Nilai Io diasumsikan sebagai nilai
s
R
↓
, dan nilai
I diperoleh berdasarkan hasil
penghitungan nilai radiasi yang transmisikan oleh kanopi tumbuhan, sedangkan nilai
koefisien pemadaman berkisar antara 0,3 – 0,5 untuk daun vertikal serta 0,7 – 1,0 untuk daun
horizontal June, 1993 dan dalam penelitian ini nilai koefisien pemadaman yang digunakan
adalah 0.7. 3.3.6. Perbaikan dan Penggabungan Data
Pada saat data lapangan dan data penginderaan jauh digabungkan perlu diadakan
perbaikan data. Metode ini dilakukan karena pada penentuan titik di citra digital, data
memiliki kekurangan yaitu adanya penyimpangan yang disebabkan adanya distorsi
geometrik. Metode yang dilakukan untuk mengurangi kesalahan tersebut adalah dengan
cara menggunakan metode 9 piksel di sekitar piksel contoh. Hal ini dilakukan karena
penyimpangan yang terjadi tidak sistematis atau menyimpang acak.
3.3.7. Validasi
Nilai LAI
Validasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara nilai LAI hasil
penurunan neraca energi dari citra satelit Landsat ETM+ dengan data LAI hasil
pengukuran langsung di lapang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rancangan Model LAI dengan Metode
Neraca Energi
Gambar 3 memberikan informasi tentang diagram alir dari rancangan model LAI dengan
metode neraca energi yang diperoleh dari estimasi citra satelit Landsat ETM+ band 1, 2,
3, dan 6. Berdasarkan rancangan model LAI tersebut maka dapat dilakukan pendugaan nilai
LAI untuk penutup lahan bervegetasi. 4.2. Pengolahan Awal Data Citra Satelit
4.2.1. Analisis Citra Dasar
Dari hasil proses analisis citra dasar, visualisasi citra terlihat lebih baik walaupun
tidak ada perbedaan yang mencolok antara citra sebelum dengan citra setelah dilakukan proses
koreksi radiometrik. Hal ini disebabkan oleh kondisi citra yang diperoleh untuk wilayah
kajian memang tidak tertutup oleh awan langit dalam kondisi cerah. Namun terdapat
perbedaan visualisasi citra yang cukup mencolok setelah dilakukan proses penajaman
citra. Hal ini akan memudahkan interpretasi secara visual untuk suatu tujuan tertentu,
seperti klasifikasi penutup lahan.
4.2.2. Pengambilan Area Studi
Proses pengambilan area studi menggunakan metode cropping area dengan
bantuan perangkat
lunak analisis
citra Er-Mapper versi 6.4. Pengambilan area studi
dilakukan dengan data vektor lokasi Kabupaten Bungo yang di-overlay dengan data citra satelit
Landsat ETM+ pathrow : 12661. Gambar 4 menyajikan citra satelit setelah mengalami
analisis citra dasar dan cropping studi area. 4.2.3. Klasifikasi Penutup Lahan
Hasil klasifikasi penutup lahan untuk wilayah Kabupaten Bungo Gambar 5 pada
penelitian ini dibagi menjadi sembilan kelas, yaitu ; hutan alam, agroforest karet,
perkebunan karet monokultur, perkebunan
Albedo α
Radiasi Gelombang Pendek Yang Datang
R di i Y di
Koreksi Radiometrik
Data Citra LANDSAT ETM+
[PathRow : 12661, Akuisisi
15 Agustus
2002]
Croping Wilayah Kajian
[data vector Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi yang secara geografis terletak pada
1
o
08 – 1
o
55 LS dan 101
o
27 – 102
o
30
Band 6 Spectral
Radiance L
Suhu Permukaan T
s
Radiasi Gelombang Panjang Yg dipancarkan
Band 1, 2, dan 3 Spectral
Radiance L
Radiasi Gelombang Pendek Yg dipantulkan
Nilai Io diasumsikan sebagai nilai
s
R
↓
, dan nilai
I diperoleh berdasarkan hasil
penghitungan nilai radiasi yang transmisikan oleh kanopi tumbuhan, sedangkan nilai
koefisien pemadaman berkisar antara 0,3 – 0,5 untuk daun vertikal serta 0,7 – 1,0 untuk daun
horizontal June, 1993 dan dalam penelitian ini nilai koefisien pemadaman yang digunakan
adalah 0.7. 3.3.6. Perbaikan dan Penggabungan Data
Pada saat data lapangan dan data penginderaan jauh digabungkan perlu diadakan
perbaikan data. Metode ini dilakukan karena pada penentuan titik di citra digital, data
memiliki kekurangan yaitu adanya penyimpangan yang disebabkan adanya distorsi
geometrik. Metode yang dilakukan untuk mengurangi kesalahan tersebut adalah dengan
cara menggunakan metode 9 piksel di sekitar piksel contoh. Hal ini dilakukan karena
penyimpangan yang terjadi tidak sistematis atau menyimpang acak.
3.3.7. Validasi
Nilai LAI
Validasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara nilai LAI hasil
penurunan neraca energi dari citra satelit Landsat ETM+ dengan data LAI hasil
pengukuran langsung di lapang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rancangan Model LAI dengan Metode