24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Partisipan
penelitian ini melibatkan enam orang partisipan. keenam partisipan tersebut adalah wanita yang telah melahirkan anak pertama di klinik bersalin
suryani, yang telah melakukan perawatan bayi secara mandiri dan bersedia diwawancarai. umur partisipan antara 20-32 tahun, partisipan berpendidikan dari
SMP-S1, partisipan berasal dari suku jawa, batak dan mandailing, semua partisipan beragama Islam. Berikut adalah paparan masing-masing karakteristik
partisipan:
Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan Karakteristik
P1 P2
P3 P4
P5 P6
Umur 20-32
tahun
Pendidikan Terakhir
SMP SMA
D-III S1
31 25
20 26
32 28
D-III SMA
SMP S1
SMA SMP
Suku Jawa
Batak Agama
Islam Jawa
Jawa Jawa
Jawa Batak
Mandailing Islam
Islam Islam
Islam Islam
Islam
Universitas Sumatera Utara
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang pengalaman ibu primipara dalam melakukan perawatan bayi baru lahir memiliki lima tema yaitu: 1 Respon ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir, 2 Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan, 3 Informasi tentang perawatan bayi baru lahir, 4 Kendala atau
kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, 5 Upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir.
Tabel 4.2 Tema dan Sub Tema No.
Tema Sub Tema
1 Respon ibu dalam melakukan
perawatan bayi baru lahir a. merasa senang
b. merasa terharu c. merasa sedih
2 Perawatan bayi baru lahir yang
dilakukan a. pemberian nutrisi
- ASI - PASI
b. memandikan bayi c. perawatan tali pusat
d. pemberian imunisasi
3 Informasi tentang perawatan
bayi baru lahir a. orang tua
b. tetangga atau teman c. TV atau internet
d. koran atau buku e. bidan
4 Kendala atau kesulitan dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir
a. kondisi ibu - puting susu lecet
- puting susu masuk kedalam b. kondisi bayi
- sakit - rewel
5 Upaya
yang dilakukan
mengatasi kendala
atau a. tetap menyusui dan merubah
tehnik menyusui
Universitas Sumatera Utara
kesulitan dalam perwatan bayi baru lahir
b. menggunakan nipple dansyringe c. berobat
d. memberi susu
Paparan dari masing-masing partisipan adalah sebagai berikut:
1. Respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir
Dari hasil wawancara diperoleh respon ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu: merasa senang, merasa terharu dan merasa sedih.
a. Merasa senang keenam partisipan merasa senang saat melakukan perawatan bayi baru lahir,
sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “rasanya senang dapat ilmu, harus hati-hati dan telaten. Jadi
seorang ibu, ternyata tidak mudah, susah sekali Susahnya mulai dari kita mengandung dia, sampai melahirkan dia dalam keadaan hidup
atau tidak
” P1 “saya merasa senang, ya senangnya sudah punya anak, sudah jadi
orangtua bisa mengurus anak sendiri” P2 “rasanya senang dapat anak, pertama dek-dekan gak nyangka sudah
punya anak, yang lain udah lama nikah belum punya anak ” P3
“rasanya senang sekali, saat ini saya sudah punya anak, saya sudah jadi ibu, senangnya gak bisa dikatakan lagi” P4
“saya merasa senang karna saya sudah punya anak dan ada kesibukan baru” P 5
“Perasaanku sonang ulala, bahagia masempurna urasa jadi adaboru namalahirkon i, abangmupe holong rohania diau rado ia
pature si butet” perasaannya senang karna sebagai seorang perempuan merasa
sempurna sudah melahirkan anak, suami juga sangat mendukung dalam perawatannya juga pada saat kelahirannya dan sangat
sayang kepada saya P6
Universitas Sumatera Utara
b. Merasa terharu Satu partisipan mengatakan terharu, saat melakukan perawatan bayi baru
lahir, pernyataan partisipan dibawah ini: “saya terharu dengan kelahiran anak saya, saya tidak menyangka
saya sanggup melahirkan seorang anak apalagi mengingat proses kelahirannya rasanya saat itu sudah putus asah” P2
c. Merasa sedih “sedihnya kita kan baru melahirkan, capek, butuh istirahat tapi
harus melek malam, merawatnya, nyusui, kadang pipis ganti popoknya,
jadi gak bisa tidur” P2 “sedihnya baru semalam sekolah sudah punya anak” P3
“awalnya saya merasa sedih karna dua jam sekali harus bangun ngasik
an asi, jadi saya kurang tidur” P 5 “pertamanai sedih ulala, harana inda modom, kadang pala waktu
jam 8 abangmu ma ngoppana baru au margatti mahami jam 12 sampe manyogot, pala arian modom ia, baru disima istirahat iba”
Pertama saya juga merasa sedih karna saya tidak bisa tidur tengah malam, dari jam 8 malam sampai jam 12 suami yang jagain, gantian
dari jam 12 sampai pagi saya yang jaga P6
2. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan
Dari hasil wawancara diperoleh empat tindakan tentang perawatan bayi baru lahir yang dilakukan ibu yaitu pemberian nutrisi, memandikan bayi, perawatan
tali pusat dan pemberian imunisasi a. Pemberian Nutrisi
didapatkan hasil pemberian nutrisi yang dilakukan yaitu ibu melakukan pemberian ASI dan Pendamping ASI PASI berupa susu formula,
berikut ini adalah pernyataan partisipan “dibantu dengan susu formula karna minggu pertama asi saya tidak
lancar cuman sedikit-sedikit, tetapi tetap saya kasih juga asinya
Universitas Sumatera Utara
karna sedikit, saya kasih lagi susu formula takut bayinya kurang puas
”P1 “saya cuma kasi ASI aja sampai sekarang, karna saya rasa lebih
bagus ASI dari susu yang lain, lagian ASI saya dari hari pertama s
udah ada dan bayinya sudah bisa netek” P2 “anak saya minumnya ASI saja, pernah saya coba kasih susu botol
karna puting susunya sudah lecet jadi saya tidak kuat lagi neteki, anak saya tidak mau di kasih susu botol, sampai sekarang dia masih
netek”P3 “minumnya dikasi ASI, tapi cuman sebelah kanan aja karna yang
sebelah kiri putingnya masuk kedalam, namun tetap saya berikan ASI”P4
“saya kasih asi walaupun tiap malam dua jam sekali harus bangun untuk neteki dia” P5
“pasadarion sampe opat ari inda adong aek nisusuku jaditong namanyusu ia dilehen susu formula, dung opat ari baru manyusu ia,
sampe sannri” hari pertama sampai hari keempat dia tidak minum asi, karna
belum keluar asi saya, selama empat hari pertama diberikan susu formula, setelah itu sampai sekarang baru dia asi terus P6
b. Memandikan bayi Dari hasil wawancara diperoleh dua proses dalam memandikan bayi
baru lahir yang dilakukan ibu yaitu proses memandikan bayi pertama menyiapkan perlengkapan mandi, menyiapkan pakaian, bedak dan minyak
telon, kemudian tehnik memandikan bayi. semua partisipan pada minggu pertama belum berani memandikan bayi baru lahir, namun setelah putus
tali pusat ada beberapa partisipan yang berani dan ada juga yang belum berani, dari masing-masing partisipan proses memandikan yang dilakukan
adalah sama, berikut adalah pernyataan dari partisipan “ yang disiapkan sebelum bayinya mandi yaitu air hangat dalam
ember mandi, sabun dan samponya juga, setelah perlengkapan mandinya disiapkan, kemudian pakaiannya juga disiapkan sesuai
dengan susunannya mulai dari bedong sampai gurita dan bedaknya juga disiapkan , barulah bayinya dimandikan setelah pakaiannya
Universitas Sumatera Utara
dibuka kemudian diangkat ke dalam ember mandi disapu dengan air kemudian disabuni sampai selesai dan dibilas tetap dalam ember
dengan satu gayung air yang disisakan untuk bilas terakhir ”
Setelah mandi rutin saya buat daun jarak yang dibakar dengan olesan minyak makan diatas perut anak saya, kata orang tua agar tidak
mudah masuk angin, ini saya lakukan rutin dari lahir sampai umur tiga bulan P1
“Yang disiapkan sabun, baby oil dituangkan dalam ember mandi, sampo, air hangat campur air dingin kemudian pakaian dan
handuknya disiapkan, bedaknya, minyak telon, setelah itu bayinya langsung diangkat kedalam ember mandi kemudian disabuni sampai
selesai dan disiram dengan bilasan terakhir yang sudah disisakan ditempat lain.
” P2 “sebelum dimandikan disiapkan sampo, air hangat, dan sabun dan
dikasi baby oil ke air mandinya “sebelum mandi disiapkan popoknya, handuknya kemudian bedak dan minyak telonnya, diambil kian airnya
satu gayung untuk bilasan terakhir, kemudian bayi dimandikan dalam ember mandi, disabuni badannya kecuali bagian wajah bayi, setelah
selesai kemudian disiram dengan air yang disisakan sebelumnya” P3
“menyiapkan air mandi, sabun dan samponya terlebih dahulu disiapkan sebelum bayinya dimandikan setelah semua perlengkapan
mandi disiapkan kemudian handuk dan bedongnya, bajunya, celana ,dan guritanya dibentangkan kian, setelah siap semuanya barulah
bayinya dimandikan, pertama dilap dulu pakai air kemudian disabuni diluar,setelah disabuni bayi diangkat kedalam ember mandi sampai
dengan selesai, kemudian bayi diangkat keatas handuk yang
disediakan dan melap badan bayi sampai kering” P 4 “siapkan ember, air dingn, dan air hangat dikasih baby oil ke air
mandi sabun dan pakaiannya juga disiapkan, handuk serta minyak dan bedak, kemudian dibuat susunannya agar pemakaian bajunya
lebih mudah barulah bayinya dimandikan dan disabuni dalam ember mandi, setelah selesai baru diangkat langsung ke atas handuk yang
disediakan untuk melap kering badan bayi” P 5 “di pasiap pajolo bajuna, cawatna, lappinna, aekna diember,
sabunna, miyakna, baru diparidi ia tu aek i, sonima uida dibaen ia. perasaank pajolo paridi ia mabiar au, harana inda podo hatop, dungi
inda podo ias baenna naparjoloi dope soni” disiapkan air mandinyair hangat, sabun, Bajunya disusun terlebih
dahulu, bedak, minyak kayu Putih, baru dimandikan, perasaan saya memandikan
dia awalnya
saya masih
takut-takut, jadi
mandikannyapun belum bersih kali P6
Universitas Sumatera Utara
c. Perawatan tali pusat dari hasil wawancara diperoleh perawatan tali pusat bayi yang
dilakukan oleh ibu yaitu dengan cara diberi betadin dan dibungkus kassa steril. Dua partisipan mengatakan perawatan talipusat bayinya diberi
betadin setelah selesai mandi dan empat partisipan mengatakan perawatan tali pusat yang dilakukan pada bayinya adalah dibungkus dengan kassa
steril. Sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini: “talipusatnya dilap kering dengan kassa steril, kemudian dibungkus
dengan kassa kering yang baru, setelah tali pusat lepas, maka bekas pelepasan talipusat baru ditetesi betadin dan ditutup kembali dengan
kassa” P1 “setelah siap mandi talipusatnya dilap sampai kering, kemudian
pangkalnya ditetesi dengan betadin dan dibungkus dengan kain kassa steril, setelah tali pusat lepas, pangkal bekas pelesan tali pusat di
tetesi dengan betadin juga, baru ditutup dengan kassa steril” P2 “sebelum tali pusatnya putus siap mandi dilap kering pake kassa,
kemudian baru dibungkus dengan kassa steril, setelah tali pusat lepas baru ditetesi dengan betadin, lalu ditutup kembali dengan kassa”
P3
“Sebelum putus diberi betadin pada pangkal talipusatnya, kemudian dibungkus dengan kain kassa kering, dan setelah putus talipusat
dikasi betadin juga kemudian ditutup dengan kassa lagi” P 4 “siap mandi tali pusat yang belum putus dilap kering dengan kassa,
kemudian di bungkus kembali dengan kassa, setelah talipusatnya lepas baru di berikan betadin pada pangkal pelepasan talipusat,
kemudian ditutup menggunakan kasa yang dari bidannya.” P 5 “inda adong perawatan nakhususda, harana paridi ia dung
matupekdo tali nipusotnai, doppak somatupek bidannai do paridina, inda adong uida dibaen ia sanga aha, abit nabottar sogi opatdo
dibaen ia pambalutna, i sajo maia. dung matupek pe talipusotnai inda
nadong dibaen ia pala di lap ia sajo mia so ulang maraek” tidak ada perawatan khusus yang saya ada lakukan, karna saya
mandikan dia setelah putus tali pusatnya, sebelum putus yang mandikannya adalah bidannya, sebelum putuspun tali pusatnya tidak
ada diberikan apapun kecuali kassa, setelah putus tidak dikasih apapun. cuman di lap aja agar tidak basah P6
Universitas Sumatera Utara
d. Pemberian Imunisasi Dari hasil wawancara diperoleh bayi sudah mendapatkan imunisasi
yaitu berdasarkan jenisnya. Semua partisipan mengatakan bayinya sudah mendapat imunisasi setelah pulang dari klinik bersalin Suryani, sesuai
denga pernyataan partisipan berikut ini. “imunisasi pertama sebelum pulang dari klinik bersalin sudah
diberikan kepada anak saya yang disuntik di paha sebelah kanan kata bidannya imunisasi HB0, dan kunjungan beriukutnya rutin saya bawa
setiap jadwal yang ditentukan, yang terakhir dapat imunisasi campak,
sekarang imunisasinya sudah lengkap” P1 “sekarang tinggal menunggu jadwal imunisasi berikutnya, imunisasi
pertama sudah diberikan bidannya katanya HB0, dan ayahnya juga sering mengingatkan saya tentang jadwal imunisasi jangan sampai
ketinggalan, imunisasi berikutnya adalah DPT” P2 “imunisasinya sudah dapat semua, dan tidak ada yang
terlewatkan,setiap jadwal yang ditentukan bidannya saya bawa imunisasi, yang terakhir adalah dapat imunisasi campak”
P3
“imunisasinya sudah dapat tinggal satu lagi yang belum dapat yaitu campak, sekarang tinggal menunggu umur sembilan bulan, imunisasi
pertama sudah dikasih HB 0” P4 “sudah lengkap imunisasinya dari yang pertama sampai campak,
rutin setiap bulan sesuai dengan jadwal yang diberikan bidannya”
P 5 “anggo imunisasi inda adong boto dilehen dung lahir ia sampe pitu
ari, palatong dioban doma imunisasi dung marumur sabulan, nauboto sanga aha goar ni imunisasi nadilehen i, uida disuntik di tangan nia,
sannri marbekas songon korengan, imaia do imunisasi pertamana
” idak ada dikasi imunisasi setelah lahir sampai umur satu minggu,
palingan di bawa imunisasi setelah umur satu bulan, yang diberikan ditangan sekarang meninggalkan bekas, itu saja yang diberikan
imunisasi pertama P6
Universitas Sumatera Utara
3. Informasi tentang perawatan bayi baru lahir
Dari hasil wawancara diperoleh lima sumber tentang informasi perawatan bayi baru lahir yang didapatkan ibu yaitu dari orangtua, tetangga
atau teman, TV atau internet, koran atau buku dan dari bidan a. Orang tua
Semua partisipan memperoleh informasi tentang perawatan bayi baru lahir dari orangtua yaitu sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini:
“Mandiinya sekitar jam 4 sore, pagi jam 8, biar supaya segar, tidak boleh potong kuku, Kalo sebelum 40 hari jangan keluar rumah dulu
ya,nanti magrib jangan dibiarin anaknya harus dipangku bayinya jangan dibiarin sendiri, kalo tidur harus dibangunin, jangan dibiarin
tidur magrib kita gak tau itu mitos atau fakta, ya gitu kata orangtua
ya kita ikuti aja”P1 “dikasih tau cara ganti popok jika basah segera diganti jangan
dibiarkan terlalu lama nanti anakny masuk angin, terus membedong itu harus betul jangan asal tertutup saja ” P2
“saat meneteki diajari sama mamak harus seimbang, dipindah-pindah agar kepala anaknya gak peang katanya.” P3
“diajarai cara mengganti popok dan cara memandikan bayi, kemudian jika anak nangis jangan dibiarkan gitu aja pasti ada yang
tidak nyaman ” P 4 “dikasih tau cara menggendong, memegang dan memangku bayi,
serta memperbaiki bedongnya, jika pipis cepat digant i” P5
“informasi sion nenek nia adong, pala pasusuon au leng nadiparateon ia idokon ia ulang naonok tu danaki manyusu geleng naron tembal
ulu nai” ada dari neneknya, saat saya menyusui diperhatikannya kalau neteki
jangan terlalu lama posisi tidur nanti kepalanya peang kata neneknya P6
b. Tetangga Teman “diajari cara jemur bayi jika ada matahari di pagi hari jam tengah
delapan, tidak boleh wajahnya langsung menghadap matahari” P3 “dapat mengeatuhi penyebab anak jadi rewel yaitu jangan dibiarkan
tidur siang terlalu lama sehingga malam dia tidak bisa tidur dan
Universitas Sumatera Utara
maunya digendong, popok yang basah terlalu lama diganti membuat bayi tidak nyaman sehingga dia menangis ” P4
c. TV Internet “jangan memberi makan pada bayi sebelum umur enam bulan,
katanya jika terlalu cepat memberi makan sebelum waktunya dapat menyebabkan kerusakan pada usus bayi dan efeknya keliahatan
setelah bayi sudah besar. Kemudian cara menangani anak jika sakit jangan d
ibiarkan terlalu lama dirumah, segera dibawa dokter” P2
“informasi yang saya liat di internet adalah cara memandikan bayi yang benar, cara ngasi minyaknya kalau dari TV dapat info tentang
produk yang bagus untuk kulit bayi seperti body lotion dan minyak
telon”P3 d. KoranBuku
“tidak boleh memberikan bedak berlebihan ke badan bayi karna dapat meyebabkan iritasi pada kulit bayi, kemudian cara merawat
bayi yang baik, jika membersihkan telinga dan hidung harus hati-hati dan tidak boleh memakai pampers terla
lu lama” P2 e. Bidan
“cara mandiin megangnya harus bagus, tali pusatnya jangan dibiarin basah, uda siap mandi dibersihin, perban pusatnya diganti,dibungkus
kembali ”P1
“dikasi tau cara menyusui yang baik yaitu kepala bayi lebih tinggi dari badan agar bayi tidak tersedak saat menyusui, setelah siap
menyusui bayi disendawakan, dikasi tau juga cara merawat tali pusat
sebelum dan setelah lepas ” P2 “saya ingat pernah diajari bidannya cara meyusui yang benar saat
pertama kali menyusui di klinik, saat menyusui yang diisap bayinya tidak boleh putingnya saja, dan saya mencoba tetap menyusui anak
saya dengan tehnik yang benar
” P3 “bidannya mengajari jika siap minum susu harus disendawakan,
kemudian cara merawat tali pusat yang benar, jangan dikasi ramu- ramuan apapun pada tali puast” P 5
Universitas Sumatera Utara
4. Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatan bayi baru lahir
dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapai ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu dari kondisi ibu dan kondisi bayi.
dari kondisi ibu adalah ibu mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu yang mengalami puting susu masuk kedalam, sedangkan pada kondisi bayi
adalah bayi pernah sakit, rewel. a. kondisi Ibu
Dari hasil wawancara diperoleh kendala saat menyusui yaitu ada ibu yang mengalami lecet pada puting susu dan ada ibu yang mengalami
kesulitan saat menyusui karna puting susu masuk kedalam. Berikut ini adalah pernyataan partisipan.
“Aku gak ada asi, tiga hari pertama kelahiran dia”P1 ”tetek saya lecet, sudah gak kuat saya meneteki dia lagi sampe
bengkak juga pernah ,” P3
“saya neteki sebelah kanan saja, yang sebelah kiri putingnya tidak keluar, tapi asinya tetap keluar, diberikan yang sebelah kiri anaknya
tidak puas untuk mengisapnya dan dia nangis” P 4 “pala pasusuon au matcit ulala susui maniak pala manyusu ia, pala
tong nasobisa modom i ma tonga borngin sampe manyogot loja boto nabegadang i”
saat menyusui tetek saya sakit kali sampe lecet juga, jadi pas dia netek rasanya perih. kemudian itula yang gak bisa tidur dari tengah
malam sampe pagi, rasanya saat itu capek begadang P6
b. Kondisi Bayi Dari hasil wawancara diperoleh kesulitan yang dihadapi ibu selama
melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu saat bayinya dalam keadaan sakit, dan rewel sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini.
“Palingan siap imunisasi badannya panas” P1
Universitas Sumatera Utara
“Pas mau tidur aja dia rewel, jadi kita pun tidak bisa tidur” P 4
“saya khawatir dan bingung pas waktu sakit, dan pernah mencret, keadaannya sangat lemah dan tidak seperti biasanya, sudah dibawa
berobat kedokter tapi saat itu belum juga sehat”P 5
5. Upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir.
dari hasil wawancara diperoleh tiga cara mengatasi kendala yang dihadapi ibu dalam melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu tetap menyusi
bayi dengan memperbaiki tehnik menyusui, menggunakan nipple dan syringe, kemudian membawa berobat dan memberi susu.
a. Tetap menyusui dan merubah tehnik menyusui ibu yang mengalami lecet pada puting susu dapat mengatasi masalah
yang dihadapinya dengan merubah tehnik menyusui yang salah dan tetap memberikan ASI pada bayinya karna bayinya tidak mau diberikan susu
formula. berikut ini adalah pernyataan partisipan: “Saya coba kasi susu botol karna saya tidak tahan lagi sudah lecet,
tapi dia tidak mau, setiap dia minum susu itu dia langsung gumoh dan muncrat sampe dari hidungnya juga keluar, jadi saya takut, tidak saya
kasi lagi. Tetap saya kasih aja ASI, lama-kelamaan sudah tidak sakit lagi. saya ingat pernah diajari bidannya cara meyusui yang benar
saat pertama kali menyusui di klinik, saat menyusui yang diisap bayinya tidak boleh putingnya saja, dan saya mencoba tetap menyusui
anak saya dengan tehnik yang benar,” P3
b. Menggunakan Nipple dan Syringe. “sudah dicoba ditarik-tarik, menggunakan alat penarik puting susu
juga sudah,putingnya hanya keluar sedikit saja, kemudian ditetekkan sama bayinya ASI nya memang keluar tapi dia tidak puas, jadi saya
berikan yang sebelah kanan saja” P 4
Universitas Sumatera Utara
c. Berobat Dua orang pertisipan membawa anaknya kedokter berobat, pernyataan
dari partisipan berikut ini. “Dikasi obat dari sana, rasanya cemas dan khawatir, kemudian di
kompres biar panasnya cepat turun Jika belum juga dibawa berobat ke dokter ataupun ke bidan
”P1 “karna keadaannya sangat lemah dan tidak seperti biasa dia juga
masih kecil, dan dibawa berobat kedoktertapi saat itu belum juga sehat, akhirnya pindah kedokter lain yang disarankan orang, dan
alhamdulillah anak saya sehat” P 5 d. Memberikan susu
pernyataan partisipan dua jam sekali bangun tengan malam untuk mengatasi kerewelan anaknya.
“jika rewel malam hari saya kasi ASI saja kemudian digendong sampai dia tidur, barulah , saat dia tidur sayapun ikut tidur walaupun
hanya sebentar sudah bangun dan nangis lagi karna dibilang tiap
malam begitu saya sudah biasa dan tidak terlalu pusing lagi” P 4
C. Pembahasan
Hasil pembahasan ini akan diuraikan dengan pengalaman ibu primipara dengan perawatan bayi baru lahir. Hal itu meliputi karakteristik respon ibu
dalam melakukan perawatan bayi baru lahir, perawatan bayi baru lahir yang dilakukan, informasi tentang perawatan bayi baru lahir, kendala atau kesulitan
dalam melakukan perawatan bayi baru lahir dan upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam perawata bayi baru lahir.
Kelahiran telah digambarkan sebagai sebuah fase dalam siklus kehidupan keluarga. Kehadiran anak pertama mewakili transisi besar dalam kehidupan
seseorang. Menjadi seorang ibu berarti mengambil sebuah identitas baru yang melibatkan pemikiran kembali dan pendefenisian kembali diri sendiri secaara
Universitas Sumatera Utara
komplit. Menjadi ibu adalah sebuah tantangan kerja keras dan penuh stres, tetapi menjadi ibu juga memberi penghargaan yang tidak terhingga. Cara
individu menjalani peran ini akan dipengaruhi oleh reaksi mereka sendiri, yang sebagian besar ditentukan oleh kepribadian dan respon antara individu
dan disekitar mereka termasuk keluarga Williamson, 2014 Menurut Sofian 2012 primipara adalah seorang wanita yang melahirkan
bayi hidup untuk pertama kali. Pada umumnya orangtua merasa gembira dengan kelahiran pertama,
mencurahkan banyak waktu dan perhatian kepada bayi barunya. Kelahiran pertama biasanya membuat orang tua memberikan perhatian yang tidak terbagi
Rahmat, 2013. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat beragam pengalaman
yang melaksanakan perawatan bayi baru lahir yang terdiri dari respon ibu, perawatan yang dilakukan, informasi perawatan, kendala atau kesulitan, solusi
mengani kesulitan .
1. Respon Ibu
Pada pelaksanaan perawatan bayi baru lahir, terdapat beberapa perasaan yang dirasakan oleh ibu yaitu perasaan senang, terharu dan sedih.
Menurut Jean Ball dalam Williamson 2014 cara ibu merespon secara emosional terhadap kelahiran bayi akan dipengaruhi oleh kepribadian dan
kualitas dukungan yang diterima dari anggota keluarga, serta dukungan sosial termasuk bidan. Disatu sisi masa ini merupakan pengalaman yang
bersifat sangat personal, disisi lain ini bersifat sangat umum. Menjadi ibu merupakan peran sosial yang telah ditentukan dan proses yang terlibat
Universitas Sumatera Utara
selama periode kehamilan dan melahirkan dikuatkan dan divalidasi oleh ahli.
Menurut Lindsay dan meehan, 1994 dalam Williamson 2014 sebahagian besar orang tua berbahagia dengan bayi mereka yang baru lahir
dan mengeksplorasi bayinya, memperlihatkan bayinya saat berkunjung ke keluarga dan teman. Orang tua tidak hanya menghadapi stres akibat
kelahiran tetapi juga situasi ketika harapan dan keinginan untuk memiliki pengalaman normal dan bayi yang sehat pada akhirnya tidak terwujud.
Menurut Pieter 2011 seorang ibu yang baru melahirkan pada umumnya digambarkan tampak gembira, penuh cinta kasih dan sangat
tenang. Adapun perasaan sedih yang dialami ibu yaitu berkurangnya kebebasan bagi ibu, penurunan estetika dan perubahan tubuh serta
berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian. Keenam partisipan menyatakan respon dalam melakukan perawatan
bayi baru lahir yaitu dengan perasaan senang, terharu dan sedih. Semua partisipan merasa senang dalam merawat bayinya, menjadi seorang ibu dan
dapat langsung merawat anak sendiri adalah ungkapan rasa senang yang tidak terungkapkan. Satu partisipan merasa terharu telah melahirkan seorang
anak dan sanggup merawat bayinya. Selain itu ada partisipan yang merasa sedih karna waktu istirahat pada malam hari terganggu dan merasa capek,
kemudian akan melanjutkan aktivitas lain dipagi harinya. Dari riset Ball 1994 dalam Williamson 2014 mengkaji bagaimana
wanita bereaksi terkait menjadi seorang ibu disimpulkan dari hasil studinya bahwa reaksi menjadi seorang ibu adalah kompleks dan ditentukan oleh
Universitas Sumatera Utara
berbagai faktor internal seperti personalitas terutama untuk ibu. Awal menjadi ibu adalah suatu waktu yang penuh dengan respon yang emosional.
Menurut Chaplin 2007 dalam Pieter 2011 Dengan emosi, individu terangsang terhadap perubahan yang disadari sehingga memungkinkan
dapat merubah sifat ataupun perilaku. Emosi dianggap lebih intens dibandingkan dengan perasaan, karena emosi lebih sederhana dan mencakup
totalitas perasaan organisme. Emosi yang berkaitan dengan perubahan perilaku yaitu marah, rasa sedih, gembira atau senang, bahagia, cemas, takut
dan benci. Emosi adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan perubahan secara mendalam dan hasil pengalaman dari eksternal dan
keadaan fisiologis. Perubahan dari hasil pengalaman merupakan suatu proses
penyesuaian diri seseorang yang berlangsung terus menerus untuk memenuhi segala kebutuhannya dengan tetap memlihara hubungan
harmonis pada situasi lingkungan, ini adalah pengertian dari adaptasi Pieter, 2011
Hurlock 1987 dalam Pieter 2011 mengatakan bahwa proses adaptasi digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan
seseorang selama perkembangan biopsikologisnya, yaitu kemampuan membuka diri terhadap setiap perubahan stimulus baru, seperti sikap
penerimaan pada perubahan tubuh. Menurut peneliti rasa senang dan terharu yang diungkapkan ibu
adalah suatu respon yang sangat baik karna secara emosional ibu menerima kelahiran anaknya dan dapat memberikan perawatan yang terbaik
semaksimal mungkin. Adapun rasa sedih dengan berbagai keluhan yang
Universitas Sumatera Utara
diungkapkan ibu adalah merupakan suatu adaptasi dengan lingkungan baru yaitu memiliki seorang bayi yang membutuhkan perhatian penuh, sehingga
menyita waktu istirahat ibu saat sebelumnya, hal ini merupakan suatu hal yang wajar bagi ibu baru yang memiliki anak pertama. Namun seiring
dengan waktu ibu dapat menerima aktivitas barunya dan berusaha meberikan perawatan yang terbaik sehingga ibu merasa puas melihat
perkembangan anaknya
2. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan
Rutinitas baru dalam merawat bayi yang ibu lakukan adalah pemberian nutrisi yaitu memberikan ASI dan MPASI, memandikan bayi,
metode perawatan talipusat dan pemberian imunisasi. Pertama kali mungkin ibu akan merasa cemas terutama diperhatikan
oleh orang lain yaitu tetangga atau kerabat, dan setiap gerakan akan tampak canggung dan tidak alamiah. Mengganti popok pertama kali mungkin ibu
merasa tidak mampu. Saat memandikan dan memakaikan baju bayi untuk pertama kalinya membuat ibu gemetar dan membutuhkan minimal empat
tangan Kelly,2010. Memberi ASI pada bayi merupakan proses alami sebagai kewajiban
ibu yang mengasuh anaknya, karena ASI merupakan makanan utama untuk bayi umur 0-6 bulan pertama kehidupannya Pieter, 2011.
Empat partisipan mengatakan memberikan ASI dari hari pertama sampai enam bulan, setelah itu baru diberikan pendamping ASI, dan mereka
berpendapat ASI lebih bagus dari susu formula. Ada dua partisipan yang terpaksa memberikan susu formula pada hari pertama kelahiran yaitu satu
Universitas Sumatera Utara
partisipan pada satu minggu pertama dan satu partisipan hari petama sampai hari kelima. Karena asi mereka pada hari pertama belum keluar lancar
sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya diberikan susu formula. Namun mereka tetap ingin memberikan asi kepada bayinya
sehingga berbagai cara dilakukan agar asi cepat keluar dan bayinya bisa minum asi, hal ini karena mereka berpendapat asi adalah nutrisi yang baik
untuk bayinya baik dari dari segi manfaat dan kelebihannya. Menurut Williamson 2014 setelah kelahiran bayi, laktasi akan
terjadi pada semua ibu, kecuali pada beberapa ibu dengan persentase yang sangat sedikit, karena laktasi merupakan fenomena fisiologis normal yang
dipicu setelah bayi dilahirkan. Pemberian asi juga merupakan cara terbaik bagi seorang ibu untuk memberi makan bayinya. ASI adalah cairan dinamis
yang komposisinya berubah selama laktasi berlangsung, dan memiliki komposisi biologis yang kompleks Lawson,2007 dalam Williamson,2014
The american Academy of pediatrics menyatakan kebutuhan gizi bayi selama periode pertumbuhan yang cepat dari masa bayi adalah lebih besar
daripada periode waktu yang lainnya dalam kehidupan. Memberi makan bayi berarti menyediakan lebih dari sekedar gizi yang baik.
Kelly 2010 mengatakan salah satu kelebihan pemberian susu formula memungkinkan ayah bayi untuk aktif memberi makan bayi dan
mengambil tanggung jawab yang sama, memberi susu dimalam hari, sehingga ibu yang baru melahirkan mendapat tambahan waktu istirahat
untuk tidur. Tujuan dari pemberian nutrisi pada bayi yang dilakukan semua
partisipan adalah sama, baik dia ASI maupun susu formula, karna sama-
Universitas Sumatera Utara
sama memenuhi asupan gizi dan nutrisi yang baik kepada bayi, namun komposisi dari ASI lebih lengkap dan ideal, komposisi ASI tidak ada yang
bisa menyaingi persis sama dengan susu formula. Pemberian ASI lebih ekeonomis, tidak membutuhkan biaya, cara pemberian lebih mudah dan
praktis dibanding susu formula. ASI juga dapat mendekatkan secara emosional hubungan batin antara ibu dengan bayi. Pemberian ASI juga
dapat mengurangi devisa negara untuk pembelian susu formula setiap bulannya Saleha, 2009.
Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan ibu selanjutnya adalah memandikan bayi, proses dan tehnik memandikan bayi yang dilakukan lima
partisipan adalah sama. Pernyataannya yaitu menyiapkan air hangat dalam ember, sabun, pakaian dengan susunannya, bedak, minyak kayu putih, dan
handuk. setelah semua perlengkapan disiapkan baru pakaian bayi dibuka satu persatu dan dimandikan langsung dalam ember mandi sampai selesai.
satu partisipan mengatakan proses persiapannya adalah sama, tapi tehnik memandikan sedikit berbeda, yaitu terlebih dahulu bayi dilap memakai was
lap dan disabuni di luar ember mandi, setelah itu bayi baru diangkat kedalam ember mandi, sampai dengan selesai, kemudian bayi diangkat
keatas handuk yang sudah disediakan dan dilap kering hingga selesai memakaikan bajunya kembali.
Memandikan dengan air dan sabun lembut, kemudian membilasnya sampai bersih sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan bayi akan perawatan
kulitnya. Gunakanlah produk perawatan kulit secara berpasangan dan perhatikan bedak bayi dan constrarch serta lotion bayi dan baby oil,
berdasarkan bukti mengatakan bahwa constrarch menciptakan area
Universitas Sumatera Utara
perkembang biakan untuk beberapa infeksi yang menyebabkan ruam popok. Produk lotion dan baby oil sebenarnya tidak diperlukan, hati-hati jika
menggunakan minyak yang
mengandung mineral, karena
dapat menyebabkan kemerahan pada bayi Kelly,2010
Disarankan kepada ibu terlebih dahulu mengumpulkan semua perlengkapan sebelum mulai memandikan bayi, sehingga bayi tidak terpajan
dan kedinginan saat ibu berupaya mencari sesuatu. Tidak ada waktu yang benar atau salah memandikan bayi, waktu memandikan bayi adalah
kapanpun ibu merasa nyaman dan ketika tidak akan ada distraksi. Airnya harus hangat dan nyaman dan harus memeriksa suhu air sebelum
meletakkan bayi didalam bath. Setelah dimandikan, bayi harus segera dikeringkan untuk mencegah kehilangan panas melalui evaporasi dan
selanjutnya berpakaian Williamson, 2014. Menurut peneliti proses memandikan bayi adalah suatu pemenuhan
hygiene bayi untuk melindungi dari kuman dan bakteri penyebab infeksi. Rata-rata ibu menggunakan baby oil dalam proses memandikan bayi,
sementara dalam teori Kelly tidak terlalu penting untuk digunakan dalam proses memandikan bayi. Dalam hal ini ibu belum mendapat informasi
tentang penggunaan baby oil. Perawatan tali pusat yang dilakukan oleh lima partisipan adalah sama,
menggunakan kassa steril dan menetesi betadin pada pangkal tali pusat. Sedangkan satu partisipan tidak memberikan betadin tetapi hanya memakai
kassa kering saja. Menurut Kelly 2010 puntung talipusat yang tetap melekat dipusar,
harus dijaga agar tetap bersih, kering dan terhindar dari infeksi popok.
Universitas Sumatera Utara
Tali pusat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke tubuh bayi. Membungkus talipusat akan membuat tali pusat tetap basah dan lembab, yang akan
memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Secara alami tunggul tali pusat yang tidak tertutup akan lebih cepat
mengering dan terlepas Maryunani, 2008 Dari hasil penelitian Khoiriah 2012 Perawatan tali pusat dibungkus
memakai betadine povidone-iodine 10 dapat menurunkan insiden infeksi tali pusat, dimana cara kerjanya adalah melepaskan iodium secara bertahap
dalam konsentrasi yang rendah sehingga sifat bakterisidalnya berlangsung lama. Iodium dapat menembus sel kuman dan menghancurkan protein,
struktur dan sintesis dari nukleat. Povidon iodin 10 aman digunakan untuk profilaksis pada tali pusat, sehingga tali pusat yang dibungkus dengan
memakai betadine mempercepat pelepasan tali pusat kerena terhindar dari infeksi.
Menurut peneliti perawatan tali pusat yang dilakukan partisipan sudah sesuai dengan teori dan didukung dari hasil penelitian diatas, dan dari
pernyataan partisipan saat wawancara tidak ada tanda-tanda infeksi pada pangkal tali pusa,t dan pelepasan tali pusat tidak lebih dari sepuluh hari.
Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir ada lima partisipan mengatakan dua puluh empat jam pertama sudah diberikan imunisasi HB0,
dan imunisasi berikutnya yaitu BCG setelah bayi berumur satu bulan. Sedangkan satu partisipan mengatakan imunisasi pertama yang diberikan
kepada bayinya adalah setelah berumur satu bulan, yaitu imunisasi BCG . Depkes RI 2004 dalam Maryanti 2011 mengatakan imunisasi
adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh
Universitas Sumatera Utara
seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan vaksinasi menurut Muslihatun 2010 adalah pemberian antigen yang dapat merangsang pembentukan imunitas dari sistem imun
dalam tubuh. Jika ada antigen atau kuman, bakteri, virus, parasit, maupun racun
memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha menolaknya. Tubuh membuat zat anti berupa anti bodi atau antitoksin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap
anti gen berlangsung lambat dan lemah sehingga tidak banyak anti bodi terbentuk. Pada reaksi atau respon selanjutnya tubuh sudah lebih mengenal
jenis antigen tersebut, dan lebih pandai membuat zat anti sehingga dalam waktu yang lebih singkat akan dibentuk zat anti cukup banyak. Setelah
beberapa waktu jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, untuk mempertahankannya perlu diberikan suntikan atau imunisasi ulang
Markum2002 dalam Rochmah, 2012. Jadwal imunisasi program pengembangan imunisasi PPI dapat
digunakan bersamaan dengan jadwal imunisasi IDAI, berdasarkan pola penyakit, kebijakan DepkesWHO dan pengadaan vaksin Indonesia yaitu
imunisasi BCG diberikan pada usia dibawah dua bulan, imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin dalam 12 jam setelah lahir, imunisasi DPT
dasar diberikan tiga kali sejak usia dua bulan dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 deberikan pada usia 2-4 bulan, DPT 2 diberikan pada usia 3-5 bulan,
DPT 3 diberikan pada usia 4-6 bulan. Imunisasi dasar polio 1,2,3 diberikan dua tetes per oral dengan interval tidak kurang empat minggu. Campak
Universitas Sumatera Utara
diberikan pada usia 9 bulan dalam satu dosis 0,5 ml diinjeksi diarea subkutan dalam Rochmah, 2012.
Kepedulian ibu dengan kesehatan anaknya sudah mendukung program pemerintah dalam pemberian imunisasi khususnya pada bayi baru lahir
sudah terlaksana. Berdasarkan pernyataan partisipan jenis imunisasi yang diberikan adalah imunisasi HB0, BCG, Polio, DPT dan campak. Khususnya
pada bayi baru lahir lima orang dari enam bayi mendapat imunisasi HB0 dan semua bayi mendapatkan imunisasi BCG Williamson, 2014.
3. Informasi Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Membantu ibu membuat pilihan dalam beberapa hari pertama dengan bayi baru lebih dari sekedar memberi mereka informasi. ibu perlu
memahami informasi tersebut agar mereka dapat menentukan pilihan. Ibu mengkhawatirkan tentang pemberian ASI, bayi yang menangis, pola tidur,
penanda perkembangan dan keberhasilan untuk membina ikatan kasih sayang. Daftar kekhawatiran ibu sangat banyak dan juga sangat personal,
berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya dan antara satu orangtua dengan orangtua lainnya dikeluarga yang sama Williamson,2014
Partisipan memperoleh lima sumber informasi tentang perawatan bayi baru lahir yaitu dari orang tua, tetangga atau teman, TV atau internet, koran
atau buku dan dari bidan. Informasi merupakan pesan yang diterima dan dipahami. Ada banyak
aspek lain tentang informasi, karena kehadirannya merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui studi, pengalaman, belajar atau instruksional.
Informasi selalu bersisi tentang sesuatu yang memiliki parameter, tentang
Universitas Sumatera Utara
adanya peristiwa, nilai dan etika. Teknologi informasi sebenarnya meliputi segala macam media untuk merekam informasi, dan untuk penyiaran
informasi seperti radio, televisi dan teknologi untuk berkomunikasi melalui suara atau gambar, mikrofon, kamera dan telepon. Informasi ada didalam
dua dunia yang pertama, dunia yang dihubungkan dengan telegraf, telepon dan komputer, yang kedua adalah dunia yang dihubungkan dengan manusia.
Manusia memiliki indra untuk mengkomunikasikan sesuatu, manusia juga memiliki berlimpah bahasa untuk menafsirka pertukaran informasi
Liliweri, 2011 Empat dari enam partisipan memperoleh informasi dari orang tua
tentang perawatan bayi yang dilakukan ibu. berdasarkan pernyataan partisipan informasi yang diperoleh adalah mengenai mengganti popok bayi
jika basah segera diganti dan membedong kembali, menggendong dan mengangkat bayi dengan cara memegang satu sisi tangan bayi bersamaan
mengangkat kepala bayi dan mendekatkan tubuh bayi dengan tubuh ibu. menggendong bayi sering menjadi bagian dari proses pelekatan yang
akan membuat ibu dan bayinya merasa nyaman satu sama lain. Caranya baringkan bayi disatu lengan, rapatkan ketubuh ibu dan tahan kepalanya
dengan telapak tangan. Kemudian jika bayi berbaring telentang, selipkan satu tangan dibawah lehernya dan rentangkan jari-jari untuk memegang
kepala. bungkukkan badan sehingga nyaman menyelipkan tangan yang lain dibawah tubuh bayi. angkat bayi perlahan dengan gerakan yang serentak,
jangan biarkan tangan dan kaki bayi terjuntai Kelli,2010 Informasi berikutnya adalah dari tetangga dan teman kerja, tiga dari
enam partisipan menyatakan berdasarkan informasi tentang perawatan bayi
Universitas Sumatera Utara
yang diperoleh tidak boleh memandikan bayi terlalu sore, jangan membiarkan anak sendirian pada waktu magrib dan bayi harus digendong,
jangan membiarkan anak tidur siang terlalu lama, dan cara menjemur bayi dengan sinar matahari pagi.
Dua dari enam orang partisipan memperoleh informasi dari Televisi atau Internet yaitu cara memandikan bayi yang benar, memilih minyak yang
cocok buat kulit anak dan jadwal pemberian makanan tambahan di usia yang tepat adalah enam bulan keatas
Satu dari enam partisipan memperoleh informasi perawatan bayi baru lahir dari buku yaitu tidak boleh memberikan bedak berlebihan kebadan
bayi karna dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi dan harus hati-hati membersihkan telinga dan hidung bayi
Tiga dari enam partisipan memperoleh informasi dari bidan yaitu cara menyusui dan posisi menyusui yang benar agar tidak tersedak, cara merawat
tali pusat jangan memberikan ramuan apapun pada tali pusat Berdasarkan pernyataan partisipan diatas informasi dari teman dan
tetangga adalah ada kaitannya dengan adat atau budaya setempat. Menurut williamson 2014 setiap individu memiliki sebuah budaya yang mencakup
serangkaian kepercayaan tertentu tentang adat istiadat dan tradisi kelahiran dan asuhan bayi.
Informasi memberi makanan tambahan setelah umur enam bulan sesuai dengan teori Kelly 2010, tidak dianjurka memberi makanan padat
kepada bayi terlalu dini karna kedepannya dapat menyebabkan obesitas pada bayi, sistem pencernaan bayi siap menerima makanan padat adalah
Universitas Sumatera Utara
pada umur enam bulan ketas, karna sistem pencernaan di umur enam bulan sudah cukup berkembang untuk mencerna makanan padat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh partisipan dari buku mengenai tidak boleh memberikan bedak berlebihan kepada bayi. Sesuai dengan teori
Kelly 2010 yaitu meskipun penting bedak bayi untuk kulit, tetapi cornstarch dapat menciptakan area perkembang biakan untuk beberapa
infeksi yang mneyebabkan ruam popok. jika ingin tetap menggunakan bedak maka gunakanlah dengan hati-hati, jangan sampai bertebaran
sehingga terhirup oleh bayi. Caranya taburkan bedak ketelapak tangan sejauh mungkin dari wajah bayi dan hindari bedak yang mengandung zink
karena dapat mengiritasi paru-paru. Informasi yang diperoleh partisipan dari bidan mengeani posisi dan
cara menyusui bayi yang benar agar tidak tersedak. caranya mulut bayi harus mengisap lingkaran hitam pada payudara ibu, dengan posisi duduk
atau berbaring miring, setelah selesai jangan lupa menyendawakan bayi. Menurut Kelly 2010 Posisi menyusui dengan menggendong yaitu
duduk bersama bayi dengan nyaman, letakkan kepala bayi menyamping dilekukan lengan ibu, dan lengan bagian bawah memeluk punggung bayi,
perut ibu dan perut bayi harus saling bertemu, arahkan lengan bayi melingkar kesamping tubuh ibu sehingga tidak terjepit diantara ibu dan
bayi. Kemudian pegang payudara dengan posisi empat jari berada dibawah dan ibu jari diatas atau menggunakan dua jari, satu diatas dan satu dibawah
untuk menonjolkan areola dan puting. kemudian sentuhkan puting ke bibir atas bayi secara perlahan sampai mulutnya terbuka lebar, arahkan puting
Universitas Sumatera Utara
ketengah-tengah dan bayi akan melekatkan mulutnya, ketika posisi mulut bayi sudah benar, maka bibir bawah akan melengkung keluar.
Posisi berbaring yaitu ibu berbaring miring ditempat tidur dengan bantal dikepala dan bahu ibu, bungkukkan tubuh ibu sedikit sehingga bayi dapat
menyesuaiakan posisi yang nyaman, posisikan lengan ibu melingkari bayi dan tarik kakinya mendekati tubuh ibu sehingga tubuh bayi membentuk
sudut yang sesuai dengan lekukan tubuh ibu, kemudian pastikan ibu dalam keadaan tenang dan rileks Soleha, 2009
ketika bayi menyusu ASI atau formula banyak udara yang ikut tertelan yang membuat bayi merasa tidak nyaman sampai disendawakan, cara
menyendawakan bayi adalah menggendong bayi dengan menyandarkan kepala dibahu ibu, kemudian ditepuk atau digosok perlahan punggung bayi
sampai ia bersendawa. cara yang kedua adalah posisikan bayi duduk diatas pangkuan ibu, dan pastikan kepala dan punggung bayi ditopang dengan
tangan ibu, tepuk atau gosok secara perlahan punggung bayi sampai bersendawa. cara ketiga adalah baringkan bayi dengan posisi kepala
bersandar miring diatas pangkuan atau matras, miringkan kepala bayi dan topang dengan tangan, tepuk atau gosok perlahan punggung bayi sampai
bersendawa The American Academy of Pediatrics, 2005 Menurut peneliti sesuatu tindakan yang dilakukan ibu dari informasi
yang diperoleh adalah suatu hal yang baru dari yang tidak diketahui sebelumnya sehingga dapat merubah perilaku untuk mengaplikasikan
pengetahuan barunya untuk kedepannya dalam melakukan perawatan bayi baru lahir ini.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pieter 2011 banyak tidaknya informasi atau pengetahuan yang diterima seseorang atau sekelompok orang dapat mempengaruhi
perubahan perilaku
4. Kendala atau kesulitan dalam melakukan perawatn bayi baru lahir
Dalam melakukan perawatan bayi baru lahir ada masalah atau kendala yang dihadapi oleh partsipan yaitu masalah pada kondisi ibu dan kondisi
bayi. Tiga dari enam partisipan mengalami masalah saat menyusui bayinya merasa sakit sehingga terjadi lecet pada puting susu dan ada partispan yang
mengalami putingnya terbenam masuk kedalam sehingga bayi kesulitan untuk menyusu.
Menurut Widiasih 2008 Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Secara umum ibu tetap masih
dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, misalnya dengan memanipulasi Hofman, menarik-narik puting,
ataupun penggunaan brest shield dan breast shell. masalah yang dihadapi ibu pada kondisi bayi yaitu bayinya rewel
pada malam hari sehingga pola tidur ibu terganggu, dan ada ibu yang merasa khawatir dan cemas dengan kondisi bayinya yang tidak sehat yaitu
bayinya mengalami diare. keberhasilan pemberian air susu ibu dapat naik turun, terutama pada
permulaan. sebagian masalah yang paling umum terjadi dapat dipecahkan dengan cepat jika mengetahui apa yang sedang dihadapi dan bagaimana
menanggapinya. masalah pada kondisi ibu sering terjadi karna kesalahan dalam tehnik menyusui, bayi tidak menyusui sampai areola tertutup oleh
Universitas Sumatera Utara
mulut bayi. Bila bayi hanya menyusu pada puting susu maka bayi akan mendapat asi sedikit, karena gusi bayi tidak menekan sinus laktiferus,
sedangkan pada ibu akan merasakan sakit dan terjadi kelecetan pada puting susu Saleha,2009.
semua bayi yang baru lahir menangis sering kali tanpa alasan yang jelas, dan ini adalah salah satu tantangan pertama sebagai orangtua baru,
banyak bayi yang tampak memperlihatkan periode rewel setiap harinya. orangtua biasanya berfikir bahwa demam merupakn musuh nomor satu saat
anak sakit, hal ini menyebabkan mereka secara agresif dengan semua obat yang dapat mereka berikan. begitu juga dengan diare yang terjadi pada bayi
ibu. Diare terjadi saat dinding bagian dalam dari usus terluka. tinja menjadi lunak karena zat-zat gizi yang dimakan dan diminum oleh bayi tidak dicerna
dengan baik atau tidak diserap oleh usus. buang air besar biasanya bervariasi dalam jumlah konsistensi, bergantung pada usia dan makanan,
bayi yang diberi ASI akan buang air besar lebih dari dua belas kali perhari The American Academy of pediatrics, 2005
5. Upaya yang dilakukan mengatasi kendala atau kesulitan dalam perawatan bayi baru lahir
Upaya mengatasi pada kondisi ibu setelah beberapa hari pertama ibu merasakan pembesaran dan terbentuk area yang terasa sakit, mengusahakan
mengubah posisi bayi saat menyusui The American Academy of pediatrics, 2005.
bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang normal, yang lecetnya lebih sedikit. untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi
Universitas Sumatera Utara
frekuensi dan lamanya menyusui. posisi menyusu harus benar yaitu bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara dan menggunakan kedua
payudara saleha, 2009 Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan
langsung bayi yang kuat. Maka sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir, segera setelah pasca lahir lakukan Skin-to-skin
kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin. Biarkan bayi “mencari”
putting kemudian mengisapnya, dan bila perlu coba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang putting biar
dapat keluar sebelum bayi mengambilnya. Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat ditarik dengan pompa puting susu nipple puller, atau
yang paling sederhana dengan sedotan spuit syiringe yang dipakai terbalik. Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga terbentuk dot ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi Widiasih, 2008.
orang tua dapat membuat bayinya nyaman dengan memuaskan salah satu kebutuhan dasarnya, yakni minum, mengganti popok dan tidur. bayi
rewel menangis paling sering disebabkan karena merasa lapar, dan pemecahannya adalah memberinya minum. Cara yang terbaik untuk
menenangkan bayi sering kali dengan menyusuinya atau memberi susu botol Kelly, 2010
Jika ibu memastikan bahwa bayi sudah diberi susu, disendawakan, dan diganti popok yang bersih tetapi tetap juga masih rewel dan menangis,
taktik yang terbaik adalah menggendongnya dan bernyanyi sampai dia
Universitas Sumatera Utara
berhenti menangis. pada usia ini memberi banyak perhatian bukan berarti memanjakan bayi The American Academy of pediatrics, 2005.
Menurut peneliti sebagian upaya yang dilakukan ibu dalam hal mengatasi bayi rewel sesuai dengan teori dan informasi yang diperoleh ibu.
D. Keterbatasan Penelitian
Selama proses
penelitian berlangsung
peneliti menemukan
keterbatasan pada partisipan dan pada peneliti sendiri. keterbatasan yang ditemui pada partisipan yaitu saat menjumpai partisipan untuk melakukan
wawancara langsung. Walaupun sebelumnya sudah dilakukan pendekatan kepada partisipan, dimana kurangnya kesesuaian antara waktu partisipan
dengan peneliti, disaat partisipan ada waktu luang, peneliti dalam proses perkuliahan sehingga memakan waktu penelitian lebih lama.
Pada penelitian kualitatif, dimana peneliti adalah sebagai instrument. Oleh karena itu untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki
kemampuan untuk melakukan wawancara secara mendalam. Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen penelitian, tidak memiliki banyak pengalaman
dalam melakukan wawancara, bahkan ini adalah pengalaman pertama bagi peneliti dalam melakukan wawancara sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi hasil dari penelitian ini karena dengan kemampuan wawancara yang sangat minim maka ada beberapa hal yang seharusnya dapat
diketahui lebih banyak dari partisipan tidak tergali oleh peneliti sehingga hasil penelitian ini mungkin belum mencapai seluruh aspek yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan