BAB 3. METODOLOGI 3.1. Desain
Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk menilai hubungan antara IMT dengan tingkat maturitas seksual pada remaja laki-laki.
3.2. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP di Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama Agustus 2009.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi target adalah remaja laki-laki berusia 9 sampai 14 tahun. Populasi terjangkau adalah populasi target yang sedang menjalani
pendidikan SD dan SMP di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara selama Agustus 2009. Sampel
adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria.
3.4. Besar Sampel
Untuk menilai korelasi antara IMT dengan tingkat maturitas seksual dihitung berdasarkan rumus besar sampel untuk koefisien korelasi
dengan sampel tunggal :
21
12
Universitas Sumatera Utara
Z α + Zβ
2
n = ------------------------ + 3
0.5 ln[1+r1-r]
Z α = 1.96; Zβ = 1.84; r = koefisien korelasi = 0.3.
19
Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel adalah 85 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi :
- Remaja laki-laki berusia 9 sampai 14 tahun - Mendapat informed consent dari orang tua
Kriteria eksklusi :
- Mendapat steroid jangka panjang - Mendapat kemoterapi atau radioterapi
- Mendapat obat-obat hormonal growth hormone, testosteron - Gizi kurang IMT persentil ke-5
- Penyakit kronis tirotoksikosis, gagal jantung, anemia kronis - Kelainan dismorfik atau proporsi tubuh abnormal
- Kelainan kongenital kriptokismus, phymosis - Tumor atau inflamasi pada testis dan atau penis
- Anak menolak untuk dilakukan pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan PSP Informed Consent
Subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua untuk dilakukan penilaian IMT dan tingkat maturitas seksual. Formulir
persetujuan setelah penjelasan dan naskah penjelasan terlampir.
3.7. Etika Penelitian
Izin dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU. 3.8.
Cara Kerja 3.8.1. Alokasi Subjek
Pemilihan sekolah ditetapkan secara purposive sampling. Sedangkan subjek penelitian dikumpulkan dengan melakukan
consecutive sampling.
3.8.2. Pengukuran
1. Melakukan survei dan pendataan awal terhadap SD dan SMP di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat,
Provinsi Sumatera Utara. 2. Mengukur Tinggi Badan TB dengan menggunakan
microtoa 2 m yang terbuat dari metal dengan tingkat ketepatan 0.5 cm. Subjek diukur pada posisi tegak dengan
muka lurus menghadap ke depan, bokong dan tumit menempel ke dinding, serta tanpa menggunakan alas kaki.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengukur Berat Badan BB dengan menggunakan timbangan merk Camry dengan tingkat ketepatan 0.5 kg.
Subjek ditimbang tanpa menggunakan alas kaki dan hanya memakai pakaian sekolah sehari-hari saja.
4. Melakukan penilaian IMT yaitu BB dalam kg dibagi TB
2
dalam m
2
, kemudian memetakannya pada grafik Center for Disease Control CDC tahun 2000 untuk IMT pada laki-laki
usia 2 sampai 20 tahun. 5. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik berdasarkan
blanko penelitian dan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi.
6. Melakukan penilaian tingkat maturitas seksual dengan mengukur panjang penis dan volume testis.
7. Panjang penis diukur dengan bantuan alat spatula kayu yang merupakan rerata dari pengukuran tiga kali dari jarak
simfisis pubis ke ujung glans penis dalam satuan cm. 8. Volume testis diukur dengan bantuan alat Prader
Orchidometer dalam satuan mL.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Prader Orchidometer
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas Skala
IMT Numerik
Status nutrisi Nominal
Variabel tergantung Skala
Tingkat maturitas seksual - Panjang penis
Numerik - Volume testis
Numerik
Universitas Sumatera Utara
3.10. Definisi Operasional