Pembelian Tidak Terencana Impulsive Buying

2.1.5 Pembelian Tidak Terencana Impulsive Buying

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mall. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Display pemotongan harga 50, yang terlihat mencolok akan menarik perhatian konsumen. Konsumen akan merasakan kebutuhan untuk membeli produk. Display tersebut telah membangkitkan kebutuhan konsumen yang tertidur, sehingga konsumen merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan seperti ini sering disebut sebagai pembelian tidak terencana Impulsive Buying. Pembelian tidak terencana berarti kegiatan utnuk menghabiskan uang yang tidak terkontrol, kebanyakan pada barang-barang yang tidak diperlukan Semuel, 2005. Barang-barang yang dibeli secara tidak terencana lebih banyak pada barang yang diinginkan untuk dibeli, dan kebanyakan dari barang itu tidak diperlukan oleh konsumen. Menurut Hirschman dan Stren, pembelian tidak terencana adalah kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tidak terefleksi, secara terburu-buru, dan didorong oleh aspek psikologis emosional tehadap suatu produk dan tergoda dari persuasi dari pemasar Winardi, 1998. Menurut Mowen dan Minor, 2002:65 Impulsive Buying didefinisikan sebagai tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksudniat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Pembelian Impulsif dapat dijelaskan sebagai pilihan yang dibuat pada saat itu juga karena perasaan positif yang kuat mengenai suatu benda. Sebagai contoh, seseorang mungkin pergi ke toko bahan pangan untuk membeli daging dan roti. Setiba di toko, ia juga membeli beberapa buah segar karena harganya murah atau bentuknya menarik. Pembelian secara impulsif mempunyai dasar pertimbangan yang masuk akal. Sistem penjualan dengan pelayanan sendiri dan tata ruang yang terbuka telah menimbulkan suatu situasi pemasaran dimana perencanaan dapat ditunda sampai pembeli masuk ke toko Setiadi, 2003:356. Menurut Stren, pembelian tidak terencana dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Pembelian tidak terencana murni pure impulsive buying Pembelian tidak terencana murni adalah pembelian yang murni disebabkan oleh suatu pola pembelian yang menyimpang dari pembelian normal. 2. Pembelian tidak terencana karena pengalaman masa lalu reminder impulsive buying Pembelian ini terjadi karena seorang pembeli “diingatkan” oleh sebuah stimulus di alam toko yang bersangkutan. Misalnya: produk itu sendiri, bahan di tempat pembelian. Hal tersebut membuat dia seolah-olah memerlukan dan harus membeli produk itu. 3. Pembelian tidak terencana yang timbul karena sugesti suggestion impulsive buying Pembelian tidak terencana ini terjadi apabila konsumen yang bersangkutan baru pertama sekali melihat produk tersebut dimana kualitas, fungsi, dan kegunaan produk tersebut sesuai dengan apa yang diharapkannya. 4. Pembelian tidak terencana yang disebabkan situasi tertentu planned impulsive buying Pembelian tidak terencana ini terjadi pada saat pusat perbelanjaan melakukan promosi, seperti pemberian potongan harga diskon dan pemberian kupon berhadiah Stren,dalam Winardi 1998:226-227.

2.2 Penelitian Terdahulu