11. Desain tendon 12. Selubung Eksentrisitas yang Membatasi

Maka akan didapat nilai Gaya prategang dikolom : 0 = − 5 i ; − 5 i P c + GjkMjfg c ……………………………………………………2.26 Maka akan didapat nilai Dimana : = Gaya Prategang dibalok = Gaya Prategang dikolom = Luas penampang d = Eksentrisitas tendon = Momen Lembam = Momen yang terjadi di lapangan tengah bentang = Momen yang terjadi di tumpuan

II. 11. Desain tendon

Jumlah tendon yang digunakan dapat ditentukan dengan persamaan-persamaan berikut: Pada balok : 5 b l …………………………………………………….…2.27. Pada kolom : 5 i l ………………………………………………………2.28 Dimana : = Gaya Prategang dibalok Universitas Sumatera Utara = Gaya Prategang dikolom N = Beban putus pada tendon prategang

II. 12. Selubung Eksentrisitas yang Membatasi

Eksentrisitas tendon yang didesain di sepanjang bentang diharapkan sedemikian hingga tarik yang terjadi di serat ekstrim balok hanya terbatas atau tidak ada sama sekali di penampang yang menentukan dalam desain. Jika tarik tidak dikehendaki sama sekali di sepanjang bentang balok dengan tendon berbentuk draped, maka eksentrisitasnya harus ditentukan di penampang-penampang berikut di sepanjang bentang. Untuk mengetahui apakah eksentrisitas tendon ditumpuan dan di tengah bentang terletak di daerah aman, maka perlu perlu ditentukan terlebih dahulu batas- batas daerah aman yang terletak pada penampang. Batas-batas daerah aman pada penampang dapat ditentukan berdasarkan persamaan- persamaan berikut: = 5 L ; I …………………………………………………………….…..2.29 = 5 ; I …………………………………………………………….…....2.30 = ` G ; I ……………………………………………………..………..2.31 = − ` b ; I …………………………………………………..…...……..2.32 Universitas Sumatera Utara Batas maksimum daerah aman m1 − n IN n h o …………………………………………………….………….2.33.. m1 − n GN n h o ………………………………………………………………..2.34 ′ = Batas maksimum daerah aman diambil dari nilai yang terbesar dari pers 2.41 dan 2.42 Batas minimum daerah aman m1 − n G n h o ………………………………………………………………..2.35 m1 − n I n h o ………………………………………………………………..2.36 ′ = Batas maksimum daerah aman diambil dari nilai yang terbesar dari pers 2.43 dan 2.44 Dimana : Ac = Luasan penampang beton = modulus penampang atas modulus penampang bawah beton = prategang awal P = prategang awal prategang efektif sesudah kehilangan = Tegangan pada sumbu netral penampang pada saat Prategang efektif = Tegangan pada sumbu netral penampang pada saat Prategang awal = Jarak antara sumbu netral penampang c.g.c ke serat bawah penampang yang berbatasan dengan pusat kern Universitas Sumatera Utara = Jarak antara sumbu netral penampang c.g.c ke serat atas penampang yang berbatasan dengan pusat kern ′ = jarak antara sumbu netral penampang c.g.c ke batas maksimum kern ′ = jarak antara sumbu netral penampang c.g.c ke batas minimum kern = tegangan tekan izin maksimum pada sat prategang awal = tegangan tarik izin maksimum pada sat prategang awal = tegangan tarik izin maksimum pada sat prategang efektif pada saat beban kerja = tegangan tekan izin maksimum pada sat prategang efektif pada saat beban kerja Gambar II.29. Perletakan batas batas daerah aman pada kabel tendon Dari penentuan titk-titk atas dan bawah, jelaslah bahwa : a. Jika gaya prategang bekrja di bawah titik kern bawah, tegangan tarik terjadi di serat ekstrim atas dari penampang beton. b. Jika gaya prategang bekerja di atas titik kern atas, tegangan tarik terjadi di serat ekstrim bawah penampang beton. K’t K’b ee ec cgc Sumber: Prestressed Concrete Analysis And Design, Antoine E.Naaman Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISA PERMODELAN

III.1 Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, akan direncanakan suatu rangka bidang portal statis tak tentu yang disimulasikan sebagai salah satu rangka dari struktur bangunan gudang. Di atas portal tersebut akan diletakkan balok prestress precast penampang T ganda sebagai balok memanjang yang menghubungkan rangka portal yang satu dengan yang lain, sehingga terdapat dua rangka portal yang menjadi tumpuan dengan karakteristik dan bentuk yang sama. III.2. Tahap Perencanaan Dalam sistematis perencanaan portal akan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu : • Tahap I : Bagian atas ; Bagian ini merupakan bagian yang digunakan sebagai atap pada struktur dengan bentang memanjang berukuran 18 m, bagian ini akan didesain menggunakan beton prategang precast Gbr 3.1 Sketsa Portal yang akan direncanakan Universitas Sumatera Utara