Definisi Pembebanan 1. Beban dan aksi yang bekerja Beban Mati Primer Beban Mati Tambahan Beban Hidup

Agar sebuah rangka portal memadai, maka ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi, diantaranya adalah : 1. Desain rangka tersebut harus didasarkan atas kombinasi momen dan geser yang paling tidak menguntungkan. Apabila pembalikan momen mungkin terjadi sebagai akibat dari berbaliknya arah beban hidup, maka nilai momen lentur positif dan negative terbesar harus ditinjau didalam desain. 2. Pondasi yang memadai untuk memikul gaya horizontal harus ada. Apabila rangka tersebut didesain sebagai sendi, suatu prosedur pelaksanaan yang mahal, system sendi actual harus digunakan. II.9. Definisi Pembebanan II.9.1. Beban dan aksi yang bekerja Pembebanan untuk merencanakan portal prategang merupakan dasar dalam menentukan beban-beban dan gaya-gaya untuk perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada setiap bagian jembatan jalan raya. Penggunaan pembebanan ini dimaksudkan agar dapat mencapai perencanaan yang aman dan ekonomis sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainny, sehingga proses pelaksanaan dalam perencanaan menjadi efektif. Beban-beban dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

II. 9.1.1 Beban Primer

Beban utama dalam perhitungan perhitungan gaya-gaya dalam pada perencanaan rangka portal Universitas Sumatera Utara

a. Beban Mati Primer

Berat sendiri dari balok atau penampang yang dipikul langsung oleh struktur rangka portal

b. Beban Mati Tambahan

Berat beban mati tambahan yang dipikul oleh struktur, beban ini dapat berupa beban akibat balok, pelat maupun topping

c. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban bergerak yang direncanakan akan dipikul oleh struktur rangka portal.

II. 9.1. 2. Beban Sekunder

Pada struktur rangka portal statis tak tentu, struktur akan dipengaruhi oleh beban sekunder, dimana beban ini terjadi sebagai akibat dari gaya pratgang itu sendiri. Untuk menghitung struktur dengan tingkat ketidaktentuan yang tinggi maka digunakan metode kekakuan perpindahan dan metode gaya kompaktibilitas, dimana salah satunya adalah metode deformasi konsisten. Untuk menghitung beban sekunder pada portal dapat digunakan metode deformasi konsisten

II. 9.1.3 . Metode deformasi konsisten koefisien pengaruh fleksibilitas

Metode-metode yang paling umum dipakai untuk analisis struktur dengan derajat statis tak tentu yang tinggi ialah metode kekakuan perubahan kedudukan Universitas Sumatera Utara dan metode gaya kompatibilitas. Metode yang disebut belakangan, didasarkan atas prinsip deformasi konsisten, cocok untuk menghitung momen-momen sekunder pada struktur beton prategang statis tak tentu. Metode kompaktibilitas dilakukan dengan membentuk persamaan secara berurutan dalam bentuk komponen reaksi yang tidak diketahui, koefisien fleksibilitas dan perpindahan pada titik tertentu akibat beban luar pada struktur. Jika R1, R2, R3, ……., Rn adalah komponen reaksi yang tidak diketahui gaya, momen pada titik 1, 2, 3, ……, n dengan : = koefisien pengaruh fleksibilitas yang memberikan perubahan kedudukan yang terjadi dititik i, akibat suatu reaksi satuan dititik j. Dan, = perubahan kedudukan dititik I yang disebabkan oleh beban luar pada struktur. Persamaan-persamaan kompatibilitas dapat ditulis sebgai : + + , + , + …………..+ + + = 0 , + + ,, + , + ………..... + , + + , = 0 …….. ……... ……... ……… …….. + + , + , + …………..+ + + = 0 Koefisien pengaruh untuk pembentukan matrik fleksibilitas dapat diperoleh dengan integral-integral sebagai berikut: - . 1 ds ………………………………………………...….2.3 Universitas Sumatera Utara 2 - . 3 1 ds ……… Dimana ; = mome = mome = momen a ds = unsure EI = ketega Beberapa integral ha koefisien pengaruh fle Untuk menghi prategang pada suatu momen primer yang tendon. Integral dari m Tabel II.4 Produk Sumber: Beton P ………………………………………………2.4 omen akibat suatu reaksi satuan dititik i omen akibat suatu reaksi satuan dititik j en akibat beban luar pada struktur ure panjang dari suatu bidang egaran lentur dari penampang hasil kali yang umum dipakai untuk meng fleksibilitas ditunjukkan dalam Tabel berikut : nghitung momen-momen sekunder yang timbul uatu struktur beton statis tak tentu, suku be ng ditimbulkan diseluruh panjang batang a ri momen ini sama dengan hasil perkalian gaya uk Integral Untuk Koefisien Pengaruh Fleksibilitas on Pratekan, N. Krishna Raju 2.4 enghitung koefisien- kut : bul akibat pemberian bersesuaian dengan akibat eksentrisitas ya prategang dan luas as Raju, 1986 Universitas Sumatera Utara bidang yang terpotong diantara profil tendon dan sumbu batang. Momen-momen yang ditimbulkan oleh reaksi-reaksi satuan yang ditunjukkan dengan pada umumnya adalah linear dan integral hasil perkalian untuk masing-masing bentangan dapat dihitung dengan memakai Tabel tsb. Pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana. Diambil untuk adanya perbedaan yang tidak diinginkan pada beban dalam memperkirakan pengaruh pembebanan dalam pelaksanaan.

II. 9.1.4. Beban Tersier

Pada struktur rangka portal beton prategang tiga dmensi dengan bagian- bagiannya yang membentang ke berbagai arah; pemberian prategang dapat menyebabkan perpendekan elastis akibat perpindahan lateral pada sambungan dan kolom. Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan momen-momen tersier pada portal tersebut.

II. 9.1.5. Pengaruh Deformasi Aksial Dan Momen Tersier

Dalam hal struktur prategang yang terdiri dari batang-batang satu arah seperti balok menerus, kontraksi aksial akibat pengaruh prategang tidak berpengaruh besar terhadap gaya dan momen pada struktur menerus. Namun, pada struktur seperti rangka portal yang arah batang-batangnya berlainan, pemberian prategang pada balok mendatar transom menghasilkan suatu kontraksi aksial, yang selanjutnya memberikan momen-momen tersier ke dalam kerangka akibat pergeseran lateral pertemuan balok mendatar dan batang kolom. Universitas Sumatera Utara Pengaruh-pengaruh utama yang perlu diperhatikan dalam rangka portal beton prategang adalah : 1. Reduksi besarnya gaya prategang pada suatu batang tertentu akibat kekangan batang-batnag yangb berdekatan. 2. Timbulnya momen-momen tersier akibat deformasi lentur struktur yang diakibatkan oleh perpendekan elastic dan aksi gaya prategang. 3. Untuk kompatibilitas, lendutan lateral ∆ ujung B dari kolom AB harus sama dengan kontraksi aksial dari separuh balok mendatar BC, untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada gambar berikut. Dimana hal ini memberikan syarat: Gambar. II.28. Pengaruh Perpendekan Aksial Sumber: Desain Praktis Beton Prategang, Andri Budiadi Universitas Sumatera Utara 5 67 8 67 9 , 1 67 = ∆ = 5 6: 8 6: , ; 6: …………………………………….....................2.5.. 5 67 5 6: = 8 6: 1 67 8 67 9 ; 6: ……………………………………................................2.6 Untuk suatu batas kepraktisan dari penampang dan gaya prategang, karena rasio 5 67 5 6: adalah kecil, maka dapat diabaikan. Seluruh gaya prategang dapat diasumsikan ditahan oleh balok BC. Tetapi titik B bergerak horizontal sebesar ∆ akibat aksi gaya prategang P yang dapat mengakibatkan momen berlawanan arah jarum jam sebesar 1 67 ∆ 8 67 = berkembang di A dan B. momen tersier sebagai akibat dari momen jepit pada tumpuan A dan B dapat dievaluasi untuk memperoleh besarannya.

II.10. Desain Penampang Beton Prategang Terhadap Lentur