Pentingnya Pengawasan Pengertian Pengawasan

besar, dimana jaringan perusahaan semakin kompleks, pengawasan mutlak diperlukan dan dipelihara sebaik – baiknya. Pengawasan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu : 1 Pengawasan langsung, yang dilakukan oleh pribadi-pribadi anggota, pimpinan atau oleh pihak yang biasanya seorang akuntan publik. Apabila organisasi perusahaan semakin luas maka pengawasan langsung ini sukar dilaksanakan oleh akuntan publik. 2 Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan yang disebut dengan sistem pengawasan intern.

1. Pentingnya Pengawasan

Adanya berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi atau perusahaan, yaitu : a. Perubahan lingkungan organisasi Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus menerus dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, ditemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru, dan sebagainya. Disini manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi. Sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan tersebut. b. Peningkatan kompleksitas organisasi Semakin besar organisasi akan semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati- hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Penjualan eceran pada para penyalur perlu dianalisis dan dicatat secara tepat, bermacam-macam pasar organisasi luar dan dalam negeri perlu selalu dimonitor. Disamping itu organisasi sekarang lebih bercorak desentralisasi dengan banyak agen-agen atau cabang penjualan dan kantor-kantor pemasaran, pabrik-pabrik yang terpisah secara geografis, atau fasilitas penelitian yang tersebar luas. Semuanya memerlukan fungsi pengawasan yang lebih efektif dan efisien. c. Kesalahan-kesalahan Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan uji pengawasan. Tapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan, seperti memesan barang atau komponen yang salah, membuat penentuan harga yang terlalu rendah, masalah-masalah didiagnosa secara tidak tepat, maka sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis. d. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang. Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya, tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah para bawahan telah melakukan tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengelementasikan sistem pengawasan. Tanpa sistem tersebut manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan. Di samping itu perlu ditempuh cara-cara dalam proses dan prosedur pengawasan, yaitu : 1 Menetapkan rencana-rencana pengawasan Dalam rencana pengawasan ini perlu diperhatikan sistem-sistem yang dipergunakan dalam perusahaan, yaitu : a Sistem pengawasan yang digunakan b Standar-standar pengawasan yang diterapkan c Rencana operasional yang dijalankan. 2 Pelaksanaan pengawasan Pelaksanaan pengawasan dapat menggunakan suatu sistem pengawasan, yaitu : a Inpektif, yaitu melakukan pemeriksaan setempat untuk mengetahui secara langsung keadaan sesungguhnya. b Komperatif, yaitu dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang ditetapkan. c Verifikasi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan manajemen khususnya dalam bidang keuangan. d Investigatif, yaitu menyelidiki untuk mengetahui atau penyelewengan dan penyimpangan yang tersembunyi. Semua sistem pengawasan ini bersifat refresif. 3 Penilaian atau evaluasi dari pelaksanaan pengawasan. Yaitu untuk mengetahui apakah sistem yang di jalankan itu sudah memenuhi kebutuhan pengawasan atau tidak. Dalam versi lain proses pengawasan adalah serangkaian tindakan dalam melaksanakan pengawasan. Rangkaian tindakan ini mutlak dilaksanakan di manapun dan terhadap objek apapun tanpa terkecuali, proses pengawasan ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui oleh pimpinan dalam melaksanakan pengawasan.

2. Komponen Pengawasan Intern