agent, yang akan menghasilkan gas pada saat terjadi reaksi sehingga polyurethane dapat membentuk busa. Jika polyurethane yang digunakan bersifat lunak maka yang
dihasilkan adalah busa lunak seperti pada kasur busa, alas kursi dan jok mobil. Ada juga jenis busa kaku rigid foam, seperti pada insulasi dinding, insulasi lemari es
atau insulasi kedap suara. Busa polyurethane bersifat ulet dan tidak mudah putus. Dalam aplikasi sebagai insulasi dinding, polyurethane juga dapat dibuat menjadi
tahan api dengan penambahan senyawa halogen.
2.13. Batang Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit mempunyai nama latin elaeis merupakan tanaman rakyat yang dapat menghasilkan minyak CPO Cruide Palm Oil yang diolah
menjadi minyak makan, minyak industri, maupun bahan bakar biodisel. Kelapa sawit yang mempunyai umur ekonomis 25 tahun dan bisa mencapai tinggi 24 meter
dapat hidup dengan baik di daerah tropis 15°LU – 15°LS. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90,
dengan curah hujan yang stabil 2000-2500 mm setahun yaitu daerah yang tidak
tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yang batangnya befungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Batang kelapa
sawit tidak mempunyai kambium, berserat dan umumnya tidak bercabang. Pada
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.14 menunjukkan bentuk batang kelapa sawit yang silinder dengan diameter antara 20-75 cm.
Gambar 2.14 Bentuk dan penampang batang kelapa sawit Purboyo, 1997 Tanaman yang masih muda batangnya terlihat karena terutup oleh pelepah
daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Tinggi batang bertambah 25-45 cmtahun. Jika kondisi lingkungan sesuai
pertambahan tinggi batang dapat mencapai 100 cmtahun. Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15-18 m sedangkan yang di alam bisa mencapai 30 m.
Pada Tabel 2.6 menunjukkan sifat fisik dan mekanis batang kelapa sawit berupa kerapatan, jumlah serat, modulus patah dan modulus elastisitas.
Tabel 2.6 Karakteristik sifat fisik dan mekanis bagian batang kelapa sawit
Bagian Kerapatan
gcm
3
Jumlah serat per cm
2
Modulus patah kgcm
2
Modulus elastisitas kgcm
2
Kulit 0,53 67
217 15685
Tengah 0,42 52
194 9473
Inti 0,39 39
127 780
Sumber: Purboyo,1997
Universitas Sumatera Utara
2.14. Kerangka Konsep Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada kerangka konsep pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Kerangka konsep penelitian PERMASALAHAN
1. Masih terbatasnya pemanfaatan limbah
batang kelapa sawit jika batang kelapa sawit dibakar akan menimbulkan
pencemaran udara dan jika dibiarkan akan menggangu penanaman
peremajaan bibit berikutnya.
2. Masih tingginya biaya dan sulitnya
mendapatkan material peredam suara yang pada saat ini sering dipergunakan
secara meluas hanyalah material glasswool maupun rockwool
Design dan Pengujian: 1.
Membuat tabung Impedance Tube sebagai ruang bunyi dan mensetting
alat.
2. Membuat spesimen dengan variasi
komposisi 50:50, 33:67, 25:75, dan ketebalan 2 cm, 3 cm, 4
cm dan 5 cm.
3. Pengambilan data gelombang P
max
dan P
min
pada alat oscilloscope. 4.
Pengolahan data untuk mendapatkan Variabel :
1. Variabel bebas : Komposisi,
Ketebalan, Frekuensi. 2. Variabel terikat :
Koefisien serap
Hasil yang diharapkan: 1.
Perbedaan hasil koefisien serap bunyi dari tiap variasi bahan yaitu komposisi,
ketebalan dan frekuensi.
2. Mendapatkan koefisien serap yang
terbaik sehingga dapat dimanfaatkan untuk peredam bunyi alternatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN