10. Lakukan penimbangan kembali untuk tiap-tiap spesimen untuk mendapatkan
berat spesimen yang telah dibuka Gambar 3.9 a dan Gambar 3.9 b.
a b Gambar 3.9 a Pencatatan berat material b Berat spesimen komposisi
50 : 50 tebal 2 cm Tabel 3.3 Berat masing-masing spesimen
Berat Spesimen gr No
Serat batang sawit : polyurethane
gram Tebal 2
cm Tebal 3 cm
Tebal 4 cm Tebal 5 cm
1 50 : 50
29.12 47.64
59.43 73.25
2 33 : 67
15.86 18.22
23.28 31.29
3 25 : 75
12.19 15.81
20.82 25.95
Sumber: Hasil penelitian
3.3. Set Up Peralatan
Secara eksperimental, pengujian dan pengambilan data untuk mendapatkan koefisien serap bunyi dari material dilakukan dengan menggunakan metode
Impedansi Tube ASTM C384. Set up pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10 Proses skematik peralatan Impedance Tube T. Vikrant, 2003
Gambar 3.11 Set up peralatan Impedance Tube Sumber: Hasil penelitian Spesifikasi peralatan pengujian ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Impedance Tube Amplifier 250 watt
Oscilloscope Function Generator
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Peralatan pengujian
NO ALAT
SPESIFIKASI
1 Oscilloscope
ATTEN Instrument Type ADS2202CA DIGITAL STORAGE OSCILLOSCOPE kapasitas 200 MHz made in China
2 Function
Generator Type GW Instek GFG-8216A kapasitas 1 MHz made in
Taiwan 3
Impedance Tube
Pipa paralon merk Maspion diameter 8 cm, tebal 5 mm dan panjang 50 cm
4 Speaker
Diameter 8 cm kapasitas 20Watt, 8 ohm. 5
Microphone Merk Professional Wired Condenser Microphone Type
Condenser dengan kapasitas frekuensi respon 50 Hz – 18 KHz
6 Amplifier
250 Watt Stereo merk Piwie Type AV-299 Sumber: Hasil penelitian
3.4. Pengambilan Data dengan Menggunakan Impedance Tube
Penggunaan metode ini untuk menunjukkan sifat serapan yang dimiliki oleh sebuah material. Metode ini terutama digunakan didalam pekerjaan riset ataupun
dalam pengaturan kualitas untuk pembuatan dari bahan–bahan penyerapan suara. Jika perpindahan gelombang datang yang terjadi pada sembarang waktu,
dapat ditunjukkan pada Gambar 3.12 dengan persamaan:
sin
1
kx t
A d
3.1
2
k
dan perpindahan gelombang pantulan dapat ditunjukkan pada Gambar 3.12 dengan persamaan:
sin
2
kx t
RA d
3.2
Universitas Sumatera Utara
dimana: A = simpangan maksimum mula–mula
R = koefisien energi pantul gelombang Jadi sebagai akibat perpindahan pada setiap titik diberikan dengan:
d
2 1
d d
sin sin
kx t
RA kx
t A
kx t
R A
kx t
R A
sin cos
1 cos
sin 1
3.3
Gambar 3.12 Perpindahan energi gelombang datang dan gelombang pantul Dapat terlihat bahwa masing-masing nilai amplitudo maksimum dan
minimum adalah A1 + R dan A1 – R. Jika nilai jarak maksimum dan minimum dari amplitudo adalah A1 dan A2 maka:
1 1
2 1
R A
R A
A A
3.4
atau
Universitas Sumatera Utara
Amplitudo A
A A
A R
2 1
2 1
3.5
Energi dapat ditunjukkan sebagai berbanding langsung terhadap amplitudo kuadrat yaitu:
2 2
2 1
2 1
A A
A A
R Energi
3.6 R
= sebagian dari energi yang dipantulan refleksi α
= koefisien energi yang diserap absorbsi
maka:
1
R
R
1
2 2
2 1
2 1
1 A
A A
A
2 2
2
2 1
2 1
2 1
A A
A A
A A
2
2 1
2 1
4 A
A xA
A
3.7
Pada Gambar 3.13 menunjukkan bahwa resultan tekanan bentuk gelombang bunyi datang dan gelombang bunyi pantul di dalam Impedance Tube dimana P
max
adalah puncak gelombang dan P
min
adalah lembah gelombang. Sedangkan pada Gambar 3.14 menunjukkan setting alat pada eksperimen yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13 Resultan bentuk gelombang di dalam Impedance Tube G. Reethof, 1976
Gambar 3.14 Jarak P
max
dan P
min
Sumber: Hasil penelitian Perbandingan P
max
dan P
min
atau A1A2 ditunjukkan pada Gambar 3.14 diukur di layar oscilloscope maka persamaan dituliskan sebagai berikut:
A1 1
A2 1
Garis Base Line 1
Universitas Sumatera Utara
2
A2 A1
1 2
1 4
A x
A
A2A1 A2
A1 2
4
3.8 dimana:
A1P
max
= jarak puncak gelombang cm A2P
min
= jarak lembah gelombang cm
3.5. Persiapan dan Pembuatan Tabung Impedance Tube