2 Penularan yang berkaitan dengan seks
Pencegahannya menggunakan konsep ABCDE yaitu : A = Abstinence atau berpuasa seks untuk tidak melakukan hubungan seks sama
sekali B = Be faithful atau bersikap setia pada pasangan seks
C = Condom atau cegah dengan pengguna kondom
2.3 Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi
atau alat untuk mencegah kehamilan
atau penularan
penyakit kelamin pada saat
bersanggama . Kondom biasanya dibuat dari
bahan karet
latex dan dipakaikan pada alat
kelamin pria
atau wanita
pada keadaan ereksi
sebelum bersanggama bersetubuh atau berhubungan suami-istri Sutantri,1987.
kondom yang terbuat dari bahan latek ini secara klinis sangat baik dalam mencegah:
1 Vaginitis yang disebabkan oleh inpeksi seperti trichomoniasis
2 Pelvic inflammatory disease PID
3 Gonorrhea
4 Chlamydia
5 Syphilis
6 Chancroid
7 Human immunodeficiency virus HIV
Universitas Sumatera Utara
Selain itu kondom yang terbuat dari latex juga mampu mencegah terhadap: 1
Human papiloma virus HPV yang dapat menyebabkan genital warts 2
Herpes simplex virus HSV yang dapat menyebabkan genital herpes 3
Virus hepatitis-B.
2.4 Pengetahuan 2.4.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan “hasil tahu” dari manusia dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba Notoatmodjo, 2007.
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
1. Tingkat Tahu know, 2. Tingkat Perbandingan Menyeluruh comprehention,
3. Tingkat Penerapan aplication,
4. Tingkat Analisis analysis,
5. Tingkat Sintesis syntesis,
6. Tingkat Evaluasi evaluation.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Sikap 2.5.1 Pengertian
Menurut Notoatmodjo 2007 sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan senang-tidak senang, baik-tidak baik dan sebagainya. Newcomb dalam Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi terbuka.
2.5.2 Pembentukan Sikap
Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain Azwar, 2007: 1.
Pengalaman Pribadi Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan hal tersebut.
2. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Orang disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap. 4. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti tv, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
opini dan kepercayaan orang. 5.
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
6. Pengaruh Faktor Emosional Sikap ini didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap ini bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan
sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
2.6 Tindakan
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
nyata atau terbuka Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Oleh karena itu disebut juga over behavior. Empat tingkatan tindakan adalah:
1. Persepsi Perception
Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.
2. Respon Terpimpin Guided Response
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3.
Mekanisme Mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4.
Adaptasi Adaptation Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Tindakan pemakaian kondom pada waria saat berhubungan dengan klien waria ternyata kurang disukai karena dianggap “merepotkan” atau dirasakan kurang
nikmat. Pemakaian kondom pada waria ini dianggap kurang konsisten. Fajans et al 1995 mengemukakan bahwa para pelanggan PSK di Bali mengetahui manfaat
kondom untuk mencegah tertular IMS tetapi mereka cenderung tidak memakai karena merasa terganggu, kurang praktis dan kurang nikmat. Keadaan sedemikian jelas tidak
Universitas Sumatera Utara
menguntungkan karena tanpa kondom hubungan seks sangat beresiko tertular IMSHIV Soetjiningsih, 2004.
Pada gerakan sehat masyarakat, kondom yang didistribusikan ke waria berasal dari USAID dan BKKBN. Dalam seminggu setiap waria diberikan masing-masing 50
buah kondom yang berarti seharinya ± 7 buah kondom diberikan kepada tiap warianya.
2.7 Gerakan Sehat Masyarakat GSM