2.9. Koefisien Serap Absorbsi Bunyi
Efisiensi penyerapan bunyi suatu material pada frekuensi tertentu dinyatakan oleh koefisien serap bunyi. Koefisien ini dinyatakan dengan lambang
alpha. Sifat gelombang bunyi yang menumbuk permukaan material ditentukan dengan
nilai koefisien serapnya yaitu: 1.
Koefisien serap = 0 maka bunyi akan dipantulkan semua.
2. Koefisien serap
= 1 maka bunyi akan diserap semua. 3.
Koefisien serap 0 1 maka sebagian bunyi akan dipantulkan dan sebagian
lagi akan diserap. Pada Tabel 2.5 menunjukkan nilai koefisien serap bunyi dari beberapa bahan
bangunan seperti gypsum, kayu, batu bata dan beton yang dituang. Koefisien serap bunyi sangat tergantung dari frekuensi yang diberikan.
Tabel 2.5 Koefisien penyerapan bunyi
Frekuensi Hz Material
125 250 500
1000 2000
4000
Gypsum board 13 mm Kayu
Gelas Tegel geocoustic 81 mm
Beton yang dituang Bata tidak dihaluskan
Steel deck 150 mm 0.29
0.15 0.18
0.13 0.01
0.03 0.58
0.10 0.11
0.06 0.74
0.01 0.03
0.64 0.05
0.10 0.04
0.35 0.02
0.03 0.71
0.04 0.07
0.03 0.53
0.02 0.04
0.63 0.07
0.06 0.02
0.03 0.02
0.05 0.47
0.09 0.07
0.02 0.73
0.03 0.07
0.40
Sumber : Doele, 1993
Universitas Sumatera Utara
Penyerapan bunyi suatu permukaan diukur dalam sabin, satu sabin menyatakan satu permukaan seluas 1 m
2
S yang mempunyai koefisien penyerapan
= 1.0. Sebagai contoh suatu permukaan akustik seluas 11 m
2
dan mempunyai koefisien
= 0.5 maka penyerapan permukaannya adalah S. = 11 x 0.5 = 5.5 m
2
. Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh
suatu material. Apabila gelombang bunyi ini mengenai permukaan material, maka sebagian dari gelombang bunyi ini akan dipantulkan dan sebagian lagi akan
diseraptransmisi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Pemantulan dan penyerapan bunyi pada suatu muka dataran dari dua media akustik Wilson, Charles. E
Mula-mula gelombang bunyi dengan amplitudo tertentu mengenai material kemudian gelombang bunyi tersebut akan dipantulkan. Perbandingan amplitudo
tekanan pantulan R terhadap amplitudo tekanan datang Ao bergantung pada impedansi akustik Z dari dua medium itu. Hubungan pernyataan itu adalah:
Universitas Sumatera Utara
2 1
2 1
Z Z
Z Z
Ao R
2.14 dengan:
Z
1
= impedansi akustik medium pertama kgm
2
.s. Z
2
= impedansi akustik medium kedua kgm
2
.s. Pada hukum geometri diketahui bahwa cahaya bisa pantul refleksi dan bias
refraksi. Demikian pula pada gelombang bunyi yang dapat diserap dan masuk ke dalam material sehingga gelombang bunyi yang masuk ke dalam material akan
mengakibatkan efek gesekan friction. Penyerapan energi gelombang bunyi ini akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang bunyi. Nilai amplitudo
gelombang bunyi pada material dinyatakan dalam persamaan: 2.15
dengan: A
= amplitudo gelombang bunyi yang menetap pada jaringan dengan
tebal x m Ao
= amplitudo gelombang bunyi mula-mula m
=
koefisien serap material x
= tebal material m
NRC Noise Reduction Coeficient adalah angka rata-rata koefisien serap bunyi material pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, dan 2000 Hz. NRC
diperlukan untuk menunjukkan seberapa jauh efisiensi material dalam mereduksi
x
A A
Universitas Sumatera Utara
bunyi dan ini dipakai sebagai angka Standar Internasional SI dalam menilai efisiensi kemampuan dalam mereduksi bunyi.
Misalnya karpet memiliki sebagai berikut:
1. Pada frekuensi 250 Hz
= 0.20 2.
Pada frekuensi 500 Hz = 0.35
3. Pada frekuensi 1000 Hz
= 0.45 4.
Pada frekuensi 2000 Hz = 0.55
Maka NRC karpet adalah 4
55 .
45 .
35 .
20 .
x x
x = 0.40
2.10. Material Akustik