ANALISA PERMODELAN Perbandingan Perancangan Prestressed Concrete dengan Reinforced Concrete pada Suatu Rangka Portal Statis Tak Tentu

BAB III ANALISA PERMODELAN

III.1 Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, akan direncanakan suatu rangka bidang portal statis tak tentu yang disimulasikan sebagai salah satu rangka dari struktur bangunan gudang. Di atas portal tersebut akan diletakkan balok prestress precast penampang T ganda sebagai balok memanjang yang menghubungkan rangka portal yang satu dengan yang lain, sehingga terdapat dua rangka portal yang menjadi tumpuan dengan karakteristik dan bentuk yang sama. III.2. Tahap Perencanaan Dalam sistematis perencanaan portal akan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu : • Tahap I : Bagian atas ; Bagian ini merupakan bagian yang digunakan sebagai atap pada struktur dengan bentang memanjang berukuran 18 m, bagian ini akan didesain menggunakan beton prategang precast Gbr 3.1 Sketsa Portal yang akan direncanakan Universitas Sumatera Utara • Tahap II : Bagian bawah rangka tumpuan; merupakan bagian yang berfungsi menahan struktur bagian atas portal. Rangka tumpuan ini berukuran panjang 16 m dan tinggi 8 m. III.3. Building Code Dalam merencanaan sebuah bangunan setidaknya kita harus memiliki acuan yang jelas, sehingga nantinya tidak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan. Oleh karena itu, penulis menggunakan beberapa building code atau peraturan-peraturan yang digunakan dalam perencanaan ini, diantaranya : 1. Building Code Requirements for structural concrete American Concrete Institute 2008 ACI 318-08 2. Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002 Badan Standarisasi Nasional, 2002 3. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures, American Society of Civil Engineers 2005 ASCE 7-05 III.4. Syarat-syarat Batas pada beton prategang Berdasarkan peraturan yang tertera pada building code, diperoleh data ketentuan-ketentuan untuk mencari tegangan pada beton dan tendon yaitu sebagai berikut: • Mutu beton f’c dan syarat-syarat batasnya : Universitas Sumatera Utara Kuat tekan beton pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, Kuat tekan beton pada saat prategang awal ′ yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : ′ = 0,75 ′ ……………………………….………………………………3.1 Dimana : ′ = Kuat tekan beton pada saat prategang awal ′ = Kuat tekan beton Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal : Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 0.6 ′ ………………………………………………………………....3.2 Dimana : = Tegangan tekan izin maksimum di beton prategang pada saat transfer ′ = Kuat tekan beton pada saat prategang awal Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal. Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat prategang awal yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 6 p ′ …………………………………………………………………3.3 Dimana : = Tegangan tarik izin maksimum di beton prategang pada saat transfer Universitas Sumatera Utara ′ = Kuat tekan beton pada saat prategang awal Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 0.6 ′ ………………………...…………………………………………3.4 Dimana : = Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ′ = Kuat tekan beton Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 12 p ′ ………………………………………………….………………3.5 Dimana : = Tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja ′ = Kuat tekan beton • Mutu baja tendon fpu Untuk tujuan desain, tegangan tarik izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja yang ditetapkan dalam peraturan ACI 318-08 adalah sebesar : = 0,70 ………………………………………….………………………3.6 Universitas Sumatera Utara Pi = × ……………………………………….……………...…...……3.7 P = × ……………………………………..………………...…………3.8 Pe = × P ………………………………………………….…......……...3.9 Dimana : = Tegangan awal pada tendon = Kuat tarik tendon yang ditetapkan Pi = Prategang awal = Luas tuangan prategang di daerah tarik P = Prategang efektif pada tendon Pe = Prategang efektif sesudah kehilangan III.5. Penyajian Data Dimensi Portal Untuk mendukung kelengkapan tugas akhir ini, penulis menyajikan data dari rangka portal tersebut. Rangka tumpuan akan dirancang dengan menggunakan dua desain yaitu : Rangka tumpuan didesain menggunakan beton prategang non precast Panjang portal : 16,0 m Tinggi portal : 8,0 m Universitas Sumatera Utara Rangka tumpuan didesain menggunakan beton non prestress beton bertulang biasa III.6. Penyajian Data Balok Prestress Precast T ganda III.6.1. Data Bahan Gelagar bagian atas portal yang juga merupakan bagian memanjang portal memiliki panjang bentang 18,0 meter ini akan didesain menggunakan beton prestress precast dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Bahan KETERANGAN Konversi satuan Psi Mpa Kgm2 Mutu beton ′ 5000 34,475 3.447.500 Kuat tarik tendon ′ q 270000 1861,65 186165000 Direncanakan Kehilangan total lost prestress : 21 ; = 1-0,21 = 0,79 ′ = 0,75 ′ = 2585625 kgm2 = 0,60 ′ = 1551375 kgm2 = 0,60 ′ = 2068500 kgm2 = 6 p ′ = 253338,476 kgm2 = 12 p ′ = 585060,1508 kgm2 = 0,70 ′ = 130315500 kgm2 P = 0,82 = 106858710 kgm2 Universitas Sumatera Utara Dimana : ′ = Kuat tekan beton ′ = Kuat tekan beton pada saat prategang awal = Tegangan tekan izin maksimum dibeton pada saat prategang awal = Tegangan tekan izin maksimum di beton pada kondisi beban kerja = Tegangan tarik izin maksimum di beton segera sesudah transfer dan sebelum terjadi kehilangan = Tegangan tarik izin maksimum dibeton sesudah semua kehilangan pada taraf beban kerja = Tegangan awal pada tendon = Prategang efektif pada tendon III.6.2. Data Pembebanan Pada tahap ini, model struktur diberi beban-beban yang akan digunakan dalam perancangan balok prestress serta untuk menarik kesimpulan bahwa parameter apa saja yang dapat mempengaruhi perancangan balok prestress saat menentukan dimensi pada balok prestress tersebut sehingga diperoleh dimensi profil yang efisien. III.6.2.1. Beban Mati Rencana Berat Sendiri Profil Untuk mencari dimensi profil yang akan digunakan pada model struktur, maka perlu direncanakandiasumsikan berat sendiri profi terlebih dahulu sebagai Universitas Sumatera Utara beban mati rencana. Pada model struktur ini beban mati rencana yang akan digunakan adalah: v = w = 710 Plf = 1056.48 kgm III.6.2.2. Beban Hidup Rencana Portal didesain agar dapat menahan beban hidup rencana. Perencanaan beban hidup minimum terbagi rata dapat ditunjukkan pada table 3.2. Sumber: ASCE-7-2005 : minimum design load for building and other structure Struktur direncanakan menggunakan pelat datar, maka menurut peraturan ASCE-7-2005 tentang minimum design load for building and other structure, beban hidup terbagi rata yang diberikan pada struktur adalah 20 Psf : 88 = w 88 = 20 Psf ≈ 100 kgm 2 Universitas Sumatera Utara III.6.2.3. Beban Mati Tambahan Tabel 3.3 Jenis-jenis Beban mati di Atap ATAP BERAT Psf Membran terbalik ballasted 16 Kerikil atau slag dan flet 5 lapis 6 1 2 Kerikil atau slag dan flet 3 lapis 5 1 2 Atap komposisi felt 5 lapis, tanpa kerikil 4 Atap komposisi felt 3 lapis, tanpa kerikil 3 Shingles strip aspal 3 Insulasi rigid, per inch 1 2 Gypsum, per inch. ketebalan 4 Beton insulasi, per inch 3 Sumber: Beton Prategang, Edward G. Nawi Profil gelagar memanjang pada struktur portal akan dibebani beban mati tambahan yaitu: - Gelagar akan menggunakan Topping beton berbobot normal dengan dengan tebal 2 inchi dengan beton insulasi 3 Psf Total beban mati tambahan yang dipikul oleh struktur adalah : `v = w = , , z × 150 { + 3 } = 28 Psf = 136,696 kgm 2 III.7. Kombinasi Pembebanan Untuk kombinasi pembebanan digunakan faktor kombinasi sesuai peraturan yang ditetapkan. Dalam tugas akhir ini factor kombinasi sesuai peraturan ACI yaitu : = 1,4D + 1,7L Dimana : D = Beban mati L = Beban hidup Universitas Sumatera Utara III.8. Permodelan Perletakan Untuk perencanaan balok prategang T ganda, struktur dimodelkan perletakannya adalah perletakan sederhana. Perletakatem pembebnabannyan sederhana karena struktur tersebut direncanakan terletak diatas rangka portal yang digunakan sebagai tumpuannya. Sedangkan untuk rangka portal tumpuan memiliki perletakan jepit-jepit sehingga dikatakan statis tak tentu. Gambar.3.2. Permodelan perletakan pada struktur balok T ganda dan pada portal berikut sistem pembebanannya Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN