Pengorganisasian Arsip Pengelolaan Arsip

2.2 Pengelolaan Arsip

2.2.1 Pengorganisasian Arsip

Pengorganisasian arsip membicarakan siapa yang melakukan pengelolaan arsip dalam suatu organisasi. Pengaturan arsip dan penanggung jawabanya dapat diketahui secara jelas dengan pengorganisasian arsip. Pembagian tugas dan wewenang pengelolaan arsip juga dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dalam suatu organisasi. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengantisipasi saling melempar tanggungjawab dalam pengelolaan arsip yang dapat menyebabkan ketidak efektifan pengelolaan arsip secara umum. Menurut Sugiarto 2005:21-24, pengorganisasian arsip dalam kantor yang sudah dikenal, yaitu: 1. Sentralisasi Sistem pengelolaan arsip yang dilakukan secara terpusat dalam suatu organisasi, atau dengan kata lain penyimpanan arsip yang dipusatkan disatu unit kerja khusus yang lazim disebut sentral arsip. Surat-surat kantor yang sudah selesai diproses akan disimpan disentral arsip. Pekerjaan pengelolaan semua arsip diserahkan pada unit khusus yang disebut dengan sentral arsip. Sistem ini akan lebih menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang relatif kecil atau sederhana. 2. Desentralisasi Pengelolaan arsip yang dilakukan pada setiap unit kerja dalam suatu organisasi. Sistem ini setiap unit yang ada mempunyai tugas untuk mengatur dan mengelola arsipnya sendiri. Sistem ini akan lebih menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang relatif besar. 3. Kombinasi sentralisasi dan desentralisaasi Arsip yang masih aktif digunakan atau yang biasa disebut arsip aktif dikelola diunit kerja masing-masing pengolah dan arsip yang sudah kurang dipergunakan atau disebut arsip inaktif dikelola disentral arsip. Pengelolaan arsip aktif dilakukan secara desentralisasi dan arsip inaktif secara sentralisasi. Dari segi pelayanan penggunaan arsip, sistem pengorganisasian secara kombinasi dapat efektif tetapi dari segi penghematan peralatan masih kurang efektif, karena disamping menyediakan peralatan diunit kerja organisasi juga harus menyediakan peralatan kearsipan dipusat arsip. Menurut Amsyah 2005:16-19, pengorganisasian arsip adalah sebagai berikut: 1. Sentralisasi Sentralisasi berarti penyimpanan arsip yang dipusatkan disatu unit kerja khusus yang lazim disebut sentral arsip. Menggunakan sentralisasi arsip maka semua surat-surat kantor yag sudah selesai diproses akan disimpan disentral arsip. Dewasa ini sentralisasi arsip yang murni agak sukar diterapkan, sebab begitu banyak jenis surat atau arsip yang sukar dipisahkan dari unit kerja yang menangani pengolahannya. Sistem pengelolaan arsip secara sentral ini hanya efisien dan efektif bila dilaksanakan pada kantor kecil. 2. Desentralisasi Suatu kantor atau organisasi menganut sistem pengelolaan arsip secara desentralisasi berarti bahwa semua unit kerja mengelola arsipnya masing- masing. Organisasi yang besar dengan ruangan kantor yang terpisah- pisah letaknya, sistem penyelenggaraan arsip secara desentralisasi sangat sesuai digunakan. Seluruh kegiatan kearsipan mulai dari pencatatan, penyimpanan, peminjaman, pengawasan, pemindahan, dan pemusnahan dilaksanakan oleh unit kerja masing-masing ditempat unit kerja masing- masing. 3. Kombinasi Sentralisasi dan Desentralisasi Penanganan arsip secara kombinasi, arsip yang masih aktif digunakan atau biasa disebut arsip aktif dikelola diunit kerja masing-masing pengolah dan arsip yang jarang digunakan atau biasa disebut arsip inaktif dikelola disentral arsip. Pengelolaan arsip aktif dilakuakn secara desentralisasi dan arsip inaktif secara sentralisasi. Pemindahan arsip dan prosedurnya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Jadwal Pemindahan Jadwal Retensi yang perlu disusun. Sentral arsip perlu memusnahkan arsip-arsip yang sudah tidak diperlukan lagi sesuai dengan Jadwal Retensi. Sebelum dimusnahkan, arsip-arsip tersebut perlu dipilih dan diteliti, apakah arsip bersangkutan memang sudah perlu dimusnahkan atau masih mempunyai nilai-nilai tertentu bagi kepentingan nasional untuk dikirim ke Arsip Nasional sebagai arsip statis.

2.2.2 Sistem Penyimpanan Arsip