Nilai, Prinsip dan Strategi

Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana harus berbasis pemenuhan hak pendidikan anak dalam menerapkan keempat prinsip hak anak. Hak anak yang pertama adalah tidak ada satu anak pun yang sampai menderita akibat diskriminasi dan sikap tidak hormat yang menyangkut SARA, jenis kelamin, sikap, bahasa, pendapat, kebangsaan,kepemilikan, kecacatan fisik dan mental, status kelahiran dan lainnya. Kemudian hak kedua yaitu anak-anak memiliki hak atas kelangsungan dan tumbuh kembangnya dalam semua aspek kehidupannya, termasuk aspek fisik, emosional, psikososial, kognitif, sosial dan budaya. Hak ketiga berupa pertimbangan kepentingan terbaik untuk anak didalam seluruh keputusan atau aksi yang mempengaruhi anak dan kelompok anak, termasuk keputusan yang dibuat oleh pemerintah, pemerintah daerah, aparat hukum, bahkan yang diatur didalam keluarga anak itu sendiri. Dan hak keempat berupa hak anak-anak untuk berkumpul secara damai, berpartisipasi aktif dalam setiap aspek yang mempengaruhi kehidupan mereka, untuk mengekspresikan dengan bebas dan mendapatkan pendapat mereka didengar dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Sedangkan prinsip menyeluruh ditegaskan dalam ketepaduan pelaksanaan penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana guna mencapai standar nasional pendidikan. Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana juga terintegrasi dalam standar pelayanan minimum pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan suatu pendekatan dengan komunikasi antar budaya. Komunikasi antar- pribadi yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda ras, etnik, atau sosioekonomi sesuai dengan jati diri bangsa dan nilai –nilai luhur kemanusiaan menjadi pendekatan penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana yang harus diutamakan. Dalam rencana Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana jangka panjang, pedoman Perka BNPB No. 4 Tahun 2012 menyebutkan penggunaan tiga tema strategis. Tema tersebut antara lain yaitu 1 sinkronisasi kebijakan 2 peningkatan partisipasi publik termasuk anak 3 pelembagaan. Pemetaan kebijakan dari berbagai KLDI menjadi bahan pertimbangan utama dalam tema strategi sinkronisasi kebijakan. Dasar hukum dalam pedoman ini disusun berdasarkan hasil sinkronisasi kebijakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan prinsip-prinsip penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana. Kemudian tema strategis peningkatan partisipasi publik termasuk anak dimaksudkan menjadikan anak menjadi kaum muda mitra dalam Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana. Kegiatan penerapan sekolahmadrasah aman terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki warga sekolah seperti Sekolah Sehat, Sekolah Hijau, Sekolah Adiwiyata, Lingkungan Inklusi dan Ramah Pembelajaran serta model-model Pendidikan Ramah Anak lainnya. Selanjutnya penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana sejalan dengan peran dan fungsi masing-masing KLDI terkait diwujudkan melalui pembentukan kelembagaan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.3 Peran Pemangku Kepentingan

Sejumlah elemen ataupun pemangku kepentingan memiliki perannya dalam pelaksanaan program Sekolah Aman Bencana. Elemen tersebut antara lain peserta didik , orangtua , pendidik dan profesional lainnya , komite sekolahmadrasah , organisasi non-pemerintah, nasional, internasional , kementerianlembaga dan pemerintah daerah , serta media massa. Bentuk peranan peserta didik dapat berupa pelembagaan aktivitas pengurangan risiko bencana misalnya dalam forum OSIS atau ekstrakurikuler tertentu. Selain itu peserta didik dapat berperan sebagai tutor sebaya untuk meyampaikan informasi kebencanaan terutama untuk sekolah yang belum memenuhi standar sekolah aman bencana. Selanjutnya untuk orangtua dapat berperan dalam perumusan program SekolahMadrasah Aman dengan Komite sekolah serta membantu menyebarluaskan penerapan SekolahMadrasah aman. Untuk pendidik atau profesional lainnya dapat bekerjasama dengan warga sekolah lainnya termasuk anak dalam upaya penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana secara struktural maupun non struktural. Upaya tersebut dapat berupa peningkatkan pengetahuan dan keterampilan terhadap bahaya, kerentanan dan kapasitas sekolahmadrasah termasuk anak dalam upaya pengurangan risiko bencana. Serta melakukan usaha-usaha terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif dalam penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana secara non-struktural. Seiring dengan hal tersebut maka perlu peran dari komite sekolah yang dapat diwujudkan dalam pembentukan forum orangtua dan guru dalam upaya penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana. Dalam forum diharapkan dibahas upaya pengenalan materi PRB kepada para peserta didik, pembuatan jalur evakuasi dan upaya lain termasuk memperhatikan anak berkebutuhan khusus. Komite SekolahMadrasah juga dapat berperan untuk pemantauan, pemeriksaan kelayakan gedung, pemeliharaan dan perawatan gedung. Kemudian secara garis besar peran yang diharapkan dari organisasi non- pemerintah baik yang berskala nasional maupun internasional adalah pemberian bantuan teknis penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana secara struktural maupun nonstruktural. Bantuan tersebut dapat berupa pengembangan dan penyediaan materi-materi pendidikan kebencanaan serta mendukung adanya kemitraan antar sekolah. Oleh karena itu, diperlukan peran kementerianlembaga dan pemerintah daerah berperan dalam penegakan acuan penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana yang meliputi ketiga tema strategis, prinsip-prinsip, nilai-nilai dan kerangka kerja. Disamping penyediaan acuan teknis pelaksanaan program sekolahmadrasah aman dari bencana, peran lainnya dapat berupa pemutahiran data rehabilitasi sekolah, baik secara elektronik maupun manual. Langkah selanjutnya berupa penguatan mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana. Mendorong pembinaan berkelanjutan dengan mengintegrasikan penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana kedalam program lain disekolah. Serta memastikan perencanaan Penerapan SekolahMadrasah Aman dari Bencana sebagai bagian dari Rencana Penanggulangan Bencana. Dan yang terakhir, elemen media massa memiliki peran untuk melakukan sosialisasi dan advokasi penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana kepada masyarakat luas. Selain itu media massa berperan sebagai alat kontrol dalam penerapan sekolahmadrasah aman dari bencana.

2.2.4 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dari program Sekolah Aman Bencana terdiri atas dua yaitu Kerangka Kerja Struktural dan Kerangka Kerja Non-Struktural . 1. Kerangka Kerja Struktural Berdasarkan pedoman Perka BNPB No. 4 Tahun 2012, kerangka kerja struktural adalah konstruksi fisik sekolahmadrasah untuk mengurangi risiko bencana. Adapun aspek mendasar dari kerangka kerja struktural sekolahmadrasah aman dari bencana meliputi lokasi aman dari bencana, struktur bangunan, desain penataan kelas dan dukungan sarana prasarana. Dimana dalam kriterianya sebagian besar mengacu pada PerMenPU No. 29 Tahun 2006.

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN GURU SMA N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Guru SMA N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 1 18

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 15

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 1 10

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 12

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 15

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 1 13

PERAN SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR Peran Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Negeri 1 Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

PENGARUH SIMULASI BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN PRAMUKA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR Pengaruh Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Pramuka Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Negeri 3 Mojolaban Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 1 13