BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda double burden. Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.
Tersedianya vaksin dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara
ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran penyakit. Imunisasi bertujuan memberikan kekebalan terhadap tubuh anak dengan cara
pemberian vaksin. Vaksin berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan dimatikan
sehingga tidak berbahaya lagi terhadap kelangsungan hidup manusia Riyadi.s Sukarmin, 2009. Hakekatnya, kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif
maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Kekebalan pasif adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan ke dalam
tubuh anak sementara kekebalan aktif didapatkan apabila anak terjangkit suatu penyakit, yang berarti masuknya antigen yang akan merangsang tubuh anak untuk
membentuk antibodi sendiri secara aktif Ranuh, dkk, 2011. Oleh karena itu,
Universitas Sumatera Utara
perlu dilakukan imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak.
Imunisasi sudah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa
dalam pembasmian penyakit cacar yang menjadi penyebab kematian ribuan orang. Program imunisasi di Indonesia telah dimulai pada tahun 1956. Indonesia
dinyatakan bebas penyakit cacar oleh WHO pada tahun 1974 dan kemudian seluruh dunia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1978. Kegiatan imunisasi
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium Development
Goals MDGs khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010.
Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi PD3I. Salah satu target
keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya Universal Child Immunization UCI yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada
bayi di 100 desakelurahan. Indonesia telah menetapkan target tahun 2013 seluruh 100 desa kelurahan harus sudah mencapai UCI, artinya setiap desa
kelurahan minimal 95 bayi telah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target tersebut
dituangkan pada
Keputusan Menteri
Kesehatan RI
No 1611MENKESSKXI2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741MenkesPerVII2008 tentang
Universitas Sumatera Utara
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupatenkota Kepmenkes RI No. 1611 tahun 2005.
Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau
imunisasi rutin. Lebih dari 13 anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi lengkap Kemenkes 2014. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi PD3I adalah Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, Pertussis dan Polio. Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2013
ditetapkan target UCI pada renstra tahun 2013 adalah sebesar 95. Pada tahun 2013 terdapat tiga provinsi yang memiliki capaian UCI tertinggi sebesar 100
yaitu DIY Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi. Sedangkan Provinsi Papua memiliki pencapaian terendah sebesar 13,05. Pencapaian UCI di Provinsi Riau
masih belum mencapai target yaitu sebesar 80,18 Kemenkes 2013. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, persentase cakupan
imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 59,2. Cakupan imunisasi dasar lengkap bervariasi antar provinsi, yaitu tertinggi di DI Yogyakarta 83,1 dan
terendah di Papua 29,2 RISKESDAS 2013. Pada tahun 2010 pemerintah menetapkan suatu rencana strategis dalam
upaya percepatan pencapaian UCI yaitu Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional UCI 2010-2014 GAIN UCI 2010-2014 yang dituangkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482MENKESSKIV2010. Sasaran dari kegiatan GAIN UCI adalah seluruh bayi usia 0-11 bulan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sehingga seluruh desakelurahan mencapai UCI.
Pelaksana imunisasi puskesmas merupakan unsur yang sangat penting dalam pelayanan imunisasi, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam keberhasilan program imunisasi yaitu tercapainya UCI secara merata di tingkat desa. Pelayanan imunisasi dilakukan di puskesmas dan lapangan
posyandu. Hasil pelayanan imunisasi baik di puskesmas maupun dilapangan posyandu di rekapitulasi oleh jurim juru imunisasi dan hasil ini dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai hasil cakupan pelayanan imunisasi dari suatu wilayah kerja desa. Jurim selain sebagai pelaksana imunisasi juga sebagai
koordinator imunisasi puskesmas yang bertanggug jawab terhadap keberhasilan program imunisasi di puskesmas Kepmenkes RI No. 482 tahun 2010.
Kegiatan manajemen pelaksanaan imunisasi yang dilakukan puskesmas meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan
yang berkaitan dengan pencapaian UCI. Kegiatan manajemen dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pencapaian UCI, sehingga diperlukan adanya
perbaikan terhadap manajemen pelaksanaan dalam pencapaian UCI. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti 2013 tentang analisis
manajemen pelaksanaan imunisasi oleh bidan desa kaitannya dengan pencapaian UCI yang merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di dapatkan hasil bahwa manajemen perencanaan dan penggerakan berpengaruh terhadap pencapaian UCI.
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Siak Hulu III sudah melaksanakan program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. Sebagian besar
program Puskesmas Siak Hulu III sudah berjalan dengan baik, namun ada juga beberapa program yang belum dapat berjalan dengan maksimal karena adanya
beberapa hambatan. Hambatan dalam pelaksanaan imunisasi yaitu kurangnya koordinasi diantara petugas imunisasi dengan koordinator di puskesmas dan
pelaksanaan manajemen pengawasan di puskesmas Siak Hulu III juga belum dilakukan secara berkala. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan penilaian
kinerja puskesmas Siak Hulu III Puskesmas di kecamatan Siak Hulu ini memiliki cakupan UCI rendah karena seluruh kelurahannya belum mencapai imunisasi
dasar lengkap dengan nilai pencapaian cakupan 33 kelurahan UCI, sementara target pencapaian UCI yang ditetapkan oleh Puskesmas Siak Hulu III adalah
95. Data yang diperoleh merupakan data wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu III yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Pangkalan Baru, Desa Buluh Cina, dan Desa
Baru. Berdasarkan data dari tiga desa yang diperoleh, terdapat dua desa yang belum mencapai target pencapaian UCI yaitu Desa Pangkalan Baru dan Desa
Buluh Cina. Puskesmas Siak Hulu III memiliki 12 Posyandu Balita, 10 posyandu
madya dan 2 posyandu purnama dengan jumlah kader 87 orang dan jumlah bidan 16 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Posyandu Puskesmas Siak Hulu III No
Desa Posyandu
Jenis Posyandu
Jumlah Kader
1 Pangkalan Baru
Mekar Sari Madya
7 2
Cempaka Sari Madya
8 3
Mawar Sari Madya
7 4
Griya Sari Madya
7 5
Kenanga Sari Purnama
7 6
Buluh Cina Jaya Indah
Madya 8
7 Pelita Indah
Madya 6
8 Desa Baru
Walet Madya
8 9
Merak Madya
7 10
Garuda Madya
8 11
Murai Madya
7 12
Elang Purnama
7 Jumlah
87 Sumber: Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas Siak Hulu III
Rendahnya cakupan UCI bisa berdampak terhadap angka kematian bayi yang semakin tinggi serta meningkatnya kejadian penyakit PD3I di 2 Desa
Pangkalan Baru dan Desa Buluh Cina. Petugas imunisasi Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya pelaksanaan program
imunisasi, banyak tugas yang harus dilaksanakan baik yang bersifat teknis maupun administratif. Untuk dapat meningkatkan cakupan UCI di Puskesmas
Siak Hulu III perlu dilakukan suatu analisis penyebab masalah rendahnya UCI di Puskesmas tersebut. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukan yaitu dengan
melihat manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Siak Hulu III yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah analisis manajemen pelaksanaan imunisasi oleh puskesmas kaitannya
dengan pencapaian UCI di Puskemas Siak Hulu III Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan masalah