Histopatologi Pemeriksaan Imunohistokimia Pemeriksaan Serologi Polimerase Chain Reaction PCR Zachreni, 1999. Histopatologi

CT scan nasofaring, pada KNF yang tumbuh endofitiksubmukosa dapat dideteksi dengan CT scan Her,2001. Pemeriksaan ini dapat juga mengetahui penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya yang belum terlalu luas, dan juga dapat mendeteksi erosi basis kranii dan penjalaran perineural melalui foramen ovale sebagai jalur utama perluasan ke intrakranial. CT scan dilakukan tanpa zat kontras atau bila diperlukan dapat digunakan zat kontras bila terdapat kesulitan dalam menentukan batas tumor atau untuk menilai kelenjar limfe dan pembuluh darah. Selain itu, dapat pula menilai kekambuhan tumor setelah pengobatam, adanya metastasis, dan juga akibat komplikasi paska radioterapi seperti nekrosis lobus temporal dan atrofi kelenjar hipofise Wei dan Sham, 2005. Magnetic Resonance Imaging lebih baik dari CT dalam memperlihatkan jaringan lunak nasofaring superfisial atau dalam dan untuk membedakan tumor dengan jaringan lunak. MRI juga lebih sensitif untuk menilai metastase kelenjar retrofaring dan kelenjar leher dalam. Akan tetapi MRI kemampuannya terbatas dalam detail tulang dan CT harus dilakukan bila status dasar tengkorak tidak dapat ditentukan dengan jelas oleh MRI Cottrill dan Nutting 2003; Wei dan Sham, 2005. Positron Emission Tomography PET, merupakan pemeriksaan yang paling sensitif untuk menilai adanya tumor residual atau rekuren pada KNF Wei dan Sham, 2005.

2.5.2.5. Pemeriksaan Patologi Anatomi

a. Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi mutlak dilakukan

b. Pemeriksaan Imunohistokimia

Universitas Sumatera Utara Merupakan teknik deteksi antigen dalam jaringan yang melibatkan deteksi substansi kimia spesifik dalam jaringan dengan menggunakan derivat antibodi terhadap substans. Sudiana, 2005

c. Pemeriksaan Serologi

d. Polimerase Chain Reaction PCR Zachreni, 1999.

2.6. Histopatologi

KNF merupakan kanker sel skuamus yang berasal dari epitel yang melapisi nasofaring. Menurut WHO 1979 KNF diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu :  Tipe I. Karsinoma sel skuamosa keratinisasi Tipe ini berisiko rendah untuk terjadi metastasis, namun mempunyai angka survival yang rendah dibandingkan tipe non-keratinizing Plant, 2009.  Tipe II. Karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi  Tipe III. Karsinoma tidak berdiferensiasi undifferentiated carcinoma Merupakan tipe yang paling sering dijumpai dan hampir dijumpai pada KNF di daerah endemik Plant, 2009. 2.7. Stadium Dibeberapa daerah non-endemik menggunakan sistem stadium TNM berdasarkan AJCCUICC American Joint Committee on Cancer International Union Against Cancer. Cara penentuan stadium KNF menurut AJCCUICC edisi ke-6 tahun 2002, yaitu Brennan, 2006 : Tumor primer T Tx : tumor primer tidak dapat ditemukan To : tidak ada bukti tumor primer Tis : karsinoma in situ Universitas Sumatera Utara Nasofaring T1 : tumor terbatas di nasofaring T2 : tumor meluas ke jaringan lunak orofaring danatau kavum nasi o T2a : tanpa perluasan ke parafaring o T2b : dengan perluasan ke parafaring T3 : tumor menginvasi ke struktur tulang danatau sinus paranasal T4 : tumor dengan ekstensi intrakranial danatau keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, atau orbita, atau ruang mastikator Kelenjar limfe regional N Nx : pembesaran kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan N0 : tidak dijumpai metastasis kelenjar limfe regional N1 : metastasis kelenjar limfe unilateral, ukuran ≤ 6 cm, terletak di atas fossa supraklavikular N2 : metastasis kelenjar limfe bilateral, ukuran ≤ 6 cm, terletak di atas fossa supraklavikular N3 : metastasis kelenjar limfe o N3a : ukuran 6 cm o N3b : meluas ke fossa supraklavikular Metastasis Jauh M Mx : metastasis jauh tidak dapat ditemukan Mo : tidak dijumpai metastasis jauh M1 : dijumpai metastasis jauh Universitas Sumatera Utara Stadium KNF Stadium T N M I II A II B III IV A IV B IV C T 1 T 2a T 1-2a T 1-2b T 3 T 4 semua T semua T No No N 1 N 2 N N 0-2 N 3 Semua N Mo Mo Mo Mo Mo Mo Mo M 1 Database 2007-2008 di Malaysia pada kasus baru KNF dijumpai 47 stadium IV, 28 stadium III, 21 stadium II, dan hanya 4 stadium I. Pua et al, 2008. Di RSUP HAM periode Desember 2006 sampai September 2007 dari 24 penderita KNF dijumpai 41,1 stadium III, stadium IV sebanyak 29,1 , dan hanya 4,2 dan 25 dengan stadium I dan II Zahara, 2007.

2.8. Penatalaksanaan