Nasofaringoskopi kaku Rigid nasopharyngoscopy. Nasofaringoskopi lentur Flexible nasopharyngoscopy

Metastasis jauh dari KNF terutama ditemukan di tulang, paru-paru, hepar dan kelenjar getah bening supraklavikular. Metastasis sejauh ini menunjukkan prognosa yang sangat buruk, biasanya 90 meninggal dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis ditegakkan Chiesa De Paoli, 2001. 2.5. Diagnosis

2.5.1. Anamnesis

Anamnesis dilakukan berdasarkan keluhan penderita KNF. Gejalanya sangat bervariasi antara satu pasien dengan pasien yang lain Munir, 2009.

2.5.2. Pemeriksaan

2.5.2.1. Rinoskopi Posterior

2.5.2.2. Endoskopi

a. Nasofaringoskopi kaku Rigid nasopharyngoscopy.

b. Nasofaringoskopi lentur Flexible nasopharyngoscopy

2.5.2.3. Biopsi Nasofaring

Biopsi dilakukan melalui tuntunan nasofaringoskopi kaku. Forseps biopsi harus selalu dimasukkan seiring dengan endoskopi agar dapat melakukan biopsi tumor dengan pandangan langsung Wei, 2006

2.5.2.4. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperkuat kecurigaan adanya tumor di daerah nasofaring, menentukan lokasi tumor yang dapat membantu dalam melakukan biopsi yang tepat dan menentukan luas penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya Her, 2001. Foto polos nasofaring dan dasar tengkorak Universitas Sumatera Utara CT scan nasofaring, pada KNF yang tumbuh endofitiksubmukosa dapat dideteksi dengan CT scan Her,2001. Pemeriksaan ini dapat juga mengetahui penyebaran tumor ke jaringan sekitarnya yang belum terlalu luas, dan juga dapat mendeteksi erosi basis kranii dan penjalaran perineural melalui foramen ovale sebagai jalur utama perluasan ke intrakranial. CT scan dilakukan tanpa zat kontras atau bila diperlukan dapat digunakan zat kontras bila terdapat kesulitan dalam menentukan batas tumor atau untuk menilai kelenjar limfe dan pembuluh darah. Selain itu, dapat pula menilai kekambuhan tumor setelah pengobatam, adanya metastasis, dan juga akibat komplikasi paska radioterapi seperti nekrosis lobus temporal dan atrofi kelenjar hipofise Wei dan Sham, 2005. Magnetic Resonance Imaging lebih baik dari CT dalam memperlihatkan jaringan lunak nasofaring superfisial atau dalam dan untuk membedakan tumor dengan jaringan lunak. MRI juga lebih sensitif untuk menilai metastase kelenjar retrofaring dan kelenjar leher dalam. Akan tetapi MRI kemampuannya terbatas dalam detail tulang dan CT harus dilakukan bila status dasar tengkorak tidak dapat ditentukan dengan jelas oleh MRI Cottrill dan Nutting 2003; Wei dan Sham, 2005. Positron Emission Tomography PET, merupakan pemeriksaan yang paling sensitif untuk menilai adanya tumor residual atau rekuren pada KNF Wei dan Sham, 2005.

2.5.2.5. Pemeriksaan Patologi Anatomi

a. Histopatologi