Pengolahan Data Hasil Perhitungan dan Pengamatan Setiap Frekuensi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan Data

Gelombang bunyi yang dikeluarkan function generator akan diterima oleh layar oscilloscope. Pengaturan bentuk gelombang bunyi yang perlu diperhatikan pada layar oscilloscope adalah amplitudo dan frekuensi. Pada Gambar 4.1 menunjukkan frekuensi yang dikeluarkan oleh function generator harus sesuai dengan frekuensi yang diterima oleh oscilloscope. Gambar 4.1 Frekuensi pada layar oscilloscope harus sesuai dengan frekuensi yang dikeluarkan function generator Untuk pengukuran P max A1 adalah jarak yang diukur dari puncak gelombang ke garis dasar pengukuran sedangkan P min A2 adalah jarak yang diukur dari lembah gelombang ke garis dasar pengukuran. Garis dasar pengukuran ditetapkan dengan memvalidasikan material sebelumnya pada persamaan: Universitas Sumatera Utara A2A1 A2 A1 2 4     Garis dasar pengukuran validasi awal pada frekuensi 500 Hz material polyurethane A1 P min di layar oscilloscope adalah 1.00 cm sehingga: A1 P max = 4.70 cm dan A2 P min = 1.00 cm maka A2A1 A2 A1 2 4     1.004.700 1.00 4.70 2 4    570 .  

4.2. Hasil Perhitungan dan Pengamatan Setiap Frekuensi

4.2.1. Pada Frekuensi 250 Hz Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Bentuk gelombang pada frekuensi 250 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Universitas Sumatera Utara Untuk hasil pengukuran amplitudo gelombang ditunjukkan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. Tabel 4.1 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 250 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 3.300 0.200 16.500 0.061 0.216 3 cm 3.300 0.200 16.500 0.061 0.216 4 cm 3.400 0.300 11.333 0.088 0.298 5 cm 3.500 0.100 35.000 0.029 0.108 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.2 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 250 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 3.400 0.100 34.000 0.029 0.111 3 cm 3.300 0.150 22.000 0.045 0.166 4 cm 3.350 0.200 16.750 0.060 0.213 5 cm 3.350 0.150 22.333 0.045 0.164 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.3 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 250 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 3.300 0.200 16.500 0.061 0.216 3 cm 3.350 0.200 16.750 0.060 0.213 4 cm 3.300 0.200 16.500 0.061 0.216 5 cm 3.300 0.200 16.500 0.061 0.216 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Koefisien absorbsi pada frekuensi 250 Hz 0.216 0.216 0.298 0.108 0.111 0.166 0.213 0.164 0.216 0.213 0.216 0.216 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 1 2 3 4 5 Tebal Material cm

K. Absorbsi

6 Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Gambar 4.3 Grafik koefisien serap pada frekuensi 250 Hz Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada frekuensi 250 Hz ini komposisi serat batang kelapa sawit 50, polyurethane 50 memiliki nilai koefisien serap yang tertinggi pada ketebalan 4 cm yaitu 0.298 dan pada ketebalan 5 cm nilai koefisien absorbsi terendah 0.108. Untuk komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67 , pada setiap ketebalan hanya sedikit mengalami perubahan yaitu 0.216. Komposisi serat batang kelapa sawit 25, polyurethane 75 mempunyai nilai koefisien yang sama dari setiap ketebalan yaitu 0.216. Universitas Sumatera Utara 4.2.2. Pada Frekuensi 500 Hz Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 500 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Bentuk gelombang pada frekuensi 500 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Untuk hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6. Tabel 4.4 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 4.700 1.000 4.700 0.213 0.579 3 cm 4.650 1.000 4.650 0.215 0.583 4 cm 4.700 1.000 4.700 0.213 0.579 5 cm 4.300 1.200 3.583 0.279 0.682 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.5 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 4.500 1.100 4.091 0.244 0.631 3 cm 4.500 1.150 3.913 0.256 0.648 4 cm 4.500 1.150 3.913 0.256 0.648 5 cm 4.500 1.200 3.750 0.267 0.665 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 4.500 1.050 4.286 0.233 0.614 3 cm 4.550 1.000 4.550 0.220 0.591 4 cm 4.600 1.000 4.600 0.217 0.587 5 cm 4.500 1.020 4.412 0.227 0.603 Koefisien absorbsi pada frekuensi 500 Hz 0.579 0.583 0.579 0.682 0.631 0.648 0.648 0.665 0.614 0.591 0.587 0.603 0.560 0.580 0.600 0.620 0.640 0.660 0.680 0.700 1 2 3 4 5 Tebal Material cm

K. Absorbsi

6 Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Sumber: Hasil penelitian Gambar 4.5 Grafik koefisien serap pada frekuensi 500 Hz Pada Gambar 4.5 menunjukkan nilai koefisien serap tertinggi 0.682 dengan ketebalan 4 cm dan yang terendah adalah 0.579 dengan ketebalan 2 cm terjadi pada komposisi serat batang kelapa sawit 25, polyurethane 75. Pada ketebalan 2 cm, 3 cm dan 4 cm, komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67 memiliki koefisien serap yang terbaik dibandingkan dengan komposisi serat lainnya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan ketebalan 5 cm yang terbaik adalah komposisi serat batang kelapa sawit 50, polyurethane 50 dengan kenaikan yang signifikan mulai dari 0.579 pada tebal 4 cm kemudian naik 0.628. 4.2.3. Pada Frekuensi 750 Hz Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 750 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Bentuk gelombang pada frekuensi 750 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Untuk hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8 dan Tabel 4.9. Tabel 4.7 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 750 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.950 2.050 2.902 0.345 0.762 3 cm 5.800 2.200 2.636 0.379 0.798 4 cm 5.850 2.100 2.786 0.359 0.778 5 cm 5.600 2.350 2.383 0.420 0.833 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 750 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.600 2.450 2.286 0.438 0.847 3 cm 5.800 2.190 2.648 0.378 0.796 4 cm 5.800 2.200 2.636 0.379 0.798 5 cm 5.900 2.100 2.810 0.356 0.774 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.9 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 750 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.900 2.150 2.744 0.364 0.783 3 cm 5.950 2.100 2.833 0.353 0.771 4 cm 5.800 2.200 2.636 0.379 0.798 5 cm 5.900 2.200 2.682 0.373 0.791 Koefisien absorbsi pada frekuensi 750 Hz 0.762 0.798 0.778 0.833 0.847 0.796 0.798 0.774 0.783 0.771 0.798 0.791 0.750 0.760 0.770 0.780 0.790 0.800 0.810 0.820 0.830 0.840 0.850 0.860 1 2 3 4 5 6 Tebal Material cm K. Absorbsi Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Sumber: Hasil penelitian Gambar 4.7 Grafik koefisien serap pada frekuensi 750 Hz Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 4.7 menunjukkan komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67 memiliki nilai koefisien serap yang tertinggi dan pada komposisi serat batang kelapa sawit 50, polyurethane 50 memiliki koefisien serap yang terendah sedangkan pada ketebalan 5 cm nilai koefisien yang terjadi adalah kebalikannya. 4.2.4. Pada Frekuensi 1000 Hz Hasil bentuk gelombang pada frekuensi 1000 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Bentuk gelombang pada frekuensi 1000 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.10, Tabel 4.11 dan Tabel 4.12. Tabel 4.10 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 1000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 6.700 1.300 5.154 0.194 0.544 3 cm 6.400 1.600 4.000 0.250 0.640 4 cm 6.000 1.900 3.158 0.317 0.731 5 cm 5.250 2.800 1.875 0.533 0.907 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 1000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.400 2.600 2.077 0.481 0.878 3 cm 6.000 2.000 3.000 0.333 0.750 4 cm 5.500 2.400 2.292 0.436 0.846 5 cm 6.050 2.000 3.025 0.331 0.747 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.12 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 1000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.600 2.400 2.333 0.429 0.840 3 cm 6.100 2.000 3.050 0.328 0.744 4 cm 5.900 2.050 2.878 0.347 0.765 5 cm 5.900 2.100 2.810 0.356 0.774 Koefisien absorbsi pada frekuensi 1000 Hz 0.544 0.640 0.731 0.907 0.878 0.750 0.846 0.747 0.744 0.765 0.774 0.840 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 1 2 3 4 5 Tebal Material cm

K. Absorbsi

6 Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Sumber: Hasil penelitian Gambar 4.9 Grafik koefisien serap pada frekuensi 1000 Hz Pada Gambar 4.9 menunjukkan frekuensi 750 Hz dengan ketebalan 2 cm, 3 cm dan 4 cm komposisi serat batang kelapa sawit, 33 polyurethane 67 memiliki Universitas Sumatera Utara nilai koefisien serap yang terendah masing-masing 0.544, 0.640 dan 0.731. Sedangkan pada ketebalan 5 cm nilai koefisien serapnya 0.907 atau yang paling tertinggi dibandingkan komposisi serat batang kelapa sawit lainnya. Komposisi ini menerangkan bahwa semakin tebal material maka koefisiennya semakin baik. 4.2.5. Pada Frekuensi 1500 Hz Hasil bentuk gelombang frekuensi 1500 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.10. Gambar 4.10 Bentuk gelombang pada frekuensi 1500 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15. Tabel 4.13 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 1500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 6.200 2.550 2.431 0.411 0.826 3 cm 5.950 2.700 2.204 0.454 0.859 4 cm 6.300 2.300 2.739 0.365 0.784 5 cm 5.400 2.200 2.455 0.407 0.823 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 1500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.900 2.800 2.107 0.475 0.873 3 cm 5.700 3.000 1.900 0.526 0.904 4 cm 5.900 2.950 2.000 0.500 0.889 5 cm 5.900 2.900 2.034 0.492 0.884 Sumber: Hasil penelitian Tabel 4.15 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 1500 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 5.850 2.900 2.017 0.496 0.886 3 cm 5.800 2.800 2.071 0.483 0.878 4 cm 5.750 2.950 1.949 0.513 0.896 5 cm 6.050 2.700 2.241 0.446 0.853 Koefisien absorbsi pada frekuensi 1500 Hz 0.826 0.859 0.784 0.823 0.873 0.904 0.889 0.884 0.878 0.896 0.853 0.886 0.760 0.780 0.800 0.820 0.840 0.860 0.880 0.900 0.920 1 2 3 4 5 Tebal Material cm

K. Absorbsi

6 Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Sumber: Hasil penelitian Gambar 4.11 Grafik koefisien serap pada frekuensi 1500 Hz Dari Gambar 4.11 menunjukkan komposisi serat batang kelapa sawit 50, polyurethane 50 pada semua ketebalan memiliki nilai yang terendah dibandingkan Universitas Sumatera Utara dengan komposisi lainnya. Koefisien yang tertinggi adalah 0.904 yaitu pada ketebalan 3 cm komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67. Tebal 2 cm dan tebal 4 cm komposisi serat batang kelapa sawit 25, polyurethane 75 koefisien serapnya yaitu 0.886 dan 0.896 merupakan nilai yang terbaik. 4.2.6. Pada Frekuensi 2000 Hz Hasil bentuk gelombang frekuensi 2000 Hz ditunjukkan pada Gambar 4.12. Gambar 4.12 Bentuk gelombang pada frekuensi 2000 Hz dengan serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 4.16, Tabel 4.17 dan Tabel 4.18. Tabel 4.16 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 50 dan polyurethane 50 frekuensi 2000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 13.400 6.900 1.942 0.515 0.897 3 cm 14.400 5.800 2.483 0.403 0.819 4 cm 13.500 7.000 1.929 0.519 0.899 5 cm 14.000 6.300 2.222 0.450 0.856 Sumber: Hasil penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 33 dan polyurethane 67 frekuensi 2000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 14.300 6.000 2.383 0.420 0.833 3 cm 13.550 6.600 2.053 0.487 0.881 4 cm 14.200 6.200 2.290 0.437 0.846 5 cm 14.400 5.800 2.483 0.403 0.819 Sumber: Hasil Penelitian Tabel 4.18 Hasil pengukuran dan perhitungan material serat batang kelapa sawit 25 dan polyurethane 75 frekuensi 2000 Hz Tebal Material A1 A2 A1A2 A2A1 Koefisien Serap  2 cm 13.800 6.600 2.091 0.478 0.875 3 cm 14.400 5.800 2.483 0.403 0.819 4 cm 14.100 6.100 2.311 0.433 0.843 5 cm 14.400 5.800 2.483 0.403 0.819 Koefisien absorbsi pada frekuensi 2000 Hz 0.897 0.819 0.899 0.856 0.833 0.881 0.846 0.819 0.819 0.843 0.819 0.875 0.810 0.820 0.830 0.840 0.850 0.860 0.870 0.880 0.890 0.900 0.910 1 2 3 4 5 6 Tebal Material cm K. Absorbsi Serat btg sawit 50 dan Polyurethane 50 Serat btg sawit 33 dan Polyurethane 67 Serat btg sawit 25 dan Polyurethane 75 Sumber: Hasil penelitian Gambar 4.13 menunjukkan koefisien serap pada ketebalan 2 cm, 4 cm, dan 5 cm yang tertinggi adalah pada komposisi serat batang kelapa sawit 50, Gambar 4.13 Grafik koefisien serap pada frekuensi 2000 Hz Universitas Sumatera Utara polyurethane 50. Untuk ketebalan 3 cm yang tertinggi pada komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67 dengan koefisien serap 0.881. Pada ketebalan 5 cm, memiliki koefisien serap yang terendah yaitu 0.819, ini terjadi pada komposisi serat batang kelapa sawit 25, polyurethane 75 dan komposisi serat batang kelapa sawit 33, polyurethane 67.

4.3. Hasil Perhitungan dan Pengamatan Komposisi Material