independen pleasure, arousal, dan dominance secara serempak adalah signifikan terhadap impulsive buying.
b. Uji Signifikan Parsial Uji T
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel
dependen.
Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji T
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Mei 2011
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa: a.
Variabel Pleasure X
1
Nilai t
hitung
variabel pleasure adalah 2,482 dan nilai t
tabel
1,980 maka t
hitung
t
tabel
2,482 1,980 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pleasure berpengaruh positif dan signifikan 0,015 0,05 secara parsial terhadap
impulsive buying pada konsumen distro di Jalan Halat Medan. Artinya, jika variabel pleasure ditingkatkan sebesar satu satuan, maka impulsive buying
akan meningkat sebesar 0,170.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
5.697 1.112
5.123 .000
Pleasure .170
.069 .278
2.482 .015
Arousal .082
.087 .136
.940 .350
Dominance .106
.078 .176
1.358 .178
a. Dependent Variable: Impulsive
b. Variabel Arousal X
2
Nilai t
hitung
variabel arousal adalah 0,940 dan nilai t
tabel
1,980 maka t
hitung
t
tabel
0,940 1,980 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel arousal berpengaruh dan tidak signifikan 0,350 0,05 secara parsial terhadap
impulsive buying pada konsumen distro di Jalan Halat Medan Artinya, jika variabel arousal ditingkatkan sebesar satu satuan, maka impulsive buying
tidak akan meningkat sebesar 0,082. c.
Variabel Dominance X
3
Nilai t
hitung
variabel dominance adalah 1,358 dan nilai t
tabel
1,980 maka t
hitung
t
tabel
1,358 1,980 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dominance berpengaruh dan tidak signifikan 0,178 0,05 secara parsial
terhadap impulsive buying pada konsumen distro di Jalan Halat Medan. Artinya, jika variabel dominance ditingkatkan sebesar satu satuan, maka
impulsive buying tidak akan meningkat sebesar 0,106.
3. Pengujian Koefisien Determinasi R²
Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar
mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.18 Pengujian Koefisien Determinan R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.488
a
.238 .212
1.70259 a. Predictors: Constant, Dominance, Pleasure, Arousal
b. Dependent Variable: Impulsive
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Mei 2011
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa : a.
R = 0,488 berarti hubungan antara variabel pleasure, arousal dan dominance terhadap variabel terikat yaitu impulsive buying Y sebesar 48,8. Artinya
hubungannya cukup erat. b.
Adjusted R Square sebesar 0,212 berarti 21,2 variabel impulsive buying dapat dijelaskan oleh variabel pleasure, arousal dan dominance. Sedangkan
sisanya 78,8 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Angka ini masih jauh dari minimal angka yang seharusnya
berada diatas 50, dengan begitu dapat dikatakan bahwa ketiga variabel ini kurang member kontribusi terhadap impulsive buying.
c. Standard Error of Estimated standar deviasi artinya mengukur variasi dari
nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 1,70259. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan