5
Pengawasan Piutang dengan Likuiditas pada PT. Federal International Finance FIF Kantor Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai pengawasan piutang yang digunakan oleh
PT. PT. Federal International International FIF Kantor Cabang Medan tentunya mempunyai pembahasan yang sangat luas cakupannya. Oleh sebab itu, peneliti
memberikan batasan masalah pada hal pelaksanaan pengawasan piutang yang dilakukan dengan tujuan kelancaran kelangsungan operasional usaha pada PT.
Federal International International FIF. Dari uraian di atas, timbul berbagai permasalahan bagaimana cara yang
digunakan pihak manajemen untuk kelancaran pembayaran piutang ini, maka peneliti mengajukan suatu perumusan masalah sebagai berikut : ”Apakah ada hubungan
antara pengawasan piutang dengan likuiditas perusahaan ?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menemukan bukti empiris tentang
hubungan pengawasan piutang dengan likuiditas pada PT. Federal International International FIF Medan dalam menunjang kelancaran operasi dan keberhasilan
perusahaan.
6
2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah : a.
Sebagai bahan informasi mengenai tingkat perkembangan perusahaan dalam bidang keuangan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan
mengambil kebijaksanaan di masa yang akan datang. b.
Sebagai bahan informasi mengenai tingkat kemampuan perusahaan dalam menangani piutang usahanya yang dapat digunakan sebagai pedoman atau
bahan pertimbangan bagi pimpinan PT. Federal International International FIF Medan dalam membuat pengawasan piutang yang baik.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pengawasan
yang baik terhadap piutang dan hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan masukan atau sumbangan pikiran bagi yang memerlukan, khususnya
dalam pengembangan karya ilmiah dimasa yang akan datang. d.
Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti lebih dalam mengenai pengawasan piutang dan likuiditas.
D. Kerangka Konseptual
Pengawasan merupakan suatu proses mendeterminir apa-apa yang dilaksanakan dan merupakan evaluasi pelaksanaan kerja pada suatu perusahaan.
Apabila pengawasan telah dilaksanakan maka akan terhindar dari kesalahan atau penyimpangan di dalam pencatatan atau penagihan piutang pada langganan.
Pengawasan piutang juga diperlukan untuk peningkatan efisiensi dan sebagai
7
pedoman untuk memperbaiki kebijaksanaan kredit maupun penagihan yang sudah ada.
Piutang merupakan suatu unsur yang penting dalam perusahaan yang menunjukkan sebagian besar harta perusahaan. Piutang usaha pada suatu perusahaan
timbul karena adanya transaksi-transaksi penjualan secara kredit atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan dapat menyebabkan adanya piutang yang
tak tertagih karena kelalaian dari pihak perusahaan atau pihak penagih. Pengawasan piutang adalah pengawasan yang bertujuan untuk mendapatkan
jaminan yang memadai mengenai adanya kebenaran dan keabsahan tentang piutang yang dicatat. Pengawasan ini berhubungan erat dengan penyelewengan yang mungkin
dilakukan oleh si pencatat piutang. Dalam hal ini pengawasan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh
karyawan atau pegawai yang bersangkutan dalam hubungannya dengan pencatatan piutang.
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Apabila perusahaan memiliki
kemampuan memenuhi kewajiban finansialnya maka dapat dikatakan likuid dan sebaliknya jika perusahaan tidak mampu membayar maka perusahaan tersebut
dikatakan inlikuid. Berpedoman pada likuiditas untuk dapat membiayai suatu aktiva tertentu perlu diusahakan agar jangka waktu pembayaran hutang yang dipinjam tidak
lebih singkat dari jangka waktu terikatnya modal tersebut dalam perusahaan.
8
Hubungan pengawasan piutang dengan likuiditas dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengawasan Piutang Likuiditas
X Y
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Pengelolaan Piutang
1. Pengertian Piutang
Setiap perusahaan yang beroperasi pasti mempunyai target dan tujuan. Salah satu tujuan tersebut adalah optimalisasi likuiditas perusahaan melalui penjualan
maksimal. Untuk menghasilkan penjualan dalam jumlah besar, tentu tidak mungkin hanya dilakukan secara tunai saja melainkan juga harus dilakukan secara kredit, yaitu
suatu kebijaksanaan untuk memberi keringanan kepada pelanggan untuk menunda pembayaran selama satu periode tertentu. Penundaan pembayaran oleh langganan
atas penjualan disebut piutang, artinya perusahaan tidak dapat memperoleh uang pada waktu terjadinya penjualan tersebut. Dengan memberikan piutang ini berarti
perusahaan telah menanamkan sebagian modalnya dalam piutang yang telah diberikan kepada pihak lain.
Smith dan Skousen 2001:286 memberikan definisi piutang adalah sebagai berikut:
Dalam arti luas, istilah piutang dapat digunakan bagi semua hak atau klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi
istilah ini pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas.
Sedangkan C. Rollins Niswonger et al 2000:232 memberikan definisi piutang sebagai berikut: “Piutang receivable meliputi semua tagihan dalam bentuk
uang terhadap perorangan, badan usaha, atau pihak tertagih lainnya”. Warren et al 2005:422 mengklasifikasikan secara umum piutang meliputi
semua klaim uang terhadap entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan
9