energi radiasi yang diemisikan pada ketiga jenis penutup lahan. Tabel 12 menunjukkan
nilai energi radiasi yang diemisikan. Nilai tersebut berdasarkan hukum Kirchhoff ekivalen
dengan nilai radiasi surya yang diabsorbsikan oleh permukaan penutup lahan. Nilai energi
radiasi yang diemisikan secara berturut-turut untuk penutup lahan hutan alam, agroforest
karet, dan perkebunan karet monokultur adalah 767 Wm
-2
, 764 Wm
-2
, dan 761 Wm
-2
.
4.5.3. Transmisivitas τ
Untuk mendapatkan nilai radiasi matahari yang ditransmisikan oleh suatu permukaan I ,
digunakan persamaan 19. Dalam penelitian ini, energi radiasi matahari yang ditransmisikan
diperoleh dari selisih nilai radiasi gelombang pendek yang sampai dipermukaan suatu
penutup lahan dengan nilai radiasi gelombang pendek yang direfleksikan dan dikurangi
dengan nilai energi radiasi surya yang diabsorbsikan ekivalen dengan energi surya
yang diemisikan. Berdasarkan Tabel 12, energi radiasi matahari yang ditransmisikan
oleh kanopi hutan alam 40 Wm
-2
nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan kanopi
agroforest karet 42 Wm
2
dan perkebunan karet monokultur 44 Wm
-2
. Informasi nilai radiasi surya yang diemisikan dan radiasi surya
yang ditransmisikan dalam penelitian ini digunakan sebagai input persamaan hukum
Beer-Lambert sehingga didapatkan nilai pendugaan LAI untuk ketiga jenis penutup
lahan tersebut. 4.6. Leaf Area Index LAI Data Lapangan
Objek kajian pendugaan LAI dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tiga
macam ekosistem yaitu hutan alam, agroforest karet, dan perkebunan karet monokultur. Hal
ini dilakukan terkait dengan ketersediaan data LAI lapangan yang tersedia. Data LAI hasil
observasi yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dilakukan dengan menggunakan
hemispherical photograph hemiphot. Data yang diambil berupa data bukaan tajuk, dan
kemudian diolah menggunakan software Hemiview versi 2.1.
Data LAI yang diperoleh dari penelitian sebelumnya ditunjukkan pada Tabel 13. Nilai
LAI untuk penutup lahan jenis hutan alam berkisar 2.8-4.1, LAI agroforest karet berkisar
antara 1.5-3.6, dan LAI untuk perkebunan karet monokultur berkisar 1.4-3.4. Nilai LAI hasil
pengukuran di lapangan tersebut merupakan presentasi dari penutupan kanopi yang
menutupi areal yang berada di bawah penutupan tajuk yang diproyeksikan secara
vertikal dengan bidang tepat di bawah penutupan tajuk.
Tabel 13. Sebaran nilai LAI hasil pengukuran
di lapangan unitless Penutup Lahan
Jumlah Plot Selang LAI
Hutan alam
4 2.8 –
4.1
Agroforest Karet
30 1.5 –
3.6
Monokultur Karet
13 1.4 –
3.4 Sumber :Djumhaer 2003
4.7. Leaf Area Index LAI Hasil Pendugaan
Dari hasil perhitungan pendugaan LAI dengan menggunakan persamaan hukum Beer-
Lambert diperoleh kisaran nilai LAI untuk penutup lahan jenis hutan alam, agroforest
karet, dan perkebunan karet monokultur yang masing-masing nilai LAI untuk penutup lahan
tersebut berturut-turut adalah 3.39, 3.35, dan 3.30. Bila nilai LAI hasil pendugaan
dibandingkan dengan selang nilai LAI hasil pengukuran di lapangan Tabel 14, maka
dapat dilihat bahwa nilai rata-rata LAI hasil pendugaan berada diantara selang nilai LAI
hasil pengukuran di lapangan. Bila dilakukan perhitungan LAI dugaan dengan komponen
nilai per pixel dari citra satelit Landsat ETM+, maka diperoleh selang LAI pendugaan untuk
penutup lahan hutan alam berkisar antara
3.19 – 3.84
, LAI agroforest karet berkisar antara
3.13 – 3.74
, dan LAI untuk perkebunan karet monokultur berkisar antara
3.07 - 3.61
Tabel 15. Tabel
14. Sebaran nilai rata-rata LAI unitless
Penutup Lahan
Nilai Rata- Rata LAI
Pendugaan Selang LAI
Pengukuran Hemiphot
Hutan alam 3.39
2.8 - 4.1 Agroforest Karet
3.35 1.5 - 3.6
Monokultur Karet 3.30
1.4 - 3.4
Tabel 15. Sebaran nilai LAI hasil pendugaan dan pengukuran di lapangan
unitless Penutup
Lahan
Selang LAI Pendugaan
Selang LAI Pengukuran
Hemiphot Hutan alam
3.19 – 3.84 2.8 – 4.1
Agroforest Karet 3.13 – 3.74
1.5 – 3.6 Monokultur Karet
3.07 – 3.61 1.4 – 3.4
21
Gambar 9. Peta sebaran LAI hutan alam, agroforest karet, dan perkebunan karet monokultur Kabupaten Bungo – Provinsi Jambi tahun 2002