Distribusi Spasial Suhu Permukaan

15 Gambar 6. Peta sebaran suhu permukaan Kabupaten Bungo – Provinsi Jambi Tahun 2002.

4.4. Distribusi Spasial Komponen Neraca

Energi Komponen neraca energi terdiri dari albedo, radiasi netto, fluks radiasi pemanasan permukaan G, fluks radiasi pemanasan udara H, fluks radiasi pemanasan laten λ E, dan fluks radiasi untuk proses fotosintesis. Namun dalam penelitian ini hanya mengkaji albedo dan komponen radiasi netto saja, karena kedua informasi nilai tersebutlah yang diperlukan untuk menduga nilai LAI.

4.4.1. Albedo

Albedo α merupakan nisbah antara radiasi pantulan dan radiasi yang datang. Dalam penelitian ini, nilai albedo diperoleh dari pengolahan data citra Landsat ETM+ dengan memanfaatkan fungsi dari kanal 1, 2 dan 3. Nilai albedo dari kanal 1, 2, dan 3 dirata-ratakan dan diolah dengan fungsi statistik sehingga diperoleh nilai min, max, dan mean rata-rata albedo untuk masing-masing penutup lahan di Kabupaten Bungo. Tabel 8 menunjukkan deskripsi albedo tiap penutup lahan. Penutup lahan pemukiman memiliki albedo sebesar 0.093, sedangkan nilai rata-rata albedo pada penutup lahan bervegetasi berkisar 0.051 – 0.077, dan untuk badan air memiliki nilai albedo 0.190. Tabel 8. Kisaran nilai albedo unitless tiap penutup lahan Albedo Unitless Penutup Lahan Min Max Mean Hutan alam 0.043 0.056 0.051 Agroforest Karet 0.048 0.058 0.052 Monokultur Karet 0.051 0.065 0.053 P. Kelapa Sawit 0.052 0.070 0.060 Semak Belukar 0.057 0.077 0.064 T. Paku-Pakuan 0.057 0.077 0.067 Sawah 0.066 0.090 0.077 Pemukiman 0.070 0.140 0.093 Badan Air 0.141 0.257 0.190 Hasil olahan citra Landsat ETM+ yang didapatkan secara umum untuk tipe penutup lahan non vegetasi pemukiman penduduk mempunyai nilai rataan albedo yang lebih tinggi dibandingkan tipe penutup lahan bervegetasi hutan alam, agroforest karet, perkebunan karet monokultur, perkebunan kelapa sawit, tumbuhan paku-pakuan, semak belukar, dan sawah. Hal ini disebabkan lebih banyak energi radiasi gelombang pendek yang dipantulkan kembali oleh penutup lahan non vegetasi dibandingkan dengan penutup lahan bervegetasi, akan tetapi kedua nilai albedo untuk lahan non vegetasi dan lahan bervegetasi memiliki nilai albedo di bawah nilai albedo untuk jenis penutup lahan berupa badan air yaitu sebesar 0.190.

4.4.2. Radiasi Netto.

Hasil ekstraksi nilai rata-rata komponen radiasi netto radiasi gelombang pendek dan radiasi gelombang panjang ditunjukkan pada Tabel 9. Pada Tabel 9 terdapat informasi kisaran nilai rata-rata ↓ S R , ↑ S R , dan ↑ L R untuk sembilan penutup lahan yang berbeda di Kabupaten Bungo. Dalam penelitian ini, informasi nilai ↓ S R berperan sebagai salah satu input dalam perhitungan leaf area index LAI dengan persamaan hukum Beer-Lambert, fungsi ↓ S R sebagai radiasi di permukaan kanopi setiap penutup lahan bervegetasi I o . Berdasarkan Tabel 9, nilai rata-rata ↑ S R dan ↑ L R untuk penutup lahan bervegetasi hutan alam, agroforest karet, perkebunan monokultur karet, perkebunan kelapa sawit, semak belukar, tumbuhan paku-pakuan, dan sawah memiliki nilai yang semakin meningkat dari mulai penutup lahan jenis hutan alam ke penutup lahan jenis sawah. Hal ini dikarenakan semakin berkurangnya kerapatan kanopi tumbuhan bervegetasi yang menutupi lahan dan berbedanya nilai emisivitas masing-masing penutup lahan membuat semakin bertambahnya energi radiasi gelombang pendek dan panjang yang dipantulkan. Tabel 9. Kisaran nilai komponen radiasi netto Wm -2 tiap penutup lahan Komponen Rn Wm -2 Penutup Lahan ↓ S R ↑ S R ↑ L R Hutan alam 850 43 444 Agroforest Karet 850 44 448 Monokultur Karet 850 45 453 P. Kelapa Sawit 849 51 455 Semak Belukar 849 54 459 T. Paku-Pakuan 849 57 462 Sawah 851 65 470 Pemukiman 850 79 479 Badan Air 850 162 466 17 Gambar 7. Peta sebaran albedo Kabupaten Bungo – Provinsi Jambi Tahun 2002