiap desa saja. Saya selalu ikut kegiatan perencanaan
Universitas Sumatera Utara
karena saya merupakan bidan desa Buluh Cina. Informan 3
Bidan Pustu Pematan Kayu Arang
Kegiatan penyusunan perencanaan ada setiap tahun, bulanan juga ada tapi tidak selalu dilakukan. Saya
dilibatkan untuk kegiatan penyusunan perencanaan.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Ya untuk perencanaan tentunya dilakukan setiap tahun.
Karna saya sebagai pemegang program imunisasi tentu saja saya dilibatkan ketika penyusunan kegiatan
perencanaan.
Informan 5 Pengelola vaksin
Ya dilibatkan untuk perencanaan kebutuhan vaksin satu tahun kedepan..
2. Persiapan perencanaan program imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah memahami tahap persiapan PTP Perencanaan Tingkat Puskesmas dalam program imunisasi. Hal
tersebut terlihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Pernyataan informan mengenai tahap perencanaan kegiatan
imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Melengkapi data yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan
program imunisasi.
Melakukan identifikasi masalah dan mencari solusi terhadap
permasalahan tersebut.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kelengkapan data jumlah bayi dan laporan tahun lalu
untuk menentukan
prioritas masalah
tahun kedepannya supaya bisa kita susun RUK dan RPK
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang
Kayu Arang
Melihat data jumlah sasaran, sarana prasarana, tenaga kesehatan. yaa saya rasa itu saja.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Kita menghimpun data dari seluruh wilayah kerja di
Puskesmas Siak Hulu III, selanjutnya kita tau sasarannya, apa kendala dilapangan sehingga dapat
membantu dalam
menetapkan perencanaan
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Informan 5 Pengelola vaksin
Mempersiapkan data jumlah sasaran untuk menetapkan jumlah vaksin yang diperlukan.
3. Kelengkapan data dalam penyusunan perncanaan kegiatan imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data untuk penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi sudah baik. Dari lima informan yang diwawancarai, secara
keseluruhan menyatakan telah tersedia data untuk kegiatan penyusunan perencanaan. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Pernyataan informan mengenai kelengkapan data dalam
penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Tidak ada masalah dalam hal kelengkapan data
Informan 2 Bidan
Desa Buluh
Cina Kalau untuk data sudah lengkap, tidak ada masalah.
Informan 3 Bidan Pustu Pematang
Kayu Arang Alhamdulillah data di puskesmas sudah lengkap. Tidak
ada yang kurang.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Ada, semuanya tersedia.
Informan 5 Pengelola vaksin
Semua data tersedia.
Universitas Sumatera Utara
4. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan RUK program imunisasi a. Waktu pengusulan RUK program imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengetahui waktu pengusulan RUK, yakni dilakukan pada awal tahun. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Pernyataan informan mengenai waktu penyusunan RUK
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Penyusunan RUK dilaksanakan pada awal tahun dengan melibatkan bidan, koordinator kegiatan imunisasi dan
pengelola vaksin
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kalau RUK yaa disusun pada awal tahun
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang Kayu
Arang RUK disusun pada bulan januari biasanya
Informan 4 Koordinator
imunisasi RUK biasanya dilakukan awal tahun setelah kita
melakukan lokakarya
tahunan. Setelah
kita menyelesaikan laporan tahun sebelumnya.
Informan 5 Pengelola vaksin
Untuk RUK disusun setiap awal tahun b.
Perencanaan kebutuhan sumberdaya dana dan saranaprasarana untuk program imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan kebutuhan sumberdaya untuk program imunisasi sudah terkoordinir dengan baik. Hal tersebut dapat
terlihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Pernyataan
informan tentang
perencanaan kebutuhan
sumberdaya untuk kegiatan program imunisasi Informan
Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Untuk perencanaan kebutuhan sumberdaya tidak ada kendala, dana dari pemerintah selalu lancar dan jumlah
tenaga kita juga sudah mencukupi.
Universitas Sumatera Utara
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kalau tenaga kesehatan sudah cukup, saya rasa sudah
berlebihan mungkin
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang Kayu
Arang Perencanaan kebutuhan sumberdaya diusulkan melalui
Ka. Puskesmas pada saat staff meeting. Sebelumnya kita koordinasikan dahulu bersama bidan desa lainnya,
koordinator imunisasi dan pengelola vaksin.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan
dengan data kebutuhan yang ada, selama ini jumlah vaksin selalu mencukupi kebutuhan untuk kegiatan
imunisasi
Informan 5 Pengelola vaksin
Paling selama ini perencanaan kebutuhan selalu diusulkan kepada Ka. Puskesmas
5. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan RPK dalam
program imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengetahui kapan waktu penyusunan RPK. Sementara untuk lokakarya mini tahunan informan menyatakan
bahwa selalu dilaksanakan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Pernyataan informan tentang tahap penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dalam program imunsasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Mengenai penyusunan RPK dilakukan setelah RUK. Setelah RUK disetujui pihak dinas.
Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina
Penyusunan RPK dilakukan sebulan setelah penyusunan RUK
Informan 3 Bidan Pustu Pematang
Kayu Arang Ya setelah penyusunan RUK
Informan 4 Koordinator imunisasi
Untuk RPK kita buat setelah kita susun RUK nya. Di dalam RPK kita buat perincian dana untuk
pelaksanaan kegiatan. Informan 5
Pengelola vaksin Setau saya kalau RPK disusun setelah RUK
Universitas Sumatera Utara
6. Targetstandar keberhasilan yang ditetapkan dalam program imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa informan menyatakan bahwa mengenai target keberhasilan program imunisasi telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu pencapaian UCI 95. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Pernyataan informan tentang targetstandar keberhasilan
yang ditetapkan dalam program imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Target program
imunisasi sudah
ada dari
pemerintah. Untuk tahun 2013 pemerintah sudah mentargetkan UCI 95. Kita kan sudah
mempersiapkan RPK untuk pencapaian UCI tersebut seperti melakukan penyuluhan imunisasi
dan sweeping imunisasi. Yaa tentu saja kami sebagai pihak puskesmas berharap dengan
adanya
kegiatan tersebut
maka dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi dan semua bayi bias mendapatkan
imunisasi secara lengkap.
Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina
Target pencapaian UCI sudah ada dari dinas
Informan 3 Bidan Pustu Pematang
Kayu Arang Targetnya sudah jelas, ada target yang ditetapkan
pemerintah untuk pencapaian UCI ini.
Informan 4 Koordinator imunisasi
Kalau untuk target itu sudah ada dari pemerintah, ada kepmenkesnya yang mengatur. Target dari
pemerintah 95. kalau untuk target dari puskesmas ada dalam RPK yang kita susun. Yaa
bagaimana cara kita untuk dapat mencapai target yang sudah ditetapkan pemerintah.
Informan 5 Pengelola vaksin
Untuk target setau saya sudah ada ditetapkan oleh pemerintah. Saya kurang tau pasti berapa
targetnya, itu yang lebih tau bidan
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Penggerakan dan Pelaksanaan P2 1. Pelaksanaan lokakarya bulanan puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan lokakarya mini bulanan biasa disebut dengan istilah staff meeting. Pelaksanaan staff meeting tidak rutin
dilakukan setiap bulannya. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Pernyataan informan tentang pelaksanaan Lokakarya mini
bulanan puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Untuk pelaksanaan lokakarya mini bulanan itu namanya staff meeting. Itu dilakukan setiap bulan.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Staff meeting ada setiap bulan.
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang Arang
Kalau staff meeting itu “KP” dek. Kapan perlu aja
dilakukan, tidak rutin setiap bulan.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Yaa itu tidak rutin dilakukan setiap bulannya, tergantung
Ka. Puskesmas Informan 5
Pengelola vaksin Tidak selalu setiap bulannya. Tapi kayaknya tergantung
Ka. Puskesmas 2. Pelaksanaan kegiatan imunisasi
a. Tupoksi
dan pendelegasian
wewenangtanggungjawab untuk
pelaksanaan kegiatan imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 5 informan menyatakan bahwa tupoksi
ada untuk
staf di
puskesmas induk.
Pendelegasian wewenangtanggungjawab secara tertulis belum ada. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Pernyataan informan tentang tupoksi dan pendelegasian
wewenangtanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Tupoksi ada secara tertulis, mengenai pendelegasian wewenang hanya berupa lisan aja
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Tupoksi ada, untuk pendelegasian yaa dari Kapus.
Kayaknya tidak ada ditulis, hanya dibilang gitu aja
Informan 3 Bidan
Pustu Pematang
Kayu Arang
Saya kurang tau ada apa tidaknya tupoksi tertulis, setau saya hanya lisan dari kapus aja
Informan 4 Koordinator
imunisasi Tupoksi dan pendelegasian wewenang ada dari kepala
puskesmas.
Informan 5 Pengelola vaksin
Yaa kalau itu secara lisan saja dari kepala puskesmasnya b. Pelatihan perencanaan puskesmas
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 4 informan menyatakan tidak pernah mendapat pelatihan mengenai perencanaan puskesmas terutama dalam program
imunisasi. Sementara 1 informan pernah mendapatkan pelatihan perencanaan.
Tabel 4.18 Pernyataan informan mengenai pelatihan perencanaan
puskesmas
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Dulu saya pernah mendapat pelatihan tentang penyusunan RUK dan RPK dari dinas kesehatan
Kabupaten Kampar sekitar 2 tahun yang lalu.
Informan 2 Bidan
Desa Buluh
Cina Tidak pernah, kalau pelatihan lain banyak kayak
asfiksia
Informan 3 Bidan Pustu Pematang
Kayu Arang Pelatihan perencanaan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
Informan 4 Koordinator imunisasi
Saya tidak pernah mendapat pelatihan mengenai perencanaan tapi kalau pelatihan yang lain pernah
saya ikuti Informan 5
Pengelola vaksin Ada pelatihan tentang perencanaan vaksin, itupun
sudah 2 tahun yang lalu.
3. Pengelolaan rantai vaksin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan pengelolaan rantai vaksin di Puskesmas Siak Hulu III sudah berjalan dengan baik.
Petugas pengelola vaksin mencatat suhu lemari es sebanyak dua kali dalam sehari. Pemasukan dan pengeluaran vaksin selalu dicatat setiap bulannnya.
Tabel 4.19 Pernyataan informan mengenai pengelolaan rantai vaksin
Informan Pernyataan
Informan 1 Pengelola vaksin
Pengambilan vaksin saya lakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten. Untuk membawa vaksin
dari dinas biasanya menggunakan vaccine carrier, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin.
Penyimpanan vaksin di puskesmas menggunakan lemari es, itu suhunya selalu saya pantau setiap hari
pada pagi dan sore hari. Suhu yang baik untuk penyimpanan vaksin kan sekitar 2-
8˚C. Setiap jumlah vaksin yang masuk dan keluar saya catat.
Untuk pelaksanaan imunisasi di posyandu biasanya bidan yang ambil ke puskesmas. Biasanya bidan
membawa vaksin menggunakan termos yang berisi minimal 4 buah cool pack 0,1 liter untuk menjaga
suhu agar vaksin tidak rusak.
4. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi adalah rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya imunisasi, kurangnya akses ke posyandu dan
Universitas Sumatera Utara
adanya larangan dari pihak keluarga untuk melakukan imunisasi. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Pernyataan informan mengenai hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala puskesmas
Mungkin dari segi pengetahuan masyarakatnya saja yang masih kurang, kesadaran masyarakat akan
pentingnya imunisasi masih minim.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kalau di tempat kakak, masyarakatnya susah untuk
diajak imunisasi karena suami melarang. Kalau anaknya sudah demam tidak mau lagi di suntik
imunisasi. Yaa tingkat pendidikan juga masih rendah, kebanyakan hanya tamatan SMP dan SMA.
Informan 3 Bidan
pustu Pematang
Kayu Arang
Kalau di tempat saya, masyarakat tidak datang karena kendaraan tidak ada kemudian anaknya demam jadi
tidak mau di suntik
Informan 4 Koordinator
imunisasi Wilayah kerja kita kan letaknya di daerah terpencil,
mayoritas pendidikannya juga masih rendah. Banyak orang tua yang tidak mau imunisasi dengan alasan
tidak mau anaknya sakit demam.
Informan 5 Pengelola vaksin
Kalau kenadala di lapangan tentunya bidan pelaksana yang lebih tau.
Informan 6 Kader
Biasanya masyarakat yang tidak bisa datang karena tidak ada kendaraan ataupun karena anaknya lagi
demam.
Informan 7 Ibu balita
Ya saya kadang tidak bisa datang ke posyandu karna tidak ada yang antar, suami pergi kerja. Biasanya
saya menumpang sama tetangga yang kebetulan ke posyandu juga. Kalau anak lagi demam juga tidak
dibawa ke posyandu
4. Jenis imunisasi yang tidak mencapai target
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan jenis imunisasi yang tidak mencapai target yaitu imunisasi polio dan DPTHB1.
Universitas Sumatera Utara
Tingginya angka drop out imunisasi polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 di Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Pernyataan informan mengenai jenis imunisasi yang tidak
mencapai target
Informan Pernyataan
Informan 1 Bidan Desa Buluh
Cina Di tempat kakak tinggi angka drop out imunisasi polio
1-4 sama imunisasi DPT-HB1, susah mengajak masyarakat ini untuk melakukan imunisasi. Angka
DO polio 1-4 kalau tidak salah kakak mencapai 50, DPTHB1 juga sama.
Informan 2 Bidan
pustu Pematang
Kayu Arang
Ya hampir sama dengan buluh cina, DO untuk imunisasi polio 1-4 sekitar 30, kalau DO imunisasi DPTHB1
sekitar 27.
Informan 3 Koordinator
imunisasi Kalau berdasarkan data yang kita punya jenis imunisasi
yang tidak tercapai itu polio sama DPTHB1, masih tinggi angka DO di Buluh Cina sama Pangkalan
Baru. Imunisasi campak di Buluh Cina juga masih rendah sekitar 43
4.4.3 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian P3
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan imunisasi di lapangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan pengawasan terhadap kegiatan imunisasi sudah berjalan dengan baik. Koordinator
puskesmas selalu datang ke salah satu posyandu untuk melihat langsung pelaksanaan imunisasi. Hal tersebut terlihat dari tabel 4.22.
Tabel 4.22 Pernyataan
informan mengenai
pengawasan terhadap
kegiatan imunisasi di lapangan Informan
Pernyataan
Informan 1 Bidan Desa Buluh Cina
Kalau pak Yas selalu datang ke posyandu, dia rajin itu turun ke lapangan untuk melihat pelaksanaan
imunisasi Informan 2
Bidan pustu Pematang Kayu Arang
Ada, pak Yasmi datang ke posyandu untuk melihat imunisasi, terkadang dia juga ada bertanya sama
ibu-ibu mengenai bagaimana imunisasi anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Informan 3 Koordinator imunisasi
Kalau untuk
itu saya
selalu memantau
pelaksanaannya, saya juga sering tanya sama ibu-ibu mengenai bagaimana imunisasi anaknya,
selalu dibawa apa tidak, kalau tidak dibawa kenapa alasannya, yaa gitu aja
Informan 4 Kader
Selalu ada setiap bulan, kadang juga ikut membantu kalau ada bayi yang dikasi vitamin. Bertanya
juga tentang sudah banyak yang datang atau belum. Ya baik lah bapak itu
Informan 5 Ibu balita
Ada bapak dari puskesmas, bapaknya ramah sering cerita juga sama kami di posyandu
2. Monitoring dan evaluasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan kegiatan monitoring dan evaluasi belum berjalan dengan baik. Monitoring dan
evaluasi tidak rutin dilakukan setiap bulannya. Kepala puskesmas melakukan pengawasan melalui laporan bulanan dari bidan desa dan pengelola vaksin. Hal
tersebut terlihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23 Pernyataan informan tentang monitoring dan evaluasi
kegiatan imunisasi
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala Puskesmas
Monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi dibahas dalam rapat bulanan. Bidan desa dan koordinator
imunisasi menyampaikan
bagaimana kegiatan
dilapangan. Laporan bulanan mengenai kegiatan imunisasi juga dilihat. Pengelola vaksin juga
memberikan laporan mengenai jumlah vaksin yang masuk dan keluar setiap bulannya.
Informan 2 Bidan Desa Buluh
Cina Kepala puskesmas hanya memantau kegiatan imunisasi
melalui laporan bulanan saja, jarang dilakukan rapat bulanan untuk membicarakan bagaimana kegiatan di
lapangan. Yang
sering memantau
ya cuma
koordinator saja
Universitas Sumatera Utara
Informan 3 Bidan
pustu Pematang
Kayu Arang
Rapat bulanan untuk monitoring dan evaluasi jarang dilakukan, ada sesekali dilakukan tetapi tidak rutin
setiap bulan dek. Kami hanya memberikan laporan bulanan
kegiatan imunisasi
kepada kepala
puskesmas. ya dari laporan itu saja kepala puskesmas memantaunya.
Informan 4 Koordinator
imunisasi Monitoring dan evaluasi dari kepala puskesmas ya
hanya melalui laporan bulanan saja. Pelaporan yang diberikan bidan setiap bulannya selalu tepat waktu.
Paling ya saya yang sering turun ke lapangan melihat kegiatan imunisasi.
Informan 5 Pengelola vaksin
Ada sesekali rapat untuk monitoring dan evaluasi. Tidak rutin setiap bulan lah.
4.5
Output
Rangkaian evaluasipenilaian untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi setelah proses adalah output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian
Universal Child Immunization di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III sebesar 33, angka ini belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 95.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk melakukan imunisasi
dasar pada bayinya. Selain itu, kurangnya akses ke posyandu juga menjadi penyebab rendahnya angka pencapaian UCI di wilayah kerja Puskesmas Siak
Hulu III.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Masukan
Input
Masukan merupakan elemen yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah sistem Notoatmodjo, 2007. Beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan
input dalam program imunisasi ini yaitu petugas imunisasi, pendanaan, serta sarana dan prasarana.
5.1.1 Petugas imunisasi
Sumber daya manusia sangat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sumber daya manusia diperlukan
dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan program imunisasi yang berhubungan dengan hasil dari program imunisasi Rahmawati, 2007.
Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu program. Manusia merupakan aset utama organisasi dalam
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Tenaga kesehatan yang kurang terampil menjadi salah satu penyebab pekerjaan tidak terselesaikan secara optimal
Sudarmayanti dalam Husni dkk, 2012. Pelaksanaan kegiatan imunisasi melibatkan bidan, pengelola vaksin,
koordinator imunisasi dan kader posyandu. Puskesmas Siak Hulu III memiliki 16 orang bidan, satu orang koordinator imunisasi yang bertugas mengkoordinir
pelaksanaan kegiatan imunisasi, satu orang pengelola vaksin yang membantu mengelola rantai dingin vaksin, dan 87 orang kader yang tersebar di 12 posyandu
untuk membantu pelaksanaan kegiataan imunisasi di lapangan. Kader merupakan
Universitas Sumatera Utara
anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela Kemenkes, 2011. Jumlah
tenaga kesehatan tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III.
Berdasarkan penelitian empat dari lima informan di Puskesmas Siak Hulu III tidak mendapat pelatihan. Kepala puskesmas pernah mendapatkan pelatihan
mengenai perencanaan untuk program imunisasi. Pengelola vaksin mendapatkan pelatihan perencanaan vaksin dua tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian Juliani
dkk 2012 pelatihan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai.
5.1.2 Dana
Keterbatasan sumber daya dapat menghambat pelaksanaan suatu kebijakan. Semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah
program, maka hasilnya akan semakin efektif, apabila dana yang diberikan seefisien mungkin dan semakin kecilnya dana yang digunakan untuk sebuah
program, maka program hanya akan berjalan dengan lambat dan hasilnya tidak akan efisien Wibowo, 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III berasal dari APBD. Dana tidak menjadi kendala dalam
kegiatan imunisasi di puskesmas ini karena jumlah yang diberikan pemerintah selalu mencukupi untuk kegiatan imunisasi. Penyaluran dana BOK ke puskesmas
dilakukan dengan sistem pembayaran langsung. Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan imunisasi meliputi kegiatan sweeping imunisasi, pengadaan Alat Tulis
Universitas Sumatera Utara
Kantor ATK imunisasi, pelaksanaan penyuluhan dan pelaksanaan kegiatan lokakarya mini. Penelitian Juliani dkk 2012 menyebutkan bahwa untuk dapat
melaksanakan kebijakan dari suatu program yang ada, para pelaksana harus mendapat sumber yang dibutuhkan agar program berjalan lancar, salah satunya
dalam bentuk uang. Dana sebagai syarat kelancaran sebuah program harus dialokasikan secara tepat, demikian juga kelancaran proses penyediaan dan
penggunaannya. Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil, dan berkesinambungan
memegang peranan yang penting untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari pembangunan disuatu negara adalah
pemerataan pelayanan kesehatan dan akses serta pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan disuatu Negara seharusnya memberikan fokus
penting kepada
kebijakan pembiayaan
kesehatan untuk
menjamin terselenggaranya kecukupan, pemerataan, efisiensi dan efektifitas dari
pembiayaan kesehatan itu sendiri Efendi, 2009.
5.1.3 Sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari kegiatan imunisasi. Kondisi sarana dan prasarana
yang baik, lengkap, berkualitas dan jumlahnya yang mencukupi akan membantu petugas dalam melaksanakan pekerjaannya Rahmawati, 2007.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Siak Hulu III diperoleh informasi bahwa puskesmas sudah memiliki buku pedoman untuk
program imunisasi. Vaksin dan alat-alat yang digunakan yang digunakan pada
Universitas Sumatera Utara
saat pelaksanaan imunisasi di posyandu seperti alat suntik, vaccine carrier, safety box, dan kartu imunisasi tersedia dengan lengkap di masing-masing posyandu.
Tidak ada kekurangan untuk sarana tersebut karena kebutuhannya sudah dihitung pada saat penyusunan perencanaan. Selain itu, untuk kebutuhan lemari es juga
sudah mencukupi. Puskesmas Siak Hulu III memiliki 1 lemari es dan di setiap pustu juga memiliki lemari es.
5.2 Proses
Process
Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan
efisien. Rangkaian kegiatan sistematis Fungsi manajemen terdiri dari P1 Perencanaan,
P2 Penggerakan
Pelaksanaan, dan
P3 Pengawasan,
Pengendalian dan Penilaian. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Perencanaan merupakan
proses merumuskan
tujuan sampai
dengan menetapkan
kegiatan. Pengorganisasian bertujuan untuk menghimpun sumberdaya yang ada dan
dimanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi proses penggerakan dan pelaksanaan. Fungsi P3 dilakukan untuk mengamati
pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan yang sudah disusun dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi Alamsyah,2011.
Pembahasan mengenai manajemen pelaksanaan imunisasi dalam tulisan ini menggunakan model manajemen P1-P2-P3 yaitu P1 Perencanaan, P2
Penggerakan dan Pelaksanaan, P3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1 Perencanaan P1
Perencanaan merupakan hal terpenting dalam proses manajemen. Fungsi manajemen lainnya akan lebih jelas dengan adanya perencanaan. Perencanaan
adalah landasan dasar pengembangan manajemen secara keseluruhan, dan akan memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai kegiatan yang dilakukan,
orang yang melakukan, waktu dan proses pelaksanaannya. Perencanaan akan efektif jika didukung oleh fakta-fakta yang relevan. Data harus dilengkapi
sehingga rumusan masalah menjadi jelas. Langkah dalam penyusunan perencanaan yaitu melakukan analisis situasi, mengidentifikasi masalah dan
prioritasnya, menentukan tujuan program mengkaji hambatan dan kelemahan program, menyusun Rencana Usulan Kegiatan RUK serta menyusun Rencana
Pelaksanaan Program RPK Muninjaya, 2011. Perencanaan tingkat puskesmas memberikan pandangan menyeluruh
terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntutan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efektif dan efisien.
Perencanaan puskesmas memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan
berhasil guna. Tahap dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah tahap persiapan, analisis situasi, penyusunan RUK, dan penyusunan RPK.
Hal yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu mempersiapkan data yang akan dianalisis, sehingga akan mempermudah perencanaan yang akan dibuat.
Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan perencanaan. Analisis situasi merupakan proses berikut kecenderungannya dan faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis meliputi data umum dan
data khusus. Data umum berupa peta wilayah kerja dan data sumberdaya ketenagaan, peralatan, pembiayaan sarana prasarana, peran serta masyarakat,
sasaran, obat dan bahan habis pakai. Dalam penyusunan rencana usulan kegiatan yang dilakukan yaitu
identifikasi masalah. Identifikasi masalah diutamakan untuk kegiatan dengan hasil yang belum mencapai target. Permasalahan dapat dicari dari hasil laporan
penilaian kinerja puskesmas. Setelah melakukan identifikasi masalah kemudian menentukan prioritas masalah dengan cara scoring serta merumuskan masalah dan
melihat apa penyebab masalah tersebut. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan. Rencana pelaksanaan kegiatan disusun dengan
melakukan penyesuaian terhadap RUK yang telah dibuat Depkes, 2006. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 5 orang informan di wilayah
kerja Puskesmas Siak Hulu III menunjukkan bahwa, secara keseluruhan pelaksanaan perencanaan untuk kegiatan imunisasi belum berjalan dengan baik.
Keterlibatan petugas dalam kegiatan perencanaan, tahap persiapan, penyusunan RUK dan RPK sudah baik. Namun pelaksanaan perencanaan bulanan tidak rutin
dilakukan. Puskesmas mempersiapkan data yang diperlukan untuk penyusunan perencanaan. Data meliputi jumlah sasaran, tenaga kesehatan, biaya serta sarana
dan prasarana. Puskesmas melakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil laporan penilaian kinerja puskesmas tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk 2012 yang menjelaskan bahwa
Universitas Sumatera Utara
perencanaan dimulai dari melihat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Setelah didapatkan prioritas masalah puskesmas menyusun rencana usulan
kegiatan yang dilengkapi dengan rincian pembiayaan. Setelah RUK disetujui oleh pihak dinas kesehatan selanjutnya puskesmas menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan. Untuk kegiatan imunisasi, target ataupun standar keberhasilan kegiatan
imunisasi dasar sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482MENKESSKIV2010 tentang
Gerakan Akselerasi imunisasi Nasional UCI 2010-2014. Target cakupan UCI yang tercantum dalam Kepmenkes tersebut untuk tahun 2013 yaitu sebesar 95.
Menurut Muninjaya
2004, dengan
mengembangkan fungsi
pengorganisasian akan dapat diketahui: 1 pembagian tugas per orang dan kelompok, 2 hubungan antar anggota akan terlihat dari struktur organisasi, 3
pendelegasian wewenang, dan 4 pemanfaatan staf dan fasilitas yang dimiliki organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah tersedia wewenang
tanggungjawab dan wilayah kerja masing-masing staf. Tupoksi untuk pelaksananaan kegiatan imunisasi secara jelas, rinci dan tertulis sudah ada dibuat
oleh pimpinan puskesmas. Menurut Hasibuan 2005, uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang
menguraikan tugas dan tanggungjawab, kondisi pekerjaan, dan hubungan aspek- aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Uraian pekerjaan ini
menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang pekerjaan tersebut. Uraian pekerjaan yang kurang
Universitas Sumatera Utara
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggungjawab. Hal tersebut akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tugas pokok dan wewenang serta tanggung jawabnya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ramsar dkk 2012, menyatakan bahwa pelaksanaan pengorganisasian yang suskes akan membuat organisasi dapat mencapai
tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.
5.2.2 Penggerakan dan Pelaksanaan P2
Pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari persiapan petugas, persiapan vaksin dan rantai vaksin, persiapan Auto Disable Syringe ADS, persiapan
masyarakat dan pemberian pelayanan imunisasi. Persiapan petugas meliputi penetuan sasaran kegiatan imunisasi. Sebelum melaksanakan imunisasi di
lapangan bidan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa. Jumlah vaksin dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan diiumunisasi. Selain itu juga harus
mempersiapkan peralatan rantai dingin seperti termos dan kotak dingin cair. Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, penggerakan masyarakat harus
dilakukan Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005. Terselenggaranya posyandu melibatkan berbagai pihak seperti kader.
Peran kader sebelum hari posyandu adalah menyebarluaskan hari buka posyandu, mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu, mempersiapkan sarana posyandu,
pembagian tugas kader dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan PMT. Pada saat pelaksanaan posyandu peran kader adalah
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu, melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu, mencatat hasil penimbangan
di buku KIA atau KMS dan membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya Kemenkes, 2011.
Pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan imunisasi yang terdapat dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor. 1611MenkesSKXI2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi. Kegiatan imunisasi dilakukan setiap awal bulan,
penentuan tanggal pelaksanaan imunisasi sebelumnya sudah di musyawarahkan bersama masyarakat sehingga masyarakat bisa mengikuti kegiatan di posyandu.
Sebelum melaksanakan kegiatan imunisasi di posyandu bidan terlebih dahulu mempersiapkan vaksin. Bidan mengambil vaksin di Puskesmas induk, tetapi
untuk posyandu yang letaknya jauh dari puskesmas induk maka pengambilan vaksin dilakukan di puskesmas pembantu. Vaksin yang keluar dari puskesmas
jumlahnya selalu dicatat oleh petugas pengelola vaksin. Persiapan rantai dingin vaksin dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin sampai ke posyandu. Bidan
menggunakan termos yang berisi minimal 4 buah cool pack untuk menjaga suhu agar vaksin tidak rusak.
Pelaksanaan imunisasi di posyandu dibantu oleh masyarakat kader. Kader bertugas untuk mencatat nama bayi yang akan diimunisasi, menimbang
bayi, mencatat hasil penimbangan, pengisian Kartu Menuju sehat KMS dan memberikan penyuluhan berdasarkan hasil KMS. Bayi yang sudah mendaftar
Universitas Sumatera Utara
menunggu antrian untuk melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi dilakukan langsung oleh bidan desa. Untuk setiap posyandu ditangani oleh satu orang bidan.
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Buluh Cina adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi untuk
bayi. Adanya larangan dari pihak keluarga terutama suami untuk melakukan imunisasi juga menjadi alasan rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam
kegiatan imunisasi. Mayoritas pendidikan masyarakat di Desa Buluh Cina adalah Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA.
Hambatan pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Pangkalan Baru adalah rendahnya akses masyarakat ke posyandu, tidak adanya transportasi umum di
Desa Pangkalan Baru menyulitkan mobilitas masyarakat untuk datang ke posyandu. Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru merupakan dua desa
dengan pencapaian UCI yang masih rendah. Imunisasi Polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 merupakan imunisasi dengan tingkat Drop Out DO tinggi. Angka DO
imunisasi polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 di Desa Buluh Cina mencapai 50, tingginya angka DO ini dikarenakan ibu yang tidak membawa anaknya untuk
imunisasi dengan alasan anaknya demam ataupun tidak memiliki waktu untuk ikut ke posyandu.
Lokakarya bulanan puskesmas merupakan pertemuan antar tenaga puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja
bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang Alamsyah, 2012. Pelaksanaan lokakarya bulanan di Puskesmas Siak Hulu III lebih dikenal sebagai
kegiatan staff meeting. Kegiatan lokakarya bulanan di puskesmas Siak Hulu III
Universitas Sumatera Utara
tidak rutin dilakukan setiap bulan. Lokakarya bulanan dilakukan ketika ada perintah dari pimpinan puskesmas. Hal ini tentu saja memiliki dampak negatif
terhadap pengawasan kegiatan imunisasi. Tidak adanya pemecahan masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada pelaksanaan imunisasi memberikan
pengaruh terhadap pencapaian UCI.
5.2.3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3
Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses feed back umpan balik dari keberhasilan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi atau penilaian kita tidak akan
mengetahui apakah kekurangan dan kelebihan dari suatu proses yang dilaksanakan. Evaluasi bisa dijadikan rekomendasi untuk kegiatan yang akan
dilakukan pada masa depan. Penilaian dapat dilakukan pada tahap awal program, tahap pelaksanaan program, dan tahap akhir program. Penilaian tahap awal
program dilakukan dengan tujuan meyakinkan bahwa perencanaan yang disusun benar-benar sesuai dengan masalah yang ditemukan. Berkaitan dengan sumber
daya, tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang ada. Penilaian tahap pelaksanaan program bertujuan untuk mengukur apakah program yang dikerjakan sesuai
dengan perencanaan awal atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan dari tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Melihat lebih lanjut sejauh mana
program tersebut berhasil dikerjakan. Penilaian tahap akhir program melihat keluaran dan dampak yang dihasilkan. Sejauh mana dampak yang ditimbulkan
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Penilaian dan evaluasi memerlukan perhatian yang serius untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu program
Alamsyah, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk mengamati dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berdasarkan
hasil penelitian monitoring dan evaluasi terhadap program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III belum berjalan dengan baik, pengawasan langsung
dilakukan oleh koordinator imunisasi. Pengawasan dan penilaian hanya dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan imunisasi di lapangan. Masalah yang ditemukan
pada saat kegiatan imunisasi yang biasa ditemukan yaitu rendahnya jumlah bayi yang diimunisasi. Kendala yang ditemukan pada saat kegiatan imunisasi tidak
ditindak lanjuti secara lebih lanjut. Kendala yang ada sebaiknya dibicarakan pada saat rapat bulanan. Tetapi karena lokakarya mini bulanan tidak rutin dilakukan
maka kendala yang ditemukan di lapangan tidak mendapat solusi untuk penyelesaiannya. Pimpinan puskesmas hanya memantau kegiatan imunisasi
melalui laporan yang diberikan oleh bidan dan pengelola vaksin. Penelitian oleh Ramsar dkk 2012 menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui
penyimpangan dan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan. Serangkaian kegiatan yang telah disusun kemudian berakhir pada tahap
pengawasan. Pada tahap ini kita melihat hasil dari kegiatan yang dilaksanakan berhasil atau tidaknya sehingga nantinya menjadi koreksi untuk kegiatan
selanjutnya yang lebih baik lagi.
5.3 Keluaran
Output
Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan output cakupan pelayanan
kegiatan program Muninjaya, 2011. UCI merupakan suatu keadaan tercapainya
Universitas Sumatera Utara
imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Target pencapaian UCI tahun 2013 adalah sebesar 95. Pencapaian UCI di Puskesmas
Siak Hulu III masih jauh dari target yang ditetapkan. Pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III hanya 33, Dua dari tiga desa memiliki cakupan
imunisasi yang rendah yaitu Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru. Hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi serta
kurangnya upaya puskesmas dalam menanggulangi hambatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan