Berakhirnya perjanjian penyewaan Pemanfaatan Lahan Tanah Dan

88

B. Berakhirnya perjanjian penyewaan Pemanfaatan Lahan Tanah Dan

Akibat Pelanggaran isi Perjanjian Penyewaan lahan tanah Berakhirnya sewa – menyewa tanah sebagaimana isi dari perjanjian yang dibuat antara PERUM Prasarana Perikanan Cabang Belawan yaitu : 85 a. Berakhir karena masa berlakunya sudah berakhir habis masa sewa. b. Perjanjian sewa – menyewa lahan tanah ini dapat batal atau gugur sendiri menurut hukum apabila : 1. Pihak penyewa melanggar dan atau tidak memenuhi salah satu atau lebih ketentuan – ketentuan dalam perjanjian. 2. Adanya kebijaksanaan Pemerintah yang dapat membatalkan atau menggugurkan perjanjian ini. 3. Penyewa dinyatakan pailit atau mengajukan permohonan untuk dinyatakan berada dalam keadaan pailit. 4. Penyewa tidak lagi mempergunakan ataupun tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan sebanyak 3 tiga kali berturut – turut secara tertulis oleh pihak PERUM untuk menepati atau memenuhi isi perjanjian. 5. Berakhirnya karena masa berlakunya sudah berakhir. Setelah berakhirnya perjanjian baik karena masa berlakunya sudah berakhir atau karena masa berlakunya sewa habis atau sebab lainnya, maka kepada pihak penyewa diwajibkan untuk : 85 Kep.Men Kelautan Dan Perikanan nomor 32 Tahun 2001 Universitas Sumatera Utara 89 a. Menghentikan semua kegiatan usaha yang terdapat pada lahan tanah yang diperjanjikan. b. Menyerahkan lahan tanah yang diperjanjikan kepada pihak PERUM dalam keadaan seperti semula, tidak dihuni, tidak diduduki, tidak dikuasai oleh siapapun dengan pengertian bahwa bangunan yang sudah berdiri harus dibongkar dan memindahkan semua peralatan milik penyewa dari lahan tanah yang diperjanjikan dalam waktu yang ditentukan sebelumnya tanpa hak untuk menuntut ganti rugi. c. Semua kerugian dan biaya yang timbul akibat pembatalan perjanjian menjadi beban dan tanggung jawab pihak penyewa. Melihat bunyi ketentuan yang ditetapkan dalam isi perjanjian antara pihak PERUM Prasarana Perikanan Samudera Cabang Belawan yang memuat ketentuan sepihak tentang format baku dari perjanjian sewa tanah itu, telah menunjukkan bahwa format baku dalam setiap perjanjian yang ditentukan penguasa adalah lebih memihak mereka yang memiliki kekuasaan,dan telah distandarisasi oleh mereka dengan aturan khusus yang harus dipenuhi pihak penyewa sebagai pihak yang membutuhkan. Dalam perjanjian sewa menyewa yang dibuat dengan bentuk tertulis yang terjadi antara PERUM Prasarana Perikanan Cabang belawan dengan penyewa dalam perjanjiannya hanya ditanda – tangai oleh kedua pihak yang merupakan perjanjian tertulis dibawah tangan, sedangkan perjanjian sewa tanah yang ditingkatkan dengan HGB Hak Guna Bangunan dibuat dengan bentuk perjanjian yang disahkan oleh Notaris.Kenyataan ini menunjukkan bahwa bentuk perjanjian tertulis dibawah tangan Universitas Sumatera Utara 90 seakan sudah dipercaya oleh masing – masing pihak untuk menguatkan perikatan dan hubungan hukum diantara keduanya, meskipun pada dasarnya kekuatan sebuah Akta Notarial lebih menjamin kepastian hukum sehingga memudahkan untuk pembuktian nya bila timbul sengketa dibelakang hari. Dalam beberapa kejadian memang belum ditemukan masalah pelanggaran yang mengakibatkan pembongkaran lahan tanah di Gabion Belawan oleh pihak PERUM kepada penyewa yang melanggar isi perjanjian, sejauh ini masih ditempuh upaya teguran dari pihak Direksi PERUM atas pembangunan yang tidak sesuai tata letak dan aturan yang ditetapkan PERUM, dan biasanya sudah dapat diatasi dengan surat teguran pihak PERUM yang disampaikan pada pihak penyewa yang melanggar ketentuan isi perjanjian. Dalam perannya sebagai pengelola Direksi berhak membatalkan perjanjian pemanfaatan tanah dalam bentuk HGB, Hak Pakai dan sewa – menyewa secara sepihak tanpa ganti rugi apabila pihak yang memperoleh hak untuk pemanfaatan tanah : a. Tidak menunjukkan aktifitas pembangunan dan atau pemanfaatan atas tanah yang telah diberikan dalam jangka waktu 2 dua tahun sejak tanggal penanda – tanganan perjanjian pemanfaatan tanah. b. Tidak melakukan kegiatan usaha dalam jangka waktu 4 empat sejak ditanda – tangani perjanjian pemanfaatan tanah. c. Berhenti melakukan kegiatan usahanya selama 2 dua tahun berturut-turut. Universitas Sumatera Utara 91 d. Tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian pemanfaatan tanah setelah diperingatkan oleh Direksi sebanyak 3 tiga kali berturut-turut dengan masa tenggang waktu masing – masing 2 dua bulan. e. Mengalihkan hak untuk memanfaatkan tanah dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. f. Mengubah pemanfaatan tanah tanpa persetujuan Direksi. g. Menjaminkan atau mengagun kan atau menghipotik kan sertifikat Hak atas tanah tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. h. Memanfaatkan sebagian atau seluruh bangunan untuk pemukiman. i. Memanfaatkan tanah dan atau bangunan untuk kepentingan lain diluar yang telah tercantum dalam perjanjian pemanfaatan tanah. j. Mengubah struktur utama bangunan tanpa persetujuan tertulis Direksi. k. Melakukan hal–hal lain yang bertentangan dengan isi perjanjian pemanfaatan tanah dan peraturan Perundang – undangan yang berlaku. Pasal 20 KEP.Men.Kelautan dan Perikanan Nomor 32 Tahun 2001 menyebutkan berakhirnya perjanjian penyewaan pemanfaatan lahan tanah Gabion Belawan yaitu : 8686 1. Bagi perusahaan dan perorangan yang telah selesai memanfaatkan tanah sesuai dengan perjanjian pemanfaatan tanah , wajib membongkar bangunan yang berada diatas tanah yang diperjanjikan. 86 ibid Universitas Sumatera Utara 92 2. Terhadap bangunan yang tidak dibongkar termasuk didalamnya benda bergerak dan tidak bergerak menjadi milik PERUM apabila dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak berakhirnya perjanjian pemanfaatan tanah, bangunan tersebut tidak dibongkar. 3. Atas perjanjian pemanfaatan tanah dalam bentuk HGB, Hak Pakai dan sewa-menyewa dapat diperpanjang atas dasar persetujuan kedua belah pihak. 4. Permohonan perpanjangan perjanjian pemanfaatan tanah disampaikan kepada Direksi dalam jangka waktu sekurang – kurangnya satu 1 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian. 5. Permohonan pemanfaatan tanah diajukan secara tertulis dengan dilampiri : a. Surat izin hak pemanfaatan tanah dalam bentuk HGB atau hak pakai atau sewa menyewa yang telah diberikan sebelumnya. b. Surat persetujuan Dewan Komisaris perusahaan c. Salinan asli Akte Notaris Perjanjian Pemanfaatan tanah d. Salinan asli Akte Notaris pendirian perusahaan e. Susunan pengurus perusahaan disertai identitas perorangan pengurus perusahaan. f. Rencana kegiatan usaha selanjutnya. Setelah syarat-syarat dipenuhi pemohon maka dilakukanlah tindakan evaluasi oleh Direksi melalui Tim Penilai untuk menilai permohonan perpanjangan dari pihak pemohon. Direksi mengeluarkan surat persetujuan atau penolakan atas permohonan Universitas Sumatera Utara 93 perpanjangan yang diminta oleh pemohon dalam jangka waktu 21 dua puluh satu hari kerja. Dan paling lambat 14 empat belas hari kerja sejak dikeluarkannya surat persetujuan perpanjangan pemanfaatan tanah dibuatkan perjanjiannya antara PERUM dan pemohon dengan Akte Notaris.

C. Sanksi Atas Pelanggaran Isi Perjanjian Yang Dilakukan