Triangulasi Metode analisis data Karakteristik informan Keluaran

3.4.2 Data sekunder Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari Puskesmas Siak Hulu III dan referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan manajemen pelaksanaan imunisasi.

3.5 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan Patton dalam Moleong, 2007.

3.6 Metode analisis data

Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data secara sistematis Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografi

Puskesmas Siak Hulu III adalah salah satu dari tiga puskesmas yang terdapat di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Puskesmas Siak Hulu III terletak di Ibukota kecamatan tepatnya di Desa Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja terdiri dari tiga desa yaitu Desa Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa Baru. Puskesmas Siak Hulu III merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Puskesmas Siak Hulu III memiliki tiga puskesmas pembantu, terletak di Desa Buluh Cina, Desa baru dan Dusun Pematang Kayu Arang desa Pangkalan Baru. Puskesmas Siak Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km 2 yang mencakup tiga desa dengan batas wilayah : 1. Sebelah Utara : Kota Pekanbaru 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Perhentian Raja 3. Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu I 4. Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II. Kondisi geografis satu dari tiga desa dalam wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III yaitu Desa Buluh Cina berada di daerah aliran sungai DAS dimana Universitas Sumatera Utara setiap musim penghujan desa tersebut selalu kebanjiran sehingga menurunkan kualitas masyarakat untuk hidup sehat. Dusun Pematang Kayu Arang merupakan bagian dari desa Pangkalan Baru yang berjarak 13 Km dari Puskesmas induk dan berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan. Di Dusun Pematang Kayu Arang ini tidak terdapat transportasi umum sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

4.1.2 Demografi

Penyebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tidak merata, karena beberapa desa menjadi sasaran pembangunan perumahan. Desa Baru merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran pembangunan perumahan karena letaknya yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru. Pembangunan perumahan yang begitu pesat menjadikan penduduk multi etnis, dan beberapa desa masih didiami oleh penduduk asli daerah. Puskesmas Siak Hulu III memiliki luas wilayah kerja 825 Km 2 dengan jumlah penduduk 11.805 jiwa. Tabel 4.1. Data demografi wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III Tahun 2013 No Desa Jarak ke puskesm as Jumlah pendu duk Jumlah Bayi Jumlah ruma h Jumlah KK 1 2 3 PKL BARU DESA BARU BULUH CINA 0-16 Km 3-10 Km 4-5 Km 4.011 6.449 1.372 87 140 30 1.024 1.395 375 1.127 1.511 399 JUMLAH 11.832 2.794 3.037 Sumber:Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 Universitas Sumatera Utara Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani perkebunan kelapa sawit, karet dan nelayan, hanya sebagian kecil yang berkerja di bidang swasta dan pegawai negeri.

4.1.3 Sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III ada 22 unit yang terdiri dari : 1 Puskesmas induk, 3 Puskesmas pembantu, 3 Pos obat desa POD, 3 Pos Kesehatan Desa POSKESDES dan 12 Posyandu. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Distribusi sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013 No Desa Pusk. Induk Pusk. pembantu Posyandu Poskesdes POD 1 Pangkalan Baru 1 1 5 1 1 2 Desa Baru - 1 5 1 1 3 Buluh Cina - 1 2 1 1 Jumlah 1 3 12 3 3 Sumber:Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013

4.1.4 Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan yang yang bertugas di Puskesmas Siak Hulu III sebanyak 43 orang. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3. Daftar petugas kesehatan di Puskesmas Siak Hulu III No Jenis tenaga Tempat tugas Pusk. induk Desa Baru Pangkalan Baru Pematang Kayu Arang Buluh Cina 1 SKM 2 - - - - 2 Dokter umum 3 - - - - 3 Dokter gigi 2 - - - - 4 Bidan 6 4 2 2 2 5 Perawat 9 - - - - 6 Sanitarian 1 - - - - 7 Apoteker 2 - - - - 8 Analis kesehatan 1 - - - - 9 Perawat gigi 1 - - - - 10 Nutrisionis 1 - - - - Universitas Sumatera Utara 11 Administrasi 1 - - - - 12 Petugas kebersihan 4 - - - - Jumlah 33 4 2 2 2 Sumber: Profil Puskesmas Siak Hulu III tahun 2013

4.1.5 Cakupan imunisasi dasar

Sasaran kegiatan imunisasi dasar yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III adalah 257 bayi yang terdiri dari 130 laki-laki dan 127 perempuan. Jumlah sasaran bayi tersebut tersebar di tiga desa yaitu Desa Pangkalan Baru sebanyak 87 bayi 44 Lk dan 43 Pr, Desa Buluh Cina 30 bayi 15 Lk dan 15 Pr dan Desa Baru 140 bayi 71 Lk dan 69 Pr. Distribusi sasaran imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Jumlah cakupan imunisasi dasar per desa N o Jenis imunisa si Desa Puskesmas Pangkalan Baru Buluh Cina Desa Baru Jlh cakupan Jlh cakupan Jlh Cakupan Jlh Cakupan 1 HB1 87 43 49,4 30 11 36,7 140 104 74,3 257 158 61,5 2 BCG 87 82 94,3 30 27 90,0 140 146 104,3 257 255 99,2 3 Polio1 87 101 116,1 30 26 66,7 140 159 113,6 257 286 111,3 4 DPT1HB2 87 100 114,9 30 29 96,7 140 166 118,6 257 295 114,8 5 Polio2 87 94 108 30 28 93,3 140 159 113,6 257 281 109,3 6 DPT2HB3 87 78 88,7 30 27 90,0 140 163 116,4 257 268 104,3 7 Polio3 87 87 100 30 27 90,0 140 160 114,3 257 274 107,8 8 DPT3 87 87 100 30 20 66,7 140 130 92,9 257 237 92,2 9 Polio4 87 70 80,5 30 21 70,0 140 133 95,0 257 224 87,2 10 Campak 87 71 81,6 30 13 43,3 140 128 91,4 257 212 82,5 Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III

4.2 Karakteristik informan

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap informan yang dijadikan narasumber penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 orang, yaitu petugas puskesmas dan masyarakat yang terkait dengan kegiatan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Adapun informan tersebut adalah: 1 orang kepala puskesmas, 2 orang bidan desa, Universitas Sumatera Utara 1 orang petugas pengelola vaksin, 1 orang koordinator imunisasi, 1 orang kader, dan 1 orang ibu balita. Wawancara terhadap informan dilaksanakan pada tanggal 27-30 April 2015 di Puskesmas Siak Hulu III. Adapun karakteristik informan berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Karakteristik Informan No Nama Umur tahun Jenis kelamin Pendidikan terakhir Jabatan 1 Drg. Anik Sri Mulyani 41 Perempuan Kedokteran Gigi Ka. Pusk 2 Reina Mesalina 35 Perempuan D I Kebidan an Bidan Desa Buluh Cina 3 Herlita Widayanti 32 Perempuan D III Kebidan an Bidan Pustu Pematan g Kayu Arang 4 Yasmi, SKM 35 Laki-laki S1 IKM Koordinator imunisas i 5 Darisman 30 Laki-laki D III Farmasi Pengelola vaksin 6 Mardiani 48 Perempuan SMP Kader 7 Erna 35 Perempuan SMP Ibu balita

4.3 Analisis komponen input

1. Petugas imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai tenaga kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin dan kader. Jumlah sumber daya manusia untuk kegiatan program imunisasi ini sudah mencukupi yaitu bidan 16 orang, koordinator imunisasi satu orang, pengelola Universitas Sumatera Utara vaksin satu orang dan kader sebanyak 87 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Pernyataan informan mengenai petugas imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Untuk kegiatan imunisasi melibatkan bidan, koordinator imunisasi, pengelola vaksin, dan kader yang membantu kegiatan di posyandu. Dari segi jumlah tenaga kesehatan kita sudah cukup. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Jumlah bidan disini sudah mencukupi, sudah berlebih saya rasa. Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Kalau jumlah bidan cukup, tidak ada masalah Informan 4 Koordinator imunisasi Untuk jumlah tenaga sudah cukup, bidan yang bekerja untuk wilayah kerja puskesmas ini sekitar 16 orang, jumlah kader keseluruhan juga sudah mencukupi yaitu sekitar 87 orang. Informan 5 Pengelola vaksin Saya rasa jumlah bidan cukup, karena selama ini tidak ada bidan yang mengeluh karna kurangnya jumlah tenaga kesehatan. Informan 6 Kader Kalau untuk kader cukup. Untuk posyandu ini saja sudah ada 7 orang yang membantu.

2. Dana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai dana tidak ada kendala. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Pernyataan informan mengenai dana program imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Sumbernya dari APBD, jumlahnya mencukupi, yaa kalau dana selalu mencukupi untuk kegiatan imunisasi ini. Universitas Sumatera Utara Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Dana dari Dinas Kesehatan, dari APBD Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Kapus lah yang lebih tau tentang dana itu, yang saya tau dari APBD Informan 4 Kordinator imunisasi Dana ada dari pemerintah dan jumlahnya selalu mencukupi untuk kegiatan di puskesmas ini Informan 5 Pengelola vaksin Ya kalau dana dari APBD

3. Sarana dan prasarana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana sudah lengkap. Puskesmas induk dan puskesmas pembantu memiliki kulkas untuk penyimpanan vaksin. Vaksin, alat suntik, safety box, termos dan kartu imunisasi lengkap karena distribusinya langsung dari dinas kesehatan setiap bulan dengan kondisi yang baik. hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Pernyataan informan mengenai sarana dan prasarana Infroman Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Sudah lengkap. Vaksin, alat suntik dan lainnya selalu mencukupi, tidak ada terjadi kekurangan untuk sarana dan prasarana. Untuk penyimpanan vaksin kita juga punya kulkas di puskesmas induk dan di setiap pustu. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Alat suntik sama vaksin ada, tidak ada kekurangan. Informan 3 Bidan pustu Pematang Kayu Itu tidak ada masalah, vaksin, alat suntik, termos dan lainnya selalu cukup Universitas Sumatera Utara Arang Informan 4 Koordinator imunisasi Vaksin cukup, alat suntik juga. Tidak ada hambatan lah dalam ketersediaan sarana imunisasi ini. Informan 5 Pengelola vaksin Jumlah vaksin selalu mencukupi kebutuhan karena memang distribusinya langsung dari dinas setiap bulannya. Informan 6 Kader Kayaknya tidak pernah terjadi kekurangan. Kartu imunisasi juga ada. Alat tulis kami untuk mencatat juga dari puskesmas

4.4 Analisis manajemen pelaksanaan imunisasi

4.4.1 Perencanaan P1 1.

Kapan kegiatan perencanaan dilakukan dan keterlibatan petugas dalam kegiatan penyusunan perencanaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penyusunan perencanaan dilaksanakan awal tahun dan juga dilakukan perencanaan bulanan. Kegiatan perencanaan bulanan tidak rutin dilakukan. Informan yang terlibat dalam kegiatan penyusunan perencanaan yaitu kepala puskesmas, bidan, pengelola vaksin dan koordinator program imunisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Pernyataan informan tentang kegiatan perencanaan dan keterlibatannya dalam penyusunan perencanaan Informan Pernyataan Informan 1 Kepala Puskesmas Perencanaan dilakukan awal tahun. Dalam kegiatan penyusunan perencanaan setiap bidan, koordinator imunisasi dan petugas pengelola vaksin dilibatkan untuk mendiskusikan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan imunisasi satu tahun kedepan termasuk jumlah vaksin yang dibutuhkan. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kalau perencanaan dilakukan setiap bulan januari. perencanaan setiap bulannya juga ada tapi tidak rutin. yang saya tau tidak semua bidan dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, cukup satu bidan yang mewakili setiap desa saja. Saya selalu ikut kegiatan perencanaan Universitas Sumatera Utara karena saya merupakan bidan desa Buluh Cina. Informan 3 Bidan Pustu Pematan Kayu Arang Kegiatan penyusunan perencanaan ada setiap tahun, bulanan juga ada tapi tidak selalu dilakukan. Saya dilibatkan untuk kegiatan penyusunan perencanaan. Informan 4 Koordinator imunisasi Ya untuk perencanaan tentunya dilakukan setiap tahun. Karna saya sebagai pemegang program imunisasi tentu saja saya dilibatkan ketika penyusunan kegiatan perencanaan. Informan 5 Pengelola vaksin Ya dilibatkan untuk perencanaan kebutuhan vaksin satu tahun kedepan..

2. Persiapan perencanaan program imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah memahami tahap persiapan PTP Perencanaan Tingkat Puskesmas dalam program imunisasi. Hal tersebut terlihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Pernyataan informan mengenai tahap perencanaan kegiatan imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Melengkapi data yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan program imunisasi. Melakukan identifikasi masalah dan mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kelengkapan data jumlah bayi dan laporan tahun lalu untuk menentukan prioritas masalah tahun kedepannya supaya bisa kita susun RUK dan RPK Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Melihat data jumlah sasaran, sarana prasarana, tenaga kesehatan. yaa saya rasa itu saja. Informan 4 Koordinator imunisasi Kita menghimpun data dari seluruh wilayah kerja di Puskesmas Siak Hulu III, selanjutnya kita tau sasarannya, apa kendala dilapangan sehingga dapat membantu dalam menetapkan perencanaan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara Informan 5 Pengelola vaksin Mempersiapkan data jumlah sasaran untuk menetapkan jumlah vaksin yang diperlukan.

3. Kelengkapan data dalam penyusunan perncanaan kegiatan imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data untuk penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi sudah baik. Dari lima informan yang diwawancarai, secara keseluruhan menyatakan telah tersedia data untuk kegiatan penyusunan perencanaan. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Pernyataan informan mengenai kelengkapan data dalam penyusunan perencanaan kegiatan imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Tidak ada masalah dalam hal kelengkapan data Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kalau untuk data sudah lengkap, tidak ada masalah. Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Alhamdulillah data di puskesmas sudah lengkap. Tidak ada yang kurang. Informan 4 Koordinator imunisasi Ada, semuanya tersedia. Informan 5 Pengelola vaksin Semua data tersedia. Universitas Sumatera Utara 4. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan RUK program imunisasi a. Waktu pengusulan RUK program imunisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengetahui waktu pengusulan RUK, yakni dilakukan pada awal tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Pernyataan informan mengenai waktu penyusunan RUK Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Penyusunan RUK dilaksanakan pada awal tahun dengan melibatkan bidan, koordinator kegiatan imunisasi dan pengelola vaksin Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kalau RUK yaa disusun pada awal tahun Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang RUK disusun pada bulan januari biasanya Informan 4 Koordinator imunisasi RUK biasanya dilakukan awal tahun setelah kita melakukan lokakarya tahunan. Setelah kita menyelesaikan laporan tahun sebelumnya. Informan 5 Pengelola vaksin Untuk RUK disusun setiap awal tahun b. Perencanaan kebutuhan sumberdaya dana dan saranaprasarana untuk program imunisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan kebutuhan sumberdaya untuk program imunisasi sudah terkoordinir dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Pernyataan informan tentang perencanaan kebutuhan sumberdaya untuk kegiatan program imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Untuk perencanaan kebutuhan sumberdaya tidak ada kendala, dana dari pemerintah selalu lancar dan jumlah tenaga kita juga sudah mencukupi. Universitas Sumatera Utara Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kalau tenaga kesehatan sudah cukup, saya rasa sudah berlebihan mungkin Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Perencanaan kebutuhan sumberdaya diusulkan melalui Ka. Puskesmas pada saat staff meeting. Sebelumnya kita koordinasikan dahulu bersama bidan desa lainnya, koordinator imunisasi dan pengelola vaksin. Informan 4 Koordinator imunisasi Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan dengan data kebutuhan yang ada, selama ini jumlah vaksin selalu mencukupi kebutuhan untuk kegiatan imunisasi Informan 5 Pengelola vaksin Paling selama ini perencanaan kebutuhan selalu diusulkan kepada Ka. Puskesmas

5. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan RPK dalam

program imunisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan mengetahui kapan waktu penyusunan RPK. Sementara untuk lokakarya mini tahunan informan menyatakan bahwa selalu dilaksanakan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Pernyataan informan tentang tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan dalam program imunsasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Mengenai penyusunan RPK dilakukan setelah RUK. Setelah RUK disetujui pihak dinas. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Penyusunan RPK dilakukan sebulan setelah penyusunan RUK Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Ya setelah penyusunan RUK Informan 4 Koordinator imunisasi Untuk RPK kita buat setelah kita susun RUK nya. Di dalam RPK kita buat perincian dana untuk pelaksanaan kegiatan. Informan 5 Pengelola vaksin Setau saya kalau RPK disusun setelah RUK Universitas Sumatera Utara

6. Targetstandar keberhasilan yang ditetapkan dalam program imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa informan menyatakan bahwa mengenai target keberhasilan program imunisasi telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu pencapaian UCI 95. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Pernyataan informan tentang targetstandar keberhasilan yang ditetapkan dalam program imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Target program imunisasi sudah ada dari pemerintah. Untuk tahun 2013 pemerintah sudah mentargetkan UCI 95. Kita kan sudah mempersiapkan RPK untuk pencapaian UCI tersebut seperti melakukan penyuluhan imunisasi dan sweeping imunisasi. Yaa tentu saja kami sebagai pihak puskesmas berharap dengan adanya kegiatan tersebut maka dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi dan semua bayi bias mendapatkan imunisasi secara lengkap. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Target pencapaian UCI sudah ada dari dinas Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Targetnya sudah jelas, ada target yang ditetapkan pemerintah untuk pencapaian UCI ini. Informan 4 Koordinator imunisasi Kalau untuk target itu sudah ada dari pemerintah, ada kepmenkesnya yang mengatur. Target dari pemerintah 95. kalau untuk target dari puskesmas ada dalam RPK yang kita susun. Yaa bagaimana cara kita untuk dapat mencapai target yang sudah ditetapkan pemerintah. Informan 5 Pengelola vaksin Untuk target setau saya sudah ada ditetapkan oleh pemerintah. Saya kurang tau pasti berapa targetnya, itu yang lebih tau bidan Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Penggerakan dan Pelaksanaan P2 1. Pelaksanaan lokakarya bulanan puskesmas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan lokakarya mini bulanan biasa disebut dengan istilah staff meeting. Pelaksanaan staff meeting tidak rutin dilakukan setiap bulannya. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Pernyataan informan tentang pelaksanaan Lokakarya mini bulanan puskesmas Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Untuk pelaksanaan lokakarya mini bulanan itu namanya staff meeting. Itu dilakukan setiap bulan. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Staff meeting ada setiap bulan. Informan 3 Bidan Pustu Pematang Arang Kalau staff meeting itu “KP” dek. Kapan perlu aja dilakukan, tidak rutin setiap bulan. Informan 4 Koordinator imunisasi Yaa itu tidak rutin dilakukan setiap bulannya, tergantung Ka. Puskesmas Informan 5 Pengelola vaksin Tidak selalu setiap bulannya. Tapi kayaknya tergantung Ka. Puskesmas 2. Pelaksanaan kegiatan imunisasi

a. Tupoksi

dan pendelegasian wewenangtanggungjawab untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 5 informan menyatakan bahwa tupoksi ada untuk staf di puskesmas induk. Pendelegasian wewenangtanggungjawab secara tertulis belum ada. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Pernyataan informan tentang tupoksi dan pendelegasian wewenangtanggung jawab untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Tupoksi ada secara tertulis, mengenai pendelegasian wewenang hanya berupa lisan aja Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Tupoksi ada, untuk pendelegasian yaa dari Kapus. Kayaknya tidak ada ditulis, hanya dibilang gitu aja Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Saya kurang tau ada apa tidaknya tupoksi tertulis, setau saya hanya lisan dari kapus aja Informan 4 Koordinator imunisasi Tupoksi dan pendelegasian wewenang ada dari kepala puskesmas. Informan 5 Pengelola vaksin Yaa kalau itu secara lisan saja dari kepala puskesmasnya b. Pelatihan perencanaan puskesmas Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 4 informan menyatakan tidak pernah mendapat pelatihan mengenai perencanaan puskesmas terutama dalam program imunisasi. Sementara 1 informan pernah mendapatkan pelatihan perencanaan. Tabel 4.18 Pernyataan informan mengenai pelatihan perencanaan puskesmas Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Dulu saya pernah mendapat pelatihan tentang penyusunan RUK dan RPK dari dinas kesehatan Kabupaten Kampar sekitar 2 tahun yang lalu. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Tidak pernah, kalau pelatihan lain banyak kayak asfiksia Informan 3 Bidan Pustu Pematang Kayu Arang Pelatihan perencanaan tidak ada Universitas Sumatera Utara Informan 4 Koordinator imunisasi Saya tidak pernah mendapat pelatihan mengenai perencanaan tapi kalau pelatihan yang lain pernah saya ikuti Informan 5 Pengelola vaksin Ada pelatihan tentang perencanaan vaksin, itupun sudah 2 tahun yang lalu.

3. Pengelolaan rantai vaksin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan pengelolaan rantai vaksin di Puskesmas Siak Hulu III sudah berjalan dengan baik. Petugas pengelola vaksin mencatat suhu lemari es sebanyak dua kali dalam sehari. Pemasukan dan pengeluaran vaksin selalu dicatat setiap bulannnya. Tabel 4.19 Pernyataan informan mengenai pengelolaan rantai vaksin Informan Pernyataan Informan 1 Pengelola vaksin Pengambilan vaksin saya lakukan setiap bulannya ke dinas kesehatan kabupaten. Untuk membawa vaksin dari dinas biasanya menggunakan vaccine carrier, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin. Penyimpanan vaksin di puskesmas menggunakan lemari es, itu suhunya selalu saya pantau setiap hari pada pagi dan sore hari. Suhu yang baik untuk penyimpanan vaksin kan sekitar 2- 8˚C. Setiap jumlah vaksin yang masuk dan keluar saya catat. Untuk pelaksanaan imunisasi di posyandu biasanya bidan yang ambil ke puskesmas. Biasanya bidan membawa vaksin menggunakan termos yang berisi minimal 4 buah cool pack 0,1 liter untuk menjaga suhu agar vaksin tidak rusak.

4. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi, kurangnya akses ke posyandu dan Universitas Sumatera Utara adanya larangan dari pihak keluarga untuk melakukan imunisasi. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Pernyataan informan mengenai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala puskesmas Mungkin dari segi pengetahuan masyarakatnya saja yang masih kurang, kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi masih minim. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kalau di tempat kakak, masyarakatnya susah untuk diajak imunisasi karena suami melarang. Kalau anaknya sudah demam tidak mau lagi di suntik imunisasi. Yaa tingkat pendidikan juga masih rendah, kebanyakan hanya tamatan SMP dan SMA. Informan 3 Bidan pustu Pematang Kayu Arang Kalau di tempat saya, masyarakat tidak datang karena kendaraan tidak ada kemudian anaknya demam jadi tidak mau di suntik Informan 4 Koordinator imunisasi Wilayah kerja kita kan letaknya di daerah terpencil, mayoritas pendidikannya juga masih rendah. Banyak orang tua yang tidak mau imunisasi dengan alasan tidak mau anaknya sakit demam. Informan 5 Pengelola vaksin Kalau kenadala di lapangan tentunya bidan pelaksana yang lebih tau. Informan 6 Kader Biasanya masyarakat yang tidak bisa datang karena tidak ada kendaraan ataupun karena anaknya lagi demam. Informan 7 Ibu balita Ya saya kadang tidak bisa datang ke posyandu karna tidak ada yang antar, suami pergi kerja. Biasanya saya menumpang sama tetangga yang kebetulan ke posyandu juga. Kalau anak lagi demam juga tidak dibawa ke posyandu

4. Jenis imunisasi yang tidak mencapai target

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan jenis imunisasi yang tidak mencapai target yaitu imunisasi polio dan DPTHB1. Universitas Sumatera Utara Tingginya angka drop out imunisasi polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 di Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Pernyataan informan mengenai jenis imunisasi yang tidak mencapai target Informan Pernyataan Informan 1 Bidan Desa Buluh Cina Di tempat kakak tinggi angka drop out imunisasi polio 1-4 sama imunisasi DPT-HB1, susah mengajak masyarakat ini untuk melakukan imunisasi. Angka DO polio 1-4 kalau tidak salah kakak mencapai 50, DPTHB1 juga sama. Informan 2 Bidan pustu Pematang Kayu Arang Ya hampir sama dengan buluh cina, DO untuk imunisasi polio 1-4 sekitar 30, kalau DO imunisasi DPTHB1 sekitar 27. Informan 3 Koordinator imunisasi Kalau berdasarkan data yang kita punya jenis imunisasi yang tidak tercapai itu polio sama DPTHB1, masih tinggi angka DO di Buluh Cina sama Pangkalan Baru. Imunisasi campak di Buluh Cina juga masih rendah sekitar 43

4.4.3 Pengawasan, pengendalian, dan penilaian P3

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan imunisasi di lapangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan pengawasan terhadap kegiatan imunisasi sudah berjalan dengan baik. Koordinator puskesmas selalu datang ke salah satu posyandu untuk melihat langsung pelaksanaan imunisasi. Hal tersebut terlihat dari tabel 4.22. Tabel 4.22 Pernyataan informan mengenai pengawasan terhadap kegiatan imunisasi di lapangan Informan Pernyataan Informan 1 Bidan Desa Buluh Cina Kalau pak Yas selalu datang ke posyandu, dia rajin itu turun ke lapangan untuk melihat pelaksanaan imunisasi Informan 2 Bidan pustu Pematang Kayu Arang Ada, pak Yasmi datang ke posyandu untuk melihat imunisasi, terkadang dia juga ada bertanya sama ibu-ibu mengenai bagaimana imunisasi anaknya. Universitas Sumatera Utara Informan 3 Koordinator imunisasi Kalau untuk itu saya selalu memantau pelaksanaannya, saya juga sering tanya sama ibu-ibu mengenai bagaimana imunisasi anaknya, selalu dibawa apa tidak, kalau tidak dibawa kenapa alasannya, yaa gitu aja Informan 4 Kader Selalu ada setiap bulan, kadang juga ikut membantu kalau ada bayi yang dikasi vitamin. Bertanya juga tentang sudah banyak yang datang atau belum. Ya baik lah bapak itu Informan 5 Ibu balita Ada bapak dari puskesmas, bapaknya ramah sering cerita juga sama kami di posyandu

2. Monitoring dan evaluasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pernyataan informan kegiatan monitoring dan evaluasi belum berjalan dengan baik. Monitoring dan evaluasi tidak rutin dilakukan setiap bulannya. Kepala puskesmas melakukan pengawasan melalui laporan bulanan dari bidan desa dan pengelola vaksin. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Pernyataan informan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi Informan Pernyataan Informan 1 Kepala Puskesmas Monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi dibahas dalam rapat bulanan. Bidan desa dan koordinator imunisasi menyampaikan bagaimana kegiatan dilapangan. Laporan bulanan mengenai kegiatan imunisasi juga dilihat. Pengelola vaksin juga memberikan laporan mengenai jumlah vaksin yang masuk dan keluar setiap bulannya. Informan 2 Bidan Desa Buluh Cina Kepala puskesmas hanya memantau kegiatan imunisasi melalui laporan bulanan saja, jarang dilakukan rapat bulanan untuk membicarakan bagaimana kegiatan di lapangan. Yang sering memantau ya cuma koordinator saja Universitas Sumatera Utara Informan 3 Bidan pustu Pematang Kayu Arang Rapat bulanan untuk monitoring dan evaluasi jarang dilakukan, ada sesekali dilakukan tetapi tidak rutin setiap bulan dek. Kami hanya memberikan laporan bulanan kegiatan imunisasi kepada kepala puskesmas. ya dari laporan itu saja kepala puskesmas memantaunya. Informan 4 Koordinator imunisasi Monitoring dan evaluasi dari kepala puskesmas ya hanya melalui laporan bulanan saja. Pelaporan yang diberikan bidan setiap bulannya selalu tepat waktu. Paling ya saya yang sering turun ke lapangan melihat kegiatan imunisasi. Informan 5 Pengelola vaksin Ada sesekali rapat untuk monitoring dan evaluasi. Tidak rutin setiap bulan lah. 4.5 Output Rangkaian evaluasipenilaian untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi setelah proses adalah output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian Universal Child Immunization di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III sebesar 33, angka ini belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 95. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk melakukan imunisasi dasar pada bayinya. Selain itu, kurangnya akses ke posyandu juga menjadi penyebab rendahnya angka pencapaian UCI di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN

5.1 Masukan

Input Masukan merupakan elemen yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah sistem Notoatmodjo, 2007. Beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan input dalam program imunisasi ini yaitu petugas imunisasi, pendanaan, serta sarana dan prasarana.

5.1.1 Petugas imunisasi

Sumber daya manusia sangat penting dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Sumber daya manusia diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan program imunisasi yang berhubungan dengan hasil dari program imunisasi Rahmawati, 2007. Tersedianya tenaga kesehatan yang cukup merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu program. Manusia merupakan aset utama organisasi dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Tenaga kesehatan yang kurang terampil menjadi salah satu penyebab pekerjaan tidak terselesaikan secara optimal Sudarmayanti dalam Husni dkk, 2012. Pelaksanaan kegiatan imunisasi melibatkan bidan, pengelola vaksin, koordinator imunisasi dan kader posyandu. Puskesmas Siak Hulu III memiliki 16 orang bidan, satu orang koordinator imunisasi yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan kegiatan imunisasi, satu orang pengelola vaksin yang membantu mengelola rantai dingin vaksin, dan 87 orang kader yang tersebar di 12 posyandu untuk membantu pelaksanaan kegiataan imunisasi di lapangan. Kader merupakan Universitas Sumatera Utara anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela Kemenkes, 2011. Jumlah tenaga kesehatan tersebut sudah mencukupi kebutuhan dalam kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III. Berdasarkan penelitian empat dari lima informan di Puskesmas Siak Hulu III tidak mendapat pelatihan. Kepala puskesmas pernah mendapatkan pelatihan mengenai perencanaan untuk program imunisasi. Pengelola vaksin mendapatkan pelatihan perencanaan vaksin dua tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian Juliani dkk 2012 pelatihan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai.

5.1.2 Dana

Keterbatasan sumber daya dapat menghambat pelaksanaan suatu kebijakan. Semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah program, maka hasilnya akan semakin efektif, apabila dana yang diberikan seefisien mungkin dan semakin kecilnya dana yang digunakan untuk sebuah program, maka program hanya akan berjalan dengan lambat dan hasilnya tidak akan efisien Wibowo, 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana untuk kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III berasal dari APBD. Dana tidak menjadi kendala dalam kegiatan imunisasi di puskesmas ini karena jumlah yang diberikan pemerintah selalu mencukupi untuk kegiatan imunisasi. Penyaluran dana BOK ke puskesmas dilakukan dengan sistem pembayaran langsung. Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan imunisasi meliputi kegiatan sweeping imunisasi, pengadaan Alat Tulis Universitas Sumatera Utara Kantor ATK imunisasi, pelaksanaan penyuluhan dan pelaksanaan kegiatan lokakarya mini. Penelitian Juliani dkk 2012 menyebutkan bahwa untuk dapat melaksanakan kebijakan dari suatu program yang ada, para pelaksana harus mendapat sumber yang dibutuhkan agar program berjalan lancar, salah satunya dalam bentuk uang. Dana sebagai syarat kelancaran sebuah program harus dialokasikan secara tepat, demikian juga kelancaran proses penyediaan dan penggunaannya. Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil, dan berkesinambungan memegang peranan yang penting untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan. Tujuan dari pembangunan disuatu negara adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses serta pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan disuatu Negara seharusnya memberikan fokus penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggaranya kecukupan, pemerataan, efisiensi dan efektifitas dari pembiayaan kesehatan itu sendiri Efendi, 2009.

5.1.3 Sarana dan prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari kegiatan imunisasi. Kondisi sarana dan prasarana yang baik, lengkap, berkualitas dan jumlahnya yang mencukupi akan membantu petugas dalam melaksanakan pekerjaannya Rahmawati, 2007. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Siak Hulu III diperoleh informasi bahwa puskesmas sudah memiliki buku pedoman untuk program imunisasi. Vaksin dan alat-alat yang digunakan yang digunakan pada Universitas Sumatera Utara saat pelaksanaan imunisasi di posyandu seperti alat suntik, vaccine carrier, safety box, dan kartu imunisasi tersedia dengan lengkap di masing-masing posyandu. Tidak ada kekurangan untuk sarana tersebut karena kebutuhannya sudah dihitung pada saat penyusunan perencanaan. Selain itu, untuk kebutuhan lemari es juga sudah mencukupi. Puskesmas Siak Hulu III memiliki 1 lemari es dan di setiap pustu juga memiliki lemari es.

5.2 Proses

Process Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis Fungsi manajemen terdiri dari P1 Perencanaan, P2 Penggerakan Pelaksanaan, dan P3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Perencanaan merupakan proses merumuskan tujuan sampai dengan menetapkan kegiatan. Pengorganisasian bertujuan untuk menghimpun sumberdaya yang ada dan dimanfaatkan secara efisien untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi proses penggerakan dan pelaksanaan. Fungsi P3 dilakukan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan yang sudah disusun dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi Alamsyah,2011. Pembahasan mengenai manajemen pelaksanaan imunisasi dalam tulisan ini menggunakan model manajemen P1-P2-P3 yaitu P1 Perencanaan, P2 Penggerakan dan Pelaksanaan, P3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian. Universitas Sumatera Utara

5.2.1 Perencanaan P1

Perencanaan merupakan hal terpenting dalam proses manajemen. Fungsi manajemen lainnya akan lebih jelas dengan adanya perencanaan. Perencanaan adalah landasan dasar pengembangan manajemen secara keseluruhan, dan akan memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai kegiatan yang dilakukan, orang yang melakukan, waktu dan proses pelaksanaannya. Perencanaan akan efektif jika didukung oleh fakta-fakta yang relevan. Data harus dilengkapi sehingga rumusan masalah menjadi jelas. Langkah dalam penyusunan perencanaan yaitu melakukan analisis situasi, mengidentifikasi masalah dan prioritasnya, menentukan tujuan program mengkaji hambatan dan kelemahan program, menyusun Rencana Usulan Kegiatan RUK serta menyusun Rencana Pelaksanaan Program RPK Muninjaya, 2011. Perencanaan tingkat puskesmas memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntutan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Perencanaan puskesmas memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Tahap dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah tahap persiapan, analisis situasi, penyusunan RUK, dan penyusunan RPK. Hal yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu mempersiapkan data yang akan dianalisis, sehingga akan mempermudah perencanaan yang akan dibuat. Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan perencanaan. Analisis situasi merupakan proses berikut kecenderungannya dan faktor-faktor Universitas Sumatera Utara yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis meliputi data umum dan data khusus. Data umum berupa peta wilayah kerja dan data sumberdaya ketenagaan, peralatan, pembiayaan sarana prasarana, peran serta masyarakat, sasaran, obat dan bahan habis pakai. Dalam penyusunan rencana usulan kegiatan yang dilakukan yaitu identifikasi masalah. Identifikasi masalah diutamakan untuk kegiatan dengan hasil yang belum mencapai target. Permasalahan dapat dicari dari hasil laporan penilaian kinerja puskesmas. Setelah melakukan identifikasi masalah kemudian menentukan prioritas masalah dengan cara scoring serta merumuskan masalah dan melihat apa penyebab masalah tersebut. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan. Rencana pelaksanaan kegiatan disusun dengan melakukan penyesuaian terhadap RUK yang telah dibuat Depkes, 2006. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 5 orang informan di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III menunjukkan bahwa, secara keseluruhan pelaksanaan perencanaan untuk kegiatan imunisasi belum berjalan dengan baik. Keterlibatan petugas dalam kegiatan perencanaan, tahap persiapan, penyusunan RUK dan RPK sudah baik. Namun pelaksanaan perencanaan bulanan tidak rutin dilakukan. Puskesmas mempersiapkan data yang diperlukan untuk penyusunan perencanaan. Data meliputi jumlah sasaran, tenaga kesehatan, biaya serta sarana dan prasarana. Puskesmas melakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil laporan penilaian kinerja puskesmas tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk 2012 yang menjelaskan bahwa Universitas Sumatera Utara perencanaan dimulai dari melihat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Setelah didapatkan prioritas masalah puskesmas menyusun rencana usulan kegiatan yang dilengkapi dengan rincian pembiayaan. Setelah RUK disetujui oleh pihak dinas kesehatan selanjutnya puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan. Untuk kegiatan imunisasi, target ataupun standar keberhasilan kegiatan imunisasi dasar sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482MENKESSKIV2010 tentang Gerakan Akselerasi imunisasi Nasional UCI 2010-2014. Target cakupan UCI yang tercantum dalam Kepmenkes tersebut untuk tahun 2013 yaitu sebesar 95. Menurut Muninjaya 2004, dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui: 1 pembagian tugas per orang dan kelompok, 2 hubungan antar anggota akan terlihat dari struktur organisasi, 3 pendelegasian wewenang, dan 4 pemanfaatan staf dan fasilitas yang dimiliki organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah tersedia wewenang tanggungjawab dan wilayah kerja masing-masing staf. Tupoksi untuk pelaksananaan kegiatan imunisasi secara jelas, rinci dan tertulis sudah ada dibuat oleh pimpinan puskesmas. Menurut Hasibuan 2005, uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggungjawab, kondisi pekerjaan, dan hubungan aspek- aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang pekerjaan tersebut. Uraian pekerjaan yang kurang Universitas Sumatera Utara jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggungjawab. Hal tersebut akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tugas pokok dan wewenang serta tanggung jawabnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk 2012, menyatakan bahwa pelaksanaan pengorganisasian yang suskes akan membuat organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.

5.2.2 Penggerakan dan Pelaksanaan P2

Pelaksanaan kegiatan imunisasi terdiri dari persiapan petugas, persiapan vaksin dan rantai vaksin, persiapan Auto Disable Syringe ADS, persiapan masyarakat dan pemberian pelayanan imunisasi. Persiapan petugas meliputi penetuan sasaran kegiatan imunisasi. Sebelum melaksanakan imunisasi di lapangan bidan harus mempersiapkan vaksin yang akan dibawa. Jumlah vaksin dihitung berdasarkan jumlah sasaran yang akan diiumunisasi. Selain itu juga harus mempersiapkan peralatan rantai dingin seperti termos dan kotak dingin cair. Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, penggerakan masyarakat harus dilakukan Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005. Terselenggaranya posyandu melibatkan berbagai pihak seperti kader. Peran kader sebelum hari posyandu adalah menyebarluaskan hari buka posyandu, mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu, mempersiapkan sarana posyandu, pembagian tugas kader dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan PMT. Pada saat pelaksanaan posyandu peran kader adalah Universitas Sumatera Utara melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu, melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya Kemenkes, 2011. Pelaksanaan kegiatan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III sudah sesuai dengan pedoman penyelenggaraan imunisasi yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 1611MenkesSKXI2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi. Kegiatan imunisasi dilakukan setiap awal bulan, penentuan tanggal pelaksanaan imunisasi sebelumnya sudah di musyawarahkan bersama masyarakat sehingga masyarakat bisa mengikuti kegiatan di posyandu. Sebelum melaksanakan kegiatan imunisasi di posyandu bidan terlebih dahulu mempersiapkan vaksin. Bidan mengambil vaksin di Puskesmas induk, tetapi untuk posyandu yang letaknya jauh dari puskesmas induk maka pengambilan vaksin dilakukan di puskesmas pembantu. Vaksin yang keluar dari puskesmas jumlahnya selalu dicatat oleh petugas pengelola vaksin. Persiapan rantai dingin vaksin dilakukan untuk menjaga kualitas vaksin sampai ke posyandu. Bidan menggunakan termos yang berisi minimal 4 buah cool pack untuk menjaga suhu agar vaksin tidak rusak. Pelaksanaan imunisasi di posyandu dibantu oleh masyarakat kader. Kader bertugas untuk mencatat nama bayi yang akan diimunisasi, menimbang bayi, mencatat hasil penimbangan, pengisian Kartu Menuju sehat KMS dan memberikan penyuluhan berdasarkan hasil KMS. Bayi yang sudah mendaftar Universitas Sumatera Utara menunggu antrian untuk melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi dilakukan langsung oleh bidan desa. Untuk setiap posyandu ditangani oleh satu orang bidan. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Buluh Cina adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi untuk bayi. Adanya larangan dari pihak keluarga terutama suami untuk melakukan imunisasi juga menjadi alasan rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan imunisasi. Mayoritas pendidikan masyarakat di Desa Buluh Cina adalah Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA. Hambatan pelaksanaan kegiatan imunisasi di Desa Pangkalan Baru adalah rendahnya akses masyarakat ke posyandu, tidak adanya transportasi umum di Desa Pangkalan Baru menyulitkan mobilitas masyarakat untuk datang ke posyandu. Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru merupakan dua desa dengan pencapaian UCI yang masih rendah. Imunisasi Polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 merupakan imunisasi dengan tingkat Drop Out DO tinggi. Angka DO imunisasi polio 1-4 dan imunisasi DPTHB1 di Desa Buluh Cina mencapai 50, tingginya angka DO ini dikarenakan ibu yang tidak membawa anaknya untuk imunisasi dengan alasan anaknya demam ataupun tidak memiliki waktu untuk ikut ke posyandu. Lokakarya bulanan puskesmas merupakan pertemuan antar tenaga puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang Alamsyah, 2012. Pelaksanaan lokakarya bulanan di Puskesmas Siak Hulu III lebih dikenal sebagai kegiatan staff meeting. Kegiatan lokakarya bulanan di puskesmas Siak Hulu III Universitas Sumatera Utara tidak rutin dilakukan setiap bulan. Lokakarya bulanan dilakukan ketika ada perintah dari pimpinan puskesmas. Hal ini tentu saja memiliki dampak negatif terhadap pengawasan kegiatan imunisasi. Tidak adanya pemecahan masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada pelaksanaan imunisasi memberikan pengaruh terhadap pencapaian UCI.

5.2.3 Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3

Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses feed back umpan balik dari keberhasilan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi atau penilaian kita tidak akan mengetahui apakah kekurangan dan kelebihan dari suatu proses yang dilaksanakan. Evaluasi bisa dijadikan rekomendasi untuk kegiatan yang akan dilakukan pada masa depan. Penilaian dapat dilakukan pada tahap awal program, tahap pelaksanaan program, dan tahap akhir program. Penilaian tahap awal program dilakukan dengan tujuan meyakinkan bahwa perencanaan yang disusun benar-benar sesuai dengan masalah yang ditemukan. Berkaitan dengan sumber daya, tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang ada. Penilaian tahap pelaksanaan program bertujuan untuk mengukur apakah program yang dikerjakan sesuai dengan perencanaan awal atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan dari tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Melihat lebih lanjut sejauh mana program tersebut berhasil dikerjakan. Penilaian tahap akhir program melihat keluaran dan dampak yang dihasilkan. Sejauh mana dampak yang ditimbulkan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Penilaian dan evaluasi memerlukan perhatian yang serius untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu program Alamsyah, 2011. Universitas Sumatera Utara Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk mengamati dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian monitoring dan evaluasi terhadap program imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III belum berjalan dengan baik, pengawasan langsung dilakukan oleh koordinator imunisasi. Pengawasan dan penilaian hanya dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan imunisasi di lapangan. Masalah yang ditemukan pada saat kegiatan imunisasi yang biasa ditemukan yaitu rendahnya jumlah bayi yang diimunisasi. Kendala yang ditemukan pada saat kegiatan imunisasi tidak ditindak lanjuti secara lebih lanjut. Kendala yang ada sebaiknya dibicarakan pada saat rapat bulanan. Tetapi karena lokakarya mini bulanan tidak rutin dilakukan maka kendala yang ditemukan di lapangan tidak mendapat solusi untuk penyelesaiannya. Pimpinan puskesmas hanya memantau kegiatan imunisasi melalui laporan yang diberikan oleh bidan dan pengelola vaksin. Penelitian oleh Ramsar dkk 2012 menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan dan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan. Serangkaian kegiatan yang telah disusun kemudian berakhir pada tahap pengawasan. Pada tahap ini kita melihat hasil dari kegiatan yang dilaksanakan berhasil atau tidaknya sehingga nantinya menjadi koreksi untuk kegiatan selanjutnya yang lebih baik lagi.

5.3 Keluaran

Output Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan output cakupan pelayanan kegiatan program Muninjaya, 2011. UCI merupakan suatu keadaan tercapainya Universitas Sumatera Utara imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi di bawah umur satu tahun. Target pencapaian UCI tahun 2013 adalah sebesar 95. Pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III masih jauh dari target yang ditetapkan. Pencapaian UCI di Puskesmas Siak Hulu III hanya 33, Dua dari tiga desa memiliki cakupan imunisasi yang rendah yaitu Desa Buluh Cina dan Desa Pangkalan Baru. Hal ini terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi serta kurangnya upaya puskesmas dalam menanggulangi hambatan tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan