Tekanan Bunyi dan Tingkat Tekanan Bunyi Kebisingan

2.6. Tekanan Bunyi dan Tingkat Tekanan Bunyi

Gelombang bunyi merupakan tekanan yang memiliki pola sinusiodal artinya pola gelombang merupakan fungsi sinus atau cosinus. Tekanan bunyi adalah variasi tekanan di atas dan di bawah tekanan atmosfer. Variasi tekanan ini sifatnya periodik, satu variasi tekanan komplit disebut juga sebagai satu siklus frekuensi. Secara umum persamaan gelombang tekanan bunyi datang dapat dituliskan sebagai: . . 2 sin , 1 1 1 x k t f A t x P    2.10 Persamaan untuk gelombang transmisi dan pantul adalah: . . 2 sin , 1 x k t f A t x P t t    2.11 . . 2 sin , 1 x k t f A t x P r r    2.12 dimana: P l = tekanan bunyi datang Nm 2 P t = tekanan bunyi transmisi Nm 2 P r = tekanan bunyi pantul Nm 2 A l = amplitudo tekanan datang Nm 2 A t = amplitudo tekanan transmisi Nm 2 A p = amplitudo tekanan pantul Nm 2 f = frekuensi Hz k 1,2 = bilangan gelombang 2  t = waktu s x = jarak dari sumberposisi m Universitas Sumatera Utara Tingkat tekanan bunyi didefinisikan sebagai ukuran tinggi rendahnya bunyi yang ditimbulkan oleh sumber bunyi. Tingkat tekanan bunyi diukur dengan menggunakan alat Suond Presure Level SPL. Persamaan tingkat tekanan bunyi adalah:          ref t p P P L log 20 2.13 dimana: L p = tingkat tekanan bunyi Suond Pressure LevelSPL , dB P ref = tekanan bunyi referensi untuk bunyi udara, 2 x 10 -5 Nm 2 P t = tekanan bunyi Nm 2

2.7. Kebisingan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI arti dari kebisingan adalah ramai atau hiruk pikuk yang terasa di telinga seakan-akan pekak. Kebisingan yang biasanya terjadi disekitar kita dibedakan menjadi: 1. Kebisingan latar belakang adalah tingkat kebisingan yang terpapar terus- menerus pada suatu area, tanpa adanya sumber-sumber bunyi yang signifikan. 2. Kebisingan ambien adalah total kebisingan yang terjadi pada suatu area, meliputi kebisingan lain yang muncul pada suatu waktu dengan tingkatan yang keras melebihi tingkatan kebisingan latar belakang dan merupakan kompilasi kebisingan dari dekat maupun jauh. Universitas Sumatera Utara Kebisingan latar belakang umumnya dapat diterima tanpa menimbulkan gangguan yang berarti karena berada pada tingkat keras maksimum 40 dB. Pada suatu keadaan, keberadaan kebisingan latar belakang justru diperlukan agar suasana tidak lengang yang dapat menimbulkan kesan menakutkan atau mengurangi privasi seseorang. Sebagai contoh pada rumah makan, sengaja diputar alunan musik lembut agar percakapan suatu kelompok tamu tidak mengganggu kelompok tamu lainnya. Kebisingan ambien umumnya menimbulkan gangguan, terlebih bila sumber kebisingan yang jaraknya dekat dan merupakan kebisingan tetap dengan tingkat kerasnya melebihi 50 dB. Kebisingan ambien yang melebihi 60 dB akan menyebabkan percakapan sulit dilakukan Christina, 2009. Tabel 2.3 menunjukkan bahwa Peraturan Pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 405Menkes RIXI2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja mengenai tingkat kebisingan dB dan lamanya pemaparan yang diijinkan. Tabel 2.3 Tingkat kebisingan dan lama paparan yang diijinkanhari Tingkat Kebisingan dB Lama Paparan Yang DiijinkanHari 82 85 88 91 97 100 16 Jam 8 Jam 4 Jam 2 Jam 1 Jam 0.25 Jam 15 Menit Sumber: Christina, 2009 Universitas Sumatera Utara Setiap bangunan tertentu memiliki tingkat baku kebisingan yang dianut agar kenyamanan di dalam bangunan dapat terjaga. Aturan yang mengacu pada kawasan tingkat baku kebisingan di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-48MENLHXI1996 yang ditunjukkan dalam Tabel 2.4. Untuk peraturan kebisingan yang diacu masih berupa tingkat baku yang longgar dan belum ada sanksi berat bagi yang melanggar. Tabel 2.4 Pembagian zona-zona peruntukan Peraturan Menteri Kesehatan No. 781MenkesPerXI87 Tingkat Kebisingan dB Maksimum di dalam Bangunan Zona Peruntukan Dianjurkan Diperbolehkan A B C D Laboratorium, rumah sakit, panti perawatan Rumah, sekolah, tempat rekreasi Kantor, pertokoan Industri, terminal, stasiun KA 35 45 50 60 45 55 60 70 Sumber: Christina, 2009

2.8. Pengendalian Kebisingan Pada Perambatan